Monthly Archives: March 2018

OVO and Bank Mandiri partnership ceremonial / DailySocial

OVO Partners with Bank Mandiri to Boost New Subcribers

OVO, Lippo Group’s fintech and loyalty platform, announces a business partnership with Bank Mandiri to fulfill its ambition in facilitating financial inclusion in Indonesia.

Mandiri’s e-cash, e-money, debit, and credit card customers can do all transactions at OVO’s merchant partners. Similar terms apply to OVO‘s users to increase cashless transaction growth for both companies.

However, the implementation won’t be available immediately. It will be available by mid-year or the third quarter of 2018.

“Therefore, Bank Mandiri’s EDC machine will be accepting OVO’s transaction. Moreover, it will be distributed to the merchants which yet to own EDC machine. We’ll [OVO and Bank Mandiri] do co-marketing [effort] so all promos can be enjoyed by customers from both companies,” Adrian Suherman, OVO’s CEO, said (3/29).

Furthermore, OVO will be accepting Mandiri service in its app and making use of Mandiri’s network such as ATM and Mandiri Online as the supporting infrastructure.

Users can top-up and withdraw OVO’s cash balance through Bank Mandiri. There will also be offerings for the credit facility, investment products, and other features.

“As the leading banking company in Indonesia, we always embrace new innovations. In this digital era, working with the technology company is one way to increase interoperability,” Rico Usthavia Frans, Bank Mandiri’s Director of Technology and Operations, said.

Bank Mandiri’s EDC machine is claimed to have been distributed to 250 thousand merchants, while OVO has around 23 thousand merchants in 209 cities throughout Indonesia. OVO has 9.5 million customers with 60% are women between 23-35 years old.

OVO’s next step is to partner with fintech companies and other bankings to improve acceptance in making transaction anywhere.

Aiming for 20 million users

Besides partnering with Bank Mandiri, OVO also initiates some new features to give added value to customers. By the end of this year, OVO’s users should reach 15-20 million. Its current number is 9.5 million.

“Honestly, the initial target of users have been achieved. Therefore, we’ll aim for a higher number by the end of this year, for 15-29 million users.”

Suherman said that the increasing number of users can be observed from parking promo in Lippo Group’s malls. In addition, many users are interested in the redeem point program through the app.

In terms of product innovation, there will be many improvements to be introduced. Recently, OVO Invest is available for mutual funds transaction. The company partners with Cipta Dana for money market mutual funds. It’s currently in beta version.

It completes OVO’s initial products consist of OVO Points as a loyalty program, OVO Cash as electronic money for all transactions. Customers can use OVO app to top up, transfer, pay bills, and for insurance.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Kegiatan seminar yang dilaksanakan IDEC / IDEC

IDEC Kembali Adakan Workshop Kewirausahaan, Bahas “Pitch Deck” dan Layanan POS

Indonesia Entrepreneur Center (IDEC) akan kembali mengadakan acara bertajuk workshop dan seminar kewirausahaan. Kali ini memfokuskan untuk memberikan pengetahuan bagi wirausahawan digital yang tengah merintis bisnis di bidang ritel. Acara workshop bulan ini akan dilaksanakan pada 31 Maret 2018 mendatang bertempat di Wisma Barito Pacific, Jakarta Barat. Dalam acara ini akan dibahas tentang bagaimana seorang pemilik usaha dapat memberikan presentasi atau pitch yang baik ke investor.

Maredith Peng selaku direktur Connector.ID dan konsultan senior ANGIN akan menjadi pemateri dalam workshop ini. Meredith akan berbagi ilmu mengenai seperti apa yang baik, apa saja yang harus ada dalam sebuah pitch deck, dan apakah ada pitch deck berbeda untuk jenis investor yang berbeda. Meredith juga akan secara langsung mengajak peserta untuk membuat pitch deck dan akan memberikan tanggapan kepada pitch deck yang telah dibuat.

Selain acara workshop, IDEC juga akan menyelenggarakan seminar mengangkat tema peranan layanan berbasis Point of Sales (POS) untuk membantu akselerasi bisnis ritel. Pemateri yang dihadirkan adalah Bayu Ramadhan, VP Brand & Marketing MOKA. Secara khusus seminar ini mengangkat judul besar “Secret Suce to Increase Your Retail Business”. Seminar akan berlangsung pada 10 April 2018 mendatang, dimulai pukul 14.00 bertempat di Centennial Tower, Jakarta Selatan.

