Monthly Archives: October 2018

Audio-Technica Luncurkan Versi Wireless dari Headphone Terlarisnya, ATH-M50xBT

Nama Audio-Technica sudah pasti tidak asing lagi di telinga para audiophile, apalagi kalau yang dibicarakan adalah headphone ATH-M50 yang legendaris. Bersama suksesornya, ATH-M50x, headphone ini kerap nongol di daftar headphone terbaik dari berbagai publikasi, serta banyak dianggap sebagai pilihan awal yang tepat untuk memulai ‘petualangan’ seorang audiophile.

Tidak terasa sudah 11 tahun lewat sejak ATH-M50 pertama diluncurkan. Zaman jelas sudah berubah, dan eksistensinya mulai terasa kurang relevan seiring bertambah banyaknya smartphone yang tak dibekali jack headphone. Singkat cerita, sudah waktunya ATH-M50 dipermak sesuai standar 2018.

Audio-Technica ATH-M50xBT

Standar yang saya maksud mengacu pada konektivitas wireless. Hasilnya adalah ATH-M50xBT, dengan embel-embel “BT” sebagai indikasi konektivitas Bluetooth 5.0 yang diusungnya. Sebuah kabel masih disertakan dalam paket penjualannya, tapi itu sepertinya bakal jarang digunakan mengingat baterai headphone ini bisa tahan sampai 40 jam nonstop.

Audio-Technica sengaja tidak mengutik desain pendahulunya yang ikonis kecuali menambahkan sejumlah tombol kontrol di earcup sebelah kiri. Earcup kirinya ini juga bisa disentuh selama dua detik untuk memanggil Siri atau Google Assistant pada smartphone yang tersambung.

Audio-Technica ATH-M50xBT

Dimensi earcup-nya tidak berubah, tetap besar dan bisa membungkus telinga dengan baik. Saat sedang tidak dipakai, earcup-nya bisa ditekuk ke arah dalam headband seperti ATH-M50x agar mudah dibawa-bawa, apalagi mengingat bobotnya hanya berkisar 310 gram saja.

Selain mengusung desain yang sama, performanya pun juga diklaim identik, dengan bekal driver 45 mm pada masing-masing earcup-nya. Demi memaksimalkan kualitas suara selama bekerja secara wireless, ATH-M50xBT turut dilengkapi dukungan codec aptX maupun AAC – sayang tidak ada aptX HD.

Audio-Technica ATH-M50xBT

Secara keseluruhan, Audio-Technica ATH-M50xBT tidak lebih dari sebatas ATH-M50x yang dipotong kabelnya dan dijejali baterai beserta chip Bluetooth. Di Amerika Serikat, ia sudah dipasarkan seharga $199.

Sumber: Audio-Technica via Digital Trends.

Tokopedia OVO

OVO Resmi Jadi Opsi Pembayaran Tokopedia

Setelah sebelumnya diberitakan soal rencana implementasi teknologi OVO di layanan pembayaran Tokopedia, hari ini (31/10) keduanya mengumumkan secara resmi kerja sama strategis. Kerja sama yang diumumkan hari ini mengabarkan bahwa kini pengguna Tokopedia bisa memilih OVO sebagai opsi pembayaran dalam transaksi mereka.

Dari rilis yang kami terima belum disampaikan secara eksplisit mengenai rencana pemanfaatan teknologi OVO untuk mendukung sistem e-wallet Tokopedia. Kami sudah mencoba mengonfirmasi ke pihak OVO terkait ini, tapi belum mendapatkan jawaban.

Bagi OVO, kemitraan ini sebagai upaya untuk mematangkan strategi “tiga cabang” mereka, yakni melayani ritel offline (di gerai mall, warung dll melalui metode QR payment), online-to-offline (seperti kemitraan dengan Grab), dan e-commerce. Visinya untuk menegaskan OVO sebagai platform pembayaran terbuka dengan jangkauan transaksi yang luas.

“Setelah memantapkan diri sebagai platform pembayaran seluler nomor satu berdasarkan volume transaksi, kemitraan dengan Tokopedia akan lebih mempercepat pertumbuhan kami. Kami berharap adanya lonjakan pengguna baru dan transaksi tambahan dari e-commerce untuk mendorong kepemimpinan pasar secara menyeluruh,” sambut CEO OVO, Jason Thompson.

Dari statistik yang disampaikan, saat ini ada sekitar 60 juta pengguna aktif bulanan di platform OVO. Sementara di Tokopedia sudah mencapai 80 juta pengguna. Diharapkan keduanya dapat saling memperbesar pasar dari basis data pengguna yang ada.

“Kami sangat antusias bekerja sama dengan OVO dengan menawarkan kepada pengguna kami opsi pembayaran baru. Bersama OVO, kami tidak hanya memberikan pengalaman belanja lebih nyaman, tapi kami juga menampilkan opsi pembayaran yang memiliki kegunaan luas secara online dan offline serta membantu meningkatkan inklusi keuangan. Ini membawa kita satu langkah lebih dekat ke misi kita mendemokrasikan perdagangan melalui teknologi,” ujar COO Tokopedia, Melissa Siska Juminto.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Ultimo Hombre Axis Pyramid League

Setelah Jakarta, Ultimo Hombre Axis Pyramid League Segera Hadir Juga di Surabaya

Surabaya kembali terpilih untuk jadi lokasi sebuah event kompetisi esports besar. Selain laga playoff Mobile Legends Professional League (MPL ID Season 2) yang diumumkan minggu lalu, ibukota provinsi Jawa Timur ini juga akan kedatangan ajang Ultimo Hombre Axis Pyramid League. Menariknya lagi, jarak antara kedua event di atas hanya terpaut seminggu. Arek-arek Suroboyo penggemar esports sepertinya langsung tahu harus menghabiskan akhir pekan ke mana dalam bulan November ini.

