Salah satu yang menjadi sorotan para pengguna internet dan penggiat kreatif di Nusantara saat ini adalah upaya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk menyelesaikan pemblokiran Vimeo. Polemik pemblokiran Vimeo ini sudah terjadi semenjak bulan Mei lalu saat Tifatul Sembiring, Menkominfo saat itu, meminta seluruh ISP di Indonesia untuk melakukan pemblokiran konten terhadap Vimeo karena indikasi memuat konten yang tidak sesuai. Sekarang Rudiantara mencoba melakukan pendekatan yang berbeda untuk mencabut pemblokiran ini.
Hari ini Rudiantara telah melakukan konferensi video dengan CEO Vimeo Kerry Trainor untuk mendiskusikan penyaringan konten yang mengandung konten pornografi di situs mereka. Rudiantara mengajak serta para pengguna Internet dan penggiat kreatif pada konferensi tersebut untuk berdiskusi.
Seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rudiantara mengatakan, “Platform berbagi video seperti Vimeo ini banyak manfaatnya. Tapi kita harus filter sisi negatifnya.”
Menurut Rudiantara, pengguna Internet dan penggiat kreatif di Indonesia sangat menginginkan Vimeo dapat diakses kembali. Namun dengan syarat konten-konten yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia disaring agar sesuai.
Rudiantara menganggap pornografi adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar di dunia maya. Rudiantara di kesempatan sebelumnya menegaskan, “Apabila masyarakat Indonesia sudah sepintar masyarakat di Amerika contohnya, maka pemerintah tidak perlu memblokir konten negatif. Karena masyarakat di sana sudah bisa lebih membedakan mana yang baik dan mana yang salah.”
Dengan masuknya Vimeo ke dalam daftar Trust Positif yang mendata situs-situs internet bermuatan negatif, penyedia layanan internet diwajibkan memblokir situs ini. Baru-baru ini pemerintah juga menginstruksikan ISP untuk memblok akses terhadap DNS alternatif, seperti Google Public DNS dan OpenDNS, untuk mengurangi kemungkinan pengaksesan konten yang diblok melalui DNS.
Vimeo sendiri mengizinkan konten ketelanjangan atas dasar seni. Hal ini yang menjadi alasan Tifatul Sembiring untuk melakukan pemblokiran penuh terhadap Vimeo pada Mei 2014. Rudiantara mensyaratkan pihak Vimeo agar membuat alat filter untuk konten pornografi di Indonesia, setelah itu pemerintah akan membuka blokirnya.
“Lebih cepat lebih baik. Kita tunggu respon teknis dari Vimeo,” ungkap Rudiantara.
[Ilustrasi : Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.