Monthly Archives: August 2009

Kaskus Dukung Shortlink

Kaskus kemarin mengumumkan bahwa situs komunitas-nya tersebut telah merilis fitur kecil yaitu fitur shortlink. Salah satu domain mereka kask.us yang selama ini di-direct ke kaskus.us saat ini digunakan untuk menghost url redirection ke forum mereka.

Format yang digunakan adalah kask.us/{id-thread} misal http://kask.us/2051870. Hal ini digunakan untuk mempermudah user dalam melakukan url sharing baik melalui facebook maupun melalui twitter. Kaskus sendiri memang sepertinya baru meresmikan dukungannya terhadap Twitter dengan meletakkan link “Share on Twitter”.

Satu hal yang pasti, Kaskus sedang merencanakan hal yang besar dalam waktu dekat dan dengan komunitas yang sangat besar pastinya akan lebih mudah untuk memperkenalkan fitur baru, meskipun cenderung lebih sulit untuk dikendalikan. Lihat saja thread-thread BB (17+) yang masih terus berkeliaran meskipun Kaskus telah mencopot sub-forum BB17. Memang hampir tidak mungkin mengatur forum sebesar Kaskus secara mutlak, terutama jika konten ilegal itu ternyata justru disukai oleh user (ahem!).

Jual Beli Musik Indie di PasarMusik

Salah satu keunggulan negara kita dibandingkan negara-negara tetangga adalah generasi kreatif terutama di bidang musik. Sampai-sampai negara tetangga harus membuat peraturan agar musik Indonesia tidak merajalela di negara mereka, sebegitu hebatnya musisi kita! Musisi yang besar-pun banyak yang berasal dari musisi indie, underground, yang tidak didukung oleh label besar.

Hal inilah yang dilihat oleh PasarMusik.com sebagai target audience yang sangat potensial dan harus diberi eksposure lebih. PasarMusik yang berbasis di Surabaya ini juga me-review dan membantu mempromosikan band-band indie yang bergabung.

Lebih dari sekadar wadah bagi musisi, PasarMusik adalah tempat bertemunya peminat, penikmat, dan pelaku musik. Berpijak pada perspektif tersebut, pasarmusik mencoba mengaplikasikan ide ini dalam bentuk media paling simple dan efektif, yaitu web. Di mana aktivitas berbagi dan interaksi informasi terjadi dengan tujuan mendongkrak kembali semangat musisi kita agar menciptakan karya berkualitas. pasarmusik juga menyajikan berita terbaru dan peristiwa menarik seputar musisi dalam maupun luar negeri.

Band-band indie yang bergabung juga bisa menghasilkan uang lewat PasarMusik dengan menjual lagu mereka untuk dibeli oleh penikmat musik. Lagu-lagu dan RBT yang dijual rata-rata dibandroll seharga Rp.6000,-, namun entah kenapa saya agak kesulitan melakukan pembelian lagu. Sepertinya masalah teknis.

Satu hal yang saya sukai dari situs ini selain designnya yang keren, konsep yang diusung juga sepertinya cukup solid dan business plan yang cukup jelas. Dengan produk yang kurang lebih sudah mapan, tinggal bagaimana effort untuk pemasaran saja yang akan menentukan lepas landasnya PasarMusik.com.

Kalau saja PasarMusik.com bisa berpartner dengan media yang lebih besar tentu akan menjadi keuntungan tersendiri terutama bagi para musisi indie. Selain itu sistem pembayaran yang masih konvensional agaknya menyulitkan, terutama jika saya harus men-transfer uang sebesar Rp. 6600,-via ATM. Kalau saja ada jalur distribusi yang lebih sederhana, mungkin bekerjasama dengan provider telco untuk membantu pembayaran menggunakan pulsa, tentu akan sangat nikmat jadinya.

Coba anda mampir ke PasarMusik.com lalu sampaikan pendapat dan analisa anda di kolom komentar.

MySpace Akuisisi iLike

MySpace dibawah kepemimpinan CEO yang baru Owen Van Natta beberapa hari lalu menyelesaikan proses akuisisi terhadap iLike sebesar 20 Juta dollar. iLike adalah sebuah layanan social media yang memiliki engine rekomendasi musik yang selama ini bersaing dengan Last.fm. Sejak diluncurkan tahun 2008 lalu, iLike sudah menjadi salah satu aplikasi terbesar di situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Bebo, dan Hi5.

