Candi Borobudur Kini Dapat Dijelajahi Melalui Google Maps Street View

Google Borobudur

Bertepatan dengan Hari Pariwisata Dunia yang jatuh pada 27 September 2015, Google Indonesia mengumumkan bahwa Candi Borobudur bersama sepuluh candi lain disekitarnya, seperti Ratu Boko dan Prambanan, telah dapat diakses melalui Google Maps Street View. Google juga meluncurkan Google Cultural Institute untuk Indonesia dan meluncurkan gambar Street View dari empat kota besar di Indonesia, seperti Lampung dan Lombok, di hari yang sama. Acara peluncuran ini pun mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan, serta Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

Tak dapat disangkal pesatnya pertumbuhan teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat di era ini, yang satu dekade lalu hanya bisa dimimpikan. Inisiatif yang dibawa Google pun, menghadirkan peta digital lokasi wisata budaya di Indonesia, diharapkan dapat membantu 70 persen wisatawan yang memulai perjalanan dengan melakukan pencarian melalui internet. Google sendiri mengemban misi untuk mengorganisasi informasi dunia, membuatnya mudah diakses dan bermanfaat bagi tiap orang yang mengakses.

Head of Public Policy & Government Relations Google Indonesia Shinto Nugroho berujar, “Misi Google adalah untuk mengorganisasi informasi dunia, membuatnya mudah diakses dan bermanfaat bagi semua orang. Dengan menghadirkan gambar Street View Borobudur dan kisah sejarah di Cultural Institute untuk pertama kalinya, kami berharap ini bisa membantu pelestarian budaya dan sejarah bagi generasi penerus bangsa, dan menginspirasi lebih banyak orang di Indonesia dan seluruh dunia untuk mengunjungi dan mengapresiasi warisan budaya bangsa.”

Google Maps Street View dan teknologi Street View Trekker

Street View Trekker

Hal menarik lainnya yaitu, di hari yang sama Google juga membawa Google Cultural Institute untuk Indonesia dan meluncurkan gambar Street View dari empat kota besar di Indonesia di hari yang sama. Secara keseluruhan, acara peluncuran tersebut pun mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan, serta Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

Teknologi Google Maps Street View sendiri dibawa Google pertama kali ke Indonesia pada tahun 2014. Melalui mobil Street View dengan kamera-kamera khusus yang dimilikinya, Google berupaya menampilkan fotografi panorama 360˚ yang dapat dimanfaatkan untuk mengeksplor dan menavigasi sebuah lokasi dari level jalan di Google Maps. Kini, di Indonesia, teknologi Street View ini telah merambah beberapa lokasi baru, mulai dai Candi bersejarah, Museum, Area Metropolitan, hingga lokasi-lokasi wisata baru seperti pantai dan Vihara.

Khusus untuk Street View daerah terpencil atau tempat yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki, seperti Street View Candi Borobudur, Google menggunakan teknologi Street View Trekker yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012. Street View Trekker​ merupakan platform kamera Street View berbentuk ransel yang dilengkapi dengan sistem kamera di atasnya. Di dalam ransel ini terdapat 15 lensa di bagian atas tiang yang memungkinkan pemandangan panorama 360 derajat.

Google Cultural Institute dan pembelajaran budaya Indonesia

Google Borobudur_4

Sementara itu, Google Cultural Institute yang dibawa ke Indonesia sejatinya merupakan bagian dari Proyek Keajaiban Dunia Google yang berbentuk kerja sama global antara Google dengan 800 institusi budaya di lebih dari 60 negara. Proyek ini bertujuan untuk membuat karya seni dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Saat ini Google mengklaim telah ada lebih dari 180 ribu karya seni dan 6 juta foto, video, manuskrip, dan juga dokumen seni, kebudayaan serta sejarah yang dapat dilihat secara online.

Dibawanya Google Cultural Institute ke Indonesia, memungkinkan pengguna, baik dari Indonesia ataupun penjuru dunia lain, untuk mempelajari budaya dan sejarah Candi Borobudur lebih dalam setelah ‘berjalan’ mengeksplor Borobudur melalui Google Maps. Pengguna juga bisa melihat “Mahakarya Borobudur” dan “Kisah Visual Ramayana” lewat 9 pameran baru yang menampilkan kesenian, warisan, artefak, dan kisah sejarah Indonesia secara online.

Google mengklaim, ada sekitar 200 artefak kebudayaan dari koleksi Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta Museum Nasional Indonesia yang bisa diapresiasi secara online melalui Google Cultural Institute.

Museum Nasional Indonesia (MNI) sendiri pertama kali bergabung dengan Google Cultural Institute di tahun 2012. Saat ini MNI juga telah menambahkan “Museum View”, teknologi Street View dalam ruangan yang memungkinkan pengguna untuk menjelajahi bangunan mereka.

“Kompleks candi Borobudur adalah salah satu yang tertua di dunia, bahkan mendahului kompleks Angkor Wat selama 300 tahun. Kami sangat senang karena Borobudur dan [sepuluh] candi [lain] dapat dinikmati secara online di Google Cultural Institute, kami dibantu untuk terus berbagi informasi lebih dalam mengenai peninggalan dan tempat bersejarah di Indonesia,” kata Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Lailly Prihatiningtyas.

Sementara itu Menteri Pendidikan Dasar & Menengah dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan dan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya, M.Sc., juga turut mengapresiasi inisiatif dari Google ini. Selain membantu untuk belajar keajaiban Borobudur, inisiatif ini juga dipercaya dapat memberi kemudahan bagi wisatawan dalam dan luar negeri untuk menemukan destinasi terbaik yang dimiliki Indonesia, dimulai dari Candi Borobudur.

Sepuluh candi lain, selain Borobudur, yang ada di Google Cultural Institute adalah Barong, Ijo, Kalasan, Mendut, Pawon, Prambanan, Kraton Ratu Boko, Sambi Sari, Sari, dan Sewu. Sementara itu, lima kota metropolitan yang ditambahkan di hari yang sama adalah, Madura, Lombok, Lampung, Palembang, dan Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published.