Event Review: FOWAB -Forum Web Anak Bandung- #2

Fowab, acara dua bulanan anak-anak web Bandung yang kedua akhirnya selesai digelar. Saya berkesempatan untuk hadir dan mengikuti secara lengkap gelaran acara dengan nama panjang Forum Web Anak Bandung ini.

Seperti yang pernah dituliskan DailySocial sebelum event ini digelar, Fowab #2 ini diberi tema ‘Monetizing The Net’ dengan sub tema ‘Unlock the Secret, Unleash Your Creativity’ dan ada beberapa perbedaan acara Fowab #2 ini dengan Fowab #1, seperti segmen baru 10  by 10.

Acara dimulai sekitar jam 18.00 dengan pembukaan oleh panitia yang langsung dilanjutkan oleh presentasi pertama dalam segmen 10 by 10, yaitu Syarip Yunus dari 80 Tasks. Syarip menjelaskan tentang konsep dari 80 Tasks yang merupakan sebuah medium kerja kolaborasi antara desainer dengan programmer. 80 Tasks ini nantinya diharapkan menjadi panutan untuk para pemula dalam melakukan kerja kolaborasi web, selain itu juga bisa digunakan sebagai promosi gratis bagi para desainer maupun programmer.

80 Tasks juga diharapkan bisa menjadi bank talent. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja serta snippets apa saja yang telah ada di 80 Tasks, anda bisa berkunjung ke link ini sambil menikmati tampilan situs mereka yang baru.

Kemudian, sesi 10 by 10 yang kedua diisi oleh Pandu Truhandito yang memberikan presentasi tentang web analytics. Terus terang saya menunggu presentasi dari Pandu ini, karena saya tertarik dengan berbagai hal menyangkut data serta cara pemanfaatannya.

Pandu memberikan penjelasan tentang bagaimana data dari web analytics ini bisa digunakan bukan hanya bagi pemilik situs tetapi juga klien dan tentu saja investor, selain itu web analytics juga bisa menjadi unsur tambahan dari karya web.

Data merupakan bagian penting dari sebuah konten yang ada di web, apakah itu situs, blog, atau aplikasi berbasis web, data yang sifatnya pasti alias ada angkanya bisa menjadi semacam bukti, mulai dari traffic, user behaviour dan masih banyak lagi. Salah satu aplikasi web analytics yang bisa digunakan adalah Google Analytics, seperti yang digunakan oleh Pandu.

Presentasi ditutup dengan sebuah kalimat: ‘web analytics adalah masa depan online industri Indonesia’, tertarik? Anda bisa follow Pandu di Twitter atau cek tulisan dia di blog ini.

Presentasi 10 by 10 ketiga adalah Muhammad Ilman Akbar yang mengajak audience untuk menjadi pengusaha internet. Slide dibuka dengan data tentang perkembangan internet di Indonesia yang semakin maju, kemudian contoh 3 usaha internet yang berkembang, Kaskus, Kutukutubuku.com serta Univind yang merupakan usaha internet Ilman.

Selain menampilkan data tentang penghasilan, yang selalu menjadi bagian menarik dari usaha internet, mas Ilman juga menjelaskan beberapa point untuk menjawab pertanyaan tentang kenapa harus menjadi pengusaha internet, beberapa alasannya antara lain: teknologi yang murah, modal yang relatif sedikit (jika dibandingkan dengan bisnis offline), pengguna internet yang terus bertambah, banyak bermunculan komunitas yang tidak ragu untuk saling sharing ilmu, serta banyak job/pekerjaan yang juga tumbuh di internet.

Setelah jeda akhirnya acara masuk pada sesi utama Fowab #2, yaitu presentasi dari 4 pembicara yang mewakili tema tentang monetizing the net, pembicara pertama Brian Arfi yang menjelaskan tentang PernikMuslim.

Slide dimulai dengan menjelaskan tentang pertumbuhan internet di Indonesia, kemudian Brian juga menjelaskan tentang PernikMuslim dan bagaimana perusahaan ini dibangun dengan dasar yang solid, seperti bagan organisasi, dengan pos-pos tertentu seperti customer service dan manajer.