Ini merupakan akuisisi pertama yang dilakukan oleh MySpace sejak memiliki CEO Owen Van Natta yang baru masuk menggantikan DeWolfe bulan April lalu. Langkah ini pun menginsyaratkan bahwa MySpace sedang membangun sebuah kerajaan musik online, setelah MySpace menjadi situs yang populer di kalangan pecinta musik dan band indie. MySpace juga akhirnya meluncurkan MySpace Music beberapa waktu silam, dimana pengguna bisa mendengarkan musik secara cuma-cuma, mem-follow artis favorit mereka dan lain-lain.

Posisi ini tentu menjadi canggung, terutama urusannya dengan Facebook, dimana iLike memiliki basis pengguna sebesar 10 juta member dari Facebook. Dari sini tentu akan lebih mudah bagi MySpace untuk mengakuisisi pengguna baru dari Facebook menuju MySpace melalui iLike Facebook App.

Beberapa waktu lalu MySpace memang sempat mengalami kesulitan ketika News Corp terpaksa memecat CEO sekaligus Founder (DeWolfe) dan digantikan oleh Van Natta. Van Natta yang sebelumnya bekerja untuk Facebook, sepertinya ingin memperkecil pasar dari MySpace, lebih fokus ke musik dan band. Facebook, kompetitor mereka, selama ini pun mengindikasikan bahwa mereka sedang ingin mengembangkan sebuah channel khusus untuk musik dan band di jejaring sosial tersebut. Terutama melihat fakta bahwa Owen Van Natta sebelumnya merupakan CEO dari Project Playlist.

Langkah ini membawa MySpace 1 langkah di depan di bidang pengelolaan musik dibandingkan dengan Facebook, dan dengan basis masa yang cukup besar di Facebook maka akan mempermulus jalan mereka. Tinggal kita tunggu apa reaksi dari Facebook 🙂

SSL3 Was Awesome!! Let’s Do It Again!

Jujur saja, acara SSL yang diadakan Jumat minggu kemarin itu diluar perkiraan saya dan teman-teman penyelenggara. Perkiraan saya yang datang sekitar 15-20 orang, ternyata justru hampir 30 orang yang datang memenuhi tempat parkir Wetiga. Saking ramainya sampai banyak teman-teman yang tidak kebagian space untuk duduk, mohon maaf ya untuk ini. Dijamin SSL4 akan jauh lebih baik 🙂

Teman-teman dari Krazymarket, Digli, Fupei, Adandu, dan banyak lagi teman-teman blogger yang hadir memeriahkan suasana, meskipun sepertinya masih banyak yang malu-malu untuk bertanya. Kalau boleh saya ambil beberapa kesimpulan dari presentasi dan penjelasan dari Danny, kira-kira berikut 6 poin pentingnya :

– Harus bisa belajar menghargai karya diri sendiri dan orang lain. Kita tidak kalah dari luar negeri kok.

– Jangan pernah menyerah, selalu ada jalan. Tetap semangat!

– Komputer dan mobile adalah Tool untuk menghubungkan pengguna

– User adalah manusia, bukanlah sekedar robot atau statistik.

– Build experience through engagement. Libatkan user!

– 60% user internet Indonesia menggunakan social network

Mungkin itu poin-poin yang bisa saya tangkap dari presentasi Danny Oei dari Kaskus. Sesi pertanyaan-pun berlangsung lumayan seru, sampai tiba-tiba sudah jam 10 malam dan acara harus diakhiri.

Satu hal yang pasti, acara kemarin itu seru sekali! Dan SSL4 bulan depan, kami akan adakan dengan lebih baik lagi demi teman-teman sekalian. Let’s do it again guys! 🙂

ps: untuk kalian yang ingin men-demokan startup kalian di event SSL4, silahkan kirimkan slide presentasi mengenai startup kalian ke rmamuaya@gmail.com dengan subject ‘SSL4 – Demo’. Kami berencana menyediakan tempat untuk 2 startup terpilih untuk memdemokan startupnya di SSL4.

Inilah generasi pertama Sarasehan Startup Lokal!

gambar:Flickr

Koprol Goes User Generated dan Twitter Cross-Posting

Hari Senin kemarin, layanan jejaring sosial berbasis lokasi Koprol mengumumkan update fitur terbaru yang selama ini ditunggu-tunggu para penggunanya. Jika selama ini anda hanya bisa mengandalkan “Pak RT” yang menambahkan daftar lokasi di Koprol, maka sekarang pengguna sudah diberikan kekuasaan untuk menambahkan lokasinya sendiri. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk men-suggest sebuah lokasi yang kemudian akan dimoderasi oleh admin Koprol sebelum bisa dipublish kepada seluruh pengguna Koprol.