Dua acara tersebut di atas merupakan bagian dari komitmen IDEC untuk membantu peningkatan kualitas wirausahawan lokal. Sejak mengawali debut di tahun 2017, IDEC telah berhasil menyelenggarakan 23 kegiatan seminar/workshop dan 5 kegiatan bertema expert dating. Pendekatan berbasis event seperti ini dinilai menjadi langkah yang sesuai, karena dengan mempertemukan peserta dengan pelaku bisnis, berbagai pemahaman dapat ditanamkan secara efisien. Terlebih IDEC membatasi jumlah peserta di setiap acara, rata-rata berbentuk kelas kecil.

IDEC mengharapkan, dengan inisiatif yang digalakkan wirausahawan Indonesia tidak perlu mencari jauh-jauh kesempatan untuk belajar dari dan bertemu dengan mentor andal serta pakar dalam dunia bisnis. IDEC hadir di tengah masyarakat Indonesia untuk memfasilitasi wirausahawan Indonesia dengan seminar, workshop dan program kewirausahaan lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran ke acara, silakan kunjungi tautan berikut: workshop dan seminar.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk Indonesia Entrepreneur Center (IDEC).

Vivo-V9-Indonesia

Vivo V9 Resmi Diluncurkan di Indonesia, Bawa Kemampuan AI dan Layar Berjidat

Berbekal FullView display dengan notch dan teknologi kecerdasan buatan (AI), Vivo Indonesia resmi merilis smartphone v-series terbaru mereka di Indonesia yaitu Vivo V9 yang dibanderol seharga Rp3.999.000. Acara peluncuran tersebut bertempat di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (29/3/2018).

Vivo V9 membawa teknologi FullView display 6,3 inci yang ditopang resolusi Full HD+ 1080×2280 piksel dan rasio layar 19:9. Desain notch atau ‘layar berjidat’ digunakan tak hanya untuk mencapai rasio screen-to-body yang lebih tinggi tapi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna untuk yang ingin tampil modis.

Kendati sudah mengusung layar notch ala iPhone X, sayangnya kita masih menjumpai adanya dagu di bawah layar. Jason Fanjaya, Produk Manager Vivo Indonesia mencoba menjelaskan alasannya: “Hal tersebut demi kenyamanan pengoperasian dan menghindari sentuhan-sentuhan yang tidak disengaja karena kita cenderung menyentuh bagian bawah, serta mengakomodasi sistem gesture,” demikian papar Jason.

Kemudian teknologi AI yang dibawa hadir untuk meningkatkan pengalaman ber-smartphone dan kemampuan fotografi. Kamera depan 24-megapixel didukung fitur AI Face Beauty, AI Selfie Lighting, dan AR Sticker. Sementara, kamera belakang ganda 13-megapixel dan 2-megapixel dibekali fitur AI Bokeh, AI HDR, dan AI Scene Recognition.

Sedikit penjelasan, fitur AI Face Beauty memungkinkan kamera Vivo V9 mampu mengidentifikasi objek foto, misalnya pria atau wanita, usia, warna kulit, tekstur wajah, dan lingkungan pencahayaan di sekitarnya sehingga hasilnya tetap natural. Kemudian AI Selfie Lighting memungkinkan kita menjepret foto selfie dimanapun meski dalam kondisi cahaya rendah. Sedangkan AR Sticker kita bisa membubuhi foto selfie dengan beragam stiker menarik.

Selanjutnya, AI Bokeh bisa digunakan untuk memotret foto dengan latar belakang blur, bisa menggunakan kamera belakang atau depan. AI HDR membuat Vivo V9 mampu menangkap detail terang dan gelap dengan baik. Serta, AI Scene Recognition, di mana AI akan mempelajari preferensi pengaturan kamera yang sering kita gunakan.

Selain itu, masih ada lagi sejumlah fitur berbasis kecerdasan buatan, seperti AI Smart Engine yang memastikan performa tetap kencang, AI Face Access sehingga fitur face unlock menjadi lebih aman, dan AI Attention Sensing yang intinya memberi kenyamanan dalam menggunakan smartphone.

