Tak seperti kebanyakan game, permainan dalam genre simulasi balapan bukanlah judul yang sering dirilis. Apalagi jika Anda seperti saya, memilih PC berbasis Windows sebagai platform gaming utama ketimbang home console, racing simulation adalah pemandangan langka. Itulah alasannya mengapa banyak orang sangat menanti kehadiran Project CARS.
Faktor ‘kelangkaan’ tersebut sudah tentu mempunyai dampak negatif. Buat saya hal tersebut menyebabkan refleks menjadi lambat. Butuh beberapa saat untuk membiasakan diri mengendarai mobil-mobil virtual, diramu sedemikian rupa agar benar-benar menyerupai aslinya. Saya bertekad supaya bisa mahir dalam Project CARS, dan sangat terkejut oleh apa yang telah developer Slightly Mad Studios siapkan.
Karena tidak pernah merasa nyaman dengan gamepad dan belum mempunyai modal buat membeli aksesori setir, saya putuskan untuk menikmati CARS berbekal keyboard. Pengaturan cuma memakan waktu 10 menit. Saya menemukan bahwa numpad berfungsi guna menolehkan kepala, sedangkan kontrol saya letakkan di kombinasi tombol kursor dan huruf. Pecinta kendali manual akan sangat mengapresiasi fitur koplingnya – layaknya mobil sungguhan.
Di bagian menu saja, luasnya kustomisasi Project CARS mungkin bisa mengintimidasi banyak orang. Di menu option, Anda dapat mengubah sudut kamera sampai efek g-force di helm. Lalu di My Garage, Anda dipersilakan mengoprek dari mulai tekanan di ban, keseimbangan rem beserta efek traction control, semua disimpan di profile. Tentu sebelum mengutak-atik, ada baiknya kita menjajal setting default. Tanpa berlama-lama, saya masuk ke mode Solo.
Info menarik: Dirilis Beberapa Jam Lagi, Ini Dia Launch Trailer Project CARS
Meskipun diracik sesimpel mungkin, pemain dibebaskan buat mengatur kondisi cuaca dan waktu, termasuk menentukan tingkat kesulitan. Saya sangat menyukai sistem angka di kecerdasan lawan komputer, 0 sampai 100. Metode ini sangat baik untuk pemain yang ingin selalu menantang kepiawaian diri mereka dalam mengemudi. Cuaca tentu mempengaruhi lintasan. Contohnya saja, hujan membuat ban jadi licin, dan cipratan air mengaburkan pandangan.
Sama sekali tidak ada restriksi di Project CARS. Semua mobil dan lintasan boleh dipilih semenjak permainan dimulai, dan gamer diperkenankan melakukan apapun yang mereka mau. Sesi perdana saya mulai dengan McLaren P1 di sirkuit Silverstone Inggris, kemudian dilanjutkan ke Renault Clio Cup di lokasi sama. Bermain di perspektif orang ketiga memang menggoda, tapi bagi saya, CARS baru sempurna ketika dinikmati langsung secara first-person.
Buat seorang pemula dalam genre simulasi balap, satu faktor saya sadari: Ada perbedaan jelas antara mobil ‘standard’ dan supercar/hypercar. Saya sangat menyukai kelas touring, bahkan memulai karier di sana, namun mengendarai Ford Focus ternyata tidak senikmat Lotus 72D Cosworth, di mana kendali (semuanya) terasa jauh lebih responsif. Anda dapat mencek karakteristik masing-masing mobil via menekan satu tombol. Sangat praktis.
Pengalaman saya melesat di dalam Pagani Huayra tidak begitu mulus. Salah menikung membuat saya mengalami insiden separah (mungkin lebih parah) dari kecelakaan Niki Lauda. Kehilangan fokus sepersekian detik bisa berakibat fatal, dan mempelajari sirkuit sebelum bertanding sangatlah esensial – akhirnya Anda tahu kapan harus mengerem meskipun situasi sangat menggoda, di mana posisi mobil mesti berada, dan kapan saatnya menginjak pedal gas sehabis-habisnya.
Dan dalam permainan, berkonsentrasi bukanlah perkara mudah, dan tantangannya datang dari game itu sendiri. Grafis Project CARS sangat cantik. Seragam balap Anda tampak bertekstur, dial RPM selaras dengan raungan mesin, oh efek lens flare serta pantulan sinar matahari di dashboard berserat karbon juga sungguh mengagumkan. Dan saya bahkan belum membahas percikan serta cipratan air.
Info menarik: Project CARS Kembali Dapatkan Trailer Baru, Kini Fokus Pada Renault
Untuk sekarang, visual Project CARS boleh dibilang yang terbaik dibanding game racing lain, terutama Gran Turismo 6 di PlayStation 3 dan Forza Motorsport 5 di Xbox One. Dan hebatnya, grafis tidak membebani mesin walau puluhan mobil tersaji di depan mata Anda. Menggunakan GeForce Nvidia GTX 770 dengan 32GB RAM, game berjalan di atas 90 fps di setting default dan resolusi full-HD dalam pertandingan 20 kendaraan.
Saya sadar banyak orang mengeluhkan bagaimana CARS cuma memberikan sedikit penjelasan dalam navigasi dan fitur konten. Namun kita perlu mengubah perspektif, dan menerima fakta bahwa Project CARS pada dasarnya bukanlah game. Ia merupakan simulator, tugasnya diciptakan ialah mensimulasikan kinerja kendaraan sesungguhnya, terlepas cara penyajiannya yang mirip ‘permainan’.
Satu aspek sekali lagi harus ditekankan. Kita dibebaskan menentukan tingkat kenyamanan dalam bermain. Slightly Mad Studios berupaya memastikan CARS mampu memuaskan pengemudi veteran tapi tetap bersahabat bagi gamer mainstream dan mereka yang baru ingin mencoba menggeluti dunia balap profesional.
Apakah CARS cocok untuk semua orang? Saya rasa tidak. Apakah ia layak dimainkan? Sudah pasti. Saya masih jauh dari menyelesaikan mode karier, jadi anggaplah artikel ini sebagai ulasan kesan pertama. Project CARS PC bisa dibeli di Steam.