Arima, Asus dan HTC Siap Bekerja Sama Bangun Pabrik Perakitan di Indonesia

Rencana pembangunan pabrik di Indonesia didukung permintaan pasar yang tinggi / Shutterstock

Konsumsi produk smartphone yang besar di Indonesia menjadi perhatian khusus para pemain di industri ini. Perusahaan pengembang OEM dan ODM industri smartphone asal Taiwan Arima Communication Corp. berencana bekerja sama untuk mengembangkan pabrik perakitan untuk handset Asus dan HTC Corporation di Indonesia. Sebelumnya Arima sudah memiliki jalinan kerja sama dengan rekanan lokal di Indonesia, termasuk PT Ti-Phone Mobile, guna merakit perangkat bermerk LG dan Sony.

Asus sendiri sebenarnya juga sudah bermitra dengan PT Sat Nusapersada Tbk yang berbasis di Batam untuk memproduksi brand Zenfone yang ia miliki dan terakhir juga telah dibangun pabriknya di Surabaya. HTC sendiri belum memiliki basis produksi di Indonesia, dan kini sedang dalam pembiacaraan serius bersama Arima untuk segera merealisasikannya.

Kerja sama dengan Arima patut diperhitungkan, karena Ti-Phone telah membuktikan di semester pertama 2015 pihaknya telah membukukan keuntungan Rp 182,731 miliar bekerja sama dengan Arima dalam pengembangan handset.

Perusahaan pengembang asal Taiwan lainnya juga berencana meramaikan pasar Indonesia, salah satunya Foxconn Technology Group. Diketahui Foxconn memproduksi beberapa alat elektronik, mulai dari ponsel pintar, tablet, hingga televisi. Nilai investasi yang akan digelontorkan Foxconn di Indonesia diperkirakan hingga $1 miliar. Namun hingga saat ini realisasinya masih belum berjalan, konon masih tersandung pada kesepakatan dengan unsur pemerintahan di Indonesia.

Dipaparkan Kemenkominfo bahwa dewasa ini impor produk ponsel pintar secara signifikan telah berangsur menurun, mencapai angka sekitar $2 miliar per tahun. Diperkirakan per tahun 2015 akan terdapat total konsumsi senilai $3 miliar untuk perangkat ponsel pintar yang melewati jalur resmi. Yang ilegal diperkirakan akan menyumbang $2 miliar. Terkait varian produk, tercatat lebih dari 800 varian produk ponsel pintar telah bertanggar di pasar Indonesia.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah memperluas insentif tax holiday untuk sembilan jenis industri pionir termasuk telekomunikasi. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah telah mengurangi kebutuhan investasi untuk sektor nilai telekomunikasi dari Rp1 triliun menjadi Rp500 miliar, untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas tax holiday.

Aturan TKDN untuk produk ponsel berkemampuan 4G menjadi basis pengembangan produk di kawasan Indonesia. Misi pemerintah dengan aturan ini sebenarnya untuk membuat masyrakat Indonesia belajar dan terlibat dalam proses produksi untuk terlahirnya produk-produk lokal ke depan yang bisa bersaing di ranah global. Itupun jika masyarakat, terutama anak-anak bangsa kreatif, mampu menyiasatinya dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.