Monthly Archives: January 2016

Saingi Steam Early Access, GOG Perkenalkan Program Games In Development

Untuk menghindari pembajakan dan melindungi karya mereka dari kompetitor, pengembang umumnya enggan melepas versi game yang belum jadi. Namun kesuksesan DayZ dan Prison Architect membuka mata banyak orang, membuktikan bahwa early access memberikan banyak manfaat. Paid-alpha sangat membantu developer dari segi finansial dan juga feedback.

Meski bukan yang pertama, Valve segera mengadopsi program early access di layanan Steam mereka begitu menyadari tingginya antusiasme gamer. Sejak 2013, Steam Early Access memang menjadi preferensi utama developer. Dan di awal 2016 ini, GOG meluncurkan servis serupa untuk menyaingi Steam, berbekal kebijakan mereka yang terkenal ‘lebih bersahabat’ buat konsumen.

Platform distribusi digital milik perusahaan pemegang franchise The Witcher tersebut memperkenalkan Games in Development. Visi mereka adalah menyempurnakan praktek program early access saat ini. Ingin segera membedakan diri dari layanan rival besarnya itu, GOG menegaskan mereka hanya menyajikan judul-judul yang dianggap benar-benar berkualitas.

Game-nya dipilih langsung oleh tim Good Old Games sendiri, demi menghindari ‘bloat‘ serta memastikan cuma kreasi digital paling menjanjikan dan paling diantisipasi saja yang tersedia di sana. Hal ini dilakukan supaya waktu dan uang konsumen tidak terbuang sia-sia. Untuk menentukanya, GOG memanfaatkan Community Wishlist. Dan buat membangun kepercayaan user, sang penyedia layanan turut menerapkan strategi menarik.

GOG menyampaikan bahwa uang yang Anda keluarkan buat membeli akses game alphafunding bisa dikembalikan penuh dalam jangka waktu 14 hari, tanpa syarat dan pertanyaan – misalnya saat Anda dihadang masalah teknis (mengingat permainan memang masih belum rampung) ataupun ketika game tidak sesuai dengan harapan. Semua judul Games in Development juga bebas DRM.

Di awal kelahiran Games in Development, GOG menyiapkan lima judul permainan (dan kebetulan semuanya terkena promo potongan harga):

  • Starbound
  • Ashes of the Singularity
  • Project Zomboid
  • TerraTech
  • The Curious Expedition

Games in Development disuguhkan lewat software client GOG Galaxy, memungkinkan pengguna untuk mengonfigurasi update secara manual, atau menggunakan fitur rollback seandainya pembaruan menyebabkan perubahan tak diinginkan. Via rollback, Anda bisa melacak kejadian-kejadian penting selama proses pengembangan.

Kemudian jika Anda lebih memilih sabar menunggu sampai permainan benar-benar selesai, tidak ada satupun aspek yang berubah. Di tanggal rilisnya, GOG akan membuat pengumuman layaknya peluncuran judul baru.

GOG Games In Development 01

Sumber: GOG.com.

Utamakan Aspek Kolaborasi, Google Perbarui Fitur Komentar di Docs, Sheets dan Slides

Kehadiran layanan macam Google Docs tentunya sangat membantu kita tetap produktif di mana saja dan kapan saja. Mau di kantor menggunakan komputer atau di taksi menggunakan smartphone, kita tetap dapat berkolaborasi dengan rekan dalam menggarap suatu dokumen secara bersamaan.

Kolaborasi merupakan faktor penting yang akhirnya menjadi fitur utama di deretan produk Google Docs, Sheets dan Slides. Maka dari itu Google cukup rajin mengirim update guna menyempurnakan pengalaman kolaborasi yang pengguna rasakan setiap harinya.

Dalam update versi terbaru, aplikasi Google Docs, Sheets dan Slides di Android dan iOS kini sudah membawa dukungan fitur komentar. Hal ini tentunya akan memaksimalkan komunikasi di antara para pengguna yang tengah bersama-sama mengerjakan suatu dokumen. Untuk berpindah dari satu komentar ke yang lain, pengguna tinggal menerapkan gesture swipe – di Android sebelumnya sudah bisa, tapi baru untuk iOS.

