Monthly Archives: February 2017

Sony Luncurkan Proyektor yang Sanggup Ubah Permukaan Datar Apapun Menjadi Tablet

Sony tampil cukup all out pada event MWC 2017. Tidak hanya membawa Xperia XZ Premium dan Xperia XZs, Sony turut memperkenalkan sebuah perangkat yang cukup nyeleneh nan inovatif. Xperia Touch namanya, dan ia secara teknis merupakan sebuah proyektor.

Namun label “Touch” mengindikasikan kalau ia bukan sembarang proyektor. Fungsi utama Touch pada dasarnya adalah mengubah permukaan datar apapun menjadi layar sentuh berukuran 23 inci, dimana pengguna dapat berinteraksi layaknya sedang menggunakan sebuah tablet Android raksasa.

Mau diproyeksikan secara horizontal atau vertikal, konten bisa dinavigasikan menggunakan sentuhan. Rahasianya terletak pada perpaduan sensor infra-merah dan kamera 60 fps yang diberi tanggung jawab untuk mendeteksi dan mengenali pergerakan tangan beserta jari-jari pengguna secara real-time.

Xperia Touch sebelumnya bernama Xperia Projector, dipamerkan pertama kali pada event MWC 2016 / Sony
Xperia Touch sebelumnya bernama Xperia Projector, dipamerkan pertama kali pada event MWC 2016 / Sony

Semua aplikasi maupun game yang tersedia di Google Play Store dapat dijalankan oleh Xperia Touch, dan Sony bahkan telah membekalinya dengan kompatibilitas PlayStation 4 Remote Play. Lebih lanjut, Sony juga memastikan interface-nya dapat dipahami dengan jelas, baik di kondisi pencahayaan yang terang maupun redup.

Xperia Touch awalnya diperkenalkan sebagai sebuah perangkat eksperimental bernama Xperia Projector di event MWC tahun kemarin. Akan tetapi sekarang Sony sudah siap memasarkannya ke sejumlah negara terpilih mulai musim semi mendatang, dengan banderol harga €1499.

Xperia Ear “Open-style CONCEPT”

Selain Xperia Touch, Sony rupanya turut memamerkan generasi baru Xperia Ear, yang tidak lain merupakan headset bertenaga asisten virtual. Versi baru ini masih berupa prototipe, namun yang pantas disorot adalah pengaplikasian teknologi open-ear yang dikembangkan oleh divisi Sony Future Lab.

Sony Xperia Ear "Open-style CONCEPT" / Sony
Sony Xperia Ear “Open-style CONCEPT” / Sony

Teknologi ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mendengarkan musik, notifikasi, sekaligus suara di sekitarnya secara bersamaan. Rahasianya terletak pada unit driver dan konduktor akustik yang bekerja bersama-sama untuk meneruskan suara langsung ke dalam kanal telinga.

Tentu saja Sony juga tidak lupa menyempurnakan asisten virtual yang menjadi otak di balik Xperia Ear. Sejumlah fitur telah disiapkan, seperti contohnya fitur Anytime Talk yang memudahkan pengguna untuk memulai percakapan grup secara real-time tanpa harus menelusuri daftar kontaknya terlebih dulu.

Sumber: Sony.

Ponsel pintar menjadi kebutuhan sekunder di kalangan masyarakat Indonesia / Pixabay

Bagaimana Ponsel Pintar Mengubah Paradigma Kehidupan Masyarakat Indonesia

Memiliki angka penetrasi yang sangat besar dan terus bertumbuh, pemanfaatan ponsel di Indonesia berhasil mengubah paradigma dalam kehidupan sehari-hari. Dalam laporan kuartal pertama bertajuk “Indonesia Mobile Habit 2017” oleh JakPat, ditemukan sebuah kesimpulan menarik.

Survei yang dilakukan kepada lebih dari 3500 pengguna ponsel di Indonesia ini mengemukakan sebuah fakta bahwa kebutuhan kepemilikan ponsel pintar sudah meningkat urgensinya. Sebanyak 81,19 persen responden menyatakan bahwa kepemilikan ponsel masuk dalam kategori “penting di bawah kebutuhan makan (91,68%), air (90,10%), tempat tinggal (85,19%) dan di atas kebutuhan pakaian (78,47%), kartu identitas (62,5%), kendaraan hingga dompet (57,21%). Bisa dikatakan, ponsel sudah berubah dari penempatan sebelumnya sebagai kebutuhan tersier menuju kebutuhan sekunder.

