Monthly Archives: June 2017

Kado Manis dari Sebuah Dedikasi pada Pekerjaan

Era digital berhasil mengubah banyak hal, termasuk kebiasaan orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tak terkecuali dalam aktivitas pekerjaan, aksesibilitas yang kian mudah membuat batasan antara waktu personal dan profesional seakan sangat tipis. Sebagai contoh, pada saat liburan seperti Idulfitri, dengan gadget yang dimiliki orang tetap bisa menyempatkan diri melakukan aktivitas produktif, mulai dari yang paling sederhana seperti membalas email klien sampai melakukan kegiatan yang lebih kompleks seperti melakukan meeting secara online.

Di lain sisi banyak jenis pekerjaan yang memaksa pegawainya untuk tetap siap siaga. Implikasinya mereka harus merelakan waktu dan kebersamaan yang harusnya dapat dinikmati bersama keluarga. Contohnya ketika kita bertolak mudik ke kampung halaman, di sana kita akan melihat bahwa para pekerja sektor publik, seperti di bandara, tetap berdedikasi pada pekerjaannya membantu para pemudik untuk bertemu dengan keluarga agar bisa bersama di hari raya.

Berangkat dari semangat untuk mengapresiasi para “pahlawan di balik layar”, Traveloka bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) menghadirkan Program Silaturahmi – Angkasa Pura 1. Salah satu perwujudan program ini ialah dengan menerbangkan puluhan keluarga dari pekerja sektor publik, khususnya yang bertempat di bandara, untuk dapat merayakan hari raya bersama keluarga.

Dijelaskan oleh Caesar Indra selaku Senior Vice President Business Development Traveloka bahwa dalam program ini Traveloka menyediakan sebanyak 200 tiket pesawat pulang pergi dan satu kamar hotel selama 3 hari 4 malam di destinasi cakupan wilayah operasional PT Angkasa Pura 1 berada. Sebagai informasi, terdapat lebih dari 5.000 karyawan PT Angkasa Pura 1 di 13 bandara nasional yang tetap bertugas melayani selama hari libur menyambut Idulfitri.

Dalam kesempatan yang sama, Adi Nugroho, Direktur Personalia dan Umum PT Angkasa Pura 1 menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi para pekerja bandara yang tetap bertugas melayani publik pada momen liburan kali ini. Dan program yang digagas bersama Traveloka dinilai akan menjadi salah satu apresiasi atas kerja keras yang mereka lakukan.

Dikatakan lebih lanjut oleh Adi bahwa dalam program ini PT Angkasa Pura 1 akan membantu dalam proses seleksi dan verifikasi sehingga memastikan dapat terdistribusi dan dinikmati dengan baik oleh para pekerja. Terdapat beberapa kriteria dalam menyeleksi pekerja bandara yang dapat menerima program ini. Mereka yang menerima kejutan spesial ini adalah yang berada di level staf, yang memiliki kinerja dan prestasi baik dalam masa tugasnya di masing-masing tempat.

Selain itu, bersamaan dengan momen libur lebaran tahun ini, tepatnya tanggal 29 Juni 2017, Traveloka meluncurkan video dokumentasi dari Program Silaturahmi Traveloka – Angkasa Pura I, berupa dua cerita terbaik dari karyawan PT Angkasa Pura 1. Kedua cerita tersebut kini bisa disaksikan di kanal Youtube resmi Traveloka melalui tautan berikut ini: http://bit.ly/trvlkmks dan http://bit.ly/trvlkbali.

Traveloka dulu, silaturahmi kemudian. Angkasa Pura I – Bandara Aman, Mudik Nyaman.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Traveloka.

Empat Inovasi Teknologi Keuangan yang Menarik Bagi Millenials

Millenials dengan pola hidup dan cara berpikirnya yang dinamis, adalah mereka yang cepat beradaptasi dengan teknologi. Untuk para millenials, setidaknya inilah empat inovasi yang layak dicoba;

Chat Vira

Chat Vira adalah Virtual Assistant Chat Banking persembahan BCA. Inovasi fintech yang merupakan salah satu output dari gelaran Finhacks #HackByTheBeach 2016 ini dapat diakses melalui aplikasi-aplikasi chat populer, di antaranya Facebook Messenger, LINE, dan Kaskus Chat.

