Salah satu unit di bawah naungan GoTo group dikabarkan telah berinvestasi ke startup marketplace barang bekas Carousell. Berdasarkan data yang disetor ke regulator, seperti dikutip dari Venture Cap, nilai investasi yang digelontorkan mencapai $2,8 juta atau setara 42,6 miliar Rupiah.
Kami sudah mencoba menghubungi pihak GoTo untuk mengonfirmasi kabar ini. Namun sampai informasi ini diterbitkan, belum ada respons dari pihak terkait.
Berbasis di Singapura, Carousell saat ini sudah mencapai status unicorn berkat pendanaan lebih dari $100 juta yang didapatkan pada akhir 2021 lalu. Investor mereka termasuk 500 Global, Golden Gate Ventures, Naver, Bank DBS, dan lain-lain.
Carousell di Indonesia dan akuisisi Laku6
Carousell mulai masuk di Indonesia sejak tahun 2014. Kendati demikian, memang bisnis mereka tidak terlalu moncer. Di pasar lokal mereka berhadapan dengan sejumlah platform serupa, salah satu yang paling signifikan adalah OLX yang kini sudah diakuisisi Astra.
Aksi korporasi pun dilakukan untuk memperkuat penetrasi bisnisnya. Termasuk dengan mengakuisisi platform tukar-tambah ponsel bekas lokal Laku6 pada pertengahan 2022 lalu. Nilai transaksi ditaksirkan mencapai $25 juta, didukung Heliconia Capital yang merupakan perusahaan investasi milik Temasek (juga merupakan salah satu investor Carousell).
Laku6 sendiri juga merupakan portofolio investasi Golden Gate Ventures, pemodal ventura yang turut mendukung Carousell.
Model acquihire ini bukan baru kali ini dilakukan Carousell, sebelumnya mereka juga sempat melakukan aksi serupa terhadap marketplace streetwear autentik Ox Street dan platform recommerce retailer Refash.
Tahun 2019, unit melalui unit investasi di bawahnya, Tokopedia juga sempat dikabarkan mengakuisisi Laku6. Rumornya hal ini dilakukan untuk memperdalam fitur tukar-tambah ponsel ke layanan marketplace Tokopedia. Kendati demikian, kabar ini tidak mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait hingga akhirnya diumumkan telah diakuisisi Carousell.
GoTo tengah dihadapkan pada tantangan menuju bisnis berkelanjutan, dengan target akhir tahun ini mencapai titik profit. Menurut laporan keuangan per H1 2023, unit e-commerce mereka mengalami penurunan performa -9% yoy menjadi Rp121 triliun pada Gross Transaction Revenue (GTV). Kendati demikian pendapatan kotornya naik 14% menjadi Rp4,4 triliun. EBITDA disesuaikan di segmen e-commerce juga tercatat membaik dari minus Rp3,6 triliun menjadi minus Rp752 miliar.