Vivo-V9-Indonesia-7

Mengenai spesifikasi Vivo V9, smartphone Andorid 8.1 Oreo ini bertenaga chipset Qualcomm Snapdragon 450, ditopang RAM 4GB, dan ruang penyimpanan 64GB. Harga Vivo V9 dibanderol Rp3.999.000 dan tersedia dalam warna black dan gold, serta akan menyusul warna cool blue limited edition.

Aliansi dengan Bank Mandiri, Strategi OVO Dongkrak Pengguna Baru

Platform fintech dan loyalitas pelanggan milik Grup Lippo OVO mengumumkan aliansi bisnis dengan Bank Mandiri demi mewujudkan ambisinya untuk membuka ekosistem untuk akses pembayaran seluas-luasnya.

Nantinya baik pengguna kartu debit, kartu kredit, e-money, dan e-cash dapat bertransaksi di jaringan merchant yang telah bermitra dengan OVO. Begitu pun bagi pengguna OVO, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan transaksi non tunai bagi kedua perusahaan.

Hanya saja implementasi dari aliansi ini belum bisa dinikmati segera oleh para pengguna. Sebab baru akan diluncurkan pada kisaran pertengahan tahun atau paling lambat kuartal ketiga tahun ini. Sekarang kedua perusahaan baru teken kerja sama lewat penandatanganan kesepahaman sebagai seremonialnya.

“Jadi nantinya di mesin EDC Bank Mandiri bisa menerima transaksi dari OVO. Kemudian akan digulirkan ke lokasi merchant yang belum ada mesin EDC. Kami berdua akan buat co-marketing sehingga promo-promo bisa dipakai untuk pengguna dari kedua perusahaan,” terang CEO OVO Adrian Suherman, Kamis (29/3).

Tak hanya soal membuka akses pembayaran jadi lebih luas, kerja sama ini akan diseriusi untuk di bawa ke tahap lebih lanjut. Ke depannya, OVO akan menerima layanan Mandiri di aplikasinya dan dapat memanfaatkan jaringan elektronik Bank Mandiri seperti ATM dan Mandiri Online sebagai infrastruktur pendukung.

Pengguna OVO juga bisa isi ulang saldo OVO Cash dan tarik dana melalui jaringan Bank Mandiri. Bakal tersedia pula penawaran untuk fasilitas kredit, produk investasi, dan masih banyak lagi.

Bagi Bank Mandiri aliansi ini sangat berguna bagi perseroan untuk meningkatkan interoperabilitas dengan perusahaan teknologi seperti OVO. Pihaknya juga berharap dapat memperoleh nasabah baru dari pengguna OVO yang sebelumnya bukan nasabah perseroan.

“Kami selaku perusahaan perbankan terdepan di Indonesia, selalu berusaha untuk terbuka terhadap inovasi. Terlebih di era digital ini, bekerja sama dengan perusahaan teknologi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan interoperability,” ucap Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.

Diklaim mesin EDC Bank Mandiri telah tersebar di 250 ribu merchant, sementara OVO sekitar 23 ribu merchant yang tersebar di 209 kota di seluruh Indonesia. OVO memiliki 9,5 juta pengguna, dengan profil demografi 60% di antaranya adalah perempuan, berusia 23-35 tahun.

Tak berhenti di sini, ke depannya OVO akan kembali menjalin kemitraan dengan perusahaan fintech dan perbankan lainnya untuk kemitraan sejenis demi meningkatkan akseptasi untuk bertransaksi di mana pun.

Bidik sampai 20 juta pengguna baru

Di samping bermitra dengan Bank Mandiri, OVO juga melakukan sejumlah inisiatif penambahan fitur untuk memberi nilai tambah bagi penggunanya. Ditargetkan sampai akhir tahun ini pengguna OVO dapat mencapai 15-20 juta pengguna dari posisi saat ini 9,5 juta.

“Jujur saja untuk target awal yang kita bidik untuk jumlah pengguna sudah tercapai. Untuk itu kami bidik angka lebih tinggi sampai akhir tahun ini di angka 15-29 juta pengguna.”