Selain fitur komentar, versi anyar Google Docs, Sheets dan Slides untuk mobile ini juga membawa fitur Instant Mention, dimana pengguna dapat mengirim notifikasi email ke pengguna lain dengan cepat. Cukup ketikkan nama atau alamat email di kolom komentar, maka daftar kontak yang relevan akan muncul dan pengguna tinggal memilih mana yang hendak di-mention – tidak perlu mengetikkan “+” atau “@” terlebih dulu.

Meski sepintas terkesan berfokus pada versi mobile, Google tidak melupakan versi web-nya. Terhitung mulai tanggal 10 Februari nanti, Google Docs, Sheets dan Slides versi web juga akan kedapatan fitur Instant Mention.

Namun yang lebih menarik lagi, khusus Google Docs versi web, nantinya pengguna juga bisa menikmati fitur Instant Comment. Dengan fitur ini, tombol untuk menambahkan komentar akan muncul setiap kali pengguna menyeleksi teks atau mengarahkan kursor mouse pada sisi halaman.

Sumber: Google Apps Updates.

Google Dilaporkan Telah Mengapalkan 5 Juta Headset Cardboard

Di ranah virtual reality, Google Cardboard melambangkan harapan, terutama bagi mereka yang bersemangat menikmati VR tetapi masih ragu untuk mengeluarkan uang ratusan dolar demi produk sekelas Oculus Rift. Perjalanan Cardboard berawal di pengungkapannya dalam Google I/O 2014, dan kira-kira satu setengah tahun setelahnya, produk ini mencetak rekor membanggakan.

Melalui blog resmi, vice president of VR Google Clay Bavor mengumumkan bahwa mereka sukses mengirimkan lebih dari lima juta unit headset virtual reality berbahan kardus tersebut. Angka itu meliputi unit gratis yang dikirimkan ke pelanggan New York Times, edisi terbatas Star Wars, serta versi kolaborasi Google dengan Mattel. Lima juta juga menunjukkan, penetrasi Cardboard ke konsumen awam lebih tinggi dibanding produk smartwatch dan fitness tracker.

Prestasi tim VR Google tak berhenti sampai di sana. Konsumen sudah menginstal aplikasi VR sebanyak 25 juta kali. Via infografis, sang raksasa internet memperlihatkan tiga tahap peningkatan, lima juta dari Juni 2014 ke Februari 2015, lalu bertambah 10 juta lagi di Oktober 2015. Kenaikan paling tinggi terpantau berada di tiga bulan terakhir 2015 dengan 10 juta instalasi. Di Google Play sendiri, terdapat 1.000 lebih app khusus Cardboard.

Google Cardboard 02

Google juga menyingkap lima aplikasi virtual reality terfavorit – berdasarkan jumlah instalasi, rating, serta ulasan dari user. Berikut daftarnya:

  1. Chair in the Room
  2. Vrse
  3. Lamper VR: Firefly Rescue
  4. Caaaaardboard!
  5. Proton Pulse

Terhitung 350.000 jam dihabiskan konsumen buat menonton video VR di YouTube, dan jika dikumpulkan semuanya, ada lebih dari 75.000 foto virtual reality dijepret dari Cardboard Camera. Tentu head-mounted display berkonsep DIY ini bukan hanya berguna di bidang hiburan saja. Para siswa di berbagai belahan dunia turut memanfaatkan Cardboard untuk melakukan studi wisata ‘virtual’ ke 150 lokasi menarik via program Expeditions Pioneer.

Headset Cardboard terdiri atas komponen-komponen sederhana. Spesifikasinya dedesain oleh Google, tetapi tidak ada vendor resmi yang menyediakan device. Daftar pernak-pernik, skema rancangan, dan instruksi perakitan tersaji gratis di website, memungkinkan orang menyusunnya sendiri. Google sempat merilis update desain di Google I/O 2015 sehingga headset kompatibel dengan smartphone berlayar 6-inci.

