3 Project Blockchain yang Kamu Wajib Tahu

3 Project Blockchain yang Wajib Kamu Tahu

Dengan semakin globalnya adopsi Web3, semakin banyak juga bermunculan proyek-proyek blockchain yang menarik. Web3 memungkinkan masyarakat untuk mengakses ekosistem internet yang terdesentralisasi dan akan sangat terhubung dengan konsep blockchain serta token-based economics.

Proyek besar blockchain di antaranya adalah DeFi yang melakukan optimalisasi finansial dari penggunanya, sampai ke metaverse yang sarat akan hiburan dan inovasi bagi media sosial. Demi menyongsong ekosistem internet yang kedepannya akan semakin berporos pada Web3, kamu tentunya harus lebih mengetahui aspek seputar Web3 ini.

Ada beberapa proyek blockchain yang layak untuk kamu ketahui untuk menambah pengetahuan kamu seputar Web3. Berikut ini adalah 3 proyek blockchain yang setidaknya harus kamu ketahui dari sekarang.

Jagoan dari DeFi, Uniswap

Uniswap sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui
Uniswap sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui | uniswap.org

Salah satu leader dari ranah Decentralized Finance atau DeFi adalah Uniswap. Bekerja di atas Ethereum blockchain, Uniswap memegang peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan banyaknya transaksi mata uang kripto.

Uniswap adalah exchange atau platform penukaran mata uang dalam blockchain. Lantas, apa yang membuat Uniswap lebih unggul dibandingkan dengan exchange serupa seperti Coinbase, Binance, atau Tokocrypto? Keunggulan dari Uniswap dibanding platform lainnya tentu saja adalah siapa yang memegang kendali atas operasi atau transaksi yang dilakukan.

Memegang teguh filosofi kepemilikan data dan privasi, Uniswap beroperasi secara  desentralisasi. Uniswap tidak dikendalikan oleh suatu perusahaan atau entitas tertentu. Platform Uniswap berdiri pada tahun 2018 dan bekerja dalam blockchain Ethereum, menjadikannya salah satu dari sekian banyak proyek cryptocurrency yang berharga.

Selain terdesentralisasi, Uniswap adalah proyek yang open source secara penuh, artinya siapapun baik pengguna maupun pihak pengembang di luar sistem dapat menyalin kodenya untuk membuat platform exchange mereka sendiri. Bahkan, pengguna dapat mendaftarkan token mereka di platform secara gratis.

Uniswap menggunakan dua smart contract untuk beroperasi; kontrak “Exchange” dan kontrak “Factory”. Kedua Smart contract itu didesain untuk secara otomatis bergerak dan melakukan fungsi-fungsi tertentu. Contohnya, Factory berfungsi untuk menambahkan token-token baru ke dalam platform dan Exchange berfungsi untuk memfasilitasi perdagangan dan transaksi di dalam platform.

Game Metaverse Unggulan, The Sandbox

The Sandbox sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui
The Sandbox sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui | sandbox.game

Jika kita hitung dari market cap-nya, The Sandbox adalah metaverse terbesar kedua di dunia dengan total market cap $1.51B, tidak jauh dengan posisi pertama yang diraih oleh Decentraland.

The Sandbox adalah metaverse unik yang bergerak di dalam blockchain Ethereum. Metaverse The Sandbox memberikan akses bagi penggunanya untuk berkreasi dengan penuh untuk membuat, membagikan, dan melakukan monetisasi atas aset-mereka.

Pixowl adalah perusahaan developer –penemu dan pengembang– dari The Sandbox. Walaupun tampil dengan format metaverse, game virtual bukanlah sesuatu yang tidak lazim kita temukan sekarang. Pixowl pun sudah memulai kancahnya dalam pengembangan game dari tahun 2011 dan tahun 2016 dengan judul game yang sama “The Sandbox”.

The Sandbox memanfaatkan potensi dari NFT demi memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk menikmati dunia metaverse secara utuh. NFT pun memungkinkan pengembang The Sandbox untuk membangun ekonomi dalam metaverse tersebut.

Pada game konvensional yang banyak temukan sekarang, hak-hak yang dimiliki oleh pemain sangatlah terbatas. Hal ini terjadi karena game tersebut dimiliki oleh entitas, perusahaan, atau bahkan individu yang sentral. Banyak sekali sebenarnya aktivitas yang cenderung lebih kreatif, terutama di bidang ekonomi –seperti hal-hal transaksional– semacam trading item, sistem penghargaan (reward), dan berbagai konsekuensi dari aturan permainan.

Platform terdesentralisasi dan interoperability menjadi keunikan yang ditawarkan oleh The Sandbox. Desentralisasi memungkinkan pengguna untuk membeli atau mengakuisisi real estat yang ada pada platform dan melakukan modifikasi sesuai dengan keinginan mereka.

Selanjutnya ada opsi monetisasi, di mana pengguna bisa memperjualbelikan aset buatannya kepada pengguna lainnya, bahkan sampai sewa-menyewa aset dan real estat pun diperbolehkan. Semuanya dikelola oleh smart contract milik The Sandbox. Selain The Sandbox, ada banyak lagi metaverse yang menarik dan asyik untuk dimainkan. 