Beberapa hal yang menarik dari presentasi Brian adalah, pada awalnya PerniikMuslim PernikMuslim belum mempunyai barang, alias menjadi makelar, barang baru dibeli setelah ada pesanan, namun kini mereka telah berkembang dan sudah punya stok barang. Beberapa insight yang dibagikan dari Brian untuk mereka yang tertarik untuk bergelut dalam bidang penjualan lewat web, antara lain: belilah domain dan jangan gunakan yang gratisan, karena kita bisa punya kontrol lebih atas situs serta bisa memaksimalkan SEO, kemudian siapkan ‘perlengkapan’ bisnis secara baik, seperti service (layanan chat, telepon, e-mail), kemudian sistem pembayaran, tidak hanya bergantung pada satu bank tertentu saja, Brian menggunakan 5 bank untuk pembayaran di PernikMuslim, lalu pelayanan harus cepat, dan yang terpenting juga harus mengontrol pengiriman, karena service web baik tapi pengiriman buruk tidak akan membuat pelanggan puas.

Pada sesi tanya jawab, diskusi berlangsung seru, Brian menjelaskan cara dia untuk berasaing dengan kompetitor adalah dengan menggunakan data yang lengkap serta struktur bisnis yang lengkap juga, saya sendiri mencoba menanyakan tentang persepsi Brian kapan bisnis internet ini akan benar-benar booming dan menjadi bisnis yang mature, Brian menjelaskan bahwa pertumbuhannya kini sudah sangat ramai, bisnis internet juga sudah umum dan persepsi orang pun sudah terbuka dengan bisnis seperti ini, bisnis internet akan menjadi bisnis yang mature dan tumbuh pesat ketika infrastruktur serta konsumen telah siap.

Selain itu promo offline juga penting bagi PernikMuslim, setidaknya untuk mengenalkan bisnis mereka ke calon pembeli, selain tentu aktivitas promo di internet seperti Google dengan SEO harus tetap dilakukan. Tentang social networking, ternyata tidak terlalu berpengaruh ada PernikMuslim, Brian menjelaskan ini mungkin dikarenakan segmen pasar yang berbeda dengan usaha internet lain, jadi Brian tidak menggunakan layanan social network sebagai alat utama bisnisnya.

Satu hal yang paling menarik bagi saya, adalah penjelasan Brian tentang bisnis internet yang merupakan bisnis yang solid, artinya pertumbuhannya lambat tetapi stabil, ini menjelaskan bahwa bisnis internet/online itu merupakan bisnis jangka panjang, terutama di tingkat lokal dimana edukasi masih tetap harus dilakukan, jadi mempersiapkan rencana bisnis dan tim yang solid sangat diperlukan untuk bisa bertahan dan berkembang.

Presentasi kedua diberikan oleh Andi Sikumbang dari TemplatePlazza, sebuah website yang menyediakan premium templates Joomla dengan sistem membership, selain menyediakan template yang dijual, TemplatePlazza juga menyediakan template gratisan.

Beberapa hal menarik dari presentasi Andi, yaitu untuk mereka yang tertarik berbisnis template, berkarya terus jangan berpikir untuk jual dulu, bisa juga melakukan cara-cara distribusi gratis untuk tahap awal, jadi bisa dapat nama dan peluang karena karyanya diperhatikan orang. Jangan lupa juga untuk menyiapkan sistem seperti after sales service dan berbagai hal yang berbau technical issue.

Pada sesi tanya jawab, Andi menjelaskan bahwa sistem membership yang digunakan di websitenya dikarenakan di komunitas Joomla, sistem seperti itu sudah lazim, ini menjelaskan bahwa ketika kita masuk ke suatu segmen tertentu, jangan lupa untuk mempelajari behaviour yang ada di segmen tersebut. Andi juga menjelaskan bahwa kliennya sebagian besar datang dari luar negeri, namun untuk potensi lokal, dibandingkan tahun 2005 kini perkembangannya semakin membaik.

Sayang presentasi tidak menampilkan slide apapun, Andi hanya menampilkan tampilan homepage situs TemplatePlazza pada slide presentasinya, jadi audience yang hadir tidak bisa melihat, minimal contoh dari template atau mungkin data-data menarik yang bisa dibagikan tentang bisnis template yang dikerjakannya.

Sesi ketiga giliran Ricky Andrian yang membeberkan lika-liku tentang Google Adsense. Ada beberapa usaha yang dilakukan Ricky dalam melakukan bisnisnya yaitu Affiliate Network, yang secara sederhana digambarkan dengan mengambil konten dari berbagai situs lain seperti Amazon, Google, lalu dimasukkan dalam situs yang dia buat, lalu metode PPC Advertising dengan menggunakan Google Adsense, Adbrite, atau Infolinks, dan ketiga dengan metode selling websites. Saran dari Ricky untuk mereka yang ingin berkecimpung dibisnis ini adalah untuk tetap konsisten dengan konten dan strategi promo yang dilakukan.