Peningkatan kebutuhan tersebut makin diperkuat dengan persentase aktivitas berikut ini. Banyak orang (45,84%) ketika bangun tidur hal pertama dicari adalah ponselnya.

Dalam keseharian, kapan seseorang pertama memeriksa ponselnya / Laporan Jakpat
Dalam keseharian, kapan seseorang pertama memeriksa ponselnya / Laporan Jakpat

Menjadi sebuah kewajaran ketika ponsel pintar berhasil memfasilitasi banyak aktivitas dalam keseharian. Tidak hanya untuk berkomunikasi, melainkan termasuk banyak hal lainnya. Mulai dari mencari informasi terkini, mendapatkan hiburan (musik, video, game dll), hingga menyelesaikan pekerjaannya.

Data berikutnya menunjukkan ragam aktivitas yang mendominasi kegiatan berponsel masyarakat di Indonesia. Kendati masih didominasi oleh aktivitas personal dan sifatnya hiburan, angka-angka yang menunjukkan persentase kegiatan “serius” mulai terlihat. Seperti untuk menjadi media belajar, menunjang pekerjaan, melakukan transaksi finansial, pemesanan hotel dan belanja. Mengapa dikatakan sebagai sebuah kegiatan serius, karena membutuhkan effort lebih –bahkan mengeluarkan biaya—untuk mengakses layanan-layanan tersebut. Simpulannya, kepercayaan pengguna meningkat dengan sebuah layanan berbasis aplikasi ponsel.

Aktivitas yang dilakukan masyarakat dengan ponsel pintarnya / Laporan Jakpat
Aktivitas yang dilakukan masyarakat dengan ponsel pintarnya / Laporan Jakpat

Aktivitas di atas umumnya dilakukan dengan rerata waktu antara 1,3 – 2,7 jam. Persentase terbesar penggunaan ponsel justru digunakan untuk bekerja (rata-rata 2,7 jam per hari), kemudian untuk berkomunikasi atau chatting (2,6 jam per hari), disusul aktivitas di media sosial, bermain game dan menonton film.

Peningkatan kebutuhan yang berimbas pada pengeluaran rutin

Bergesernya kebutuhan penggunaan ponsel di kalangan masyarakat salah satunya berimbas pada pengeluaran mereka untuk memenuhi aktivitas tersebut, yakni pembelian pulsa yang harus dilakukan untuk mengaktifkan paket data dan kebutuhan penunjang lainnya. Dari data yang didapatkan JakPat, sebagian besar masyarakat mengucurkan uang 50 – 100 ribu Rupiah untuk membeli pulsa tiap bulan.

Rata-rata pengeluaran bulanan pengguna ponsel di Indonesia / Laporan Jakpat
Rata-rata pengeluaran bulanan pengguna ponsel di Indonesia / Laporan Jakpat

Sedangkan untuk perangkat penunjang, merek populer di kalangan pengguna Indonesia masih didominasi Samsung (29,33%), Xiaomi (13,17%), Asus (11,11%), Lenovo (7,83%), Apple (6,09%), Oppo (5,18%) dan merek lainnya. Dipastikan kebutuhan untuk mengakses aplikasi modern dan layanan internet, menggeser penggunaan featured phone menjadi smartphone secara signifikan.

Selain data di atas, dalam laporan premium yang dirilis oleh Jakpat juga memberikan berbagai insights lain secara mendetil, termasuk tren pengguna membeli/berganti ponsel, pembagian berdasarkan kategori usia, hingga persentase layanan-layanan populer di kategori media sosial, musik, e-commerce hingga finansial.

Laporan premium ini bisa diperoleh secara lengkap dengan mengunjungi tautan berikut http://jakpat.net/report1.

Smartphone Android Murah ZTE Blade V8 Lite Dipamerkan di MWC 2017

ZTE ikut dalam gelombang peresmian perangkat-perangkat baru di ajang MWC 2017 yang digelar di Barcelona. Pabrikan asal Tiongkok menghadirkan beberapa perangkat yang cukup menarik perhatian, salah satunya adalah ponsel murah Blade V8 Lite.