Sesuai dengan nama acaranya, Ultimo Hombre Axis Pyramid League adalah kompetisi hasil kerja sama antara organizer Ultimo Hombre Indonesia dan provider seluler Axis. Turnamen ini akan diadakan pada tanggal 24 – 25 November 2018, berlokasi di gedung Surabaya Convention Center (SCC), mal Pakuwon Trade Center.

Ultimo Hombre Axis Pyramid League | Mobile Legends
Kompetisi Mobile Legends berhadiah Rp100 juta | Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

Mengusung uang hadiah yang mencapai Rp200 juta, turnamen ini mempertandingkan cukup banyak cabang esports. Pertama dan paling utama adalah Mobile Legends: Bang Bang dengan prize pool Rp100 juta. Selain itu ada juga kompetisi PUBG Mobile berhadiah Rp50 juta, cabang Dota 2 berhadiah Rp20 juta, Rp10 juta untuk Counter Strike: Global Offensive, ditambah kompetisi lain-lain seperti Tekken 7 dan FIFA.

Satu hal yang penting untuk diperhatikan, dalam Ultimo Hombre Axis Pyramid League tidak ada tahap kualifikasi online. Semua dilaksanakan langsung di lokasi acara secara offline. Jadi bila Anda memiliki tim dan berencana untuk unjuk gigi di turnamen ini, lebih baik maksimalkan waktu sebelum hari-H untuk berlatih agar dapat tampil maksimal.

Ultimo Hombre Axis Pyramid League | Dota 2
Tersedia juga kompetisi Dota 2 dan bermacam game lainnya | Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

Pendaftaran Ultimo Hombre Axis Pyramid League Surabaya saat ini sudah dibuka, dan akan ditutup pada tanggal 18 November 2018. Untuk kompetisi Mobile Legends, formulir pendaftaran tersedia di tautan berikut. Sementara peserta Dota 2 dapat mendaftar lewat formulir yang satu ini. Belum ada informasi tentang pendaftaran cabang esports lainnya. Kita tunggu saja informasi lebih lanjut dari Facebook Page Ultimo Hombre Indonesia.

Selain peserta kompetisi, Ultimo Hombre juga membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berpartisipasi sebagai freelancer untuk membantu jalannya acara. Anda yang punya pengalaman (atau ingin mencari pengalaman) menjadi runner, LO, wasit, atau kru perlengkapan dalam kompetisi esports dapat mendaftarkan diri lewat email ke rheinhard.brain@supremeleague.com. Lebih jelasnya, silahkan simak pengumuman dari Ultimo Hombre di tautan ini.

Ultimo Hombre Axis Pyramid League | Freelancer
Dapatkan pengalaman menggelar acara esports di sini | Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

Bagi Anda yang belum tahu, Ultimo Hombre adalah esports organizer asal Inggris yang baru saja masuk ke Indonesia pada bulan Juli 2018. Dengan fokus pada penyelenggaraan turnamen amatir, Ultimo Hombre memiliki visi menjembatani ranah esports profesional dan gaming kompetitif kasual. Mereka sebelumnya juga telah sukses mengadakan acara Ultimo Hombre Axis Pyramid League di Jakarta pada bulan Agustus lalu, dengan hadiah Rp150 juta.

Sumber: Ultimo Hombre Indonesia

TCASH melakukan uji coba penggunaan Kode QR terstandar untuk pembayaran mulai bulan Oktober 2018

TCASH Mulai Uji Coba Transaksi dengan Kode QR Terstandar

TCASH, sebagai salah satu penyedia layanan e-money di Indonesia, mengungkapkan dukungan terhadap rencana pemerintah menerapkan Kode QR terstandar (standardized QR Code). Sebagai bagian percepatan realisasi rencana tersebu,  TCASH melakukan uji coba penerapan Kode QR terstandar sejak Oktober 2018. TCASH akan mengikuti arahan Bank Indonesia dan ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia) untuk implementasi di merchant mitra TCASH.

TCASH menjadi salah satu penyedia layanan e-money non perbankan yang tergabung dalam uji coba tahap pertama pengimplementasian Kode QR terstandar.

“TCASH mendukung penuh inisiatif Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk menghadirkan Kode QR terstandar yang kami percaya akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan masyarakat dalam bertransaksi nontunai. Kami pun telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan Kode QR terstandar dalam beberapa waktu mendatang, di antaranya menyesuaikan fitur Snap QR Code dalam aplikasi TCASH Wallet sesuai format yang dirancang,” terang CEO TCASH Danu Wicaksana.

Dalam masa uji coba ini, TCASH sudah berhasil melakukan uji coba Kode QR terstandar di beberapa merchant. Langkah ini ditempuh guna memastikan fungsi interoperabilitas Kode QR terstandar telah berfungsi dengan baik.

Pihak TCASH lebih lanjut menjelaskan, proses implementasi Kode QR terstandar di merchant TCASH rencananya akan dimulai tahun depan.

“Kami sangat mendukung penerapan Kode QR terstandar ini karena kami percaya open ecosystem di dalam ranah uang elektronik akan membantu seluruh industri untuk terus berkembang dalam mendorong kebiasaan masyarakat melakukan transaksi nontunai,” imbuh Head of Corporate Communication TCASH Dinda Sarasannisa.

Pihak TCASH saat ini sedang mempersiapkan beberapa inovasi terkait kerja sama pembayaran di tempat (offline) yang memanfaatkan Kode QR terstandar. Di antaranya seperti mengembangkan aplikasi untuk pelaku bisnis UMKM (aplikasi untuk merchant) yang diharapkan dapat mempermudah mereka dalam menerima pembayaran secara non tunai dan memiliki data transaksi yang lengkap dan terperinci.