Menurut Adrian, faktor yang mendongkrak jumlah pengguna terlihat dari promo bayar parkir yang diadakan dalam mal jaringan Grup Lippo. Berikutnya adalah layanan redeem point untuk setiap transaksi lewat aplikasi, pengguna tertarik untuk memanfaatkannya.

Dari segi produk, bakal ada banyak pengembangan untuk para pengguna. Produk yang belum lama ini diluncurkan adalah OVO Invest untuk jual beli reksa dana. Dalam hal ini perusahaan bekerja sama dengan Ciptadana untuk produk reksa dana pasar uang. Fitur tersebut masih hadir dalam bentuk beta.

Kehadiran fitur tersebut, melengkapi produk awal OVO sejak pertama kali berdiri di 2016, yakni OVO Points yang merupakan program loyalitas pelanggan untuk pelanggan merchant rekanan atau mitra OVO. Dari poin yang dikumpulkan, pengguna dapat menukarnya dengan berbagai penawaran di setiap rekanan OVO.

Terdapat juga OVO Cash, produk uang elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran berbagai transaksi. Pengguna dapat top up, kirim dana ke OVO dan non OVO, bayar tagihan listrik, beli pulsa, dan bayar asuransi.

Application Information Will Show Up Here

Dampak Skandal Mobil Kemudi Otomatis Uber, Nvidia Terapkan Pengujian Secara Virtual

Di event CES pada bulan Januari lalu, Nvidia sempat bicara panjang-lebar mengenai rencananya memaksimalkan artificial intelligence di industri otomotif. Mereka tidak segan menghabiskan dana miliaran dolar untuk melakukan riset di bidang pengembangan sistem kemudi otomatis, dan sederet inovasi sudah mereka siapkan bagi mitra pabrikan mobil yang tertarik.

Namun situasinya berubah setelah kasus kecelakaan yang melibatkan mobil kemudi otomatis Uber pada tanggal 19 Maret lalu, yang memakan korban seorang wanita berusia 49 tahun. Selang beberapa hari setelahnya, Recode melaporkan bahwa Nvidia memutuskan untuk menyetop semua pengujian mobil kemudi otomatisnya selagi investigasi atas kasus Uber berlangsung.

Nvidia bukannya menyerah. Mereka masih punya ide lain untuk meneruskan kerjanya, tanpa harus mengemban risiko fatal yang bisa terjadi. Ide tersebut diwujudkan lewat sistem bernama Nvidia Drive Constellation, yang sederhananya memungkinkan mitra-mitra Nvidia untuk melakukan pengujian secara virtual.

Nvidia Drive Constellation

Drive Constellation terdiri dari dua komponen. Yang pertama adalah software Nvidia Drive Sim yang berjalan pada suatu server, yang bertugas menyimulasikan semua teknologi yang terdapat pada mobil kemudi otomatis, termasuk deretan sensor seperti radar dan lidar.

Simulasi virtual ini juga dapat merefleksikan kondisi mengemudi yang bervariasi, semisal saat kaca depan mobil menjadi target silauan matahari terbenam, atau saat badai besar melanda. Kreasi datanya dipercayakan pada sejumlah GPU buatan Nvidia sendiri.

Komponen yang kedua juga berupa server, tapi yang menjalankan software Nvidia Drive Pegasus. Tugasnya adalah memroses data-data yang berasal dari server Drive Sim, lalu merespon balik secara instan.

Perpaduan keduanya memungkinkan mitra Nvidia untuk menguji reaksi algoritma kemudi otomatisnya masing-masing ketika dihadapkan dengan skenario-skenario ekstrem. Selain sama sekali tidak membahayakan, simulasi virtual juga dapat menghasilkan lebih banyak data untuk dipelajari, sebab pabrikan bisa melangsungkannya sebanyak apapun mereka mau dalam satu hari.

Sumber: Engadget.

Menguatkan branding

Strategi Menguatkan Branding untuk Startup

Branding merupakan usaha yang perlu dilakukan secara terus-menerus. Keberlanjutan dan konsistensi akan mengantarkan menuju tujuan. Dalam perjalanannya strategi branding butuh penguatan, kadang butuh diubah sesuai dengan kebutuhan (rebranding). Banyak aspek yang mengharuskan hal itu terjadi.

Berikut beberapa hal yang sekiranya bisa dilakukan untuk menguatkan strategi branding dalam perjalanan membangun startup.