Kini, Vira dapat membantu mengetahui informasi promosi BCA hingga membantu transaksi perbankan mulai dari cek saldo & mutasi, hingga cek informasi kartu kredit (limit, tagihan, dan transaksi).

CekAja

CekAja adalah portal web yang menyajikan perbandingan ragam produk finansial yang ada di Indonesia, mulai dari tabungan, berbagai produk kredit, produk syariah, produk asuransi, untuk individu dan UKM.

Startup yang sudah berdiri sejak tahun 2014 ini mengaku telah memiliki traksi terbesar pengguna untuk layanan sejenis di Tanah Air, yang dibuktikan melalui kemantapannya berekspansi ke Filipina dengan produk eCompareMo.

Jojonomic

Jojonomic merupakan startup yang menyediakan layanan pengelolaan keuangan, baik untuk pribadi maupun untuk kalangan bisnis. Melalui aplikasi dengan pendekatan social platform, Jojonomic mencoba untuk menghadirkan kenyamanan bagi pengguna sehingga memiliki manajemen finansial yang lebih tertata.

Melalui versi Jojonomic Pro, prosedur reimbursement di organisasi/perusahaan cukup dilakukan melalui foto dan pengisian formulir di aplikasi ponsel. Mereka mengklaim departemen sumber daya manusia bakal menghemat waktu pengurusan reimbursement hingga 70%.

Flip

Menyajikan layanan berupa virtual wallet yang mengedepankan kemudahan transfer antar bank, Flip diunggulkan karena tidak adanya biaya tambahan untuk transfer ke bank mana pun. Soal keamanan, Flip telah menyiapkan beberapa skenario keamanan seperti keamanan di layer aplikasi, layer transmisi dengan memanfaatkan SSL dan keamanan two step verification yang bisa digunakan sesuai kebutuhan pengguna.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama BCA dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017.

DStour #26: Menikmati Desain Modern Coworking Space Rework

Dalam edisi DStour kali ini DailySocial mengunjungi salah satu coworking space yang terletak di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rework. Terletak di lantai dasar Setiabudi Building, Rework memiliki ruangan yang cukup beragam dan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, termasuk coffee corner dan ruangan meditasi untuk pengguna.

Ingin tahu bagaimana isi di dalam Rework Kuningan? Simak liputan DStour selengkapnya berikut ini.

Deals@DS Minggu Ini (23 – 29 Juni 2017)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS terus diperbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi member dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Microsoft Jejalkan Fitur Dictate ke Office, Mengetik Cukup dengan Suara

Microsoft baru saja mengumumkan sebuah fitur baru yang dapat membuat kegiatan mengetik di Microsoft Office menjadi lebih hemat tenaga dan waktu. Fitur ‘Dictate’ baru dihadirkan untuk Microsoft Office, memungkinkan pengguna mengetik dan memberikan perintah menggunakan suara. Fitur ini dikembangkan oleh divisi Microsoft bernama Garage yang sebelumnya turut menggarap sejumlah aplikasi mobile.

Dictate-ribbon

Prototip Dictate pertama kali diperkenalkan dalam pertemuan tahunan yang digelar oleh Microsoft. Fitur ini pun langsung mendapat dukungan dari lebih dari 1500 karyawan di lebih dari 40 negara. Dictate sendiri didukung oleh Microsoft Translator sehingga mampu memahami masukan perintah dari 20 bahasa berbeda. Selain itu, teks yang diinput juga dapat diterjemahkan ke dalam lebih dari 60 bahasa secara real-time. Secara bertahap dukungan bahasa ini akan diperluas di masa mendatang sehingga dapat merangkul pengguna seluas mungkin.

Tak cuma mengetik teks, Dictate juga dirancang agar dapat mengerti perintah suara seperti perintah penambahan tanda baca, menghapus teks, atau menambah baris baru.