“Ke depannya kami akan memastikan implementasi serta kesiapan dalam melayani beragam pembayaran menggunakan Kode QR terstandar di seluruh merchant outlet TCASH. Hal ini juga merefleksikan dukungan TCASH terhadap inisiatif Bank Indonesia dalam menyeragamkan Kode QR yang tersedia di berbagai merchant, guna menjaga kepuasan konsumen dan merealisasikan less-cash society di Indonesia. Kami optimis hadirnya Kode QR terstandar ini dapat diterima oleh seluruh pihak, baik penerbit uang elektronik, pelaku bisnis maupun masyarakat luas,” terang Danu.

Application Information Will Show Up Here
Rage in Peace

Platformer Lokal Rage in Peace Meluncur ke Switch dan Steam pada November 2018

Satu lagi game buatan Indonesia akan segera meluncur ke Steam dan Nintendo Switch. Rage in Peace adalah action platformer yang dapat membutmu mengamuk saat bermain, persis seperti judulnya. Tak lain tak bukan, penyebabnya yaitu tingkat kesulitan game ini yang sangat tinggi dan akan menantang kapabilitas otak Anda hingga maksimal.

Rage in Peace bercerita tentang Timmy Malinu, pemuda biasa-biasa saja yang punya impian untuk meninggal dalam keadaan tidur, di rumah, damai tanpa drama. Suatu hari, malaikat maut mendatangi Timmy dan berkata bahwa sudah waktunya bagi Timmy untuk meninggal. Tapi sebelum itu, si malaikat maut memberi kesempatan kepada Timmy agar bisa mewujudkan impiannya.

Rage in Peace | Screenshot 1
Rage in Peace | Sumber: Nintendo

Anda harus mengantar Timmy pulang ke rumah melalui medan yang berat lagi penuh jebakan maut. Berbeda dengan platformer seperti seri Mega Man atau Mario Bros., gaya permainan Rage in Peace punya fokus kuat pada kemampuan mengingat. Saat pertama kali main Anda pasti sangat sering mati, tapi seiring Anda menghafal timing serta lokasi jebakan yang ada, kemungkinan untuk menyelesaikan level akan semakin terbuka lebar.

Pertama kali diumumkan pada tahun 2016, Rage in Peace merupakan buah karya studio game asal Bandung bernama Rolling Glory Jam dan diterbitkan oleh Toge Productions. Pada awalnya Rage in Peace dibuat hanya sebagai purwarupa dalam sebuah game jam. Namun melihat respons positif dari berbagai pihak (termasuk YouTuber kenamaan PewDiePie), Rolling Glory Jam akhirnya mengembangkannya menjadi game utuh.

Rage in Peace | Screenshot 2
Rage in Peace | Sumber: Nintendo

Rage in Peace juga memiliki keunikan dalam ceritanya yang tak biasa. Pada umumnya game bergenre platformer tidak begitu mementingkan cerita, namun Rolling Glory Jam justru ingin ada nilai lebih dalam unsur tersebut. Kisah Rage in Peace yang berkaitan erat dengan kematian namun disajikan dengan gaya humoris adalah hasil inspirasi dari buku karya Paulo Coelho, Like the Flowing River.

Saya sudah pernah mencoba memainkan Rage in Peace beberapa kali saat Rolling Glory Jam membawa game ini ke pameran-pameran. Dan memang benar, game ini sangat menantang sekaligus membuat geregetan. Karena strategi kemenangan utama adalah hafalan, setiap kali saya terkena jebakan saya selalu merasa, “Seharusnya saya bisa menghindari itu!” Rasa geregetan itu juga yang membuat kita terdorong untuk mencoba lagi dan lagi hingga berhasil lolos sebuah level.

Rage in Peace | Screenshot 3
Rage in Peace | Sumber: Nintendo

Rage in Peace akan dirilis di PC Windows dan Mac OS X via Steam, serta di Switch via Nintendo eShop pada tanggal 8 November 2018. Tersedia juga DLC album soundtrack berisi 19 lagu yang digubah oleh berbagai musisi indie keren tanah air, termasuk di antaranya Ikkubaru, Monkey Melody, Peonies, Gardika Gigih, dan L’Alphalpha. Dapatkah Anda mengantar Timmy pulang dengan selamat?

Sumber: Rolling Glory Jam, Nintendo

Apple Umumkan MacBook Air dan Mac Mini Generasi Terbaru

MacBook Air boleh memulai tren laptop tipis nan premium, tapi penampakannya sudah tergolong usang setelah melihat laptop lain seperti Dell XPS 13 atau malah HP Spectre Folio. Lebih parah lagi, beberapa tahun terakhir Apple cuma sebatas menerapkan penyegaran spesifikasi tanpa ubahan desain yang berarti.

Tahun ini berbeda. Apple baru saja mengumumkan MacBook Air generasi baru bersamaan dengan iPad Pro generasi ketiga. Gaya desainnya masih mirip, tapi semuanya berubah ketika Anda membukanya; bezel masif yang mengitari layarnya sudah tiada, digantikan oleh bezel tipis berwarna hitam ala MacBook Pro.

Retina MacBook Air

Bezel-nya memang bukan yang paling tipis, tapi setidaknya tidak sampai berdampak pada penempatan webcam di posisi yang kurang ideal. Dampak positifnya, volume MacBook Air menyusut 17 persen dibandingkan generasi sebelumnya meski ukuran layarnya masih sama di angka 13,3 inci.

Layarnya ini juga ikut dirombak. Resolusinya kini meningkat drastis menjadi 2560 x 1600 pixel. Sasisnya masih terbuat dari bahan aluminium utuh, tapi lebih tipis di angka 1,56 cm pada titik paling tebalnya, dan bobotnya juga lebih ringan di angka 1,25 kg. Terlepas dari itu, Apple mengklaim speaker MacBook Air baru dapat menghasilkan volume 25 persen lebih keras dan bass dua kali lebih mantap.