Pengalaman sempurna saat mengakses web

Branding tidak hanya soal bagaimana pengguna mengenal produk atau layanan Anda, tetapi juga pengalaman terhadap apa yang Anda berikan. Salah satu yang merusak dari usaha branding adalah ketidakmampuan pengguna mendapatkan ekspektasi mereka terhadap produk atau layanan Anda. Sesederhana soal akses terhadap web.

Dalam hal menjaga kualitas, jika bisnis Anda menghadirkan solusi berbasis teknologi pastikan mereka dengan mudah menjangkau melalui akses web. Tidak hanya soal nama yang mudah dieja, tetap juga situs yang mudah diakses dan informasi yang cukup untuk mereka. Cukup untuk mengidentifikasi apa sebenarnya produk Anda dan apa yang bisa Anda tawarkan untuk membantu permasalahan mereka.

Pengalaman dalam mengakses web inilah yang seharusnya diberikan untuk pengguna Anda. Dengan pengalaman terbaik ini Anda bisa mengantarkan nilai-nilai yang ingin Anda perkenalkan ke pengguna Anda. Untuk hal satu ini memperhatikan UI / UX sebagai salah satu poin, di samping pemilihan infrastruktur server.

[Baca juga : Branding Autentik Dibangun Secara Perlahan]

Riset dan strategi

Di era sekarang kanal pemasaran semakin banyak, salah satunya melalui peran media sosial. Ada tiga platform besar yang ada sekarang yakni Facebook, Instagram dan Twitter. Ketiganya adalah sumber yang bisa dipelajari dalam membangun strategi branding yang berkelanjutan. Bisa untuk mempelajari kemauan pengguna, respons pengguna atau bahkan sentimen pengguna terhadap sesuatu hal. Ini berarti media sosial adalah “ladang” data yang bisa dimanfaatkan dalam proses membangun strategi selanjutnya.

Kebiasaan meneliti kanal-kanal pemasaran ini sangat bermanfaat bagi perkembangan branding di startup. Tidak hanya media sosial, studi di kanal lain seperti SEO, email marketing, dan lain sebagainya bisa jadi bahan dasar untuk penyusunan strategi.

Data-data yang didapatkan dapat membantu untuk menentukan arah dan peluang potensi pengguna. Sekaligus bisa digunakan untuk menguatkan pesan atau nilai yang coba dibawa. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan momen yang sedang ramai dibicarakan. Kuncinya ada di analisis.

[Baca juga : Pentingnya Branding Bagi Startup]

Copywriting dan cara berkomunikasi yang baik

Hal selanjutnya yang bisa membantu strategi branding Anda adalah komunikasi. Karena kebanyakan media sekarang didominasi media online salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah copywriting yang bagus dan kemampuan memilih image atau gambar pelengkap yang sesuai. Cara terbaik berkomunikasi di era digital.

Pemilihan kata, maksud dan kalimat harus disusun rapi dan sesuai. Hindari kata-kata yang bertolak belakangan dengan penggambaran bisnis Anda. Hindari juga memuat gambar yang memiliki kesan negatif di masyarakat. Jika memungkinkan hire mereka yang berpengalaman di bidang media sosial untuk mengelola akun Anda. Dan selalu ingat, konsistensi. Apa yang coba Anda gambarkan di akun Facebook haruslah senada dengan apa yang coba Anda gambarkan di Twitter. Demikian sebaliknya dan untuk kanal media sosial lainnya.

Cari keunggulan dan kelemahan

Proses membangun branding tidak bisa lepas dari bagaimana Anda melihat persaingan di sekitar. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari pesaing atau kompetitor Anda. Bagaimana mereka mencoba membangun branding dan melihat strategi mereka.

Kemudian Anda bisa mengamati apa yang sedang coba mereka gambarkan. Tulis itu dan kemudian bandingkan dengan rencana-rencana Anda. Jika Anda baru memulai dan merasa kesulitan dalam bersaing Anda bisa mencari perbedaan. Temukan sesuatu yang unik dari produk atau layanan Anda, ubah itu menjadi sesuatu kekuatan dan tonjolkan itu sebagai identitas.