Mengemban misi bertempur di segmen entry level, ZTE berupaya meracik Blade V8 Lite sebaik mungkin tapi tak melupakan misinya menghadirkan sebuah perangkat yang terjangkau oleh kantong kebanyakan konsumen. Ponsel dengan sistem operasi Android 7.0 Nougat ini menampilkan visual apik melalui penampang layar seluas 5 inci dengan kejernihan HD (729 x 1280 piksel). Dan demi memberikan kinerja terbaik, ZTE membenamkan chipset MediaTek 6750 yang mengemas prosesor delapan inti bersama RAM 2GB dan memori seluas 16GB. ZTE juga melengkapi perangkat dengan slot microSD jika kapasitas itu dirasa masih kurang.

Tak ketinggalan, ZTE juga melengkapi ponsel Android murahnya dengan sepasang kamera yang disematkan di bagian belakang dan depan. Kamera belakang mempunyai resolusi 8MP beserta dukungan LED flash dan sejumlah fitur kamera bawaan. Kemudian di depan terdapat kamera 5MP untuk urusan selfie dan panggilan video. Kombinasi ini memang tak terlampau istimewa, tapi untuk kelas entry level, konfigurasi ini dirasa sebagai salah satu penawaran terbaik.

Di balik cover belakang Blade V8 Lite bersemayam komponen baterai seluas 2.500mAh serta pemindai sidik jari yang disematkan tepat di bagian terluar. ZTE berencana memasarkan Blade V8 Lite ke Jerman dan Spanyol terlebih dahulu, baru setelah itu menyambangi Asia Pasifik dan Eropa. Sayang harga jual perangkat sampai saat ini masih belum terungkap.

Sumber berita ZTE.

Agate Belum Menyerah, Valthirian Arc: Red Covenant Siap Kembali Melenggang di Kickstarter

Diumumkan pertama kali di bulan Oktober 2015, Valthirian Arc: Red Covenant adalah kreasi digital terbaru buatan Agate yang menggabungkan elemen simulasi sekolah dengan formula RPG klasik Jepang – sebuah perpaduaan antara Final Fantasy, SimCity dan Harry Potter. Premisnya sangat menarik, tapi sayang sekali kampanye crowdfunding game dua tahun silam tidak berhasil.

Namun Agate Studio masih belum menyerah. Memegang komitmen mereka, Valthirian Arc: Red Covenant terus digarap. Di penghujung bulan Februari 2017 ini, sang developer mengumumkan bahwa permainan itu sudah memasuki tahap akhir pengembangan, dan di momen ini pula, Valthirian Arc: Red Covenant siap kembali melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Kickstarter.

Valthirian Arc: Red Covenant adalah game ketiga di seri Valthirian Arc, menempatkan pemain sebagai kepala sebuah akademi. Anda ditugaskan untuk melatih para siswa untuk menjadi penyelamat dunia, sembari mengerjakan quest-quest ringan dan unik ala RPG seperti menemukan kucing yang hilang, mengirimkan surat cinta, membantu ibu-ibu menyeberang jalan, dan ada pula tugas bertempur melawan monster.

Di sana, Anda bisa mengembangkan sekolah, menambah ruang kelas serta mendirikan fasilitas-fasilitas baru buat menampung lebih banyak murid dan memperkuat akademi. Tentu saja Anda ditantang untuk cermat dalam mengelola sumber daya dan merencanakan pembangunan. Seiring berkembangnya akademi tersebut, jumlah siswa jadi bertambah banyak. Anda dapat mempromosikan karakter-karakter ke kelas yang lebih tinggi: berawal dari Apprentice, mereka bisa diarahkan menjadi Knight, Magi, ataupun Swift. Agate menyiapkan tidak kurang dari sembilan pilihan kelas.

Valthirian Arc 2

Untuk pertempurannya sendiri, Valthirian Arc: Red Covenant mengusung sistem real-time di mana Anda dapat langsung segera menyerang lawan, atau terlebih dulu menempatkan siswa di posisi-posisi strategis – tergantung dari peran dan spesialisasi mereka.