Alternatif mudahnya, Cardboard bisa Anda beli di BukaLapak atau Tokopedia. Terdapat pula beberapa online store khusus produk VR, seperti VRIndo dan Unomax. Harganya bervariasi, dari puluhan sampai ratusan ribu Rupiah.

 

Aplikasi Booyah Hadirkan Fitur Panggilan Video untuk Pengguna WhatsApp

Menjelang akhir tahun kemarin, muncul bocoran informasi bahwa WhatsApp hendak menghadirkan fitur panggilan video. Satu bulan berselang, update itu tak kunjung datang. Hal ini tampaknya membuat developer di bawah bendera Rounds Entertainment gerah.

Mereka pun meluncurkan sebuah aplikasi pelengkap yang membawakan fitur video call bagi pengguna WhatsApp. Dinamai Booyah, aplikasi ini tidak mewajibkan Anda untuk mendaftarkan akun baru. Cukup sambungkan akun WhatsApp yang Anda pakai sekarang, maka Anda sudah bisa menikmati fitur panggilan video.

Bukan cuma panggilan video satu lawan satu, Booyah bahkan mendukung panggilan video berkelompok dengan 12 orang sekaligus dalam kualitas HD. Karena tersambung dengan akun WhatsApp, tentunya daftar kontak di Booyah juga akan sama persis seperti di aplikasi chatting milik Facebook tersebut.

Booyah, video call for WhatsApp

Perihal kualitas, sepertinya kita tidak perlu meragukan Booyah. Pasalnya sang pengembang sebelumnya sudah cukup berpengalaman di bidang ini lewat aplikasi bernama Rounds. Bedanya, kalau Rounds ditujukan buat pengguna Facebook, Booyah dirancang secara khusus untuk mengakomodasi para pengguna WhatsApp yang sudah menanti-nanti fitur panggilan video.

Saat ini Booyah sudah bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh pengguna iPhone dengan mengunduhnya lewat App Store. Versi Android-nya dikabarkan akan segera menyusul dalam waktu dekat. Sebelum WhatsApp merilis fitur panggilan videonya sendiri secara resmi, tentunya ini merupakan alternatif menarik yang bisa dicoba sekarang juga.

Sumber: SlashGear dan Digital Spy. Gambar header: WhatsApp via Shutterstock.

Perkaya Pengalaman Pengguna, Grab Sematkan Fitur GrabPay dan GrabWork

Setelah menyuarakan nama barunya, Grab turut merevolusi dan menyempurnakan pengalaman pengguna melalui aplikasi mobile mereka yang dirancang menjadi lebih ringan dan memberikan akses cepat untuk melakukan pemesanan. Grab turut mengimplementasikan fitur GrabPay dan GrabWork sebagai penunjang gaya hidup digital masyarakat Indonesia mengadopsi sistem pembayaran non-tunai.

“Kami berupaya untuk merancang produk sebaik mungkin untuk para pengguna kami. Grab menggunakan pendekatan hyperlocal untuk memahami apa yang lebih disukai oleh pengguna di tiap kota di Asia Tenggara, mulai dari preferensi bahasa sampai dengan opsi pembayaran,” ungkap Co-Founder Grab Tan Hooi Ling, dalam siaran pers yang kami terima kemarin (28/1). “Aplikasi Grab yang telah diperbarui difokuskan pada upaya peningkatan pengalaman utama para penggunanya – kami ingin menjadikannya sesederhana mungkin hingga cukup dengan dua kali klik untuk memesan kendaraan.”

GrabPay

Grab merangkul gaya hidup digital masyarakat modern dengan mengimplementasikan metode pembayaran non-tunai. Dari siaran resminya, GrabPay menambahkan pilihan bagi penumpang untuk melakukan pembayaran secara praktis dengan menggunakan kartu kredit tanpa harus menghabiskan waktu lebih lama di taksi maupun GrabCar. Konfirmasi tarif akan diterima penumpang melalui aplikasi dan bukti pembayaran melalui email. Selain itu para penumpang juga dapat menggunakan lebih dari satu kartu kredit dan dengan mudah memilih opsi pembayaran yang ingin digunakan.