Fitur lain yang dirilis oleh Koprol adalah fitur cross-posting dari Koprol ke Twitter. Sebelumnya Koprol sudah mendukung cross-posting ke Facebook, namun untuk Twitter sepertinya diperlukan pertimbangan tersendiri. Banyak pengguna Twitter (termasuk saya) yang agak terganggu dengan cross-posting yang careless dan tidak bertanggung jawab. Saya bilang tidak bertanggung jawab karena tidak ada social relationship dengan para follower di Twitter selain hanya sekedar mengirimkan posting saja.

Hal ini menjadi masalah bagi kebanyakan pengguna Twitter, dan hal inilah yang sepertinya menyebabkan tim Koprol cenderung hati-hati dalam merilis fitur ini. Koprol juga present lokasi dari user dalam bantuk hashtag (Buaran Plaza menjadi #BuaranPlaza), jadi pengguna Twitter bisa langsung melihat siapa saja yang tweet mengenai tempat itu.

Ada beberapa tambahan fitur lain yang diimplementasikan oleh Koprol awal minggu ini, yaitu perubahan “Me & My Friends” menjadi “Friends & Nearby”, Review in-stream, email notification customization, dan juga single post page.

Dari fitur cross-posting ke Twitter ini, nampaknya Koprol sedang mencoba memasukkan elemen location-based social networking diluar sistem Koprol, yaitu di sistem Twitter. Menarik, karena tentunya akan jauh lebih mudah mengambil pengguna yang sudah aktif di Twitter daripada effort untuk mengkonversi penguna (macam BBM saja) . Pertanyaannya : apakah akan diterima oleh pengguna Twitter? Atau justru akan menjadi noise bagi pengguna Twitter lainnya? Bagaimana analisa anda? Sampaikan di kolom komentar.

ps:seharusnya Koprol memiliki URL Shortener tersendiri. Ada ide untuk alamat URL-shortenernya?

iGoogle Jadi Jejaring Sosial

Semalam, Google mengumumkan update untuk salah satu produknya iGoogle. iGoogle adalah halaman milik pengguna yang dapat dicustomize sesuai keinginannya, bisa diisi dengan widget-widget seperti gmail, rss feed, games, notes, calendar, dan lain-lain. Hampir mirip dengan Netvibes, namun lebih sederhana.

Google mengumumkan bahwa mereka telah menambahkan fitur-fitur sharing konten di iGoogle, jadi anda dapat berbagi informasi seperti News Widget, bermain games online bersama rekan anda, dan menulis note secara kolaboratif. Fitur – fitur ini membawa iGoogle menjadi seperti Social Network, seperti yang coba dilakukan Google dengan Google Reader dengan fitur sharing, fitur “like”, dan sebagainya.

Beberapa produk Google seperti Google Maps juga telah mengadopsi fitur social networking yang di-bundle menjadi Google Latitude. Saya pikir Google sedang mencoba-coba merilis produk baru dan melihat apa respon pasar, kalau responnya bagus akan dikembang kalau tidak ya dimatikan. Beberapa pengembangan dari produk-produk tersebut salah satunya adalah dengan menambahkan fitur sosial, menjadikannya lebih mudah untuk berbagi kepada pengguna lain.

Marissa Meyer, VP Product Google Inc, berkata bahwa sekarang ini fitur sosial adalah hal yang wajib dimiliki oleh situs-situs yang consumer-oriented. Pertanyaannya adalah, masih kita perlu jejaring sosial? Begitu banyak situs jejaring sosial yang kita gunakan, masihkah ada ruang untuk Google? Dari pertanyaan ini, muncul pertanyaan satu lagi (halah). Apa sih yang produk Google yang tidak kita gunakan? Hampir semua produk Google digunakan dan memang diciptakan berdasarkan kebutuhan (demand). Variannya pun sangat luas, mulai dari alat produktivitas, kolaboratif, pengelola, alat bantu, banyak sekali.

Langkah Google untuk mengintegrasikan beragam produk ini menjadi sebuah jejaring sosial yang amat besar tentu terlintas di pikiran saya. Dan pastinya jika memang benar, ada kemungkinan Facebook langsung dibalap. Atau justru kebalikannya? Bagaimana pendapat dan analisa anda?

Twitteran via SMS. Mau?

Ketika saya datang ke press conference yang diadakan 3 beberapa waktu lalu untuk peluncuran program Facebook via SMS, saya dan beberapa rekan lain turut menyinggung kapan 3 akan meluncurkan program untuk Twitter. Dan sepertinya saat ini hal tersebut sudah terwujud. Thank you Kevin Thau!