Saat ini, Dictate baru dapat digunakan untuk Microsoft Word, Outlook, dan Power Point. Tetapi hampir dipastikan nantinya Dictate akan dapat digunakan di platform lain pula. Untuk dapat memakai Dictate, anda memerlukan minimal Windows seri 8.1, Microsoft Office 2013, serta .NET Framework 4.5.0 atau keluaran terbaru. Saat ini anda sudah bisa memasang Dictate, namun ada kemungkinan beberapa fungsi masih belum bekerja dengan baik, mengingat Dictate masih dalam tahap pengembangan. Mau coba? Unduh Dictate di tautan ini.

Sumber berita Microsoft.

Fitur Terbaru Snapchat Mudahkan Anda Berbagi Lokasi Secara Real-time

Saat ini, banyak orang yang terlalu sibuk dengan sosial media mereka masing-masing hingga lupa untuk berinteraksi secara langsung dan menemukan pengalaman baru. Seolah menyadari hal tersebut dapat berdampak buruk bagi kemampuan bersosialisasi manusia, Snapchat pun menghadirkan fitur baru yang dapat membantu Anda untuk bertemu teman, saudara, kerabat atau rekan bisnis secara langsung dengan lebih mudah.

Fitur baru bernama Snap Map hadir memperkaya Snapchat, memungkinkan seluruh pengguna Snapchat untuk membagi informasi lokasi terkini Anda. Lokasi Anda nantinya akan ditampilkan dalam sebuah peta di Snapchat teman Anda, dan sebaliknya, Anda dapat melihat Avatar dari teman di Snap Map di atas peta.

https://youtu.be/bvl82FfnUvw

Snapchat juga akan memperbarui lokasi ketika Anda membuka Snapchat. Selain itu, terdapat juga setelan untuk mengatur mengenai siapa saja yang bisa melihat lokasi Anda di Snap Map. Tetapi jika Anda lebih menyukai privasi, anda juga bisa menyembunyikan lokasi dengan mengaktifkan fitur ‘Ghost Mode’, dengan tidak membuka Snapchat selama beberapa jam, atau dengan mematikan fitur berbagi lokasi secara manual.

snap-map-onboarding

Snap Map tidak hanya terbatas pada radius tertentu saja, melainkan dapat Anda gunakan untuk mengetahui lokasi teman Anda di seluruh dunia. Ketika membuka Snap Map, Anda juga dapat melihat lokasi di mana banyak Snap diunggah dalam satu waktu. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengetahui jika terdapat suatu acara di tempat tersebut. Fitur Snap Map ini telah diluncurkan dan dapat digunakan oleh pengguna iOS maupun Android di seluruh dunia.

Sumber berita Snap.

Periscope Luncurkan Super Hearts, Semacam Tip Virtual dari Penonton untuk Broadcaster yang Bisa Diuangkan

Platform live streaming ada banyak, tapi dua yang tergolong paling populer adalah Facebook Live dan Periscope kepunyaan Twitter. Menggaet sebanyak mungkin broadcaster dan penonton tentunya merupakan salah satu tujuan utama kedua platform tersebut, dan Periscope rupanya telah menyiapkan trik jitu untuk menarik perhatian lebih banyak broadcaster.

Mereka baru saja meluncurkan fitur bernama Super Hearts. Fitur ini memungkinkan para penonton untuk mengungkapkan apresiasinya dalam wujud simbol hati beranimasi. Berbeda dari like atau heart standar, Super Heart ini harus dibeli menggunakan koin virtual, yang didapat dengan cara membeli menggunakan mata uang asli via in-app purchase.

Periscope Super Hearts

Super Heart sendiri ada tiga jenis, dari yang paling murah sampai yang paling mahal, yang efek animasinya paling meriah dan dibarengi foto profil penonton di tengah simbol hatinya. Penonton bebas memberikannya ke siapapun yang sedang menyiarkan secara live, dan di video itu akan muncul daftar penonton yang kontribusinya paling besar.

