Brankas, perusahaan teknologi open finance terkemuka di Asia Tenggara, dengan cakupan pasar di Filipina, Indonesia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Bangladesh, baru-baru ini mengumumkan komitmennya untuk mempercepat inklusi keuangan dengan menunjuk veteran Husni Fuad sebagai Country Manager untuk Indonesia. Didirikan pada tahun 2016, Brankas saat ini beroperasi di enam negara dan telah bekerja sama dengan lebih dari 30 lembaga keuangan dan pemerintah untuk menyediakan akses ke layanan keuangan modern bagi penduduk yang kurang terlayani di kawasan Asia Tenggara.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang jumlahnya mencapai 63 juta di Indonesia, merupakan pendorong utama ekonomi dan lapangan kerja di negara ini. Namun, hanya 20% dari mereka memiliki akses ke perbankan dan layanan keuangan digital lainnya seperti pembayaran dan pembiayaan inventaris.
Open banking dirancang untuk mendorong persaingan dan inovasi di sektor jasa keuangan, mendorong hadirnya produk digital baru, pengalaman pengguna yang lebih baik, dan pilihan pengguna yang lebih hebat. Open banking memungkinkan bank untuk menghasilkan pendapatan baru dari model bisnis “platform” dan bermitra dengan startup dan perusahaan teknologi untuk mengakses konsumen baru, berbagi data, dan berkolaborasi menciptakan produk digital baru.
Di berbagai kesempatan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo telah menekankan pentingnya digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi dan industri keuangan nasional, sebagaimana tertuang dalam peluncuran sistem keuangan nasional, yaitu QRIS, SNAP dan FAST sebagai bagian dari Roadmap Open Banking 2025. Di pembuka sesi bertajuk Inovasi Sistem Pembayaran Digital dalam Presidensi G20 (14/2), beliau menyebutkan sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM sebagai salah satu dari tiga kunci inisiatif pembayaran digital untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Kini, ada lebih dari 20 juta UMKM yang terhubung dengan QRIS. Bank Indonesia menargetkan sebanyak 45 juta UMKM untuk terhubung dengan QRIS pada 2023. Di sisi lain, Bank Indonesia mencatat jumlah transaksi BI-FAST telah mencapai 87 juta transaksi dengan nilai Rp 339 triliun. Sejumlah bank besar dan pemain fintech terkemuka juga telah mengumumkan pengadopsian SNAP untuk turut mendukung ekosistem open banking di Indonesia.
Di tengah kondusifnya ekosistem open banking di Indonesia, Husni bertujuan membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengembangkan budaya kerja yang baik, memperkuat posisinya di industri open banking dan Banking as a services (BaaS) untuk perbankan, dan membangun ekosistem embedded finance yang lebih luas, sehingga perusahaan dapat menjadi pemimpin pasar di area-area tersebut di Indonesia.
Bergabung sebagai Country Manager Brankas untuk Indonesia, Husni Fuad memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang teknologi dan strategi keuangan, dan telah membantu organisasi-organisasi mengadopsi teknologi baru untuk menjangkau pasar dan mencapai pertumbuhan pendapatan dengan cepat. Dia juga membawa pengetahuan yang kuat di pasar lokal yang berfokus pada pelanggan. Husni pernah bekerja di Singapura dan AS, dan telah lama berkecimpung dalam bidang perangkat lunak fintech, core digital banking, platform pembayaran dan e-channel.
“Bergabung dengan Brankas adalah kesempatan bagi saya untuk menjadi bagian dari perubahan industri melalui ekosistem open banking di Indonesia. Dengan misi Brankas membangun inklusi keuangan dan mengembangkan ekosistem untuk menawarkan layanan keuangan yang lebih baik kepada semua orang, saya sangat yakin bahwa perusahaan ini akan memainkan peran sentral dalam membantu lembaga keuangan menjangkau audiens yang lebih luas, dan membantu menciptakan peluang bagi UKM dan Startup digital untuk meningkatkan layanan dan pendapatan mereka,” kata Husni.
Bersama Brankas, Husni berkomitmen untuk berkontribusi menuju ekonomi yang lebih efisien dan memicu pertumbuhan sesuai dengan standar peraturan dan kepatuhan yang ditetapkan oleh regulator, serta memberikan konsumen penawaran pembiayaan yang akan memudahkan mereka mendapatkan akses layanan keuangan yang lebih menguntungkan. “Kami berkeinginan membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memahami peluang yang dibawa oleh open banking, BaaS, dan embedded finance; sehingga mereka dapat memanfaatkannya untuk mendorong adopsi produk dan layanan keuangan yang lebih luas seiring masyarakat Indonesia semakin beralih ke saluran keuangan digital,” tambahnya.
Asia Tenggara masih bergulat dengan eksklusi keuangan jutaan orang, dengan lebih dari 70 persen populasi tetapnya kurang menggunakan atau belum terhubung sama sekali dengan layanan perbankan, dan 75 persen UKM belum memiliki akses ke kredit konvensional. Brankas berkomitmen pada visinya untuk membuat layanan keuangan modern tersedia bagi semua orang dan menyambut Husni ke tim mereka untuk membawa visi ini dengan langkah-langkah besar.