Tidak perlu banyak bicara, gambar ini menjelaskan semuanya 🙂

ps:ini bukan sponsored post (i wish it is, but it’s not).

Yeah, SSL Is Back Baby!!

Needless to say, akhirnya setelah 7 bulan absen SSL (Sarasehan Startup Lokal) kami adakan kembali. Kali ini dengan bantuan dari teman-teman di NavinoT.com dan Wetiga.com yang selalu senantiasa membantu DS (lebay).

Kami mengundang semua online entrepreneurs, internet enthusiast, programmers, designers, social media fanboys, everyone! Kali ini kita kedatangan tamu spesial dari Kaskus, Mr. Danny Oei yang akan membahas mengenai online community di Kaskus, berbagi pengalaman, dan diskusi santai mengenai semua aspek di dalamnya. Dipimpin oleh MC/moderator kita : Akhmad Fathonih dari NavinoT.com

Trust me, you don’t want to miss this 🙂

Kalau sempat, silahkan datang dan berdiskusi dengan kami. Kalo tidak repot silahkan RSVP dulu, tapi tidak wajib kok. Yang penting ditunggu kedatangannya di sama.

Peta lokasi (markas Dagdigdug)

Facebook Akuisisi Friendfeed

Hari ini berita yang cukup menghebohkan adalah proses akuisisi yang dilakukan Facebook terhadap Friendfeed. Friendfeed yang merupakan layanan life-streaming real-time yang cukup populer disebut-sebut menjadi kiblat baik untuk Facebook maupun Twitter. Friendfeed merupakan layanan yang sangat inovatif, dan salah satu layanan kesukaan saya. Banyak pihak yang setuju dengan anggapan bahwa Friendfeed adalah web service yang sangat keren, saking kerennya tidak akan dipakai banyak orang.

Kesepakatan antara Facebook dan Friendfeed-pun terbilang cukup mencengangkan, 50 juta dollar. 15 Juta dollar dalam bentuk cash, sisanya dalam bentuk saham kepemilikan di Facebook. Pemberian saham kepada Friendfeed ini meletakkan valuasi Facebook sekitar 6.5 milyar dollar secara keseluruhan, valuasi yang sama yang diberikan Facebook kepada setiap karyawannya.

Kenapa mengakuisisi Friendfeed? Ada beberapa hipotesis yang ada di kepala saya, yang pertama tentu saja untuk meningkatkan persaingan dengan Twitter. Facebook yang selama ini mencoba membuat para pengguna memberikan data real-time yang relevan, masih saja kalah jauh jika dibandingkan dengan Twitter yang saat ini menjadi search engine real-time yang paling maju. Facebook mungkin akan mengintegrasikan beberapa fitur real-time milik Friendfeed ke dalam Facebook.

Atau hipotesis lain yang saya pikirkan adalah mengenai keuntungan memiliki para founder dari Friendfeed. Satu hal yang saya salut dari tim pengembang Friendfeed adalah inovasi yang selalu kreatif dan biasanya fitur-fitur mereka sering diadopsi oleh Facebook dan juga Twitter. Seperti fitur “Like” yang diadopsi Facebook, fitur real-time search yang kemudian diadopsi oleh Twitter (dikembangkan lebih lanjut, lebih advance daripada fitur realtime di Friendfeed). Kemungkinan Facebook ingin memiliki staf yang lebih kreatif dan inovatif, dan pastinya tim pengembang Friendfeed ini orang yang tepat untuk Facebook dalam mengembangkan fitur-fiturnya lebih lanjut. Daripada terus mencontek dan mengamati pergeraka Friendfeed, tentu lebih mudah akuisisi sekaligus saja toh? 🙂

Lalu soal angka 50 juta dollar yang diberikan kepada Friendfeed, jujur saya sama sekali tidak terkejut. Zuckerberg, founder dan CEO Facebook yang bernegosiasi dengan pihak Friendfeed memang terkenal dengan sikapnya yang memberikan overvaluation, baik untuk valuasi Facebook sendiri maupun untuk perusahaan yang diakuisisi (Parakey).

Yang pasti, akan sangat menarik melihat fitur-fitur baru yang akan dirilis oleh Facebook setelah fitur real-time search yang juga diluncurkan belum lama ini. Menurut anda mampukah koalisi Facebook dan Friendfeed membunuh Twitter? Sampaikan pendapat anda di kolom komentar.