Retina MacBook Air

Penyegaran spesifikasi tentu tidak dilupakan. Apple menyematkan prosesor dual-core Intel Core i5 generasi kedelapan, ditemani oleh RAM 8 GB atau 16 GB, serta pilihan SSD berkapasitas 128 GB sampai 1,5 TB. Baterai yang tertanam memiliki kapasitas 50,3 Wh, diklaim tahan untuk penggunaan selama 12 jam (browsing).

Satu hal yang saya sayangkan sebagai pengguna MacBook Air lama adalah, bodi yang semakin tipis berarti keyboard-nya juga ikut menipis. Apple membenamkan switch keyboard yang sama seperti pada MacBook Pro generasi terbaru, yang kalau berdasarkan pengalaman saya mencoba, lebih tidak nyaman dipakai untuk mengetik ketimbang keyboard milik MacBook Air lawas.

Beruntung trackpad-nya kini jadi lebih besar dan telah mendukung Force Touch. Tidak ketinggalan juga adalah sensor sidik jari yang terintegrasi pada tombol power. Sistem Touch ID ini ditopang oleh chip khusus Apple T2 Security Chip yang ternyata juga bertugas memberikan proteksi digital ekstra pada komponen lainnya, seperti misalnya enkripsi data pada SSD-nya.

Retina MacBook Air

Juga sedikit disayangkan adalah hilangnya konektor MagSafe untuk charging, digantikan sepenuhnya oleh sepasang port USB-C. Untungnya port ini mendukung standar Thunderbolt 3, yang berarti kompatibilitasnya dengan berbagai aksesori seperti display dan GPU eksternal cukup terjamin.

Secara keseluruhan, MacBook Air generasi baru ini dapat disimpulkan sebagai MacBook Pro tanpa Touch Bar dan dengan desain yang agak berbeda. Apple berencana memasarkannya mulai 7 November dengan banderol mulai $1.199 untuk konfigurasi terendahnya.

Mac Mini generasi keempat

Mac Mini 4th Gen

Di samping MacBook Air, komputer usang lain yang juga Apple perbarui adalah Mac Mini. Pengumuman ini agak mengejutkan mengingat Mac Mini terakhir di-update pada tahun 2014, dan jarak sejauh itu berarti lompatan performa generasi terbarunya ini amat signifikan.

Pilihan prosesor yang ditawarkan mencakup Intel Core i3-8100 (4-core), Core i5-8500B (6-core) dan Core i7-8700B (6-core), lengkap dengan pilihan RAM DDR4 8 GB sampai 64 GB. Soal storage, SSD tipe PCIe yang terbenam bisa dikonfigurasikan dari kapasitas 128 GB sampai 2 TB.

Mac Mini 4th Gen

Sayang semua komponen tersebut duduk manis di dalam sasis aluminium yang tidak berubah. Dimensinya masih sama persis seperti generasi sebelumnya, dengan panjang sisi 19,7 cm dan ketebalan 3,6 cm, serta bobot 1,3 kg. Tidak bisa dibilang mini lagi untuk standar 2018.

Semua port-nya masih diposisikan di belakang, yang meliputi port Gigabit Ethernet, empat port USB-C (Thunderbolt 3), HDMI 2.0, dua port USB 3.0 biasa dan jack headphone. Apple tak lupa menyematkan Bluetooth 5.0 pada Mac Mini generasi terbaru ini, dan Apple T2 Security Chip turut hadir sebagai pengaman digital ekstra.

Mac Mini 4th Gen

Jadwal perilisan yang ditunjuk untuk Mac Mini sama seperti MacBook Air tadi, sedangkan harganya dipatok mulai $799.

Sumber: Apple 1, 2.

BBM Comics menyediakan ratusan komik digital yang dibuat oleh para ilustrator di Indonesia, bekerja sama dengan CIAYO Comics.

Bekerja Sama dengan CIAYO Comics, BBM Hadirkan Komik Digital di Aplikasi

Aplikasi pesan BBM hari ini kedatangan fitur baru lagi. BBM Comics, menyediakan ratusan komik digital yang dibuat oleh para ilustrator di Indonesia, seperti seri Si Juki, Rumah Mice, Patrick Jonbray, dan Si Nopal. Layanan konten baru ini terealisasi atas kerja sama strategis antara BBM dan CIAYO Comics. Konten BBM Comics bisa ditemukan di tab DANA dalam aplikasi.

“Sejak menjadi bagian dari EMTEK, BBM terus berfokus membangun dan menyediakan konten lokal untuk Indonesia. Kerja sama kami dengan CIAYO Comics menandakan bahwa pengguna BBM dapat menikmati karya dari ilustrator komik terbaik di Indonesia dan membagikan komik-komik favorit mereka bersama teman-teman mereka melalui BBM, baik itu chat personal ataupun dalam grup BBM,” kata Matthew Talbot, CEO Creative Media Works, perusahaan yang mengoperasikan BBM Consumer secara global.

Di menu Komik, pengguna dapat mencari komik favorit mereka, yang terdiri dari 8 genre – romance, comedy, horror, slice of life, drama, action dan special. Koleksi komik selalu diperbarui secara berkala, sebagian besar dilakukan setiap minggu oleh ilustrator seperti Muhammad ‘Mice’ Misrad dan Faza Meonk. Saat ini sudah ada 170 komik yang dapat dibaca, ditargetkan akan mencapai 300 komik hingga akhir tahun ini.

CEO CIAYO Comics Borton Liew menyatakan, “Kemitraan strategis dengan BBM ini kami harapkan dapat membawa solusi yang baik bagi kedua pihak dan menambah nilai bagi para pengguna BBM dan stakeholders CIAYO Comics.”

BBM yakin kerja sama dengan CIAYO Comics ini akan membawa antusiasme dan bakat baru bagi industri komik di negeri ini. Talbot melanjutkan, “Bersama-sama kita menciptakan ekosistem yang hidup bagi ilustrator untuk menuangkan ide mereka ke dalam BBM Comics.”