GrabPay saat ini tersedia di Singapura, Indonesia, Filipina dan Malaysia, dan dukungan lebih dari satu kartu kredit akan tersedia di Singapura mulai dari 28 Januari dan tersedia mulai Februari untuk Indonesia, Filipina dan Malaysia.

GrabWork

Memahami dan memfasilitasi mobilitas masyarakat, Grab memperkenalkan model bisnis baru bagi perusahaan yang ingin terdaftar sebagai mitra. Berdasarkan laman situsnya, fitur ini mampu memisahkan pengeluaran transportasi pribadi dan bisnis yang mencakup kode pengeluaran dan detail perjalanan untuk keperluan pelacakan dan proses klaim.

Para penumpang dapat login secara online ke Grab Passenger Hub untuk mengunduh pernyataan pengeluaran bisnis dan personal yang terkonsolidasi untuk kepentingan proses klaim mereka. Dengan dukungan lebih dari satu kartu kredit, pengguna juga dapat menambahkan kartu kredit perusahaan dan dengan mudah mengganti dari opsi pembayaran personal dan perusahaan. Masyarakat Indonesia sudah bisa mulai menggunakan fitur GrabWork mulai kemarin (28/1).

Sony Luncurkan Walkman NW-A25/LM Edisi Eir Aoi

Penggemar anime maupun game JRPG pastinya tidak asing dengan nama Eir Aoi. Sejak memulai karir di tahun 2011, karya penyanyi Jepang berparas cantik tersebut sudah banyak dijadikan lagu tema anime maupun video game, termasuk halnya game Digimon World: Next Order yang bakal dirilis untuk PlayStation Vita pada bulan Maret tahun ini.

Bagi para penggemar Eir Aoi di tanah Air, Sony rupanya telah menyiapkan persembahan istimewa dalam wujud perangkat Walkman NW-A25/LM edisi Eir Aoi. Pemutar musik digital edisi terbatas ini hadir dengan desain yang lebih menawan dari varian standarnya, terlebih berkat warna biru viridian yang begitu mencolok sekaligus grafir desain orisinil di panel belakang yang menyerupai tanda tangan sang vokalis.

Dari segi spesifikasi, tidak ada yang berbeda dari NW-A25/LM edisi khusus ini. Perangkat masih mengemas amplifier digital S-Master HX garapan Sony yang sanggup memutar musik secara lebih halus dan dinamis. Tanpa kabel dan menggunakan Bluetooth, kualitas suara yang didapat juga tetap terjamin berkat penerapan teknologi LDAC, yang merupakan codec dengan latensi rendah yang dapat mentransfer data tiga kali lebih banyak daripada codec standar.

Sony Walkman NW-A25/LM Edisi Eir Aoi

Sebagai bonus, NW-A25/LM edisi Eir Aoi ini juga akan diisi dengan dua wallpaper orisinil serta file lagu “Memoria” versi Hi-Res yang direkam saat konser di Toyosu. Anda merasa tidak punya headphone yang cukup wah untuk memutar file audio Hi-Res? Jangan khawatir, karena Sony telah membundel Walkman edisi khusus ini dengan in-ear headphone MDR-NW750N yang dibekali fitur noise cancelling pasif.

Untuk mendapatkannya, mulai tanggal 29 Januari ini Anda sudah bisa mengunjungi semua Sony Center di Jakarta maupun Surabaya – stoknya terbatas. Harganya Rp 3.999.000, sudah mencakup perangkat Walkman dengan kapasitas penyimpanan 16 GB dan in-ear headphone berteknologi Hi-Res Audio tadi.

Nvidia GeForce GT 710 Beri Tenaga Baru di Mini PC dan Komputer Tua Anda

Perkembangan teknologi kartu grafis integrated Intel dan AMD yang begitu pesat pada dasarnya hampir menyapu keberadaan GPU discrete low-end. Namun Nvidia mengetahui bahwa pasar tersebut belum betul-betul sirna. Para pengguna PC entry-level ternyata masih memerlukan komponen olah grafis baru di kelas ini untuk mengganti hardware lawas mereka.