Setiap Super Heart yang diterima broadcaster akan dikonversikan menjadi ‘saldo’ bintang. Saldo bintang ini nantinya bisa ditukar dengan mata uang asli, dengan catatan sang broadcaster telah tergabung dalam program Super Broadcaster, yang salah satu syaratnya mengharuskan broadcaster untuk mengumpulkan saldo bintang dalam jumlah tertentu terlebih dulu.

Periscope Super Hearts

Bingung? Anggap saja Super Heart ini sebagai bentuk tip dari penonton untuk broadcaster favoritnya, hanya saja tipnya ini tidak bisa langsung dicairkan menjadi uang, dan ada syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dulu. Lalu apa yang penonton dapatkan? Well, broadcaster bisa menyampaikan rasa terima kasih langsung kepadanya secara live.

Fitur Super Hearts saat ini sudah tersedia di aplikasi Periscope untuk Android maupun iOS. Program Super Broadcaster sendiri untuk sekarang baru tersedia di AS saja, namun Periscope berjanji untuk membukanya di negara-negara lain dalam waktu dekat.

Merujuk kembali ke pernyataan saya di awal. Super Hearts sejatinya bisa dilihat sebagai iming-iming uang dari Periscope kepada broadcaster. Popularitas bukan lagi satu-satunya insentif yang menarik buat kreator konten live, tapi juga penghasilan tambahan.

Qlue Berikan Investasi Tahap Awal kepada Nodeflux

Apa yang terbayang ketika mendengar istilah smart city? Ya, sebuah kemegahan dan kemudahan akses di sektor publik yang didukung oleh kemampuan teknologi. Untuk merealisasikan visi tersebut secara berkesinambungan, belum lama ini pengusung produk berbasis smart city Qlue menjalin kerja sama khusus bersama pengembang piranti cerdas Nodeflux.

Kerja sama strategis ini dimulai dengan seed investment (investasi tahap awal) yang diberikan oleh Qlue kepada Nodeflux. Terkait dengan jumlah investasi yang diberikan tidak diinformasikan, yang pasti proses ini menjadikan Qlue sebagai salah satu pemegang saham startup yang didirikan Meidy Fitranto dan Faris Rahman.

[Baca juga: Nodeflux Kombinasikan Komputasi Pintar untuk Ragam Kebutuhan Analisis]

Kepada DailySocial, Meidy menceritakan terkait dengan kolaborasi yang akan dijalin bersama Qlue. Ia memaparkan, “Banyak sekali untuk kolaborasi yang bisa dikembangkan. Dan memang dalam banyak cases kita jalan beriringan, karena pasar klien dari Qlue secara umum sudah memiliki banyak CCTV yang sudah ter-deployed, jadi bisa kita manfaatkan untuk dijadikan pintar dan akan dikombinasikan dengan dashboard analytics Qlue.”

Sudah mulai memaksimalkan kolaborasi kedua teknologi

Kami juga menghubungi CEO Qlue Rama Raditya untuk menanyakan seputar kolaborasi antar dua startup ini. Pasca investasi ini, yang dilakukan Qlue adalah mengadopsi teknologi yang dimiliki Nodeflux ke dalam sistem smart city miliknya.

Salah satu yang sedang dikerjakan adalah proyek bersama kepolisian. Yang dilakukan adalah banyak hal, yakni melakukan analisis terhadap sesuatu yang terdeteksi oleh kamera CCTV yang dipasang. Mulai untuk menganalisis obyek, kepadatan lalu lintas, pendeteksi wajah dan sebagainya. Harapannya terbangun sebuah sistem yang nantinya akan membantu di banyak hal, seperti menemukan buronan atau pengaturan lalu lintas berdasarkan analisis trafik lalu lintas.

Rama juga menceritakan saat ini sedang bekerja sama dengan salah satu perusahaan ojek online. Fungsinya untuk mendeteksi sebaran driver di suatu wilayah. Yang jelas adanya platform Nodeflux membuat apa yang disajikan Qlue menjadi lebih komprehensif dan lebih terukur.

