Pengaksesan Facebook, baik lewat perangkat komputer atau mobile membutuhkan koneksi Internet. Meskipun demikian, ternyata masih banyak orang yang berpersepsi bahwa Facebook dan Internet adalah dua hal yang “berbeda”. Berdasarkan hasil riset Helani Galpaya di Indonesia, Myanmar, Filipina dan Thailand, banyak responden pengguna Facebook menyatakan bahwa mereka bukan pengguna Internet.
Helani, saat ini adalah CEO LIRNEAsia, menemukan fakta bahwa di Indonesia sejumlah responden menyatakan bahwa mereka rutin mengakses Facebook tetapi menyatakan mereka tidak menggunakan Internet. Para responden itu punya koneksi Internet, terutama di perangkat mobile mereka, tetapi hanya menggunakannya untuk mengakses Facebook secara rutin. “Di dalam pikiran mereka, Internet tidak ada, hanya Facebook,” ujarnya.
Anomali ini mendorong Quartz melakukan riset yang serupa bersama GeoPoll di Indonesia dan Nigeria. Dengan 500 responden di tiap negara, Quartz menemukan bahwa 11% responden di Indonesia, atau 36 orang dari 326 orang pengakses Facebook, menyatakan mereka hanya mengakses Facebook dan tidak mengakses Internet. Di Nigeria, angkanya sedikit lebih kecil, yaitu 9%.
COO Facebook Sheryl Sandberg bulan Januari lalu, tentang masyarakat di negara berkembang, mengatakan, “Orang akan memasuki toko ponsel dan mengatakan ‘Saya ingin (mengakses) Facebook.’ Orang-orang sesungguhnya kebingungan antara Facebook dan Internet di sejumlah tempat.”
Kepala Lokalisasi dan Internasionalisasi Facebook Iris Orriss menambahkan, “Kesadaran soal (penggunaan) Internet di negara berkembang sangat terbatas. Faktanya, untuk banyak pengguna, Facebook adalah Internet, karena layanan ini adalah satu-satunya aplikasi yang diakses.”
Bagi para pembuat kebijakan, bisnis, startup, pengembang, organisasi nirlaba, penerbit, dan orang-orang yang ingin menjangkau dan berkomunikasi dengan khalayak, sangat jelas bahwa begitu banyak orang di dunia menghabiskan waktu di Facebook. Jika ingin komunikasi massa-nya efektif, mereka harus bisa memanfaatkan Facebook.
Meskipun demikian, menjawab pertanyaan apakah strategi komunikasi atau pemasaran di negara berkembang melalui Facebook dijamin bisa sukses, hal tersebut tidak bisa dipastikan. Ternyata ada dari mereka yang bahkan tidak pernah mengklik tautan di Facebook untuk mengakses halaman situs yang diinginkan.
Survei mengungkapkan bahwa untuk yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengklik tautan yang dibagikan di Facebook, 56% di antara yang disurvei di Indonesia adalah orang yang sebelumnya mengaku mengakses Facebook tapi tidak mengakses Internet. Hanya 25% dari pengakses Internet yang mengaku termasuk dalam golongan ini.
(Baca juga: Membahas Soal “Pemasukan” Facebook dan Twitter di Indonesia)
Dengan jumlah pengguna aktif mencapai 69 juta tahun lalu, Facebook adalah layanan Internet paling populer di Indonesia. Hanya saja memang perlu ada edukasi bahwa Internet bukan hanya sekedar Facebook atau bahkan mencoba mengikis pandangan bahwa Facebook dan Internet adalah dua hal yang benar-benar berbeda.
Rohan Samarajiva dari LIRNEAsia berpendapat, “Hal ini memiliki implikasi serius. (Facebook) ini adalah platform proprietary. Bukan Internet terbuka yang kita suka dan hargai. (Meskipun demikian) Mungkin Facebook akan mengenalkan kepada mereka konsep yang lebih besar soal Internet. Mereka telah berada di Internet. Mereka hanya tidak mengetahui telah berada di sana.”