Sumber : Forbes, Entreprenuer, Inc

Didukung Tiga Startup Unicorn, Evos Esports Siap Go International dan Ekspansi ke Bisnis Hiburan

Jujur saya tidak terlalu mengikuti perkembangan dunia esport. Kalau sedang tidak bekerja atau menemani anak, biasanya saya menghabiskan waktu di Mesir era sebelum masehi lewat game Assassin’s Creed: Origins. Kendati demikian, kebesaran nama tim esport lokal, seperti Evos misalnya, tetap tidak luput dari telinga saya, apalagi setelah mereka ditunjuk menjadi brand ambassador Lenovo tahun lalu.

Evos juga semestinya tidak mungkin luput dari pantauan DailySocial, mengingat sejak tahun lalu mereka telah disponsori oleh Go-Jek dan Traveloka. Namun duo unicorn rupanya belum cukup, baru-baru ini Evos mengumumkan bahwa untuk tahun ini, mereka sudah menggandeng sponsor baru yang tak kalah heboh; siapa lagi kalau bukan Tokopedia?

Di titik ini, Evos Esports sudah pantas disebut sebagai salah satu tim esport Indonesia tersukses. Namun tim yang didirikan oleh Hartman Harris belum dua tahun lalu ini juga bertekad melebarkan sayapnya ke level internasional. Vietnam sudah resmi mereka ‘jajah’, dan target selanjutnya adalah Thailand dan Filipina.

Mengapa harus kedua negara tersebut? Lewat siaran pers, Hartman bilang bahwa pertumbuhan tren esport di kedua negara itu tergolong cukup pesat untuk level Asia Tenggara, dan kebetulan populasi generasi milenialnya besar sekaligus aktif.

Dyland Pros menjadi salah satu YouTuber pertama yang 'diculik' EVSE / Evos Esports
Dyland Pros menjadi salah satu YouTuber pertama yang ‘diculik’ EVSE / Evos Esports

Dukungan tiga startup terbesar tanah air – plus Lenovo – juga memungkinkan Evos untuk berekspansi ke bisnis hiburan lewat bendera baru EVS Entertainment (EVSE). EVSE – jangan samakan dengan F4 meskipun pengucapannya mirip – sejatinya bakal berfokus pada produksi konten kreatif.

Langkah awal yang EVSE lakukan adalah menggandeng (baca: mengakuisisi) dua YouTuber yang cukup tenar di kalangan pemain Mobile Legends, yaitu Dyland Pros dan Warpath. Ke depannya, sudah ada rencana untuk mengakuisisi YouTuber kondang dari negara lain, utamanya pasti dari Vietnam, Thailand dan Filipina.

Di sisi lain, masuknya tiga startup sekelas Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia di ranah esport paling tidak bisa memberikan gambaran bahwa industri esport tanah air sudah tidak boleh lagi dipandang sebelah mata. Pamornya mungkin belum sebesar olahraga lain, semisal sepak bola, tapi setidaknya sudah mulai mendekati – seperti yang kita tahu, sudah dua tahun ini Go-Jek menjadi sponsor utama Liga 1.

Logitech G Pro Gaming Headset Lengkapi Lini ‘Persenjataan’ Esport Logitech

Setidaknya dalam dua tahun terakhir, industri perangkat gaming mulai mencabang ke ranah yang lebih spesifik, yakni perangkat gaming tapi yang lebih ditujukan untuk kebutuhan esport, alias kompetisi gaming profesional. Logitech sejauh ini sudah punya mouse dan keyboard yang klaimnya diramu untuk atlet esport, dan yang kurang adalah headset.

Meski sedikit terlambat, headset-nya akhirnya datang juga. Sama seperti mouse dan keyboard-nya, headset ini juga mengusung label “G Pro” pada namanya, mengindikasikan target pasarnya yang ditujukan untuk esport. Logitech pun tidak lupa membubuhkan klaim bahwa headset ini mereka rancang bersama sejumlah atlet esport kelas dunia.

Logitech G Pro Gaming Headset

Fitur unggulan G Pro Gaming Headset tentu saja adalah sepasang driver yang tertanam di dalamnya, yang diyakini mampu mereproduksi suara secara presisi, spesifiknya suara langkah kaki, tembakan atau desingan peluru. Kemampuan mendengar suara-suara ini secara jelas sejatinya adalah hal yang paling dicari oleh atlet esport dari sebuah headset.

