Meluncur pada tahun 2013, eFishery saat ini sudah mengalami transformasi bisnis yang masif dan melahirkan ekosistem yang mengedepankan kebutuhan para petani ikan di Indonesia. Masih memanfaatkan Smart Autofeeder sebagai entry point, kini eFishery tidak hanya dikenal sebagai startup pengembangan teknologi IoT untuk sektor aquaculture, tetapi juga menjadi sebuah koperasi yang membantu petani ikan mendapatkan modal pembiayaan, melakukan pembelian pakan, hingga penjualan ikan.
Kepada DailySocial.id, Co-Founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah menyampaikan rencana ekspansi mereka ke India, fokus mereka memperluas kolaborasi, dan merampungkan pendanaan untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Ekspansi dan kolaborasi
Perusahaan masih konsisten dengan produk andalan mereka yaitu eFishery Smart Autofeeder yang merupakan mesin pemberi pakan ikan otomatis cerdas yang diatur menggunakan smartphone. Alat ini memberi pakan secara otomatis, mencatat data pakan, dan terhubung ke internet. Data-data tersebut dikumpulkan kemudian diutilisasi perusahaan dalam menyediakan solusi berikutnya, yakni eFarm dan eFisheryKu. Ke depannya perusahaan masih menyediakan penyewaan eFeeder kepada petani ikan.
“Entry point masih di Smart Autofeeder dan aplikasinya. Hal tersebut akan selalu menjadi bagian dari teknologi kita, karena untuk membangun ekosistem end to end basisinya harus dari data dan teknologi. Hal tersebut yang membedakan kita dengan trader biasa atau tengkulak,” kata Gibran.
Di sisi lain, perusahaan juga melihat sudah banyak petani ikan yang memanfaatkan eFishery sebagai sebuah koperasi yang bisa menjadi wadah membeli pakan dengan harga terjangkau, mendapatkan modal usaha, hingga sebagai platform menjual ikan dengan mudah dan nyaman.
“Awalnya sektor seperti ini tidak ada sentuhan teknologi. Fokus kita adalah menyediakan teknologi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Dengan mengurangi kesenjangan ekonomi melalui teknologi, [eFishery] bisa meningkatkan kehidupan mereka. Meskipun tidak fully driven dari kita, tapi jika ada solusi yang tepat impact-nya bisa masif,” kata Gibran.
Salah satu layanan yang lahir dari umpan balik para petani ikan adalah program PayLater yang disebut Kabayan (Kasih, Bayar Nanti), di mana pembudidaya pengguna eFishery bisa membeli pakan dengan bayar nanti.
Setelah melakukan pilot run di Thailand, Vietnam, Bangladesh, dan India, eFishery memiliki rencana fokus ekspansi ke satu negara saja, yaitu India. Tahun ini fokus mereka akan melancarkan commercial pilot dan ekspektasi tahun depan commercial roll out bisa dilakukan.
“Di sisi lainnya selama 3 tahun terakhir kita juga masih fokus melakukan perluasan area layanan di Indonesia. Pasarnya masih besar, tapi sambil jalan kita juga mau melihat apakah ada peluang yang perlu kita mulai dari sekarang, agar kita mendapatkan pemahaman terkait pasar,” kata Gibran.
Saat ini eFishery sudah melayani 26 provinsi mulai dari Aceh, Nusa Tenggara Timur hingga Sulawesi Utara, serta sekitar 300 lebih kabupaten dan kota. Yang mereka belum garap adalah kawasan Timur Indonesia, seperti kepulauan Maluku dan Papua. Target eFishery beberapa tahun depan adalah ekspansi ke seluruh Indonesia.
“Fokus dari eFishery adalah tetap fokus di menghadirkan value ke petani dengan operating model yang light asset dan scalable. eFishery juga selalu fokus ke unit economics,” ujar Gibran.
Potensi penggalangan dana baru
Saat ini eFishery sudah berada dalam tahapan Seri C dengan total raihan investasi mencapai setidaknya $115 juta. Tidak termasuk startup yang agresif melakukan penggalangan dana, Gibran menegaskan saat melakukan fundraising fokus mereka adalah bagaimana investor tersebut bisa memberikan nilai lebih (added value) dan sejalan dengan misi dan visi perusahaan.
Disinggung soal potensi penutupan putaran baru yang bisa melambungkan perusahaan ke jajaran unicorn baru, Gibran enggan berkomentar lebih jauh.
“Kalau dari eFishery is about what we want to do. Jadi apa dulu yang mau kita investasikan, butuhnya berapa banyak, kemudian dari siapa dana segar tersebut juga menjadi penting bagi kita. Having said that, ada investor yang kita lagi coba assess, tapi harus kita pastikan sudah sejalan dengan visi kita,” ujarnya.
Ditambahkan Gibran, saat ini juga sudah ada beberapa proyek strategis yang sedang mereka piloting dan masih dalam tahapan awal. Jika sudah berjalan dan ternyata dibutuhkan kapital lebih banyak, kegiatan penggalangan dana bakal mereka lakukan.
“Sejak penggalangan dana Seri A, eFishery sudah mampu mengelola bisnis dengan baik dan telah fokus ke profitability. Jadi ke depannya investor akan mendukung apa yang sudah kita lakukan,” kata Gibran.
Ia melanjutkan “Saat ini ada sekitar 40 startup Indonesia yang menyasar sektor aquaculture sudah mendapatkan dana segar dari investor. Harapannya eFishery bisa memberikan impact kepada mereka sebagai pembuka jalan dan akhirnya membuat beberapa investor tertarik untuk berinvestasi kepada sektor ini.”