13 Pola Pikir yang Wajib Dimiliki Seorang Founder

Menjadi seorang Founder sebuah startup, Anda wajib memiliki mindset atau pola pikir yang ideal untuk bisa menentukan arah dari model bisnis yang dijalankan. Visi dan misi, produk yang dikembangkan hingga proses peluncuran, semua harus dipikirkan secara seksama oleh Anda.

Artikel berikut ini akan mengupas 13 pola pikir yang wajib dimiliki oleh seorang Founder, seperti yang diungkapkan entrepreneur teknologi Jayme Hoffmandi.

Meminimalisir penyesalan

Pola pikir seperti ini artinya adalah pola pikir yang membantu Anda untuk memikirkan visi dan misi startup yang akan Anda buat dalam waktu kedepan. Hal ini tentunya akan sangat membantu bagi Anda calon pendiri startup yang masih bekerja di perusahaan namun memiliki ide brilian dan tidak sabar untuk meluncurkan perusahaan rintisan sendiri.

Kisah sukses yang bisa diambil adalah Jeff Bezos, pendiri Amazon. Di awal kariernya Jeff Bezos, yang sempat bekerja di perusahaan lain, memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengembangkan startup yang kemudian terbukti sukses hingga saat ini yaitu Amazon.

“I knew that when I was 80 I was not going to regret having tried this. I was not going to regret trying to participate in this thing called the Internet that I thought was going to be a really big deal. I knew that if I failed I wouldn’t regret that, but I knew the one thing I might regret is not ever having tried.”

— Jeff Bezos

Ide dan model bisnis yang tidak jelas

Sebagai seorang Founder Anda bertanggung jawab untuk menentukan langkah, strategi, dan ide seperti apa yang ingin dikembangkan di startup milik Anda. Jangan terjebak dengan ide-ide dan impian yang terlalu banyak yang pada akhirnya membuat Anda tersesat, kehilangan fokus, dan kendali.

“A good founder is capable of anticipating which turns lead to treasure and which lead to certain death. A bad founder is just running to the entrance of (say) the ‘movies/music/filesharing/P2P’ maze or the ‘photosharing’ maze without any sense for the history of the industry, the players in the maze, the casualties of the past, and the technologies that are likely to move walls and change assumptions.”

— Balaji S. Srinivasan

Keraguan

Dalam menjalankan bisnis seorang Founder baiknya bisa melihat peluang serta potensi yang ada berdasarkan produk yang dikembangkan. Hal ini penting dilakukan agar startup bisa terus melakukan inovasi dan terhindar dari kesempatan serta peluang untuk melancarkan strategi atau memanfaatkan peluang yang ada.

“A company is defined by the schleps it will undertake. And schleps should be dealt with the same way you’d deal with a cold swimming pool: just jump in.”

— Paul Graham

Pekerjaan harus selesai

Produk yang telah selesai dengan sempurna adalah produk yang pada akhirnya dipilih dan digunakan oleh konsumen. Untuk itu, menjadi penting bagi seorang Founder bertanggung jawab untuk memonitor semua proses dari awal hingga akhir sebelum produk diluncurkan kepada publik. Dengan demikian Anda bisa mengembangkan produk yang disukai oleh konsumen dengan akurat.

“If you understand the job, how to improve the product becomes just obvious.”

— Clayton Christensen

Minimum Viable Product

Definisi yang cukup dikenal tentang MVP (Minimum Viable Product) adalah sebuah konsep product dengan fitur minimum yang dilempar ke market untuk pengujian pasar. Dengan demikian MVP memberikan Anda peluang lebih untuk mengembangkan ide, menambah fitur seiring berjalannya waktu. Yang perlu diperhatikan adalah MVP bukanlah sebuah produk namun merupakan proses yang harus dilalui.

Konfirmasi yang bias

Pola pikir berikut ini biasanya banyak dimiliki oleh Founder yang sangat yakin dengan produk yang dmiliki sehingga kerap menghiaraukan aspek negatif, error, atau kekurangan yang terdapat di dalam produk. Pemikiran seperti ini terkadang bisa menjadi sangat berisiko, terutama ketika Anda tengah melalui momen ide yang mulai tidak fokus.

“It is the peculiar and perpetual error of the human understanding to be more moved and excited by affirmatives than by negatives.”

— Francis Bacon

Product Market Fit

Startup yang sukses adalah startup yang telah melakukan Product Market Fit dengan baik. Produk Market Fit akan menentukan kelanjutan bisni yang dijalankan, karena proses ini membuktikan produk yang Anda tawarkan kepada konsumen diminati dan dibutuhkan. Startup yang tidak berhasil melakukan Product Market Fit bisa berakhir dengan kegagalan.

Produk yang disukai

Memiliki produk yang dicintai oleh 100 orang jauh lebih berarti dibandingkan dengan memiliki produk yang disukai oleh jutaan orang. Mengapa demikian? ketika orang telah mencintai dan secara loyal menggunakan produk Anda, artinya produk Anda diterima dengan baik dan terbukti telah berfungsi dengan baik serta merubah gaya hidup mereka. Sementara jika Anda memiliki jutaan pengguna yang hanya ‘suka’ artinya produk Anda belum benar-benar dibutuhkan dan kemungkinan besar akan ditinggalkan.

“It’s better to make a few people really happy than to make a lot of people semi-happy.”

— Paul Buchheit

AARRR

AARRR adalah kepanjangan dari Acquisition, Activation, Retention, Referral, Revenue, sebuah proses atau kerangka perputaran dari konsumen (customer lifecycle).

Network Effects

Network effects atau efek dari jaringan akan mempengaruhi seberapa besar nilai dan keuntungan yang dihasilkan dari produk Anda. Jaringan yang luas juga bisa membantu Anda mengembangkan produk yang lebih baik, cepat dan tentunya bermanfaat untuk bisnis.

Skalabilitas ekonomi

Skalabilitas ekonomi adalah ketika pengeluaran dari produk dan layanan Anda mulai berkurang sementara penghasilan dan volume pendapatan semakin bertambah jumlahnya. Perusahaan yang telah berhasil melakukan proses ini adalah Facebook, Amazon, Apple, dan Google.

“Economies of scale are a good thing. If we didn’t have them, we’d still be living in tents and eating buffalo.”

— Jamie Dimon

Inovasi yang “mengganggu”

Inovasi yang mengganggu adalah ketika produk yang ditawarkan merupakan layanan yang sederhana, namun terbukti dibutuhkan dan dicintai oleh konsumen dan pada akhirnya “mengganggu” dan menggantikan layanan konvensional yang ada. Inovasi yang “mengganggu” ini telah dibuktikan dengan kehadiran dari Go-Jek, Uber, Grab, dan Airbnb.

“If I had asked people what they wanted, they would have said faster horses.”

— Henry Ford

Conjoined Triangles of Success

Conjoined triangles of success atau “CTS” merupakan gambaran atau skema yang baiknya dicermati oleh seorang Founder untuk bisa menjalankan bisnis dan mengerti lebih jauh tentang dunia startup. Meskipun skema ini diperkenalkan sebagai sebuah cerita komedi dalam serial televisi HBO Silicon Valley, model bisnis CTS bisa membuat Anda lebih fokus, memberikan kesempatan untuk beradaptasi, dan melakukan perubahan.

About Yenny Yusra

Curiosity has always been a part of my life. With my love for technology with all digital entrepreneur aspects and related ecosystems, I hope to be able to provide relevant and insightful information for tech enthusiasts out there.