[Baca juga: Qlue Tak Ingin Sekedar Jadi Layanan Pelaporan Warga]

“Jadi yang kita adopsi adalah sistem analisis big data dan machine learning ke dalam dashboard smart city yang kami miliki. Masih banyak inisiatif berbasis IoT yang bakal kita setup bersama Nodeflux ke depannya, untuk menguatkan platform smart city yang kami miliki,” ujar Rama dalam sebuah kesempatan wawancara.

Saat ini Nodeflux berkantor di tempat yang sama dengan Qlue. Meidy dan Rama sama-sama mengutarakan bahwa dengan menyatunya ruang kerja, keduanya dapat berkolaborasi lebih mendalam untuk mengembangkan solusi kota pintar bersama-sama.

“Awalnya saya lihat website-nya, tertarik dan langsung invest. Karena saya memang suka mereka [Nodeflux], banyak proyek kita saat ini juga dikerjakan oleh mereka, khususnya yang membutuhkan solusi analisis Nodeflux,” pungkas Rama.

Mengenal itemku, Online Marketplace yang Berfokus pada Jual-beli Barang dalam Game

Pernah memainkan game online macam Ragnarok, RF Online, Dragon Nest atau Point Blank? Kalau iya, Anda pastinya tidak asing dengan istilah jual-beli akun maupun berdagang item serta mata uang dalam game. Ya, benda-benda virtual ini merupakan komoditas yang tidak asing di kalangan gamer.

Selama ini, proses jual-beli tersebut banyak mengandalkan forum-forum seperti Kaskus atau malah kontak langsung antara pembeli dan konsumen via pesan instan. Absennya pihak yang memonitor transaksi membuka celah untuk berbagai macam kasus penipuan. Yang namanya penipuan, pembeli maupun penjual sama-sama bisa menjadi korban.

Penipuan dalam jual-beli benda-benda virtual (virtual item trading) ini kian diperparah karena kebanyakan transaksi berlangsung 100% secara online, dan lagi barangnya bisa dibilang tidak berwujud. Alhasil, penjual merasa sulit mendapat kepercayaan, dan konsumen sendiri takut uangnya dibawa kabur tanpa mendapat apa-apa.

Masalah-masalah seperti ini dilihat oleh perusahaan asal Korea Selatan, Five Jack, sebagai peluang untuk membuka bisnis online marketplace yang berfokus pada virtual item trading. Di tahun 2015, berdirilah itemku. Anda boleh menganggapnya sebagai Tokopedia-nya benda-benda virtual, tapi berdasarkan percakapan via email saya dengan Virdienash Haqmal selaku Chief Product Officer itemku, mereka punya visi yang lebih besar dari itu.

Memberikan layanan terbaik untuk para gamer merupakan salah satu visi itemku. Istilah kerennya, “we make gamer’s heaven” kalau kata beliau. Indonesia memang merupakan target pasar utama itemku saat ini, akan tetapi Five Jack rupanya sudah punya rencana ekspansi ke negara-negara lain yang akan mereka eksekusi mulai tahun ini juga.

Peluang ekspansi itemku memang terbilang lebih besar jika dibandingkan dengan online marketplace lain. Salah satu alasannya adalah karena mereka sama sekali tidak memerlukan uluran tangan dari penyedia jasa logistik layaknya marketplace yang berkutat dengan produk-produk fisik. Ingat, barang-barangnya bisa dikatakan tidak berwujud, dan hanya bisa dinikmati jika Anda memainkan game yang bersangkutan.

Gamegame yang saya sebut di awal hanya sebagian kecil dari yang ada di itemku. Sampai artikel ini ditulis, total ada 36 game yang berbeda yang barang-barangnya diperdagangkan di platform itemku. Tidak melulu game desktop, game mobile seperti Clash of Clans, Growtopia maupun Mobile Legends juga ada di itemku.

Gamegame mobile ini lebih mendominasi di kategori jual-beli akun, sedangkan game desktop memiliki porsi yang lebih besar di kategori jual-beli mata uang maupun item dalam game. Untuk semua jenis transaksi, peran itemku tetap sama, yakni memastikan semuanya berlangsung aman tanpa ada elemen tipu-tipu, baik untuk penjual maupun pembeli.

