Notebook gaming Asus Republic of Gamers G550JK melakukan pendaratan perdana di Indonesia pada bulan Januari lalu. Di sana saya sempat bertanya, ketika rival terbesar mereka telah mencantumkan chip grafis Nvidia paling baru, mengapa Asus masih memakai seri GTX 800M? Jawaban Asus ialah kehadiran tiga laptop RoG di acara peluncuran belum lama kemarin.
Memang benar RoG G550JK kini bukan lagi produk notebook gaming primadona Asus, tapi ada banyak hal positif yang tersimpan dalam kesederhanaan penyuguhannya. G550JK bukanlah monster berukuran besar pengganti desktop PC, ia cukup ringan serta mudah dibawa-bawa, berkonektivitas lengkap, dan Anda tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak untuk membelinya.
Meski tidak ada fitur dual-GPU dan RAID 0, dari pengalaman mengujinya selama beberapa minggu ke belakang, performa G550JK sama sekali tidak mengecewakan. Dan dalam artikel ulasan ini, kita akan bersama-sama menggali lebih dalam mengapa menurut opini saya, G550JK merupakan satu dari sedikit laptop gaming yang paling cocok untuk gamer Indonesia.
Design
Asus RoG G550JK memang lebih terjangkau dibanding laptop kompetitor, namun ia tetap terlihat sebagai produk gaming kelas atas. Bagi saya, ia berada di ujung batasan antara notebook dan ultrabook: G550JK bukanlah device ultra-thin, tapi chassis melengkung di bagian bawahnya memberikan kesan ramping. Komposisi panjang, lebar dan tebal tampak ideal dengan dimensi 382x252x27,2 milimeter dan bobot 2,6 kilogram.
Info menarik: [Review] Notebook Gaming MSI GT72 2QE Dominator Pro
Bagian belakang layar digarap menggunakan material brushed aluminium, dan di tengahnya terdapat logo ‘mata’ Asus RoG menyala dengan LED merah. Saat monitor Anda angkat, rangkaian lampu LED berwarna serupa turut berpijar dari keyboard back-lit-nya, plus garis merah di ujung laptop. Aluminium juga menjadi bahan yang dipakai sebagai palmrest di sekitar keyboard.
Ketika produk kelas ultrabook gaming, ambil contohnya MSI GS60, mengorbankan beberapa hal (seperti tingkat kekokohan dan konektivitas); build quality Asus RoG G550JK sangat mengesankan. Anda bisa mengangkatnya di satu ujung tanpa cemas akan merusak body, dan monitor tersambung dengan solid ke tubuh. Komponen plastik yang terekspos hanyalah di bagian bawah.
Secara keseluruhan, Asus mengusung rancangan minimalis, menawarkan semua hal penting yang dibutuhkan gamer tanpa berlebihan: tanpa tombol macro tambahan, tanpa LED ekstra di tombol WASD, dan cuma memiliki satu jenis warna LED – memastikan Anda tidak jadi pusat perhatian ketika mengeluarkan G550JK di tempat umum. Satu-satunya tombol shortcut bisa ditemukan di pojok kiri atas, fungsinya dapat dikustomisasi.
Display
RoG G550JK menyajikan layar IPS 15,6-inci di resolusi 1920×1080, kualitasnya memuaskan baik untuk gaming atau pemakaian sehari-hari. Dengan jumlah pixel yang tidak terlalu tinggi, ia tidak membebani kartu gratis. Jenis matte membuat display tidak memantulkan cahaya berlebih. Level kecerahannya apik, serta mampu menampilkan tingkatan warna gelap secara mengesankan.
Display tersebut mempersembahkan warna yang tajam dan akurat, tanpa masalah serius. Setelah melakukan sedikit riset, G550JK memiliki rasio kontras 962:1. Untuk notebook sekelasnya, permainan 3D terlihat istimewa.
Keyboard & touchpad
Mungkin papan ketik di Asus RoG G550JK tidak diracik oleh perusahaan spesialis periferal, tapi saya cukup puas dengan kinerjanya. Keyboard-nya nyaman dan empuk, baik saat mengetik atau menikmati sesi panjang game Pillars of Eternity. Nilai positif lain terletak pada tingkat kekuatannya. Meski tuts tipis, mereka tidak ringkih dan terasa ringan sewaktu ditekan.
Asus memberi Anda jenis full keyboard dengan numpad. Jika ada satu hal yang bisa jadi masukan, bagi saya kursor arah terlalu sempit dan dipaksakan, secara tidak sengaja saya sering menekan tombol Insert. Padahal palmrest di kanan touchpad sangat lebar. Sebenarnya Asus dapat memundurkan sedikit posisi tombol kursor tersebut dan memperbesar ukuran layaknya tuts huruf.
Penempatan touchpad juga baik. Ukurannya luas, dan tidak mengganggu (tak sengaja tersentuh) sewaktu jari Anda sibuk menari di atas keyboard. Ia berada tepat di tengah-tengah bagian utama papan ketik, dari deretan Escape hingga Delete/Enter.
