Setelah memperoleh pendanaan pra-awal 23 miliar Rupiah dari Trihill Capital, Kenangan Kapital, Kopital Network, platform agritech Eratani saat ini sedang menjajaki penggalangan dana tahapan lanjutan.
Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Eratani Andrew Soeherman menyebutkan, setelah menutup pendanaan bulan Juni lalu, saat ini mereka tengah melakukan diskusi dengan beberapa pemodal ventura. Tidak disebutkan lebih lanjut kapan finalisasi penggalangan dana mereka tahun ini.
Sebagai platform yang menyasar sektor pertanian, Eratani mengklaim telah mengalami pertumbuhan bisnis positif. Masih fokus kepada komoditas beras, perusahaan juga memiliki rencana untuk menambah lini produk baru lainnya dalam waktu dekat.
Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi untuk melakukan transformasi agar lebih banyak petani untuk go-digital, menurut Andrew dengan dukungan dari tim yang solid, edukasi pasar, dan teknologi, diharapkan Eratani bisa mencapai target, yakni memiliki sekitar 25 ribu petani yang bergabung dalam ekosistem.
“Semua proses harus dilalui oleh kami agar semua bisa menerima dan transformasi pun kemudian bisa terjadi,” kata Andrew.
Eratani didirikan oleh Andrew Soeherman, Kevin Juan Tanggo Laksono (COO), dan Angles Gani (CPO) pada Juni 2021. Mereka membidik posisi nomor satu di Indonesia sebagai platform agritech yang memiliki ekosistem pertanian kuat dengan layanan mulai dari pembiayaan, pengadaan barang, pengolahan, hingga distribusi hasil panen.
Saat ini Eratani telah membina lebih dari 5.000 petani di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Luncurkan fitur Eramaju
Bertujuan untuk memberikan edukasi yang relevan dan tepat sasaran kepada petani, Eratani meluncurkan fitur Eramaju yang bisa diakses secara langsung dalam platform.
Misi Eratani yang ingin menyejahterakan petani nusantara menjadi salah satu tujuan dari peluncuran fitur edukatif tersebut. Penetrasi penggunaan teknologi aplikasi terhadap petani turut menjadi sebuah tantangan bagi Eratani, mayoritas petani Indonesia terbiasa dengan sistem pertanian yang tradisional.
Fitur EraMaju memuat berbagai macam informasi seputar tips and tricks bertani yang dikupas secara detail sehingga berguna untuk membantu meningkatkan hasil pertanian.
Tercatat saat ini sekitar 75% petani masih menggunakan metode bertani tradisional. Mereka terkendala oleh banyak faktor, seperti minimnya edukasi, infrastruktur, dukungan dari berbagai pihak.
Fitur edukasi tersebut berisi tips pertanian, informasi obat-obatan beserta dosis yang dapat membantu dalam meningkatkan hasil panen dimana seluruh informasi tersebut dapat diakses hanya dalam satu genggaman tangan.
“Fitur Eramaju lahir ketika kita melihat masih banyak petani yang masih melakukan kegiatan pembasmian hama dengan cara yang salah. Dengan fitur ini mereka bisa mengetahui cara mengatasi masalah tersebut, dengan area pertanian yang di cover oleh Eratani,” kata Andrew.