Wireless Charger untuk Mobil Listrik? Qualcomm dan Daimler Tengah Mengejarnya

Sekarang ini, mobil listrik bukan lagi masa depan industri otomotif, tetapi sudah mulai menapak menuju kesuksesannya. Tesla sebagai pelopor tentu saja tidak akan berhenti berinovasi, sedangkan pabrikan lain yang belum berpartisipasi pun perlahan akan memiliki mobil listriknya masing-masing.

Lalu apa langkah selanjutnya? Selain tentunya meningkatkan efisiensi baterai milik mobil listrik, metode pengisian ulang dayanya juga tengah dalam proses penyempurnaan. Bentuk penyempurnaan yang dimaksud adalah wireless charging.

Di industri perangkat mobile, wireless charging perlahan mulai dianggap sebagai suatu standar wajib. Karena mobil listrik pada dasarnya juga menerima pasokan listrik dari baterai, maka wajar apabila mobil listrik juga ingin ditemani oleh wireless charger.

Info menarik: Tesla Energy Adalah Solusi Energi Alternatif dari Sang Produsen Mobil Listrik

Inilah yang tengah dikejar oleh kolaborasi dua nama besar industri otomotif dan perangkat mobile: Daimler (induk perusahaan Mercedes-Benz) dan Qualcomm. Keduanya berencana mengimplementasikan teknologi Qualcomm Halo Wireless Electric Vehicle Charging sehingga pemilik mobil listrik ke depannya tidak perlu dipusingkan oleh kabel.

Dengan teknologi Qualcomm Halo, sederhananya mobil listrik hanya perlu parkir di atas wireless charger untuk mengisi ulang baterainya. Yang menarik, teknologi ini tidak mengharuskan mobil listrik untuk diposisikan dengan benar-benar presisi.

qualcomm-halo-02

Agar lebih mudah memahami cara kerjanya, silakan amati ilustrasi di atas. Seperti yang bisa Anda lihat, wireless charger ini terdiri dari dua komponen: satu pelat dasar yang menyambung ke jaringan listrik, dan satu charging pad yang tertanam di mobil. Suplai energi listrik yang diterima akan diteruskan ke baterai oleh sebuah unit controller.

Teknologi Qualcomm Halo ini pun juga memiliki potensi untuk ditanamkan ke jalanan, dimana visi jangka panjangnya adalah mobil-mobil listrik bisa melaju di jalanan selagi baterainya terus terisi, meski realisasinya saya kira masih butuh waktu lama karena juga melibatkan infrastruktur suatu wilayah.

Info menarik: SolaRoad Adalah Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang Menyamar Sebagai Jalanan

Terkait kapan teknologi wireless charger untuk mobil listrik ini bisa diterapkan, kedua pihak belum bisa berkomentar. Namun keduanya juga bekerja sama mengembangkan fitur lain, seperti memaksimalkan konektivitas 3G/4G di dalam mobil, serta teknologi wireless charging Qualcomm WiPower untuk perangkat mobile di dalam kabin.

Melihat kolaborasi seperti ini, saya langsung teringat dengan Tesla Motors dan Nvidia. Mungkinkah keduanya bekerja sama dalam proyek serupa? Sebagai informasi, Tesla sudah bermitra dengan Nvidia untuk menggarap sistem infotainment dan autopilot pada sedan listrik andalannya, Model S. Selanjutnya apa lagi?

Sumber: Qualcomm via SlashGear.

Leave a Reply

Your email address will not be published.