Peluang bisnis virtual item trading

Trading dalam game Ragnarok Online / q-RO
Trading dalam game Ragnarok Online / q-RO

Saya yakin banyak pembaca yang bertanya, memangnya semenjanjikan apa peluang berdagang item dalam game? Virdie mencoba memberikan contoh pengalaman seorang penjual dengan nickname GTsellers, yang lapaknya dihuni oleh berbagai item dari game Growtopia.

Setiap bulannya, GTsellers yang dioperasikan oleh pemuda yang belum lama lulus SMA ini bisa meraup omzet di atas Rp 280 juta. Angka ini akan terdengar semakin fantastis setelah mengetahui bahwa dua barang yang paling laku harganya tidak lebih dari Rp 600 dan Rp 60.000 per bijinya. Dengan angka penjualan sebesar itu, GTsellers pastinya berhasil menjual setidaknya ribuan barang setiap bulannya.

Pertanyaan selanjutnya, berapa laba bersihnya? Untuk itu, Virdie memberikan contoh pengalaman pedagang lain, yaitu Veiksme Store yang berdagang item untuk game Dota 2. Dengan nilai transaksi bulanan sebesar Rp 10 juta, sang pelapak rupanya bisa meraup untung bersih sampai Rp 4 juta.

Testimoni-testimoni seperti ini sejatinya sudah bisa membuktikan kalau virtual item trading layak dijadikan bisnis sebenarnya walaupun konteksnya yang berbasis game kerap disepelekan banyak orang. Bermain game selagi mendapatkan uang dari hasil dagangan, saya kira konsep ini tidak kalah menarik dari menggeluti kancah esport – sekaligus lebih mudah dilakukan.

itemku sebagai platform

Daftar game yang didukung Itemku / Screenshot
Daftar game yang didukung itemku / Screenshot

Sebagai perusahaan, itemku sendiri pastinya juga ingin mencari untung, apalagi mengingat dari awal mereka tidak pernah sekalipun mengatakan kalau platform-nya gratisan. Terkait bentuk monetisasinya, itemku menerima komisi dari setiap transaksi yang berlangsung, dan mereka juga menawarkan fitur premium buat pembeli sewaktu melakukan pemesanan dengan benefit tertentu.

Semakin banyak jumlah game yang didukung, semakin banyak pelapak dan semakin besar pula keuntungan yang bisa didapat itemku. Akan tetapi mereka tidak serta-merta menambahkan game baru tanpa melakukan riset terlebih dulu.

Riset yang dilakukan oleh tim internal khusus itu mencakup faktor-faktor seperti cara bertransaksi, market size, perilaku pengguna dalam bertransaksi dan lain sejenisnya. Setelahnya, itemku akan melihat apakah suatu game bisa dicantumkan dalam kategori jual-beli akun game, mata uang dan item dalam game, voucher game, dan lainnya untuk menentukan apakah game tersebut bisa masuk di platform itemku.

Jual-beli akun game ini memunculkan pertanyaan tersendiri di benak saya: apakah ini tidak menyalahi aturan yang dikeluarkan sang penerbit game? Pada kenyataannya, itemku terus melancarkan komunikasi baik-baik dengan sejumlah publisher, khususnya di Indonesia, dan sebagai bonus, kerja sama antara keduanya pun mungkin sekali dijalankan.

itemku juga dengan keras menolak kehadiran hacker maupun gamer yang kerap memanfaatkan bot demi meraup untung sebesar-besarnya, yang pada akhirnya dapat merusak kondisi ekonomi dalam game. Ini penting karena setiap bulannya ada kurang lebih 500 ribu user aktif yang mengakses itemku.

Hal lain yang menarik di mata saya dari itemku adalah bagaimana mereka secara tidak langsung menjadi sarana mudah bagi konsumen yang tak memiliki kartu kredit untuk membeli game orisinil dari platform macam Steam atau Origin, meski hal ini tentunya sangat bergantung terhadap stok yang dimiliki pelapak.