Connectivity
Keunggulan lain RoG G550JK dibanding konsep ultrabook murni dapat kita lihat dari keleluasaan konektivitas. Di sisi kiri dan kanan, Anda akan menemukan tiga port USB 3.0, Gigabit Ethernet, port HDMI, sebuah Mini DisplayPort, colokan headset 3,5mm, SD card reader, dan pelengkap yang jarang hadir di ultrabook: optical disc drive berupa DVD Multi Recorder. Di sana juga sudah tentu ada Wi-Fi dan Bluetooth 4.0.
Walaupun tak bisa dipungkiri banyak gamer Indonesia perlahan-lahan beralih ke layanan distribusi digital dalam membeli game, nyatanya masih banyak orang memilih transaksi fisik di toko retail. Dan versi G550JK terkini tampaknya telah dilengkapi ODD Blu-ray RW.
Gaming Performance & Hardware
Ketiadaan SSD langsung terlihat dengan bagaimana G550JK membutuhkan waktu lebih lama saat booting dan masuk ke sistem operasi Microsoft Windows 8.1 64-bit. Unit review yang saya gunakan ini dibekali hard drive sebesar 1 terabyte, dibagi dua partisi. 1TB adalah ruang sangat lapang untuk menyimpan koleksi game Anda.
Notebook mengambil tenaga dari prosesor Intel Core i7-4710HQ (terbaca 8 CPU, masing-masing berkecepatan 2,5GHz) dan kombinasi kartu grafis Nvidia GeForce GTX 850M serta Intel HD Graphics 4600. Komponen tersebut dibantu RAM 8GB. Beberapa software dan game saya instal untuk mengevaluasi kemampuan sesungguhnya hardware internal RoG G550JK.
Dalam tes pertama, saya log-in ke akun Origin dan masuk ke permainan Dragon Age: Inquisition. Secara default, notebook merekomendasikan setting medium dengan opsi grafis multisample antialiasing off dan tessellation low di resolusi 1080p. Inquisition berjalan sangat lancar di atas 74 frame per detik, bahkan mencapai 80 lebih. Kekurangannya hanya objek yang muncul tiba-tiba di kejauhan. Di setting maksimal, frame rate berkisar antara 24 sampai 30-an.
Di sesi selanjutnya, laptop tersebut saya uji dengan Life Is Strange. Tanpa basa-basi, setting langsung saya atur di tingkat tertinggi. RoG G550JK tampak pantang menyerah, mampu menghasilkan 30 frame rate lebih di adegan-adegan paling intens – terdapat efek hujan, petir, dedaunan bergerak, dan angin tornado raksasa di cakrawala. Permainan berjalan stabil di 1080p tanpa ada frame rate yang anjlok.
Info menarik: Berikan Fleksibilitas Dalam Desain Elegan, Asus Transformer Book Chi Tiba di Indonesia
Uji coba terakhir adalah via software benchmark Unigine Heaven 4.0 dan Valley. Ada yang menarik di sini: Dalam Heaven 4.0, skor G550JK dua poin lebih tinggi dari MSI GS60 2PE di 895 dengan rata-rata FPS 35,5. Di Valley sendiri rata-rata frame rate berada di 35,1, menghasilkan skor 1470. Informasi lebih lengkapnya dapat Anda baca di bawah.
Cuma tersedia ruang buat baterai empat-cell di notebook RoG ini. Artinya tanpa tercolok ke sumber listrik, ia tidak bertahan lama, hanya kurang dari tiga jam dengan pemanfaatan standar. Untuk gaming, mungkin hanya efektif kurang lebih satu jam, dan itu juga cuma menangani permainan Pillars of Eternity yang tidak menuntut grafis terlalu tinggi. Dan seperti masalah pada notebook berukuran tipis, suara fan akan terdengar kencang dan temperatur naik cepat sewaktu mengoperasikan game bervisual berat.
Sound
Asus membundel RoG G550JK dengan unit subwoofer eksternal, sayang output suara tidak sebaik harapan saya. Speaker berada di depan bawah, cukup baik menyajikan suara mid-range. Saya mengeluhkan subwoofer-nya, ia terdengar berderik (apakah cuma pada laptop review ini?), dan bass sama sekali tidak menendang. Untuk hasil maksimal, saran saya adalah menambatkan headphone khusus gaming.
TRL’s verdict
Terlepas dari nama Republic of Gamers yang kental dengan tema gaming, G550JK nyatanya tak hanya bermanfaat buat para antusias semata. Ia merupakan unit notebook mumpuni, dipadu desain simpel dan menitikberatkan fungsi. G550JK tidak memakan tempat, ringan dibawa-bawa, dan harganya terjangkau. Awalnya ia dibanderol di harga Rp 15,3 juta, namun sekarang G550JK dijajakan mulai dari Rp 14,5 juta.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ialah ketiadaan SSD, GPU level mainstream, dan jangan lupa speaker serta daya tahan baterai pas-pasan.
Jika Anda mencari laptop serbaguna plus performa gaming yang tidak ketinggalan zaman, Asus RoG G550JK ialah salah sebuah pilihan paling masuk akal.
Review yang bagus admin, sempurna untuk bahan pertimbangan. Sudah tak sabar pula untuk meminang notebook ini. Thanks a lot.