Asiafone Investasikan 100 Miliar Rupiah untuk Bangun Pabrik Ponsel di Jakarta Utara

Ilustrasi Pabrik / Shutterstock

Sepanjang tahun 2014 kemarin para vendor smartphone beramai-ramai mendirikan pabrik di Indonesia, termasuk vendor lokal seperti Polytron dan Evercoss. Kini Asiafone mengikuti jejak dua pendahulunya memindahkan produksi dari luar negeri ke Indonesia dengan membangun pabrik perakitan ponselnya di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Untuk membangun pabrik diatas tanah seluas 3500 meter persegi di kawasan tersebut, Asiafone menginvestasikan dananya sebesar Rp 100 Milyar.

Asiafone menghabiskan waktu satu tahun lebih untuk menyiapkan pabrik hingga siap beroperasi di tahun ini. Menurut Presiden Direktur Asiafone Herman Zhou, pihaknya melakukan alih transfer teknologi dari pabrikan yang ada di Cina ke Indonesia. Belum tersedianya komponen yang menjadi pendukung di Indonesia menjadi salah satu alasannya, sehingga hampir semua komponen masih didatangkan dari luar negeri.

Seperti dikutip dari JagatReview, Herman Zhou mengatakan, “Proses alih transfer teknologi,  membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena kita harus menyiapkan semuanya dari nol.”

Pabrik yang terletak di kawasan Pluit tersebut akan terintegrasi dengan Head Office Asiafone untuk memudahkan pihak Asiafone dalam proses pengawasan, manajemen dan penjualan produk-produknya ke seluruh Indonesia. Di samping itu Asiafone juga akan menyiapkan dua line yang mampu memproduksi ponsel hingga 100.000 unit setiap bulan. Nantinya kapasitas produksi tersebut akan terus ditingkatkan seiring dengan permintaan pasar.

Asiafone berharap dengan berdirinya pabrik mereka di Indonesia industri komponen yang mendukung produksi ponsel seperti chip, layar, baut, mur, casing, dan sebagainya juga akan ikut berkembang. Bagi Asiafone sendiri, pabrik ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan produk dari luar negeri sehingga dapat menghemat biaya produksi mereka.

Langkah yang diambil oleh Asiafone untuk mendirikan pabrik juga sejalan dengan program pemerintah yang mendorong para pelaku industri untuk membangun produksinya di dalam negeri. Selain itu langkah ini juga bisa dikatakan sebagai ancang-ancang Asiafone karena beberapa waktu yang lalu tiga kementerian telah sepakat untuk memperketat regulasi tentang perangkat bergerak, terutama yang mendukung 4G/LTE. Regulasi tersebut menyebutkan bahwa perangkat 4G/LTE harus sudah memiliki kandungan lokal sebesar 40% per tanggal 1 Januari 2017.

“Harapan kita kepada pemerintah adalah bagaimana menyediakan ekosistem industri nasional, sehingga pelan-pelan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor,” pungkas Herman.

Leave a Reply

Your email address will not be published.