Berita di sebuah akhir pekan pada tahun 2012, saat Instagram dibeli Facebook sebesar satu miliar dollar AS, membuktikan jika startup memiliki potensi dan kualitasnya dipercaya oleh investor bisa dijual dengan harga yang tinggi dan tentunya menguntungkan sang pendiri serta tim yang bekerja.
Namun demikian meskipun kelihatannya mudah dan cepat, proses penjualan startup membutuhkan proses yang panjang. Diperlukan effort serta strategi yang cerdas dalam hal melakukan pendekatan kepada potential buyer hingga meninggalkan legacy yang baik untuk pendiri.
Kali ini DailySocial ingin membagikan tips kepada para pendiri startup yang sedang berencana menjual perusahaan rintisannya, belajar dari pengalaman Somrat Niyogi yang telah sukses menjual dua startup miliknya, yaitu Miso dan Stitch.
Terorganisir dan terkoordinasi
Buatlah daftar yang tersusun rapi siapa saja calon pembeli potensial dilengkapi dengan kontak email hingga ponsel dari top eksekutif perusahaan tersebut. Jika tidak mengetahui siapa saja level eksekutif dari perusahaan, cari tahu kenalan atau orang dalam yang bekerja di perusahaan tersebut. Cari tahu secara mendalam perusahaan yang disasar untuk menjadi calon pembeli mulai dari sejarahnya, latar belakang, organisasi hingga visi dan misi perusahaan.
Salah satu cara yang juga bisa dilakukan adalah bermitra dengan perusahaan tersebut, berkenalan dengan tim serta melakukan kolaborasi. Dengan menciptakan hubungan kerja sebagai anda pun bisa menunjukan nilai lebih dari perusahaan rintisan yang dibangun.
“Pastikan anda menemukan peluang untuk berbicara langsung dengan pimpinan eksekutif di perusahaan yang Anda sasar dan lakukan dialog sesering mungkin,” kata Niyogi.
Ciptakan hubungan baik
Tidak mudah memang bagi seorang founder untuk keluar melakukan sosialisasi dengan calon pembeli, apalagi jika anda seorang pendiri yang lebih memfokuskan produk dan hal teknis dari perusahaan dan jarang melakukan kegiatan networking. Namun ada baiknya untuk menciptakan hubungan baik dengan kalangan top eksekutif jika perusahaan rintisan anda ingin dikenal dan kemudian dibeli.
“Calon pembeli tentunya tertarik untuk membeli perusahaan dari orang yang mereka suka bukan hanya produk atau perusahaan saja,” kata Niyogi.
Ada baiknya hubungan dengan calon pembeli sudah anda bina selaku pendiri jauh sebelum rencana jual-beli perusahaan akan dilakukan. Dengan demikian ketika waktu yan tepat untuk menjual perusahaan anda sebagai pendiri sudah memiliki hubungan yang baik untuk menawarkan perusahaan, hal ini juga bisa dilakukan seandainya anda sebagai pendiri membatalkan penjualan startup.
Keputusan akhir
Pendiri dan CEO startup seringkali harus dihadapkan dalam situasi memilih antara investor, karyawan, atau diri mereka sendiri yang harus mendapatkan perlakuan prioritas saat proses jual-beli berlangsung. Banyak orang yang menyebutkan, ketika saatnya mengambil keputusan yang akhir, seorang pendiri startup harus mengorbankan dirinya dan berada di urutan yang terakhir.
“Tim mengambil risiko bergabung dengan perusahaan, sementara para investor telah memberi kesempatan. Sebagai pendiri Anda harus selalu berada di bawah daftar,” kata Niyogi.
Pastikan ketika perusahaan Anda berhasil dibeli tidak melupakan karyawan yang telah loyal bekerja. Lakukan proses akuisisi dengan lancar dan benar sehingga Anda pun sebagai pendiri memiliki legacy yang bisa d apresiasi oleh mantan karyawan, investor, hingga konsumen.
Jika ingin memiliki karier yang panjang dan sukses sebagai entrepreneur, ikuti cara permainan yang bijak serta hargai semua orang. Dengan demikian jalan Anda sebagai calon pemilik startup yang baru akan terbuka lebar dengan bantuan dari orang-orang yang tepat.