Demi memenuhi permintaan tersebut, Nvidia meluncurkan kartu grafis low-end teranyar melalui partner-partnernya, memperkenalkan GeForce GT 710. Ia diramu untuk menghidupkan kembali PC-PC tua yang hampir terlupakan – mengubahnya jadi unit home theatre, atau memberi dongkrakan tenaga di komputer-komputer berukuran kecil. Sang produsennya bilang, GT 710 dapat ‘meningkatkan pengalaman pemakaian PC’.

Jangan biarkan wujud padat dan desain tanpa kipasnya mengelabui penilaian Anda. GPU ini menyimpan kekuatan cukup besar untuk menopang tiga monitor HD, diklaim 10 kali lebih kuat dari kartu grafis on-board, dan menyuguhkan performa gaming lebih besar 80 persen. Dibanding varian terdahulu (GT 610), GeForce GT 710 juga lebih gesit 70 persen dalam sejumlah skenario.

GeForce GTX 710 01

GeForce GT 710 masih memanfaatkan arsitektur last-gen Kepler, dengan 192 CUDA-core dan di-set di kecepatan 954MHz. Meskipun teknologi di belakangnya tidak baru, GPU menyimpan kapabilitas yang tak dimiliki oleh GT 610. Ia menawarkan mode anti-aliasing FXAA buat menghaluskan ujung objek-objek virtual, dibekali PhysX dan Adaptive Vertical Sync untuk meminimalisir efek screen tearing serta stuttering.

Dan untuk keperluan penyajian video sendiri, tersedia teknologi PureVideo HD. Fitur mengombinasikan proses decoding video HD terakselerasi dan post-processing. Output jadi lebih jelas, mulus, dengan image-scaling dan reproduksi warna akurat. Dari segi suara, GT 710 mendukung penuh TrueHD dan codec audio high definition lossless multi-channel.

GeForce GTX 710 02

Kartu grafis memberikan konsumen resolusi maksimal 2560×1600-pixel di 60Hz. Jika Anda bersedia turun ke 24Hz, GT 710 sanggup menangani 4096×2160, lebih tinggi dari 4K. Tapi bagaimana dengan ultra-HD sendiri? 3840×2160-pixel tercapai di output 30Hz.

Sedikit fakta menarik: sebenarnya GPU integrated Intel sudah bisa menghidangkan 4K di 60Hz, namun ia memerlukan perombakan total pada sistem. Dengan begitu, GeForce GT 710 merupakan solusi optimal untuk meng-upgrade PC tua.

Sejumlah vendor telah mengumumkan iterasi GeForce GT 710 mereka, antara lain Asus, EVGA, Galax, Gigabyte, Inno3D, Palit Multimedia, Manli, MSI, serta ZOTAC. Harganya berkisar antara US$ 30 sampai US$ 50 di Amerika Serikat.

Edit: sebelumnya ada kesalahan penulisan model, telah diperbaiki.

Via Digital Trends. Sumber: GeForce.com.

Game Dream Life Ajak Anda Bermain Simulasi Menjadi Orang Dewasa

Ketika kecil mungkin pembaca DailySocial pernah berandai-andai jika besar nanti ingin menjadi apa. Binus Media & Publishing meluncurkan sebuah game simulasi yang akan menggambarkan potret kehidupan kita ketika dewasa nanti. Dalam game simulasi yang berjudul Dream Life, pemain akan mencoba meniti karir yang sesuai dengan kepribadian dari pemainnya.

Mirip dengan permainan simulasi kehidupan yang cukup terkenal yakni The Sims, Dream Life memberikan kita keleluasaan untuk membuat karakter Anda sendiri. Namun tentu opsi untuk kostumisasi tidak sebanyak The Sims.

Setelah membuat karakter dan memberinya nama dalam permainan ini, maka Anda akan masuk ke dalam cerita. Pada awal cerita, Anda akan berada diposisi anak SMA kelas 3 yang sedang mempersiapkan diri untuk kuliah.

