Startup Seharusnya Dukung Seruan Penghentian Praktek Penyusupan Iklan oleh Operator Telekomunikasi

Masih soal polemik penyusupan iklan interstitial oleh layanan telekomunikasi, startup yang notabene memiliki bargaining power lebih lemah seharusnya mendukung petisi yang digagas oleh idEA (asosiasi e-commerce) dan IDA (asosiasi digital) kemarin. Sebagai pihak yang bersusah payah dalam menciptakan optimasi tampilan, terutama untuk tampilan mobile, sangat tidak nyaman rasanya jika loading time masih diinterupsi oleh iklan intrusif yang mengganggu kenyamanan konsumen.

Penyusupan iklan yang dilakukan oleh operator telekomunikasi memang tidak tanggung-tanggung. Tidak cuma dipasang saat mengakses media besar yang memang memiliki traffic tinggi, pengunjungan terhdap sejumlah situs startup juga menghasilkan pengalaman yang sama. Alih-alih mendapatkan bagian karena memberikan pemasukan bagi operator, yang diperoleh oleh pemilik situs hanyalah ketidaknyamanan pengalaman pengaksesan yang dirasakan oleh konsumen. Ketidaknyamanan pelanggan bisa berakibat hilangnya potensi perolehan pendapatan, terutama bagi startup yang mengandalkan sistem e-commerce atau impresi iklan.

Jika mencoba mencari celah, apa yang dilakukan oleh Telkomsel dan XL Axiata (XL) juga dilakukan oleh Opera Mini, terutama di platform Android. Terlepas dari operator apa yang digunakannya, Opera Mini bisa menampilkan interstitial ads untuk menambah pundi-pundi pendapatannya yang semakin tergerus karena persaingan pasar browser yang semakin ketat. Sekali lagi, apakah langkah Telkomsel dan XL (serta Opera Mini sebagai perbandingan) untuk menampilkan iklan tanpa izin seperti ini sah dan legal? Menurut hukum (internasional), seharusnya tidak ada masalah. Yang jadi masalah adalah di sisi etika dan pertanggungjawabannya kepada masyarakat.

Jadi bagaimana sesungguhnya solusi terbaik terhadap permasalahan ini? Sesungguhnya ide yang digulirkan oleh XL tidak buruk. Buka saja suatu paket data Internet dengan biaya minimum (atau bahkan gratis) dengan syarat operator bisa memasukkan iklan untuk pembukaan situs tertentu. Untuk mempermanis kerja sama, operator dan pemilik situs bisa melakukan skema revenue sharing. Setidaknya semua pihak sudah tahu konsekuensinya di awal sebelum menggunakan paket data seperti ini.

Paket data seperti ini bisa dikombinasikan dengan tinjauan ulang terhadap skema harga paket data yang ada selama ini. Jika ternyata memang harga paket data tidak mampu menutup biaya investasi yang dikeluarkan untuk membangun infrastruktur, apakah realistis jika operator memberikan paket data dengan hitungan per MB yang begitu murah? Cara yang ditempuh oleh operator dengan menggabungkan pendapatan paket data yang cenderung murah dan interstitial ads sebenarnya bisa dipahami, tapi ternyata sejauh ini tidak mendapatkan dukungan positif dari pihak konsumen dan pemilik situs.

Sampai akhirnya ada titik temu yang memberikan kenyamanan bagi startup dan konsumen terkait praktek penyusupan iklan tanpa izin dan tetap tidak mengurangi potensi perolehan pendapatan operator selaku pemilik infrastruktur, sebaiknya startup juga mendukung petisi untuk menyerukan penghentian praktek penyusupan iklan oleh operator telekomunikasi.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.