Valthirian Arc 3

Upaya penggalangan dana Valthirian Arc: Red Covenant yang dilakukan Agate sebelumnya dua tahun lalu hanya mengumpulkan 40 persen dari target. Developer mengetahui pangkal masalahnya: saat itu, permainan masih berada di fase awal pengerjaan. Akibatnya, mereka belum bisa betul-betul meyakinkan calon backer. Kampanye baru Valthirian Arc sendiri dimulai hari ini, tanggal 28 Februari, tepatnya pada pukul 05:00 pagi waktu New York. Agate Studio menargetkan angka US$ 20.000.

Jika kampanye crowdfunding episode kedua ini sukses, Valthirian Arc: Red Covenant rencananya akan meluncur di plaform Windows PC pada bulan Agustus 2017 nanti via Steam.

Informasi lebih detail mengenai Valthirian Arc: Red Covenant bisa Anda peroleh dengan mengunjungi situs resminya.

Update: Kampanye Valthirian Arc: Red Covenant sudah kembali dimulai di Kickstarter, dan di sana Anda bisa mengunduh gratis versi demonya.

Di MWC 2017, Oppo Jelaskan Apa itu Teknologi 5X Dual-Camera Zoom

Sebagai kompensasi absennya pengumuman perangkat baru di ajang bergengsi seperti Mobile World Congress 2017, Oppo menjelaskan lebih lengkap mengenai apa itu teknologi 5X yang sempat mereka tease minggu lalu. Jika Anda sebelumnya memprediksi bahwa teknologi ini berkaitan dengan kapabilitas fotografi di smartphone, maka tebakan Anda tepat.

Di MWC 2017, sang produsen asal Dongguan itu secara resmi memperkenalkan 5x Dual-Camera Zoom, sebuah sistem kamera ganda yang terinspirasi dari struktur periskop. Gunanya? Untuk menyajikan kemampuan pembesaran gambar tanpa penurunan pada kualitas. Metode ini memang bukan hal baru di kamera digital, dan Asus bahkan sudah mengimplementasikannya dalam ZenFone Zoom. Namun Oppo melangkah lebih jauh lagi.

Oppo menempatkan lensa telephoto secara horisontal yang bisa bergerak 90 derajat di dalam modul kamera. Saat Anda menjepret foto, cahaya masuk ke modul dan dipantulkan oleh prisma ke lensa. Lewat cara ini, Oppo percaya kamera di smartphone mereka mampu menyajikan hasil foto yang jernih terlepas dari tingkatan zoom. Dan teknologi stabilisator di sana juga tidak kalah canggih karena prisma dan lensa telephoto dapat bergerak buat mengurangi efek getaran tangan.

Oppo 5X Dual-Camera Zoom 1

Berbeda dari produsen handset lain yang menggunakan OIS di lensa wide-angle, Oppo menyematkannya sistem optical image stabilization dua bagian langsung di lensa telephoto. Komponen ini secara dinamis bekerja untuk menyesuaikan sudut prisma hingga seakurat 0,0025-derajat. Alhasil, performa OIS di sana lebih mumpuni 40 persen dibanding solusi generasi sebelumnya, meskipun gambar sedang diperbesar lima kali.

Mengulik lebih jauh lagi, lensa telephoto sendiri menyajikan kemampuan zoom optik sebesar tiga kali, dan Oppo mengombinasi gambar dari lensa telephoto dan wide-angle di sebelahnya untuk menyuguhkan zoom hingga lima kali. Setelah melewati batas itu, sistem digital zoom akan bekerja buat memperbesar objek dari lima hingga sepuluh kali. Meski memanfaatkan sistem digital, Oppo berjanji tidak ada kompromi pada mutu gambarnya.

Hebatnya lagi, dengan kapabilitas andal itu, sistem 5X Dual-Camera Zoom tidak memakan banyak ruang. Ia hanya memerlukan modul kamera setebal 5,7-milimeter saja, bahkan 10 persen lebih tipis dibanding di kamera smartphone dengan optical zoom dua kali.

