Fear of Missing Out: Pengertian, Penyebab, Ciri-ciri, Hingga Cara Mengatasinya

Kehadiran teknologi dan internet dalam kehidupan sehari-hari telah memberikan kemudahan bagi penggunanya.

Saat ini hampir semua kegiatan dapat dilakukan secara online mulai dari berbelanja, membeli makanan, memesan ojek online, kegiatan belajar mengajar dan masih banyak lagi. Teknologi dan Internet dapat membuat ketagihan melalui berbagai layanan dan keuntungan yang diperoleh.

Semakin tinggi tingkat konsumsi dan kecanduan, maka semakin muncul ketakutan pada seseorang akibat tidak mengetahui informasi terbaru atau aktivitas orang lain di dunia maya. Fenomena ini sering disebut dengan “Fear of Missing Out” atau FOMO.

Pengertian FOMO

Fear of Missing Out atau lebih sering disingkat menjadi FOMO adalah sebuah istilah sekaligus sindrom yang ramai terjadi di masyarakat. Sesuai dengan namanya, FOMO adalah perasaan takut tertinggal dan umumnya ketakutan ini mengacu pada tren yang tengah booming.

FOMO bisa menyerang siapa saja, lelaki atau perempuan, muda ataupun yang sudah tua. Istilah ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan bernama Dr. Andrew K. Przybylski. Dari pemaparannya dapat disimpulkan bahwa FOMO adalah sebuah sindrom atau fenomena dimana seseorang percaya bahwa semua momen berharga yang terjadi pada dirinya tidak boleh dilewatkan. 

Hal ini tentu saja membuat setiap orang yang mengetahuinya merasa resah dan terus menerus khawatir ketika tidak bisa mengikuti apa yang dilihatnya.

Penyebab FOMO

Berkat media sosial, kita bisa mendapatkan berita tanpa menonton TV. Tindakan setiap orang dapat dilihat oleh seluruh dunia. Apa yang kamu makan, kemana kamu pergi, bahkan lagu-lagu yang sering didengarkan. Semuanya disimpan di sana. 

Meskipun teknologi membantu dalam kehidupan sehari-hari, tidak dapat disangkal bahwa media sosial membuat ketagihan. Sedikit demi sedikit kita menjadi kecanduan mengikuti kehidupan orang lain.

Apakah kamu pernah melihat postingan temanmu saat berlibur di Bali? Lalu kamu mulai berpikir, “Coba saja kalau aku di sana, pasti asyik banget. Ah, sayang, aku hanya bisa berbaring saja, tidak seperti orang yang sedang berlibur.” Kamu bertanya-tanya mengapa hidupmu membosankan sementara hidup orang lain menyenangkan.

Atau, misalnya, teman kamu mungkin memposting ulasan di Tiktok setelah mengunjungi tempat yang menyenangkan secara estetika. Kamu mungkin berpikir, “Anjiiir, gue satu-satunya yang belum pernah ke sini!” Itulah namanya FOMO. Ketakutan bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang kehilangan momen dan kehilangan kontak.

Hei, gimana? Kamu sudah mengertikan apa itu FOMO?

Ciri-ciri Orang Terkena FOMO

Tentu kita tidak ingin merasa tertinggal sebagai manusia dan kita selalu berusaha mengupgrade diri kita untuk terus berkembang. Namun, jika perasaan tidak ingin ketinggalan ini sebenarnya bukan karena kebutuhan atau untuk kebaikan, kamu patut curiga karena bisa jadi itu adalah tanda FOMO. Berikut ciri-ciri orang yang terkena FOMO.

  1. Kamu menghabiskan banyak waktu bermain dengan gadget
  1. Lebih mementingkan media sosial daripada kehidupan nyata
  1. Haus akan gosip dan informasi terkini tentang kehidupan orang lain
  1. Bersedia merogoh kocek besar untuk mengikuti tren terkini
  1. Tidak sungkan untuk mengatakan “ya” saat diajak mengikuti sesuatu yang hot/populer
  1. Kamu selalu ingin mengetahui berita terbaru

Jika tidak dikontrol, FOMO dapat menimbulkan dampak negatif yang lebih serius seperti gangguan kejiwaan.

Cara Mengatasi FOMO

Apakah FOMO berbahaya?

FOMO berbahaya apabila kamu terus-menerus mencari validasi melalui postingan di media sosial. Namun, ada beberapa cara untuk keluar dari siklus FOMO. Ya, ikuti tips di bawah ini:

  1. Buat jurnal

Menulis jurnal adalah tentang menuangkan semua pikiran dan perasaanmu di atas kertas. Kamu bisa menulis, menambahkan foto atau dekorasi untuk mempercantik jurnalmu. Jurnal memberi kamu kenangan untuk dilihat kembali. Hal itu tidak selalu masuk ke Instagram Stories, bukan? Dr. James Pennebaker, Jurnal dapat mengurangi depresi dan kecemasan serta meningkatkan kualitas hubungan sosial masyarakat.

  1. Mengobrol dengan teman

FOMO membuat kita merasa sendirian dan ditinggalkan. Semua orang sepertinya bersenang-senang, mengapa saya tidak diundang? Jangan khawatir, teman-temanmu masih ada. Cobalah untuk menemukan hubungan nyata alih-alih komitmen. Agar tidak merasa tersisih, undang teman kamu ke panggilan video, nonton film bersama secara online, dan ceritakan kisah. Sudah lama tidak mendengar tentang mereka?

  1. Fokus pada hobi

FOMO dapat dicegah dengan mengurangi penggunaan media sosial. Alihkan perhatianmu ke aktivitas lain. Memasak, berolahraga, membuat musik, melukis, apapun yang kamu inginkan. Ini mungkin sulit pada awalnya, tetapi kamu akan terbiasa. Jika ya, kamu juga bisa menghasilkan uang dari hobi ini.

Media sosial memang membuat ketagihan, tetapi jangan sampai FOMO dan insecure dengan hidupmu. Maka kurangilah dan jalani hidup sehat. Semoga bermanfaat!