Anantya Van Bronckhorst, Entrepreneur Digital yang Super Aktif

Anantya Van Bronckhorst adalah anak sulung yang lahir dan besar di keluarga pecinta olahraga. Kebiasaan hidup aktif pun menurun kepadanya. Hingga kini ia masih rutin bermain basket, yoga, dan kadang mengikuti ajang lari 5-10 km. Siklus hidup yang saat aktif ini pun terbawa saat terjun menjadi entrepreneur digital, mengelola Think.Web dan sederet sister company-nya.

Setelah lulus dari FISIP UI jurusan Komunikasi, Anan, begitu panggilan akrabnya, pernah menekuni banyak profesi. Ia pernah bekerja di sebuah production house, menjadi  reporter untuk sebuah website lifestyle, scriptwriter/produser yang mengurus beberapa program TV, dan pernah menjadi  PR executive.

Dari beberapa lini pekerjaan yang pernah dipegang, yang dilakoni Anan secara terus-menerus adalah segala yang berhubungan dengan situs. Sejak tahun 2002, Anan sering melakukan pekerjaan mengurusi content website dan melakukan planning activity yang dapat dilakukan di dalam dunia digital.

“Saat itu memang tools dan activity yang dapat dilakukan secara online belum sebanyak dan seberagam sekarang. Sejak tahun 2002 hingga 2004, divisi yang saya pegang berkembang cukup pesat, dari hanya satu website kemudian berkembang menjadi beberapa website, dan di saat itu saya juga mendapat challenge untuk mencari client, target billing dan juga memperbesar tim,” ujar Anan yang sejak dulu sudah tertarik kepada dunia tulis-menulis.

Kerja kerasnya berbuah d iakhir tahun 2004. Target billing berhasil tercapai dan tim yang tadinya berjumlah dua orang menjadi lima orang. Dengan pengalaman selama dua tahun menangani klien sekaligus melakukan edukasi digital, di awal 2005, Anan dan salah seorang partner dalam tim, Ramya Prajna, memikirkan untuk mengembangkan divisi lebih lanjut.

Anan mengatakan, “Kami sukses mencari bisnis, membuat plan campaign, mengeksekusi plan, dan kami melihat bisnis digital akan terus berkembang. Namun karena visi dan kebetulan arahan perusahaan yang berbeda, akhirnya yang kami coba godok pembuatan sebuah perusahaan baru.”

Mereka berdua kemudian membuat perencanaan sebuah perusahaan yang akan dibuat, dari perencanaan bisnis hingga keuangan. Anan mengenang saat itu ia dan partner-nya tidak memiliki dasar bisnis sama sekali. “Yang kami lakukan saat itu adalah belajar dan bertanya pada sebanyak mungkin orang. Kami bertanya pada pemilik perusahaan tempat kami bekerja sebelumnya, dan juga membeli banyak sekali buku seputar bagaimana membuat perusahaan sendiri. Dari sana kami kemudian membentuk cikal bakal Think.Web diakhir 2005 dengan anggota sekitar enam orang,” ungkapnya.

Saat ini awak Think.web sudah mencapai sekitar 90 orang. Perkembangan Think.Web terus berkembang serta berjalan mengikuti tren digital. “Saat ini kami juga membuka divisi research dan lebih mengarah pada pengembangan teknologi. We see technology as the important key factor in the digital industy, we explore everything from Vending Machine, 3D printer, RFID, dan masih banyak lagi,” tambahnya.

Anan mengakui secara jujur bahwa ia sama sekali tak memiliki jawaban untuk pertanyaan tentang alasannya mendirikan startup. Baginya saat itu ia merasa menemukan mitra yang tepat dan memiliki kesamaan visi.

“Saya termasuk orang yang tidak bisa diam, mungkin salah satunya karena saya terbiasa mengerjakan banyak hal yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Pekerjaan pertama saya juga bahkan mengasah saya dalam hal ini, dalam satu waktu yang sama saya pernah mengerjakan pekerjaan PR executive, script writer/produser dan juga mengurus website,” tutur Anan lagi.

Saat memutuskan untuk memulai bisnis sembari melanjutkan kuliah ke jenjang master, Anan merasa bahwa kemampuannya makin terasah. “Siang hari saya dedikasikan benar-benar untuk mengurus bisnis, dan  malam hari saya dedikasikan untuk menyelesaikan S2,” ujar lulusan program Magister Komunikasi Univesitas Indonesia ini.

Selain itu Anan juga merasa kegemarannya untuk selalu belajar sesuatu yang baru dan belajar banyak hal  sangat berguna dalam menjalankan startup. “I need to learn A-Z soal mendirikan perusahaan, mulai dari HRD, finance, bisnis, creative, dan masih banyak hal lain yang masih terus saya pelajari. I like the constant learning that comes with being an entrepreneur,” jelasnya.

Karena memang terbiasa hidup aktif, kesibukan di dunia bisnis digital dan rutinitas olahraga tidak membuatnya menghentikan hobinya yang unik, yaitu membuat crochet. “Saya bisa menghabiskan berjam-jam membuat crochetCrochet adalah merajut dengan hanya menggunakan satu jarum dan hasil rajutannya memiliki pattern yang lumayan rumit.”

Anan menceritakan rata-rata waktu yang dihabiskannya untuk satu proyek rajutan bisa mencapai tiga atau empat minggu. Ini untuk hasil rajutan seperti table cloth, sofa cover, atau blind pemisah ruangan. Kegiatan merajut ini diakui Anan memberikan efek therapeutic yang menenangkan dan membuatnya rileks.

Ia mengakui mengalami yang namanya susah-senang, jatuh bangun menjadi entrepreneur dan melalui banyak hal, termasuk kesulitas keuangan, permasalahan SDM, dan belajar bertahan agar perusahaan tetap berjalan.

“Dari hasil belajar selama beberapa tahun ini, sekarang ini Think.Web juga sudah punya beberapa sister companies. Ada mobile and game developer [Inmotion], website developer [Digify], digital PR [TalkLink], online-offline integration [Wooz.in], serta digital content management [TRys], masing-masing dikelola oleh partner yang memang memiliki visi yang sama dengan visi kami,”

Sambil mengembangkan sister companies tersebut, fokus perhatian utama Anan masih di Think.Web. Tentang rencana pengembangan setahun ke depan,  Anan mengatakan, “Kami masih memiliki beberapa project dengan sistem bootstrap yang rencananya akan di-release di tahun 2015.”

[Foto: Dok. pribadi]

Leave a Reply

Your email address will not be published.