“Fitur 5x Dual-Camera Zoom telah membuka ranah baru dalam bidang fotografi dan merupakan bukti dari dedikasi Oppo dalam menjawab kebutuhan konsumen kami, yaitu untuk [memperoleh] hasil fotografi yang indah dan tajam,” tutur Vice President Sky Li di rilis pers. “Teknologi ini sekali lagi akan menetapkan sebuah standar baru yang menjadi inspirasi bagi produsen smartphone lainnya.”

Tambahan: Engadget.

Lenovo Yoga 720 dan Yoga 520 Resmi Diperkenalkan

Mengulang tradisi di tahun-tahun sebelumnya, Lenovo memanfaatkan ajang MWC 2017 untuk memperkenalkan dua model teranyar dari lini laptop hybrid Lenovo Yoga. Meski bukan yang teratas, baik Yoga 720 maupun Yoga 520 masih mampu menyuguhkan desain yang tergolong premium.

Sebagai bagian dari keluarga Yoga, tentu saja kedua perangkat ini mengandalkan engsel layar yang bisa dilipat hingga 360 derajat. Singkat cerita, fleksibilitas lini Yoga masih dipertahankan di sini, namun di saat yang sama Lenovo juga telah membubuhkan fitur tambahan sekaligus lonjakan performa.

Lenovo Yoga 720

Seperti Yoga 710, Yoga 720 datang dalam dua varian ukuran; hanya saja ukurannya berbeda kali ini, yaitu 13 inci dan 15 inci. Dimensi perangkat sendiri tidak terlalu banyak berubah, malahan Lenovo berhasil menyematkan layar sentuh dengan bezel yang amat tipis. Alhasil, varian 13 incinya punya bodi seukuran laptop 12 inci.

Kedua varian sama-sama mengusung layar IPS beresolusi 4K untuk konfigurasi tertingginya. Varian 13 inci punya tebal bodi hanya 13,9 mm dan bobot 1,3 kg, sedangkan varian 15 inci setebal 19 mm dan seberat 2 kg karena mengemas spesifikasi yang lebih gahar.

Tersedia dalam varian 13 dan 15 inci, Lenovo Yoga 720 bisa dikonfigurasikan dengan layar 4K / Lenovo
Tersedia dalam varian 13 dan 15 inci, Lenovo Yoga 720 bisa dikonfigurasikan dengan layar 4K / Lenovo

Soal prosesor dan RAM, kedua varian bisa dikonfigurasikan hingga Intel Core i7 generasi ketujuh dan RAM DDR4 16 GB. Untuk storage, konsumen bisa memilih SSD berkapasitas maksimum 512 GB (13 inci) atau 1 TB (15 inci). Namun perbedaan yang paling mencolok ada di sektor GPU; varian 13 incinya mengandalkan Intel HD Graphics 620, sedangkan varian 15 incinya bisa dijejali dengan Nvidia GeForce GTX 1050.

Dengan bekal seperti itu, Lenovo tidak segan menyebut Yoga 720 sebagai laptop hybrid yang paling bertenaga di kelasnya. Akan tetapi yang tidak kalah penting adalah daya tahan baterai, dimana Yoga 720 dengan layar 4K-nya masih bisa menawarkan daya tahan hingga 7 jam (13 inci) dan 8 jam (15 inci).

Lenovo Yoga 720 mengusung sensor sidik jari sebagai fitur standar pada semua varian dan konfigurasinya / Lenovo
Lenovo Yoga 720 mengusung sensor sidik jari sebagai fitur standar pada semua varian dan konfigurasinya / Lenovo

Tidak kalah menarik adalah sensor sidik jari yang menjadi fitur standar pada semua varian Yoga 720. Perangkat ini rencananya akan dipasarkan mulai April mendatang dengan harga mulai €999 untuk varian 13 inci dan €1.099 untuk varian 15 inci.

Lenovo Yoga 520

Kalau Yoga 720 di atas terlalu mahal, masih ada Yoga 520 yang tidak kalah fleksibel sekaligus stylish. Performa laptop 14 inci ini juga tidak kalah andal berkat prosesor Intel Core i7 generasi ketujuh dan RAM DDR4 16 GB pada konfigurasi termahalnya.

