Layanan jejaring sosial Yogrt baru saja mengumumkan telah mendapatkan kucuran dana sebesar $3 juta dari beberapa investor, termasuk di ataranya yaitu Centurion Private Equity dan Linear Ventures. Pendanaan tersebut rencananya akan digunakan untuk memperkuat posisi Yogrt di Indonesia dan memperluas cakupan wilayah ke negara lain di Asia Tenggara. Sebagai aplikasi jejaring sosial yang mengunggulkan game untuk menghubungkan pengguna, Yogrt percaya bahwa gamification (gamifikasi) dapat menjadi masa depan baru untuk menghubungkan pengguna.
Yogrt berada di bawah payung Kongko Digital yang berbasis di Singapura. Layanan yang memposisikan diri sebagai social network application ini didirikan oleh Jason Lim (yang sebelumnya adalah Managing Director Acer Indonesia), Roby Muhammad (lulusan Universitas Colombia yang meraih PhD dengan fokus jejaring sosial), Kevin Xu, dan Albern Xu.
Di bulan pertama peluncurannya, Yogrt mengklaim berhasil berada di 10 besar tempat teratas di Google Play Store dan kini telah mencatat raihan 500 ribu pengguna terdaftar. Selain Android, Yogrt juga telah tersedia untuk platform berbasis iOS.
Basis pengguna terbesar Yogrt berada di rentang usia 17-24 tahun yang berasal dari kota-kota besar di Indonesia. Selain Indonesia, pengguna Yogrt lainnya berada di Singapura, Hong Kong, dan Malaysia.
Gamification Yogrt dan masa depan layanan kencan online
Pertama kali diperkenalkan ke pasar pada bulan Oktober tahun lalu, Yogrt membedakan layanannya dengan yang lain melalui layanan game untuk membantu penggunanya saling terhubung. Yogrt sendiri percaya bahwa cara uniknya dalam menghubungkan pengguna melalui gamification memiliki potensi, bahkan di pasar Asia. Melalui gamification, Yogrt juga berharap dapat membantu para anak muda yang kehilangan kata-kata untuk dapat memulai sebuah pembicaraan.
Co-Founder dan CEO Yogrt Jason Lim mengatakan, “Gamification adalah cara baru untuk bisa terhubung dalam jaringan sosial. Sebagian besar pengguna kami yang Gen Y lebih mudah menerima gagasan untuk memecahkan ‘kebekuan’ dengan permainan sosial dan kuis untuk bertemu teman baru dan terhubung secara online.”
“Data kami menunjukkan bahwa lebih dari 70% masyarakat merespon undangan game, hasil yang luar biasa seperti ini memperkuat bahwa gamification benar-benar dapat menghubungkan orang,” tambahnya.
Dalam layanan Yogrt terdapat tiga kategori permainan, yaitu Sosial Game, Casual Game, dan Quizzes. Menurut Jason, Sosial Game seperti “Have you ever” dan “Match 7” dapat merepresentasikan sebuah permainan psychological profiling sederhana dengan menyinggung fakta menarik para pengguna. Casual Game seperti “Beat the Penguin” lebih diposisikan sebagai pengusir kebosanan untuk membunuh waktu. Sedangkan Quiz diposisikan sebagai permainan asah otak yang juga menjadi kategori favorit para wanita.
Jason menjelaskan, “Yogrt adalah aplikasi sosial untuk bertemu, chatting, dan bermain game dengan teman-teman baru, melalui ice breaking games. Permainan mini pemesah keadaan inilah yang membedakan kami di pasar. Kami melihat gamification itu adalah masa depan baru untuk menghubungkan orang melalui jejaring sosial (kencan online).”
Yogrt dan rencana pasca pendanaan
Setelah mendapat pendanaan, fokus Yogrt sendiri rasanya tak banyak berubah dari apa yang sudah pernah disampaikan sebelumnya. Dalam keterangan yang kami terima, Yogrt berencana untuk ekspansi ke wilayah Asia Tenggara lain. Selain itu, Yogrt juga berencana untuk merekrut staf baru untuk mengembangkan bisnis Yogrt hingga ke seluruh Asia.
Jason mengatakan, “Fokus pertumbuhan kami saat ini adalah Indonesia, namun kami juga melihat adanya permintaan dari Asia Tenggara dan Hongkong. Dalam rangka mengakomodasi pertumbuhan bisnis yang cepat, kami mengundang anak muda Indonesia yang berbakat dan memiliki passion utamanya dalam mendalami interaksi sosial di dunia digital untuk bergabung bersama kami.”
Di pasar Indonesia, Yogrt masih harus bersaing dengan layanan serupa, seperti Beetalk, Paktor, dan Wavoo. Dengan basis pengguna di angka sekitar 500 ribu, yang terbilang belum besar, masih banyak yang harus dibuktikan Yogrt untuk menunjukkan eksistensinya di pasar.
Updated: Ada klarifikasi dari pihak Yogrt yang menyebutkan bahwa Yogrt memposisikan dirinya bukan sebagai dating app, namun sebagai social networks app.