Dengan memanfaatkan metode-metode pembayaran seperti virtual account bank transfer, pembayaran via mini market, transfer saldo Go-Pay maupun potong pulsa, konsumen bisa membeli game dari Steam atau Origin tanpa menggunakan kartu kredit – tapi sekali lagi asalkan ada pelapak yang mempunyai barangnya. Tentu saja metode-metode ini juga berlaku untuk segala jenis transaksi dalam itemku.

Sebagai penutup, saya pribadi sangat senang melihat inovasi yang ditawarkan itemku karena pada dasarnya semua pihak sama-sama diuntungkan. Pembeli sekarang tidak perlu lagi khawatir menjadi korban penipuan seperti zaman saya masih menggeluti perdagangan Zeny kala bermain RO dulu, sedangkan mereka yang tertarik menjadikan game sebagai lahan berbisnis pun sekarang punya wadah yang lebih ideal ketimbang mengandalkan forum lokal.

EV Hive dan Jakarta Smart City Resmikan Co-Working Space JSCHive

EV Hive dan Jakarta Smart City, yang merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, meresmikan coworking space Jakarta Smart City Hive (JSCHive). Kantor ini dirancang untuk memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan startup digital.

“Dalam 5-10 tahun mendatang, industri berat akan mulai bergeser ke Jawa Barat, tidak lagi di Jakarta. Lalu akan diisi oleh industri kreatif. Untuk antisipasi itu, Pemprov sediakan coworking space guna mengakomodir seluruh tantangan yang saat ini kerap dihadapi pemain startup digital,” terang Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Kamis (22/6).

Sebelumnya kantor ini adalah Pusat Oleh-Oleh & Kerajinan Jakarta yang merupakan aset Pemprov DKI tak terpakai. Gedung ini kemudian dipugar menjadi coworking space seluas 550 meter persegi yang memiliki tiga lantai. Lokasi JSCHive berada di Jalan Prof.Dr Satrio No 7, Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

JSCHive mengusung lima konsep, yakni Smart Office, Smart Energy, Smart Community, Smart Licensing, dan Smart Administration.

Yang menarik, berkat adanya integrasi langsung dengan Pemprov DKI, pemilik startup mendapat bantuan legal untuk pengurusan perizinan badan usaha. Juga, disediakan notaris dan pengacara untuk membantu seluruh pengajuan sehingga ditargetkan dapat memangkas lama waktu pendirian PT menjadi satu hari dari saat ini 5-8 hari.

Mereka juga berkesempatan mendapat akses data yang dimiliki Jakarta Smart City guna mendukung bisnis startup itu sendiri.

“Dukungan pemerintah itu penting terutama ketika berbicara perizinan usaha. Tingkat kemudahan berbisnis di Indonesia untuk tahun ini meningkat jadi peringkat 91 dari sebelumnya 109. Kami harapkan perizinan bisa lebih cepat jadi sehari, ini cukup realistis sebab di Singapura saja hanya butuh waktu dua jam,” ucap Komisaris EV Hive Willson Cuaca.

Biaya menjadi anggota JSCHive mulai dari Rp300 ribu per bulan. Anggota dapat menikmati akses multilokasi yang memungkinkan anggota dapat bekerja di setiap cabang EV Hive dan akses ke EV Hive Connect, yakni sebuah platform yang menyediakan software management, penasihat hukum, dan akses ke jaringan investor, korporat, dan startup.

Anggota juga berkesempatan untuk menjadi bagian dari sejumlah komunitas startup lokal seperti Komunitas Startup Jakarta (StartupJakarta.id). Di dalam komunitas tersebut ada kegiatan workshop, diskusi panel, kelas khusus, dan jaringan ke industri eksekutif dan pemerintah.

Saat ini EV Hive memiliki empat lokasi coworking space, tiga ada di Jakarta (The Maja, D.Lab Menteng, dan JSCHive Kuningan), dan satu di BSD City, Tangerang (The Breeze).

Willson menargetkan sampai akhir tahun ini EV Hive akan menambah lima lokasi baru, sehingga total lokasi EV Hive menjadi sembilan lokasi di Indonesia.