Saat ini memang sudah banyak integrasi yang dilakukan ke dalam aplikasi BBM. Sebelumnya BBM juga bekerja sama dengan Yogrt untuk menghadirkan konten game instan di dalam aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

[Review] Assassin’s Creed Odyssey, Lembaran Baru Bagi Seri Action Berusia 11 Tahun

Assassin’s Creed Origins yang diramu menjadi pembuka saga ini merupakan game open world papan atas paling ambisius di 2017. Hasil kerja keras developer selama bertahun-tahun bisa kita lihat dari bagaimana detailnya tim Montreal menciptakan dunia Mesir Kuno di akhir era Ptolemaic sebagai medium untuk mengombinasikan kejadian bersejarah dan event fiksi.

Meluncur satu tahun kurang beberapa minggu dari Origins, Assassin’s Creed Odyssey mengusung konsep gameplay yang lebih berani dan mungkin bisa dikatakan sedikit radikal. Meski tetap mempertahankan sejumlah tradisi Assassin’s Creed, Odyssey dari awal sengaja diarahkan sebagai permainan action role-playing, untuk pertama kalinya membiarkan Anda memilih karakter utama dan menentukan dialog.

Langkah ini kemungkinan ialah cara buat menyegarkan kembali formula Assassin’s Creed. Tapi boleh jadi, transisi dari action-adventure ke formula role-playing belum bisa diterima semua fans dengan tangan terbuka. Kabar gembiranya, Ubisoft Quebec telah bersiap mengantisipasi hal tersebut melalui penambahan fitur baru dan penggunaan arahan unik.

AC Odyssey 13

 

Eagle-Bearer

Assassin’s Creed Odyssey menawarkan Anda untuk bermain menjadi salah satu dari cucu Raja Leonidas, antara Alexios atau Kassandra. Tidak ada perbedaan pada aspek gameplay dari keduanya kecuali pengisi suara dan siapa saudara tertuanya. Saya mencoba keduanya, dan secara pribadi lebih menyukai Kassandra karena perannya lebih natural dan sejauh ini hanya ada sedikit pilihan karakter utama wanita di seri utama Assassin’s Creed.

AC Odyssey 5

Meski demikian, Alexios sendiri bukanlah pilihan yang buruk dan mengingatkan saya pada Bayek of Siwa. Tentu saja, dua opsi tokoh utama mengharuskan Ubisoft melakukan prosedur pengisian suara sebanyak dua kali. Dan mengingat Odyssey merupakan game role-playing, jumlah dialognya tidaklah sedikit. Kesediaan developer buat melakukan hal tersebut perlu diapresiasi.

Diracik sebagai sebuah lembaran baru, hal positif lain dari Odyssey adalah ceritanya tidak membingungkan. Sesi Layla Hassan tetap ada, tapi porsinya telah dikurangi dan disederhanakan sehingga kita hanya cukup tahu siapa dia serta perannya di kisah ini. Dan tak seperti Origins, narasi Odyssey juga tidak lompat-lompat. Di sesi pembuka, Anda akan segera tahu siapa Alexios dan Kassandra, serta apa hubungan mereka dengan Leonidas.

AC Odyssey 7

Ketika Bayek of Siwa di Assassin’s Creed Origins merupakan seorang penegak hukum, Alexios atau Kassandra adalah Misthios, atau tentara bayaran. Ini artinya, sang tokoh tidak selalu berpihak dengan hukum. Beberapa kontrak yang diterima Kassandra sering kali mengharuskannya ‘membungkam’ individu tertentu, mencuri, atau membersihkan satu perkemahan berisi bandit. Dan demi menunjang desain gameplay seperti ini, Ubisoft Quebec mengimplementasikan sistem bounty.

 

Grand Theft Auto Greece

Assassin’s Creed Odyssey membawa pemain ke puncak Perang Peloponnesian, konflik militer yang dimulai di tahun 431 sebelum Masehi antara bangsa Sparta dan Athena. Di sana, Kassandra dan tim prajurit bayarannya tidak dituntut untuk mendukung salah satu faksi, bahkan dipersilakan bekerja buat keduanya. Ia bisa menghabiskan waktunya menyelesaikan kontrak, mengumpulkan kru, serta meng-upgrade peralatan dan perahu perangnya.

AC Odyssey 12

Satu Aspek menarik dari Odyssey adalah sensasai ala ‘GTA’. Memang tidak ada kendaraan ‘otomotif’ yang Anda bisa bajak, tapi Kassandra dapat mencuri kuda atau menyerbu perahu bajak laut, konvoi militer, serta kapal pedagang. Di dunia game, tersebar pula banyak benda-benda yang semestinya tidak boleh diambil (namun sayang buat dilewatkan).

AC Odyssey 10

Kekuatan Athena dan Sparta di satu daerah bersifat fluktuatif. Serangan yang Anda lakukan di lokasi tertentu akan melemahkan satu faksi, sehingga memungkinkan rivalnya mengambil alih. Menariknya lagi, kita bahkan bisa berpartisipasi dalam perang berskala besar, dan hasilnya akan memengaruhi siapa yang menguasai daerah tersebut.

Yunani masa perang Perang Peloponnesian versi Assassin’s Creed belum memiliki sistem penegakan hukum yang konkret. Aktivitas sosial di sana diawasi oleh pihak militer Sparta maupun Athena, namun jika tindakan kriminal Anda melewati batas, tentara bayaran lain akan mencoba menghentikan Anda. Semakin buruk perilaku Anda, maka level bounty jadi kian tinggi dan bertambah banyak pula individu-individu berbahaya yang datang mencari. Sebagai jalan keluarnya, Anda bisa bersembunyi atau membayar bounty.

AC Odyssey 6

Di sini, permainan mengadopsi pendekatan ala Nemesis System di Middle-earth: Shadow of Mordor walaupun tidak seekstensi game Warner Bros. itu. Odyssey hanya menunjukkan tentara-tentara bayaran yang sudah Anda kalahkan, peringkat Kassandra atau Alexios di sana, serta prajurit-prajurit berbahaya lain yang bisa jadi ancaman. Dan seiring keberhasilan Anda mengalahkan para kompetitor satu per satu, Anda dapat mendaki ranking Misthios terkuat.

