aCommerce Fokuskan Penggunaan Pendanaan Seri A untuk Empat Sektor

“Bukan ini barang yang saya pesan” atau “Kok barangnya enggak datang-datang ya” adalah pernyataan yang paling dihindari oleh pelaku layanan e-commerce dari pelanggannya. Fulfillment dan delivery merupakan satu paket yang tidak terpisahkan dalam hal e-commerce. Perusahaan fulfillment asal Thailand aCommerce yang telah membuka kantornya di Jakarta hadir dengan menawarkan solusi yang lengkap bagi permasalahan logistik e-commerce.

aCommerce yang menyediakan layanan end-to-end e-commerce di kawasan Asia Tenggara. Peran aCommerce adalah mendukung pemasaran, teknologi, operasi, fulfillment, dan pengiriman untuk saluran berbagai penjualan. Beberapa waktu lalu aCommerce mengumumkan perolehan pendanaan Seri A sebesar $10,7 juta (sekitar Rp 125 miliar). Menurut pernyataan aCommerce, perolehan ini adalah pendanaan Seri A terbesar untuk startup yang berbasis di Thailand dan salah satu yang terbesar untuk Seri A di kawasan Asia Tenggara.

Pendanaan tersebut digalang oleh Ardent Capital yang merupakan investor pendiri aCommerce dan dipimpin oleh Inspire Ventures. Turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan kali ini adalah NTT DOCOMO, Sumitomo Corporation Equity Asia Limited, Sinar Mas Indonesia, Asia Pacific Digital, Cyberagent Ventures, JL Capital, dan sesuai informasi dari co-CEO aCommerce Hadi Wenas, ideosource.

Co-CEO aCommerce Indonesia Adrian Suherman mengatakan pendanaan yang diperolehnya akan dikosentrasikan kepada empat hal:

  • Teknologi: terus mengintegrasikan dan membangun solusi teknologi end-to-end untuk pemasaran, multi-channel penjualan (web, mobile, tempat pasar, media sosial), operasi, pembayaran, pemenuhan dan pengiriman
  • Sumber Daya Manusia: merekrut bakat terbaik di industri dan melatih pegawai dengan teknologi terbaru
  • Infrastruktur: memperluas gudang ke kota-kota lain untuk membangun beberapa pusat distribusi dan mengintegrasikan dengan beberapa perusahaan logistik pihak ketiga untuk meningkatkan pemenuhan keandalan pengiriman dan kecepatan.
  • Kemitraan: bermitra dengan media untuk membangun saluran pemasaran, bermitra dengan tempat pasar untuk menciptakan multi-channel penjualan, dan dengan perusahaan logistik pihak ketiga untuk memperluas coverage area pengiriman.

Semua langkah ini penting diambil karena berdasarkan pemetaan tantangan e-commerce terbesar di Indonesia adalah fulfillment dan pengiriman. Adrian mengatakan, “Kami akan fokus pada memperbaiki dua masalah ini di Indonesia dengan berinvestasi pada teknologi dan infrastruktur.”

Dari sisi penjualan, menurut Adrian, brand serta pengecer tertarik untuk menjual tidak hanya dari situs yang mereka miliki. “Kami memiliki solusi yang akan memungkinkan mereka untuk menjual tidak hanya dari website tetapi juga dari marketplace, media partner, dan media sosial. Platform kami juga memungkinkan mereka untuk menjual di wilayah tersebut. Kami memiliki operasi di Indonesia, Thailand, Singapura dan Philipina, dengan rencana ekspansi ke negara-negara lain dalam waktu dekat,” ujarnya.

Saat ini aCommerce memiliki lebih dari 25 klien. Adrian menjabarkan, “Klien kami berkisar dari perusahaan retail yang memiliki ketertarikan untuk memasuki online serta pengecer online murni. Beberapa klien kami di antaranya adalah MAP (Mitra Adi Perkasa), Groupon, Loreal, Hewlett Packard, Berrybenka, Metrox Group, Metrodata, The Body Shop dan banyak lainnya.”

“Sekarang, kami memenuhi lebih dari 3000 transaksi per hari. Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana untuk menggandakan jumlah itu,” ungkap Adrian mengenai targetnya di jangka pendek.

[update 28/8/14] menambahkan Ideosource sebagai investor Series A

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.