Tidak seperti Yoga 720, sensor sidik jari pada Lenovo Yoga 520 bersifat opsional / Lenovo
Tidak seperti Yoga 720, sensor sidik jari pada Lenovo Yoga 520 bersifat opsional / Lenovo

Yang sedikit terbatas mungkin cuma layarnya, dimana konsumen hanya bisa memilih resolusi 1920 x 1080 sebagai opsi tertingginya – meski bezel-nya tidak kalah tipis dari Yoga 720. Untuk storage, konsumen dapat memilih SSD, HDD, atau kombinasi keduanya.

Menimbang spesifikasinya, dimensi Yoga 520 juga tergolong cukup ringkas, dengan tebal bodi 19,9 mm dan bobot 1,75 kg. Baterainya diperkirakan sanggup bertahan sampai 10 jam, dan Yoga 520 turut dilengkapi oleh sensor sidik jari, meski sifatnya opsional.

Baik Yoga 720 dan 520 sama-sama sudah mendukung fitur Windows Ink / Lenovo
Baik Yoga 720 dan 520 sama-sama sudah mendukung fitur Windows Ink / Lenovo

Lalu seberapa terjangkau Yoga 520 dibanding kakaknya? Lenovo mematok harganya mulai €599 saja, dengan pemasaran yang akan dimulai pada bulan Juli.

Sumber: Lenovo.

Lenovo Hujani MWC 2017 dengan 4 Tablet Android Baru

Ikut meramaikan ajang MWC 2017, Lenovo  meresmikan beberapa perangkat tablet yang meneruskan generasi tablet terdahulu. Bukan satu atau dua, Lenovo meresmikan empat tablet sekaligus yang dibedakan oleh ukuran layar dan sejumlah komponen. Mereka adalah Lenovo Tab 4 8, Lenovo Tab 4 8 Plus, Lenovo Tab 4 10 dan Lenovo Tab 4 10 Plus.

Untuk mempermudah pembahasan spesifikasi masing-masing tablet, saya akan bahas varian standar terlebih dahulu baru mengulas spek varian Plus setelahnya.

Lenovo Tab 4 8 dan Tab 4 10 sesuai penamaannya menggunakan layar 8 inci dan 10 inci dengan resolusi 1200 x 800 piksel. Keduanya sama-sama ditenagai Snapdragon 425 atau Qualcomm MSM8917, RAM 2GB dan penyimpanan internal yang tersedia dalam dua pilihan, 16GB dan 32GB. Sepasang kamera juga disematkan di kedua tablet dengan resolusi 5MP dan 2MP untuk bagian belakang dan depan.

Sedangkan untuk varian Plus baik yang 8 inci atau 10 inci, mengemas chipset Snapdragon 625 dengan resolusi layar yang sedikit lebih baik, yaitu 1920 x 1200 piksel. Konfigurasi RAM dan memori yang disematkan juga satu tingkat di atas varian standar, mencakup RAM 3GB dengan penyimpanan 16GB dan RAM 4GB dengan memori 64GB. Peningkatan juga ditemukan di sektor kamera, masing-masing 8MP dan 5MP. Ada juga fitur usb Tipe C dan sensor sidik jari untuk menjadi pintu akses perangkat.

Keempat varian Lenovo Tab 4 menawarkan kualitas suara yang lebih baik berkat hadirnya dukungan Dolby Atmos, di samping tatap muka Android Nougat. Seperti sebelumnya, Lenovo juga menyediakan model yang hanya dengan koneksi WiFi dan model dengan dukungan seluler 4G LTE agar tetap terhubung saat jauh dari jangkauan hotspot.

Harga Lenovo Tab 4 8, Lenovo Tab 4 8 Plus, Lenovo Tab 4 10 dan Lenovo Tab 4 10 Plus sudah barang tentu berbeda satu sama lain. Varian standar 8 inci dan 10 inci dijajakan masing-masing $109 dan $149, sedangkan varian Plus seharga $199 dan $249. Harga tablet tentunya akan lebih mahal sesampainya di negara yang dituju, di mana Lenovo baru akan mulai meluncurkan perangkat di bulan Mei 2017.

Sumber berita Lenovo.

