Kompetisi Hackathon Hardware Nasional pertama dengan tajuk “Indonesia’s First Internet of Things Big Data Innovation Challenge” yang digelar pada 7-8 Maret telah berakhir. Kompetisi ini mempertemukan para maker Indonesia (26 kelompok) untuk menciptakan terobosan dan inovasi dalam bentuk hardware yang digabungkan dengan konsep Internet of Thing (IoT). Lewat acara tersebut, tim juri berhasil menyaring tiga pemenang utama yang karyanya berkesempatan untuk dipresentasikan dalam event Big Data Week 2015 pada 9-10 Maret ini.
Kompetisi Hardware Hackathon Nasional pertama ini merupakan rangkaian dari acara Big Data Week yang diselenggarakan oleh Mediatrac pada tanggal 9-10 Maret 2015. Dari 26 kelompok yang berpatisipasi dalam kompetisi, tim juri berhasil menyaring tiga kelompok dengan karya terbaik. Siapa saja tiga kelompok tersebut? Simak profil singkatnya di bawah ini.
Tim juri terdiri dari sembilan orang dengan latar belakang yang berbeda namun berkompeten di bidang inovasi yaitu Regi Wahyu (CEO Mediatrac), Sony Ari Yuniarto (Telkom), Laina Raveendran Greene (Founder GETIT), Dr Anthony Vipin Das (Consultant Ophthalmologist di LV Prasad Eye Institute), Andreas Siagian (Lifepatch Jogja), Iyok (Lifepatch Jogja), Permana (Geraicerdas [dot] com), Adityo Pratomo (Labtek Indie), dan Imanzah Nurhidayat (Co-Partner MakeDoNia).
1st (IDR 15.000.000): Flow Meter on The Go
Menyandang gelar sebagai pemenang pertama, Flow Meter on The Go yang digagas oleh tim T-Bot-Prj ini dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam mengetahui seberapa banyak debit air yang terpakai. Dengan menggunakan Flow Meter on The Go, tim FlowGo mencoba menjawab tiga permasalahan utama penggunaan air, yaitu “Seberapa banyak air yang kita gunakan dalam sehari?”, “Seberapa banyak air yang digunakan oleh suatu kota?”, dan “Bagaimana porsi penggunaan airnya?”.
2nd (IDR 10.000.000): SMS-µA (Smart Monitoring System for MicroAlgae)
Sebagai pemenang ke dua, tim MC.IOT berpandangan bahwa dalam sebuah kota padat ruang hijau untuk dimaksimalkan sudah sangat sedikit, ditambah lagi sebuah kota polusinya makin tinggi dari waktu ke waktu. Dengan atar belakang tersebutlah MC.IOT membuat sebuah alat berbasis IoT yang berfungsi untuk menurunkan kadar polusi yaitu SMS-µA (Smart Monitoring System for MicroAlgae). Dengan SMS-µA, Anda juga dapat memonitor kadar CO2 yang diserap oleh Algae dengan mengukur kadar kekentalan dari Algae. Nantinya alat-alat tersebut dapat dipasang di setiap rumah.
3rd (IDR 7.000.000): Jemurin
Jemurin adalah ide sederhana tim SunSquare, yang terdiri atas sekumpulan mahasiswa Fasilkom UI, dan berhasil menempati posisi ketiga. Ide Jemurin sendiri muncul dari latar belakang mereka sebagai anak kuliah yang tinggal di kos-kosan dengan berbagai permasalahan yang ada seperti menjemur pakaian di saat cuaca tak tentu. Jemurin dapat menjawab permasalahan tersebut karena kemampuannya yang dapat mendekteksi cuaca seperti saat hujan dan terik matahari. Saat cuaca berubah hujan, Jemurin akan membuat baju otomatis diangkat. Kemudian saat cuaca cerah, pakaian bisa otomatis terjemur kembali.
Selain memperoleh hadiah uang tunai, ketiga pemenang kompetisi hardware hackathon 2015 ini mendapatkan kesempatan mempresentasikan karya mereka dalam Big Data Week 2015. Untuk juara pertama bahkan diberikan kesempatan sebagai salah satu pembicara nanti. Selain itu mereka juga berhak menyandang predikat “Indonesian Innovator Ambassador”, diundang untuk berkolaborasi dalam “Virtuos Innovation Ecosystem of Hardware Makers”, dan memperoleh kesempatan gratis mengikuti workshop “Human Centered Design Thinking” di MakeDoNia Innovation Hub.
Updated: Ada penambahan nama-nama juri yang menilai pada paragraf ke tiga.