 

Exploration Mode

Dengan begitu banyaknya game Assassin’s Creed serta sejumlah seri Ubisoft lain yang mengadopsi elemen gameplay permainan ini, gamer mungkin tidak kesulitan untuk menebak pola penyajian permainan. Umumnya, peta game Assassin’s Creed dipenuhi legenda dan lokasi menarik – penyuguhan yang informatif tapi menghilangkan misteri serta mengurangi serunya berjelajah.

AC Odyssey 9

Untuk mengubah status quo tersebut, Ubisoft Quebec menghadirkan fitur bernama Exploration Mode. Mode ini dirancang buat memandu pemain menemui hal-hal menarik sendiri tanpa memperlakukan kita seperti anak kecil. Dengan memilih Exploration Mode, kita perlu mengikuti petunjuk saat mengerjakan suatu quest. Contohnya, lokasi hewan buruan yang Anda cari berada di sebelah utara Sacred Lands of Apollo, biasanya terlihat di daerah dataran tinggi.

AC Odyssey 16

Setelah tiba di tempat tersebut, pencarian dapat dipermudah dengan memanggil Ikaros – burung elang peliharaan yang bisa membantu Anda mengunci posisi musuh dan menemukan objek, termasuk apapun yang Anda cari. Penyajian dan pengendaliannya sangat identik dengan Senu milik Bayek. Buat saya pribadi, kehadirannya masih terasa seperti metode curang yang memberikan pemain keunggulan tanpa efek samping; menghilangkan efek kejutan dan serunya ketidakpasian.

AC Odyssey 11

Banyak gamer mungkin menyukai kemudahan ini, namun buat saya, fitur Ikaros terasa mengganjal. Bagaimana bisa Kassandra mengetahui apa yang dilihat peliharaannya terus-menerus?

 

Action role-playing

Mengombinasikan tradisi Assassin’s Creed sebagai permainan action-adventure bertema stealth dengan prinsip role-playing memang tidak mudah. Ada banyak yang harus dikompromi oleh Ubisoft Quebec melalui penyingkiran beberapa elemen.

AC Odyssey 4

Bersembunyi di tempat tinggi atau di tengah-tengah lebatnya semak pepohonan, membuat pengalihan perhatian, dan menyerang tiba-tiba tetap menjadi gameplay inti Odyssey. Namun objek-objek ‘persembunyian instan’ seperti lemari atau tumpukan daun pohon tak lagi ada atau dapat dimanfaatkan, menuntut Anda buat mengendap-endap dan menghindari arah pandang lawan secara natural.

Pemain veteran juga segera merasakan kontrasnya sistem pertempuran antara seri Assassin’s Creed klasik dengan Odyssey. Ketika Ezio di Assassin’s Creed II bisa mudah mengungguli lawan yang mengepungnya, Kassandra harus mengalahkan musuh secara cermat dan sistematis. Anda perlu mengesksekusi gerakan dengan sigap, mengetahui kapan perlu menangkis dan menghindar, serta menentukan apakah fokus ke satu lawan merupakan strategi jitu atau tidak. Hal tersebut pada dasarnya tidak sulit, namun jadi sangat menantang jika kita menghadapi lebih dari dua lawan sekaligus.

AC Odyssey 14

Kassandra juga tak cuma berhadapan dengan manusia. Ada banyak fauna berbahaya yang menghadang dalam petualangan di Odyssey: kawanan serigala bisa menjatuhkan Anda dari kuda, lalu upaya mengendap-endap bisa berubah menjadi perjuangan bertahan hidup jika ternyata kita masuk ke wilayah kekuasaan beruang. Dan seperti menghadapi musuh lain di Odyssey, perlu strategi khusus buat mengalahkan hewan-hewan ini.

Selain musuh-musuh ‘biasa’, Anda juga akan bertemu dengan makhluk-makhluk mitos Yunani Kuno. Kehadiran mereka bertolak belakang dari game-game Assassin’s Creed lawas yang ‘berkomitmen’ pada keakuratan sejarah. Tapi kita tahu, arahan Assassin’s Creed mulai berubah sejak Origins.

AC Odyssey 2

Elemen role-playing yang paling menonjol di Odyssey tentu saja adalah opsi dialog. Dengannya, Anda bisa membangun karakter utamanya buat jadi individu yang terhormat atau brutal, serta memilih untuk menyelamatkan atau mengakhiri nyawa. Apapun keputusan Anda, efek dan konsekuensinya akan selalu menanti.

AC Odyssey 200

 

A bit desynchronized

Sebagai metode progres karakter, Odyssey memberikan kita pilihan untuk mengembangkan tiga aspek – terbagi dalam kategori hunter, warrior dan assassin. Hunter berkaitan dengan panah-memanah dan serangan jarak jauh; warrior memengaruhi kemampuan Kassandra/Alexios dalam bertempur; lalu assassin berperan dalam efektivitas serangan secara sembunyi-sembunyi.

AC Odyssey 3

Menariknya, apapun pilihannya, Anda tetap bisa mengubah dan memodifikasi ‘skill tree‘ kapan pun dengan mudah. Poin yang ditaruh di sana dapat di-reset, sehingga memberikan kita kesempatan untuk bereksperimen tanpa harus mengulang sesi permainan atau mengeluarkan credit dalam game. Beberapa pilihan Anda akan membuka ‘skill aktif’. Bagi pemain baru, proses pemakaiannya mungkin butuh adaptasi karena memerlukan kombinasi beberapa tombol.