LG Kembangkan Headset Virtual Reality Untuk Tandingi Vive dan Rift

Kompetisi virtual reality di kelas high-end diisi oleh dua brand besar: Oculus VR yang didukung penuh oleh Facebook versus HTC dengan sokongan teknologi SteamVR garapan Valve. Persaingan tersebut akan jadi tambah seru setelah satu raksasa elektronik asal Korea Selatan dikabarkan sedang menyiapkan head-mounted display VR premium sekelas Rift dan Vive.

LG Electonics punya agenda untuk memperkenalkan perangkat headset virtual reality baru, digarap secara kolaboratif bersama Valve Corporation. Seperti HTC Vive, LG mengerjakan bagian hardware-nya, sedangkan Valve bertanggung jawab di sisi perangkat lunak, khususnya fokus pada teknologi tracking SteamVR. Langkah ini menempatkan LG sebagai kompetitor langsung HTC dan juga Oculus VR.

Untuk sekarang, baik Valve maupun LG masih belum memberikan banyak informasi mengenai perangkat VR baru itu, termasuk spesifikasi hardware. Mereka hanya bilang, headset ini didesain buat menyuguhkan ‘pengalaman virtual reality generasi selanjutnya lewat konten berkualitas tinggi’. SteamVR sendiri berperan menjadi platform sekaligus solusi sistem tracking tiga dimensi bebas-royalti, diadopsi oleh LG setelah HTC memanfaatkannya lebih dulu.

Secara teknis, perangkat ini bukanlah headset VR pertama buatan LG. Di ajang MWC tahun lalu, sang produsen sempat menyingkap LG 360 VR, perangkat HMD yang dirancang untuk menyaingi Samsung Gear VR. Namun berbeda dari milik rivalnya itu, Anda tidak perlu memasangkan smartphone karena perangkat sudah menyimpan layar. Pengguna hanya perlu menyambungkannya ke handset LG G5 via USB type-C. Sayang sekali, banyak reviewer setuju performa 360 VR terbilang mengecewakan.

Khusus untuk headset barunya, LG berencana memamerkan dan mendemonstraikan kapabilitas versi purwarupanya di Game Developers Conference 2017 San Francisco yang dilangsungkan minggu ini – tepatnya di booth Valve. Doug Lombardi selaku perwakilan Valve bilang bahwa di ajang itu, LG akan bertemu dengan para developer buat mengumpulkan respons dan masukan, sebelum akhirnya headset dibawa ke tahap produksi.

Informasi mengenai harga, waktu rilis, dan lokasi peluncuran device akan diungkap di lain waktu. Satu hal yang sudah dikonfirmasi adalah, head-mounted display ini tersambung via kabel ke PC, tak jauh berbeda dari Vive.

Berita mengenai headset VR baru LG muncul tak lama setelah Sony memberitahukan mereka berhasil menjual lebih dari 900 ribu unit PlayStation VR, dan juga pengumuman Oculus VR soal kesuksesan penjualan Samsung Gear VR yang sudah melewati lima juta perangkat.

Sumber: Engadget, Polygon & TweakTown.

Lenovo Resmi Luncurkan Miix 320, Tablet Sekaligus Laptop Windows 10 Berharga Terjangkau

Sempat beredar bocorannya, Lenovo akhirnya memperkenalkan secara resmi tablet sekaligus laptop Windows 10-nya yang berharga terjangkau. Lenovo Miix 320 merupakan suksesor dari Miix 310. Desainnya masih tergolong mirip, akan tetapi Lenovo telah mendongkrak spesifikasinya secara cukup signifikan.

Seperti pendahulunya, yang unik dari Miix 320 adalah desainnya. Di saat laptop hybrid lain mengandalkan layar yang bisa dilipat 360 derajat untuk digunakan sebagai tablet, Miix 320 mempunyai layar yang bisa dicopot dari keyboard-nya, mirip seperti cara kerja Surface Book.

Tanpa keyboard, bobot Lenovo Miix 320 cuma berkisar 550 gram / Lenovo
Tanpa keyboard, bobot Lenovo Miix 320 cuma berkisar 550 gram / Lenovo

Peningkatan spesifikasi yang paling menonjol bisa dilihat pada layar sentuh 10,1 incinya, dimana resolusinya kini 1920 x 1200, naik dari 1200 x 800 pada Miix 310. Dapur pacunya dihuni oleh prosesor Intel Atom X5, RAM maksimum 4 GB dan storage internal sampai 128 GB. Bukan untuk gaming memang, tapi cukup untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk dalam bekerja.

