PT Venteny Fortuna International Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperdagangkan di Papan Pengembangan dengan kode saham VTNY. Dalam aksi ini Venteny menawarkan 939,7 juta lembar saham dan berhasil menghimpun dana sebesar 338,3 miliar Rupiah.
Founder dan Group CEO Venteny Jun Waide mengatakan momen bersejarah ini merupakan babak baru bagi perseroan dalam membangun ekosistem teknologi untuk mendukung akselerasi bisnis UMKM dan meningkatkan kualitas hidup karyawan.
“Kami bersyukur, meski di tengah situasi ekonomi global yang penuh tantangan, kami menerima antusiasme yang luar biasa dari para investor, pengguna, dan masyarakat yang telah turut ambil bagian dalam perjalanan kami. Kami percaya, Venteny akan tumbuh bersama di Indonesia,” ucapnya, Kamis (15/12).
Meskipun Venteny baru masuk ke Indonesia pada 2019, setelah pertama kali berdiri di Filipina (2015) dan ekspansi ke Singapura (2016), perseroan memilih untuk melantai di Indonesia karena menyimpan berbagai potensi yang menarik. Baik itu dari skala pasar yang besar, juga memiliki potensi pertumbuhan pasar modal nasional yang kuat dengan jumlah investor ritel yang besar.
“Indonesia memiliki visi dan misi menjadi negara maju dan menduduki lima besar perekonomian dunia pada tahun 2045, di sini lah inovasi teknologi seperti Venteny dapat berperan. Kami optimistis bisnis kami dapat tumbuh bersama masyarakat Indonesia yang nantinya turut berdampak pada perekonomian nasional.”
Waide mengklaim, saham VTNY mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 12,58 kali dari pooling (penjatahan terpusat) berdasarkan data dari sistem E-IPO. Perseroan melepas 939,7 juta saham untuk penawaran umum perdana ini, atau setara dengan 15% dari modal disetor setelah penawaran umum perdana saham.
Investor yang membeli saham VTNY tersebar di 34 provinsi di Indonesia dan enam negara. Adapun jumlah pemesan sahamnya mencapai 18.847 orang.
Sebanyak 42% dana hasil IPO akan dimanfaatkan perseroan sebagai pemberian pinjaman kepada entitas anak perseroan, PT Venteny Matahari Indonesia sebagai modal kerja yang kemudian disalurkan kepada mitra P2P lending. Lalu sisanya, digunakan untuk pengembangan bisnis meliputi superapp untuk karyawan, produk dan layanan, memperluas wilayah pemasaran sebesar 30%, dan modal kerja grup sebesar 28%.
Pasca-IPO, perseroan berencana untuk memperkuat segmen B2B berkolaborasi dengan asosiasi di berbagai industri, menjaga tingkat kolektibilitas kredit, serta memperluas cakupan pasar dengan menambah jumlah kantor cabang sehingga perseroan dapat memberikan dampak yang lebih baik untuk UMKM Indonesia dan karyawannya.
Selain itu, untuk meningkatkan dan memperkuat segmen B2B2E (Business-to-Business-to-Employee), perseroan akan mengoptimalkan big data untuk mengembangkan layanan yang bermanfaat dan tepat guna untuk karyawan di semua segmen.
Dari langkah tersebut diharapkan ada pertumbuhan kontribusi dari employee super-app yang menjadi layanan B2B2E. “Kami akan menjadikan employee super-app ini sebagai aplikasi yang wajib dimiliki oleh seluruh karyawan,” tutup Waide.
Solusi Venteny
Venteny sendiri adalah startup HR-tech yang menyediakan teknologi untuk memenuhi kebutuhan karyawan melalui peningkatan employee happiness dan employee engagement. Venteny membangun ekosistem employee superapp melalui kerja sama dengan pihak ketiga untuk menyelenggarakan beberapa layanannya, seperti Program Teknologi Keuangan (V-Nancial), Program Asuransi Berbasis Teknologi (VENTENY Insurance & Protection Program) atau “VIP”, Program Keuntungan Karyawan (V-Merchant), dan Program Pendidikan Berbasis Teknologi (V-Academy).
Melalui fitur V-Nancial misalnya, terdapat tiga jenis employee loan, yakni Multipurpose Loan, Education Loan, dan Cash Advance yang serupa dengan kasbon yang dapat dipilih. Perseroan bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan yang telah memiliki izin dari OJK sebagai sumber akses dana darurat karyawan.
Model bisnis yang diterapkan Venteny, terdiri dari tiga segmen, yakni B2B, B2B2E, dan B2C. Kontribusi dari B2B mendominasi dengan pertumbuhan pengguna mencapai 161,61% per Maret 2022. Diklaim ada lebih dari 200 korporat yang menaungi lebih dari 200 ribu karyawan yang menjadi penerima benefit dari Venteny.
Menurut laporan keuangan per Juni 2022, Venteny mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp29,2 miliar atau naik 71% (YoY). Beban pokoknya sebesar Rp18,22 miliar, naik 196%.
Sementara, untuk laba komprehensif tahun berjalan tercatat sebesar Rp4,92 miliar, naik drastis hingga 2.005%. Kenaikan ini sejalan dengan pendapatan netto dan peningkatan penghasilan komprehensif lain atas selisih kurs. Adapun, untuk aset perseroan mencapai Rp354,52 miliar, meningkat 47% (YoY) dan liabilitasnya juga naik menjadi Rp273,89 miliar meningkat 31%.