Sayangnya slide presentasi kurang nyaman untuk dilihat karana background warna yang kurang pas, sehingga teks tidak terbaca, jadi lebih menarik mengikuti sesi tanya jawab. Metode bisnis seperti yang Ricky lakukan memang sedikit kontroversi, selain tentang aspek etis karena mengambil konten dari orang, dari hanya merubah susunan paragraf saja, tanpa membuat konten sendiri, sampai kesalahan persepsi bahwa bergerak di bidang adsense Adsense itu gampang.

Tentang masalah ‘legal’, Ricky menjelaskan bahwa banyak situs yang memproduksi konten sekarang menggunakan sistem Feed, yang secara tidak langsung berarti telah memberikan ijin untuk orang lain mendapatkan konten dari situs yang menggunakan sistem tersebut. Sisi kontrovesi juga ternyata tidak hanya ada di para pelakunya tetapi juga di Google sendiri, seperti sistem arbitrage, yang sebenarnya tidak boleh digunakan tetapi secara pelaksanaannya tetap saja ada, dan jika berbagai hal yang berbau kontrovesi tetap memberikan pemasukan yang besar pada Google, misalnya dengan sistem Google Adsense, maka kemungkinan besar Google akan ‘tutup’ mata tentang masalah legalitas ini.

Saya sendiri sebenarnya kurang setuju dengan pembuatan konten yang hanya merubah posisi paragraf tanpa menulis ulang konten itu dan tidak menyebutkan sumber konten, karena sebagian besar tahap memproduksi konten (kebetulan saya sendiri adalah content writer) banyak mengambil tata cara jurnalistik, dimana sisi etika masih harus diberikan porsi yang dominan.

Tapi itu juga tidak membuat saya kemudian menutup telinga pada metode Adsense, karena tetap saja metode seperti ini merupakan salah satu bisnis yang melibatkan pemasukan yang besar, dan bisa jadi salah satu faktor penting dari bisnis di internet, jadi mempelajarinya merupakan sebuah keharusan untuk menambah pengetahuan.

Sesi terakhir, dan mungkin yang paling ditunggu adalah presentasi dari Danny Oei Wirianto, salah satu juragan Kaskus. Danny membuka presentasi dengan memberikan gambaran tentang user internet Indonesia yang ‘meraja’ diberbagai layanan populer seperti Facebook, Friendster, dan Twitter, dari gambaran ini Danny mengatakan bahwa Indonesia bukanlah negara terbelakang tetapi negara yang sedang dalam tahap proses, khususnya dalam dunia internet, pertumbuhan pengguna, ekosistem serta industri di sini, telah memberikan jawaban, bahwa Indonesia sudah layak diperhatikan, yang berarti juga merupakan peluang bagi para startup lokal untuk berkarya.

Pada slide selanjutnya, Danny menjelaskan tentang bahaviour user internet di Indonesia, dan bagaimana Kaskus menangkap itu semua dan menjadikannya sebuah jalan sukses bagi komunitas terbanyak di Indonesia ini. Satu hal penting yang disampaikan oleh Danny yaitu, analogi user = human.

Karakter human seperti apa yang bisa dipelajari oleh para founder startup, programmer, coder untuk membangun aplikasi mereka sehingga bisa diminati oleh user?

Danny memberi penjelasan bahwa karakter human, terutama di Indonesia itu pada dasarnya penasaran, ingin dihibur, malas, ingin mendapatkan manfaat, dan ingin didengarkan, jadi buatlah konten yang membuat penasaran user untuk datang mampir, pikirkan sesuatu yang menghibur, beri manfaat pada user, misalnya Kaskus menjadi sarana user untuk mencari berbagai info, lalu cari konten yang mengaktualisasikan keinginan user, dengarkan suara user dan buat komunitas.

Danny juga menjelaskan ternyata bahasa slang atau bahasa tidak resmi banyak digunakan oleh user kita dalam mencari kata kunci tertentu dengan Google, dan berhubung di Kaskus itu bahasanya tidak resmi, maka traffic dari pencarian dengan bahasa slang ini banyak yang masuk ke mereka.

Sesi tanya jawab juga tidak kalah seru, Danny menjawab berbagai pertanyaan bahwa promo offline juga sangat membantu datangnya pengunjung ke Kaskus, kemudian dijelaskan juga bagaimana Kaskus memang sengaja untuk membangkitkan kembali apa yang beredar dikomunitasnya menjadi sebuah ikon, misalnya kata juragan dan pertamax, yang berasal dari komunitas itu sendiri kemudian difasilitasi oleh Kaskus dan kini malah menjadi trend tersendiri.