Screenshot_2016-01-21-21-03-53

Pada fase ini, kepribadian pemain akan dites dan nanti akan dicocokan dengan pekerjaan yang sesuai. Walaupun hanya permainan, tapi pengembang game ini menggunakan metode ilmiah untuk menentukan kepribadian seseorang.

Dream Life menggunakan metode Hollan Code (Riasec) untuk mengeksplorasi enam jenis pekerjaan sesuai dengan kepribadian. Pemain bisa menjadi seorang guru, pemadam kebakaran, akuntan, pemain piano, penguasa, atau programmer.

Dalam game ini pemain juga bisa berinteraksi dengan berbagai karakter di beberapa area, seperti di sekolah atau apartemen. Pemain juga bisa berbelanja dan menggunakan item yang dibeli untuk membuat jalan cerita sendiri.

Meski dari sisi game dan cerita cukup unik dan menarik, sayangnya dari sisi grafis masih ada yang perlu ditingkatkan lagi.

Screenshot_2016-01-21-21-03-21

Bagi Anda yang suka dengan game tipe simulasi kehidupan seperti The Sims, rasanya Dream Life dapat menjadi game yang perlu Anda coba mainkan.

Game ini sudah tersedia untuk diunduh di Google Play.

4 Laptop High-End Terbaru dari HP Inc.

Di tahun ini, ketipisan laptop masih dijadikan prioritas bagi banyak brand dalam menghadirkan jajaran produknya. Salah satunya adalah HP Inc. yang juga turut serta berinovasi membuat laptop dan workstation menjadi semakin tipis.

Hari Rabu kemarin, bertempat di Jakarta, HP Inc. menyelenggarakan acara untuk memperkenalkan jajaran produk laptop high-end mereka, dan saya berkesempatan untuk melihat langsung.

HP Inc

Salah satu yang mencuri perhaitan saya adalah HP Elitebook Folio, HP mengklaim bahwa HP Elitebook Folio (Rp. 19.990.000) sebagai laptop tertipis saat ini dengan ketebalan 12,4mm dan berat dibawah 1kg.

Saya cukup terkesima dengan ketipisannya dan yang membuat saya heran adalah daya tahannya. Pada acara temu media yang saya hadiri Rabu lalu, Subin Joseph, Managing Director, HP Inc. Indonesia mendemokan sendiri ketahanan laptop tersebut dengan menjatuhkannya dari ketinggian 1,5 meter dan laptop tersebut tetap menyala dengan baik tanpa ada kerusakan yang berarti. Cocok untuk orang yang ceroboh dan suka menjatuhkan segala macam barang.

HP Inc

Cukup banyak produk laptop yang didemokan pada acara temu media tersebut. Terdapat 4 high-end laptop dan 1 laptop yang masuk dalam segmen entry level. Ada garis merah yang jelas pada semua laptop high-end yang dipamerkan di hari itu, semua mengunggulkan ketipisan, daya tahan, security dan desain yang mumpuni. Selain itu, jajaran produk ini juga mendukung layar touch screen Quad HD (2k) dan speaker dari Bang & Olufsen. Semua laptop datang dengan Windows 10.

HP Spectre x360

Bagi yang membutuhkan tenaga lebih, mungkin lebih cocok menggunakan HP Spectre x360 (Rp. 15,999,000 – Rp. 20.999.000). Keunggulan dari laptop ini adalah keyboard-nya bisa dilipat ke belakang sehingga bisa dipakai sebagai tablet. Bagus juga untuk presentasi dimana keyboard dijadikan penyangga saja. Sayangnya HP Spectre x360 tidak setipis Elitebook Folio. Akan sangat menyenangkan sekali bila Elitebook Folio bisa dilipat penuh dan jadi tablet.