AC Odyssey 15

Pemakaian skill aktif akan mengonsumsi poin adrenalin, yang akan bertambah secara otomatis ketika Anda bersembunyi atau sukses menumbangkan lawan tanpa ketahuan. Gamer casual juga mungkin akan mengapresiasi sistem regenerasi health otomatis, bisa bertambah sendiri jika Kassandra berada di luar konflik. Itu artinya, Assassin’s Creed Odyssey ialah RPG tanpa sistem consumable serta potion.

AC Odyssey 18

Layaknya permainan open world role-playing modern, Assassin’s Creed Odyssey mempersilakan Anda menjelajahi kepulauan Mediterania dan melupakan ceritanya setelah Kassandra atau Alexios mendapatkan perahu trireme-nya, Adrestia. Sebagaimana perlengkapan dan persenjataan yang dimiliki sang tokoh utama, pemain dipersilakan untuk meng-upgrade Adrestia serta menyewa kru yang lebih berpengalaman.

AC Odyssey 8

Bagi saya, satu hal mengganjal dari kombinasi antara open world dan penyajian narasi video game tradisional ialah tidak relevannya aspek urgensi di cerita. Misalnya: seorang anak diculik bandit dan Kassandra harus menyelamatkannya, tapi ia tetap bisa mengerjakan tugas lain serta berbelanja senjata tanpa beban. Di situasi lain, seorang pria meminta Kassandra membebaskan kakaknya yang ditangkap perampok, dan saya baru melakukannya berhari-hari sesudahnya tanpa efek samping.

Beberapa tugas yang bisa diterima Kassandra memang punya batasan waktu, namun dampak negatif yang Anda peroleh jika melewatinya hanyalah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan poin XP atau Orichalcum Ore – berguna buat membeli item-item langka/legendaris.

AC Odyssey 17

 

Verdict

Dijalankan dari sistem berprosesor Intel i7-6700HQ bersenjata kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070, Assassin’s Creed Odyssey berjalan mulus di opsi ultra high 1080p, mampu mengamankan frame rate di atas 50 per detik. Odyssey merupakan salah satu game bergrafis paling cantik yang bisa Anda nikmati saat ini, dengan kualitas visual jauh di atas Red Dead Redemption 2 via PlayStation 4 Pro.

Berbicara soal desain game, Odyssey sesungguhnya tidak membutuhkan kepopuleran nama Assassin’s Creed untuk bersinar. Ia memang belum bisa disandingkan dengan RPG-RPG legendaris semisal The Witcher 3 atau Divinity Original Sin II, dan memang sejumlah elemen gameplay terasa sederhana. Tapi yang terpenting, Assassin’s Creed Odyssey sangat menyenangkan dan mudah dinikmati oleh siapa pun – baik mereka yang sudah lama mengikuti seri ini serta pendatang baru.

AC Odyssey 19

Permainan menyuguhkan konten yang begitu kaya, dan mungkin membuat pemula merasa kewalahan dan kehilangan fokus. Tapi saran saya, anggap saja semua hal di sana sebagai pilihan: Anda ingin menjelajahi daratan yang belum terjamah? Silakan. Mau jadi tentara bayaran paling disegani? Mengapa tidak. Berambisi menaklukkan lautan? Adrestia siap berlayar. Dan kapan pun Anda menghendakinya, cerita petualangan Kassandra dan Alexios siap dinikmati.

 

Sparks

  • Tidak rumit dan mudah dinikmati
  • Explorer Mode membuat gameplay Assassin’s Creed jadi lebih segar
  • Konten yang melimpah dipadu formula role-playing
  • Grafis sangat cantik

Slacks

  • Gameplay RPG-nya masih terasa sangat ringan dan kasual
  • Fans veteran mungkin tidak menyukai arahan baru ini
  • Ada microtransaction
  • Harga season pass sangat mahal

Apple Ungkap iPad Pro Generasi Ketiga dengan Desain Baru Tanpa Tombol Home

Setelah trio iPhone berponi pada bulan September lalu, suguhan hardware terbaru dari Apple untuk tahun ini turut mencakup iPad Pro generasi ketiga. Tidak seperti sebelumnya yang sebatas mengusung spesifikasi baru, iPad Pro generasi ketiga mengemas desain baru yang sangat menarik.

Menarik karena wajahnya kini hanya dihuni oleh sebuah layar dari ujung ke ujung. Masih ada bezel yang mengitarinya, tapi ukurannya sangat tipis jika dibandingkan generasi sebelumnya. Saking tipisnya, tidak ada lagi ruang yang cukup untuk ditempati tombol Home.

Apple iPad Pro

Ya, iPhone sekarang bukan lagi satu-satunya perangkat iOS yang tak dilengkapi tombol usang tersebut. Semua pengoperasian berbasis gesture-nya telah diwariskan ke iPad Pro, demikian pula sistem Face ID untuk mengenali wajah pengguna. Yang sedikit berbeda, Face ID di iPad Pro dapat bekerja dalam orientasi portrait maupun landscape.

Penghapusan tombol Home demi memaksimalkan ukuran layar dalam dimensi yang lebih ringkas merupakan kabar baik. Yang menyebalkan adalah, jack headphone turut dieliminasi pada iPad Pro generasi baru ini. Beruntung kabar buruk ini masih bisa ditutupi oleh kehadiran port USB-C yang sepenuhnya menggantikan port Lightning.

Penggunaan USB-C berarti iPad Pro bisa kompatibel dengan lebih banyak aksesori. Menyambungkannya ke display eksternal kini semudah memasangkan satu kabel USB-C saja (tanpa dongle), dan display yang didukung bisa sampai yang beresolusi 5K. Bukan cuma itu, iPad Pro generasi baru ini ternyata juga bisa dijadikan power bank dadakan untuk iPhone.

Apple iPad Pro

Semua ini disajikan melalui dimensi yang lebih ringkas dari sebelumnya. Varian 12,9 inci misalnya, diklaim punya volume 25 persen lebih kecil berkat desain layar penuhnya, sedangkan varian 11 inci memiliki ukuran yang sama persis seperti varian 10,5 inci sebelumnya.