Daya tahan baterai Miix 320 diklaim sanggup mencapai angka 10 jam. Hal ini cukup mengesankan mengingat bodi perangkat cukup tipis, hanya 17,5 mm bersama keyboard, dengan bobot total 1,02 kg. Saat dilepas dari keyboard, bobotnya malah tidak lebih dari 550 gram.

Tampilan Windows akan otomatis menyesuaikan mode yang digunakan, apakah mode laptop atau tablet / Lenovo
Tampilan Windows akan otomatis menyesuaikan mode yang digunakan, apakah mode laptop atau tablet / Lenovo

Fitur pendukung Miix 320 mencakup kamera belakang 5 megapixel dan depan 2 megapixel, port USB-C dan USB 2.0 standar, micro HDMI, slot microSD serta kartu SIM. SIM? Ya, Lenovo rupanya juga menawarkan Miix 320 dalam varian yang telah mendukung konektivitas 4G LTE.

Pemasaran Lenovo Miix 320 akan dimulai April nanti, dengan banderol €269 untuk varian Wi-Fi only, dan €399 untuk varian 4G LTE. Keduanya sudah dibundel bersama docking keyboard, dan konsumen dapat memilih dua opsi warna yang disediakan.

Sumber: Lenovo.

Sony Xperia XZ Premium dan Xperia XZs Tiba dengan Kamera Istimewa

Spekulasi terkait ponsel pintar terbaru Sony berakhir sudah menyusul diresmikannya sejumlah smartphone Xperia generasi terbaru, dua di antaranya yang paling menarik perhatian adalah Xperia XZ Premium dan Xperia XZs.

Sony Xperia XZ Premium tiba sebagai jagoan Sony di kelas premium yang ditandai dengan spesifikasinya yang menggunakan komponen-komponen terbaik. Di dapur pacu misalnya sudah mengadopsi chipset paling baru, Snapdragon 835 yang dipadukan dengan RAM 4GB. Ruang simpan yang dihadirkan dimulai dari 64GB, opsi lain diyakini juga akan tersedia plus dukungan microSD untuk memperluas penyimpanan.

Smartphone berbasis Android 7.1 Nougat yang mengemas layar 5,5 inci 4K ini dibekali kamera yang tak biasa. Wajar mengingat Sony adalah pemasok favorit untuk pabrikan-pabrikan perangkat kelas dunia. Mereka tentu tak mau perangkatnya punya kualitas kamera yang biasa. Di belakang ponsel menawarkan jepretan kamera beresolusi 19MP yang mampu mengabadikan video slow motion di 960fps dengan resolusi 720p. Kemudian di depan dapat dijumpai kamera selfie 13MP yang tampaknya bakal membuat Oppo ekstra waspada. Apalagi, ponsel ini juga dilengkapi kemampuan untuk diajak basah-basahan dan tahan terhadap terpaan debu. Ponsel ini dijadwalkan rilis pada bulan April dengan banderol mulai $799.

Turun satu tangga dari kelas Xperia XZ Premium, Sony juga mengumumkan varian yang lebih rendah bernama Xperia XZs yang mengemas layar 5,2 inci dengan resolusi full HD. Dan seperti varian premium di atas, layar di Xperia XZs juga menawarkan kombinasi teknologi TRILUMINOS Display for mobile, X-Reality for mobile picture engine dan Dynamic Contrast Enhancement.

Performa perangkat masih menggoda berkat hadirnya chipset papan atas Snapdragon 820 di bagian otak perangkat bersama RAM 4GB dan memori seluas 64GB. Kemampuan kamera belakang Xperia XZs juga tak kalah apik dengan konfigurasi yang sama seperti yang digunakan oleh varian XZ Premium, begitu juga untuk kamera di bagian depan.

Dijadwalkan rilis di bulan yang sama, smartphone berbasis Android 7.0 Nougat ini bakal dijual seharga $699. Tapi perlu dicatat, untuk varian ini tidak semua negara akan dilengkapi dengan sensor sidik jari di tombol power.

Sumber berita Sony.