Kamu dapat melihat ulasan Artpedia seputar game metaverse pada link berikut ini

Salah Satu Proyek NFT Terkeren, Azuki

Azuki sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui
Azuki sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui | azuki.com

Sepertinya sudah menjadi ciri khas proyek NFT sukses, brand yang memiliki nama biasanya akan memiliki keunikan –baik dari segi kualitas maupun gaya seni– tertentu. Jika berbicara mengenai NFT, mungkin sudah sangat biasa apabila kita membahas mengenai proyek NFT mainstream seperti Bored Ape Yacht Club dan CryptoPunks. Keduanya memiliki keunikan masing-masing. 

Pada awal tahun 2022 Azuki terlahir dari ide brilian Vagabond, pendiri dan mastermind proyek yang unik ini. Azuki menuai kesan yang berbeda dari banyak brand NFT profile picture dan sejenisnya, seperti BAYC dan CryptoPunks. Banyak dari penggemar dan analis crypto menyukai Azuki karena gaya seninya yang terinspirasi dari anime, suatu fenomena kultural yang mendarah daging dari negeri sakura.

Sebagai tim pengembang Azuki, Chiru Labs bertanggung jawab atas pengembangan lebih lanjut dari koleksi genesis dan manfaat yang akan didapatkan oleh pemegang aset Azuki (holders). Chiru Labs merilis 8700 token ke pasar dan hanya dalam tiga menit, koleksi tersebut ludes terbeli dan membuahkan hasil jual yang menawan; sebesar $31 juta, ditambah dengan hasil penjualan privat sebesar $2 juta dollar.

Pada bulan setelahnya di Februari, Azuki mencetak tidak kurang dari $300 juta total volume perdagangan. Satu token Azuki dapat diperoleh seharga $36,000 atau sekitar Rp 539 juta. Belum lagi di luar dari penjualan tersebut, tim pengembang Azuki secara rutin mendapatkan royalti 5% dari setiap penjualan pada pasar sekunder yang dilakukan holder-nya.

Azuki pun sempat merilis merchandise eksklusif untuk para holder-nya berupa jaket Twin Tigers yang mendapatkan banyak apresiasi lewat Twitter dan acara NFT LA yang diselenggarakan di Los Angeles, Amerika Serikat beberapa bulan lalu.

Akan tetapi, proyek masif seperti Azuki pun tetap menjadi bahan analisis bagi para ahli crypto. Tahukah Anda bahwa founder Azuki, Zagabond sempat menjadi topik panas di dunia kripto karena terindikasi berbuat curang dalam mendirikan beberapa proyek NFT? Kamu dapat membaca lebih lanjut terkait kasus tersebut melalui artikel oleh Artpedia berikut ini

Musim Dingin Kripto

Dengan Azuki semakin meroket, tanggung jawab yang diemban oleh Chiru Labs semakin berat apalagi dengan munculnya “Crypto Winter”. “Crypto Winter” adalah istilah dari musim dingin bagi hampir keseluruhan produk dan proyek crypto dunia. Fenomena ini ditandai dengan inflasi yang terjadi di beberapa negara adidaya dan negara berkembang, serta menurunnya daya beli masyarakat secara umum.

Banyak analis kripto yang percaya bahwa bear market, atau kondisi pasar yang volatil ini akan berfungsi sebagai sistem filtrasi –penyaringan– bagi proyek-proyek yang tidak tahan banting. Hasilnya, hanya dalam kurang dari satu kuartal banyak proyek yang dulu dipercaya memiliki masa depan yang cerah dan panjang, akhirnya terpaksa memilih untuk menghentikan operasinya dan gulung tikar.

Kebanyakan dari proyek-proyek ini adalah jenis proyek hedge fund, atau reksadana dalam crypto seperti Three Arrows. Bahkan, kabarnya sekitar kurang dari lima hari yang lalu, co-founders dari perusahaan pailit tersebut dikabarkan hilang.

Banyak yang berasumsi bahwa hilangnya para eksekutif tersebut tidak lain adalah karena menghindari utang yang menumpuk. Situasi yang datang tiba-tiba ini tentu hadir sebagai tantangan yang luar biasa bagi Uniswap, The Sandbox, dan Azuki. Namun demikian, karena kondisi proyek mereka masih ada dalam kondisi yang stabil, besar kemungkinan mereka dapat bertahan dalam masa bear market ini.

DailySocial.id mengajak Anda untuk mengikuti kegiatan Web3 Developer Bootcamp yang didukung oleh Sinar Mas Land dan WIR.  Perhelatan Web3 Developer Bootcamp ini akan menambah pengetahuan Anda seputar Web3 bersama para trainers yang ahli pada bidangnya. Selengkapya Anda bisa simak dan mendaftarkan diri di sini. Selain itu, Anda juga bisa bergabung bersama Artpedia NFT Marketplace untuk diskusi terkait ekosistem teknologi Web2 atau Web3 lebih lanjut melalui tautan ini.

Penulis: Faisal Mujaddid dari Artpedia – L2 Ethereum NFT Marketplace 

Editor: Nandang Ary Pangesti

About Nandang Ary Pangesti

Nandang is a SEO Content Writer Intern at DailySocial.id. She is very passionate for raising her skills and experiences in content writing. Nandang always try to help people in raising their competencies through articles about digital innovation, lifestyle, and self improvement. She enjoys seeking Steam discounts during her free time.