Tebal kedua varian sama-sama cuma 5,9 mm, tapi ini berarti tonjolan kamera belakangnya jadi semakin besar. Soal bobot, varian 11 inci berada di kisaran 468 gram, sedangkan varian 12,9 inci di kisaran 633 gram. Terlepas dari itu, kedua varian masih dibekali empat buah speaker dan baterai berkapasitas besar; 29,37 Wh pada varian 11 inci, 36,71 Wh pada varian 12,9 inci.

Kamera belakangnya sendiri terbentuk dari sensor 12 megapixel dan lensa f/1.8. Smart HDR menjadi salah satu fitur yang ditawarkan, tapi saya tidak melihat ada Portrait Mode tercantum. Untuk video, 4K 60 fps adalah resolusi maksimum yang didukung. Beralih ke depan, ada kamera 7 megapixel yang mendukung Portrait Mode seperti di iPhone.

Apple iPad Pro

Terkait layar, iPad Pro generasi ketiga masih menggunakan panel LCD seperti sebelumnya, dengan resolusi 2388 x 1668 pixel pada varian 11 inci, dan 2732 x 2048 pixel pada varian 12,9 inci. Teknologi ProMotion dengan refresh rate 120 Hz yang menjadi terobosan generasi sebelumnya juga masih digunakan di sini.

Di balik layar tersebut, bernaung spesifikasi yang luar biasa mumpuni. Chipset A12X Bionic yang digunakan mengemas prosesor 8-core dan GPU 7-core, dan untuk pertama kalinya di iPad, ada Neural Engine yang didedikasikan untuk menangani fitur berbasis machine learning. Menurut klaim Apple, performa grafis iPad Pro bisa disetarakan dengan Xbox One S, dan ini krusial demi realisasi Adobe Photoshop CC untuk iPad tahun depan.

Seperti biasa, Apple tidak mengungkap kapasitas RAM yang tersedia pada iPad Pro. Namun yang cukup sinting adalah kapasitas penyimpanannya, yang berkisar antara 64 GB sampai 1 TB. Dengan bekal port USB-C dan storage 1 TB, tidak berlebihan apabila iPad Pro diperlakukan sebagai pengganti laptop.

Apple iPad Pro

Lalu sampailah kita pada bagian yang menjadikan iPad Pro itu pro, yakni aksesori. Apple telah merancang Apple Pencil generasi baru yang dapat di-charge secara wireless dengan ditempelkan secara magnetik ke sisi samping iPad Pro. Bukan cuma itu, Pencil baru ini juga mengemas sensor sentuh sehingga pengguna dapat mengaktifkan sejumlah fungsi dengan menyentuh bagian sampingnya.

Untuk keyboard, Apple menyediakan Smart Keyboard Folio yang memproteksi bagian depan sekaligus belakang iPad Pro. Selagi terpasang, aksesori ini juga bisa menjadi dudukan dua posisi buat iPad Pro. Charging sama sekali tidak diperlukan, sebab aksesori ini menyambung melalui konektor khusus pada sisi samping iPad Pro.

Apple iPad Pro

7 November adalah tanggal yang ditetapkan Apple sebagai awal pemasaran iPad Pro generasi ketiga. Varian 11 incinya dibanderol mulai $799, sedangkan varian 12,9 inci mulai $999. Apple Pencil dijual terpisah seharga $129, sedangkan Smart Keyboard Folio seharga $179 untuk varian 11 inci dan $199 untuk varian 12,9 inci.

Sumber: Apple.

After receiving funding, AnyMind Group focused on marketing activities and launches strategic cooperation with LINE Corporation and Mirai Creation Fund

AnyMind Group Obtains Series B Funding Worth of 204 Billion Rupiah

Been focusing on technology development, AnyMind Group announced Series B funding worth of $13,4 million (around 204 billion rupiah) from LINE Corporation and Mirai Creation Fund. The existing shareholders, including JAFCO Asia and Dream Incubator, also participated in this round.

AnyMind Group’s COO, Otohiko Kozutsumi, said to DailySocial, this round is to be used for platform development, market growth in the advertising industry, marketing promotion, member acquisitions, and strategic partnership.

“We’re still in discussion of what kind of strategic partnership suitable with LINE Corporation, as the communication platform provider and LINE Messenger app developer, and Mirai Creation Fund.”

Earlier this year, they extend into AnyMind Group leading three companies (AdAsia, TalentMind, and CastinggAsia). Previously in 2017, AdAsia Holdings receives Series A funding worth of $12 million and additional $2.5 million.

Focus on Indonesia’s market

AdAsia Holdings, under AnyMind Group, has been provided many offerings in advertising technology, including solutions such as AdAsia Digital Platform for publishers. They claim to raise more than 12 billion impressions monthly in 800 publishers in Asia through display, native, and video.

“Indonesia’s publishers and advertisers development is getting increased. It’s one of the reasons to be focused on the Asian market, Indonesia in particular,” Kozutsumi said.

Aside from AdAsia, another platform under AnyMind Group that’s available in Indonesia is TalentMind. It’s a human resource’s management platform applying adjustment with artificial intelligence (AI) technology, currently used by more than 150 business in Asia.

The TalentMind platform targeting B2B to facilitate companies in talent recruitment, make use of social media data, CV, and competency. The process, using natural language process (NLP), is claimed to make TalentMind capable to specify relevant candidates for the company.

CastingAsia, focused on micro-influencers, is also claimed to make a significant increase, both total influencers and companies intended to have marketing activities using micro-influencers registered in CastingAsia. In total, CastingAsia has more than 3 thousand influencers worldwide.

“We’ve experienced rapid growth in the past 2.5 years, and are now entering an advanced phase. Among those are to expand market geographically and industry we entered to,” Kosuke Sogo, AnyMind Group’s CEO, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian