Apa itu ROI, Rumus, dan Contohnya Dalam Marketing?

Bagi seorang pelaku usaha salah satu tujuan perusahaan yang selalu ingin dituju adalah keuntungan dari adanya investasi, mungkin kamu yang saat ini sebagai tim keuangan, pemasaran, atau pelaku usaha sekalipun sudah tidak asing dengan sebutan ROI ata singkatan dari return on investment.

ROI menjadi satu hal yang penting yang harus dipahami oleh pelaku usaha karena ROI nantinya akan menjadi tolak ukur atau penilaian keuntungan sebuah perusahaan.

Di artikel ini DailySocial akan menjelaskan apa itu ROI dan contoh perhitungannya.

Yuk, simak penjelasan berikut!

Apa itu ROI?

Return on investment atau ROI adalah tindakan untuk menghasilkan sebuah rasio untung dan rugi investasi yang dihasilkan dari pemasaran digital.  Atau bisa juga sebuah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Jadi secara umum ROI adalah profit yang didapatkan dari jumlah aset investasi perusahaan.

Sehingga dengan adanya perhitungan ROI nantinya akan membantu untuk menganalisis ulang rencana investasi suatu aset. 

Perhitungan ROI juga biasanya dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan investasi pada sebuah perusahaan, nantinya ROI akan dijadikan sebuah bahan referensi sekaligus evaluasi untuk mengambil keputusan investasi secara tepat.

ROI juga nantinya akan menghasilkan dua kemungkinan yaitu nilai positif dan negatif, apabila ROI mendapatkan nilai positif maka investasi bisa dijalankan, tetapi apabila ROI menunjukkan angka negatif maka investasi harus segera dicabut.

Seperti penjelasan sebelumnya, ROI juga bisa dihasilkan dari pemasaran digital atau sebuah campaign.

Pengertian ROI menurut para ahli

Setelah mengetahui definisi ROI atau return on investment secara teori, kamu juga bisa mengetahui definisi ROI dari para ahli ekonomi seperti berikut:

Kasmir (2015) 

Rumus ROI digunakan sebagai rasio pengembalian atau hasil (return) atas aktiva yang digunakan suatu pihak dalam perusahaan. Sementara, ROI adalah skala pengukur efektivitas manajemen suatu transaksi investasi.

Syamsudin (2011) 

ROI atau Return on Investment adalah skala perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

Rahardjo (2009) 

ROI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dalam investasi yang mereka lakukan.

Rumus menghitung ROI

ROI merupakan hasil keuntungan atau profit yang dihasilkan dari investasi sebuah perusahaan, sehingga bisa disebut juga sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus ROI adalah sebagai berikut.

ROI = (Pendapatan Investasi – Biaya Investasi) / Biaya Investasi x 100%

Contoh perhitungan ROI:

Apabila kamu melakukan investasi sebesar Rp15 juta dan menghasilkan penjualan sebesar Rp20 juta, artinya laba yang diperoleh adalah Rp5 juta.

Maka untuk menghitung ROI atau return on investment-nya adalah dengan menggunakan rumus di atas:

ROI = (Rp 20 juta – Rp15 juta) / Rp15 juta x 100%

ROI = 33,3%

Sehingga return on investment yang akan kamu dapatkan berjumlah 33,3%

Faktor yang mempengaruhi ROI

Tinggi atau rendahnya ROI yang dihasilkan dari sebuah investasi tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

1. Profit Margin

Yaitu sebuah keuntungan operasional yang dinyatakan dalam bentuk persen dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini nantinya akan mengukur tingkat keuntungan perusahaan yang akan dihubungkan dengan penjualannya.

2. Turnover

Turnover biasanya akan berasal dari aset operasional atau juga tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk biaya operasional yaitu kecepatan berputarnya suatu aset operasional dalam periode tertentu.

Dengan adanya ROI, pelaku usaha juga bisa melihat seberapa efisiennya sebuah perusahaan untuk memanfaatkan aktiva guna kegiatan operasional dan juga dapat digunakan untuk melihat ukuran profitabilitas perusahaan.

Manfaat analisis ROI

Tentunya selain sebagai bahan evaluasi dan referensi dalam investasi, analisis ROI juga memiliki beberapa manfaat untuk perusahaan yaitu:

  1. Analisis ROI dapat digunakan untuk sebagai pembanding penggunaan modal pada perusahaan sejenis.
  2. Analisis ROI juga digunakan untuk mengukur alokasi biaya dan modal dari masing-masing divisi.
  3. Digunakan untuk mengukur profitabilitas produk yang dihasilkan perusahaan.
  4. Analisis ROI bisa digunakan sebagai bahan referensi untuk mengambil keputusan apabila perusahaan melakukan ekspansi.
  5. ROI digunakan untuk perencanaan keuangan dan manajemen perusahaan.

Return on Investment dalam pemasaran

Tidak hanya dalam dunia keuangan saja, istilah ROI juga sering digunakan dalam pemasaran atau marketing. ROI marketing adalah tindakan untuk menghasilkan sebuah rasio untung dan rugi investasi yang dihasilkan dari pemasaran digital.

Contoh ROI dalam marketing bisa dilihat dari penggunaan strategi pemasaran, karena pemasaran digital juga bisa digunakan sebagai bentuk investasi perusahaan. Ada beberapa jenis pemasaran digital yang bisa digunakan sebagai investasi dan menghasilkan ROI di antaranya campaign marketing, social media marketing, dan email marketing.

Bahkan, penggunaan email marketing sebagai strategi pemasaran perusahaan bisa lebih menguntungkan dibandingkan social media marketing.

Direct Marketing Association (DMA) menyebutkan bila ROI email marketing menghasilkan return $40 untuk setiap $1 yang dibelanjakan. Bahkan, channel marketing lainnya tidak bisa menyentuh angka return ini.

Jika, ditanya ROI yang bagus berapa persen maka jawabannya adalah penggunaan email marketing bisa meningkatkan ROI atau return on investment sampai 3800% apabila segmentasi dan personilasinya dilakukan secara maksimal dan tepat.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.