Dukungan suara surround turut tersedia, termasuk untuk gamegame yang mendukung Dolby Atmos. Surround sebenarnya juga cukup penting dalam gaming, terutama dalam game FPS seperti CS:GO, sebab pemain bisa memiliki kesadaran spasial yang lebih baik, sehingga pada akhirnya bisa memprediksi posisi lawan secara tepat.

Lengkap sudah lini Logitech G Pro sekarang / Logitech
Lengkap sudah lini Logitech G Pro sekarang / Logitech

Aspek kenyamanan pastinya juga menjadi prioritas ketika membahas sebuah headset. G Pro memanfaatkan kombinasi material yang solid namun ringan, seperti stainless steel, nilon dan serat kaca komposit. Masing-masing bantalannya dibalut oleh kulit sintetis yang tidak hanya terasa nyaman, tapi juga membantu meningkatkan isolasi suara di sekitar hingga 50% lebih efektif.

Kabar baiknya, Logitech G Pro Gaming Headset juga akan dipasarkan dengan harga yang terbilang kompetitif: $90. Kalau Anda butuh pertimbangan lain sebelum membeli, mungkin fakta bahwa headset ini ditunjuk sebagai headset resmi CS:GO Pro League versi ESL bisa membantu.

Sumber: Logitech.

Mi Smart RearView Mirror

Xiaomi Luncurkan Spion Tengah Mobil yang Canggih, Bikin Berkendara Makin Aman

Makin populer di ranah mobile membuat Xiaomi makin leluasa melebarkan sayapnya ke berbagai kategori bisnis lainnya. Selain merambah industri rumah pintar, elektronik, produk personal dan komputer, Xiaomi juga mulai menggarap sektor otomotif meski baru sebatas aksesoris. Mengadopsi desain generasi pertamanya, Xiaomi resmi meluncurkan spion tengah mobil generasi kedua, Mi Smart RearView Mirror.

Hampir serupa dengan generasi pertama, Mi Smart RearView Mirror dibalut warna dominan hitam dan dilengkapi layar 6,86 inci dengan resolusi 1280×480. Bila dibandingkan, layar ini relatif lebih mungil dari seri pertama namun dengan desain yang lebih disempurnakan sehingga terlihat lebih menarik.

Xiaomi Mi Smart RearView Mirror

Di bagian belakang dan depan perangkat terdapat kamera buatan Sony dengan seri IMX291 yang bertanggung jawab untuk menangkap gambar bahkan dalam kondisi cahaya yang minimum. Sensor ini menggunakan enam set lensa kaca bundar. Masing-masing dari mereka mempunyai 9 lapisan coating. Kamera ini mempunyai bukaan lebar, f/1.8 dan sudut tangkapan sampai dengan 150 derajat. Konfigurasi ini memungkinkan kamera untuk mengabadikan apa yang ada di depan kendaraan dengan sudut dan pencahayaan yang ideal.

Kedua kamera ini dapat bekerja secara mandiri baik bergantian atau secara bersamaan, memantau kondisi jalan dan menggunakan informasi tersebut sebagai acuan bagi sistem ADAS (Advanced driver assistance systems) yang tersemat di dalamnya untuk meningkatkan keamanan saat berkendara.

Lebih dari sekadar alat bantu layaknya spion mobil konvensional, Mi Smart RearView Mirror dibekali teknologi ADAS atau Advanced driver assistance systems yang menawarkan beberapa asistensi pintar, misalnya FCW (Forward Collision Warning), PVS (Preceding Vehicle Starting), dan LDW (Lane Departure Warning). Dengan teknologi pintarnya, perangkat akan secara otomatis menyimpan video sebelum dan sesudah tabrakan, kemudian menontonnya kembali baik via layar perangkat atau menggunakan aplikasi pendamping melalui smartphone.

Menariknya, perangkat ini juga dapat terintegrasi ke speaker Small Love AI sehingga mampu menerima input perintah suara. Misalnya, menjepret foto atau merekam video, meningkatkan atau menurunkan volume, dan bahkan terhubung ke perangkat rumah pintar lainnya.

Sumber berita Gizmochina.