Dalam memelihara user juga Danny memberikan insight seperti, dengarkan dan hormati mereka, berikan reward (contoh Kaskus: cendol atau masuk hot thread) kemudian ciptakan sense of belonging.

Danny juga mengatakan bahwa kini adalah waktunya bagi para pelaku industri internet kita, khususnya para startup untuk mengambil peran, pertumbuhan dan ekosistem kini membaik, dan ini adalah waktunya untuk para startup lokal bangkit dan terus bertumbuh.

Sebelum acara ramah tamah, saya mewakili dari DailySocial dan SparxUp juga diberi kesempatan untuk kembali mengingatkan para programmer, coder, atau siapapun agar mempersiapkan startup mereka untuk mengikuti SparxUp Award 2010, sebuah acara yang memang diperuntukkan bagi para startup lokal.

Sesi terakhir yaitu sesi hire me, dimana para pencari kerja serta mereka yang membutuhkan tenaga tambahan dalam mengerjakan proyek-proyek mereka. Untuk berbagai lowongan yang berhubungan dengan web, anda bisa cek Twitter mereka di sini.

Acara Fowab 2 kali ini memang lebih baik dari sebelumnya, dari segi tempat yang nyaman, ada akses internet gratis, juga dari sisi pembicara, tema dan segmen-segmennya pun mengalami peningkatan tetapi sayangnya, bahan yang ingin di share oleh para pembicara sepertinya terlalu banyak, jadi beberapa slide yang mereka persiapkan juga banyak yang tidak di tampilkan atau terlewatkan, terutama di segmen 10 by 10, mungkin dikarenakan waktu serta memang pembicara yang lebih banyak dari Fowab #1. Presentasi Danny juga dipercepat karena waktu presentasi yang sudah habis, sehingga sepertinya tidak semua slide tampil.

Untuk venue juga sayangnya agak kurang kondusif, terutama untuk mendengarkan pembicara, karena ruangan tersebut digunakan juga sebagai dapur untuk membuat makanan, jadi suara blender, gelas serta berbagai suara khas dapur ikut nimbrung ketika pembicara melakukan presentasi, dan ini juga membuat suasana audience jadi terpancing untuk ikut gaduh.

Tapi secara keseluruhan, acara ini sangat menyenangkan, dari sisi peserta juga mengalami penambahan, saya sendiri coba melihat daftar peserta dan ternyata jumlahnya sekitar 60 orang dan banyak blogger yang kini ikut Fowab #2, bisa jadi dikarenakan tema untuk acara Fowab #2 yang tidak terlalu teknis.

Selamat buat panitia Fowab #2, semoga acara ini memberi manfaat bagi para pegiat IT serta ekosistem startup lokal untuk mulai mengambil peran dalam dunia industri internet lokal, dan tentu saja, semoga acara ini menjadi rutin dan tetap terus bisa dilaksanakan. Anda bisa membaca berbagai informasi serta update dari Fowab di situs mereka, dan bagi anda yang ingin mendapatkan slide dari para pembicara, menurut panitia mereka akan meng-upload-nya di situs mereka, jadi silahkan cek atau follow Twitter mereka di @fowab.

Sebagai penutup, saya meminjam kata-kata Danny dari Kaskus: ‘kini waktunya startup bangkit. THIS IS OUR TIME!’

Maju terus startup Indonesia.

PS: terimakasih untuk para panitia Fowab iCreativelabs, Chocaholic, Gagas Imaji, RaveWarrior, Galenic dan ThinkRoom, juga untuk teman-teman baru yang ketemu di acara kemarin, sampai ketemu lain waktu.

ralat: *uhuk, hari senin berarti hari typo sedunia, beberapa kata yang tidak sesuai seperti salah posisi huruf, telah diperbaiki, dan kesalahan ketik atas nama/istilah tertentu saya perbaiki dengan dicoret, mohon maaf…

7 thoughts on “Event Review: FOWAB -Forum Web Anak Bandung- #2

  1. Beneran panjang nih fyuhhhh

    Umm saran sih biar lebih panjang, sediakan link downloadnya 🙂 untuk 3 slide terbaik ituh

  2. wah baru tahu saya zzz, kalau tahu mah ke TKP dah, kabar2 in om kalau ada acara kek gini lagi 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.