HP Envy 13

Untuk solusi yang lebih affordable, HP menghadirkan HP Envy 13” (Rp. 13.999.000). Laptop ini juga sangat tipis, lebih tipis dari HP Spectre x360. Kekurangannya dari laptop ini adalah tidak bisa diputar sampai 360 derajat seperti HP Spectre x360. Sepertinya memang fitur keyboard bisa diputar 360 derajat itu mahal ya. 😀

HP Pavilion 15

Untuk para gamer, HP mengeluarkan HP Pavilion Gaming notebook (Rp. 13.999.000). Berhubung perangkat yang satu ini ditujukan untuk gaming, laptop cenderung lebih tebal dan hadir dengan desain yang sangat berbeda dibanding laptop lainnya yang sudah disebutkan di atas. HP mencoba untuk mengedepankan pengalaman bermain dengan layar 15.6”, NVIDIA GeForce GTX 950, Intel Core 6th Gen i7, memory 8GB dan 1TB HDD.

HP Elite x2 1012

Bagi yang masih menginginkan workstation yang lebih tradisional. HP mengeluarkan HP Elite X2 (Rp. 14,999,000). Sebenarnya ini bukan hanya laptop karena keyboard-nya bisa dipisahkan sehingga bisa digunakan sebagai tablet saja, lebih cocok disebut 2-in-1 device.

Dalam acara ini hadir cukup banyak variasi laptop yang bisa dijadikan pilihan. Saya pribadi memfavoritkan HP Elitebook Folio karena laptop ini sangat tipis dan ringan. Cocok untuk pribadi yang lebih sering berada di luar kantor atau berpergian keluar kota.

Bagaimana dengan Anda, apa yang jadi favorit?

Peran Chief Data Officer sangat dibutuhkan perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas manajemen data/Shutterstock

Peran Sentral Chief Data Officer di Era Big Data

Teknologi big data menghadapkan pada kita fakta bahwa data tidak harus didiamkan. Data jika hanya ditumpuk hanya akan menjadi beban. Manajemen data yang buruk hanya akan membuat perusahaan mendapatkan “limbah data”. Terlebih jika data sudah terlalu lama disimpan mungkin nilai dari data bisa berkurang, sehingga mempertahankan data seolah membuatnya sia-sia. Untuk itulah perusahaan sekarang membutuhkan Chief Data Officer.

Peran atau posisi Chief Data Officer relatif baru, tapi sangat dibutuhkan saat ini. Perusahaan dihadapkan pada fakta bahwa pelanggan mulai membanjiri mereka dengan data. Data ini harus dikelola dengan tepat dan cepat untuk bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Chief Data Officer dihadapkan pada tanggung jawab pengelolaan data bisnis secara keseluruhan. Mengambil alih dari IT atau bagian yang biasa bersinggungan dengan data. Hadirnya Chief Data Officer bisa menempatkan kualitas data di inti operasi bisnis.

Hal yang mereka lakukan adalah melacak di mana perusahaan meletakkan aset data. Mencari tahu di mana mereka disimpan, siapa yang memiliki akses, dan informasi seberapa sering mereka “dibersihkan” dan diperiksa. Mereka meletakkan kualitas sebagai yang terpenting untuk mengelola kemurnian data-data penting dan memastikan perusahaan tidak mengeluarkan biaya lebih untuk menyimpan, menggandakan, versifikasi data atau data yang rusak.

Data bisa lebih “bersih” dan berguna bagi semua orang di dalam perusahaan. Membawa manajemen data lebih aman, tepat waktu dan efektif untuk data pelanggan.

Namun Chief Data Officer bukanlah seorang penyihir atau superhero yang tiba-tiba datang langsung mengatasi permasalahan perusahaan tentang data. Harus ada tujuan strategis dari perusahaan untuk menjadikan data sebagai aset. Tugas Chief Data Officer adalah untuk memastikan tujuan itu tercapai.

Misi menjadikan data sebagai aset strategis bukan misi individu. Itu harus menjadi tanggung jawab bersama. Setelah adanya Chief Data Officer di perusahaan, setiap elemen yang ada di perusahaan harus mulai mendukung dengan tetap bertanggung jawab pada data yang mereka hasilkan untuk membantu kerja Chief Data Officer.


Disclosure: DailySocial bekerja sama dengan Bigdata-madesimple.com untuk penulisan artikel ini