Monthly Archives: January 2019

Daftar Super Gadget Awards 2018, Kolaborasi Antara Dua Media Teknologi Lokal

Tahun 2018 telah hampir dua bulan terlewati. Dari sisi perkembangan teknologi, khususnya smartphone dan laptop, kami mencatat ada berbagai perkembangan, inovasi serta perkembangan yang menarik. Beberapa diantaranya membawa aura kegembiraan bagi para gadget antusias.

Untuk menangkap perkembangan teknologi ini, DailySocial divisi gadget (lifestyle) dan Yangcanggih.com berkolaborasi untuk memberikan penghargaan pada brand/pabrikan yang telah merilis produk mereka untuk pasar Indonesia.

Super Gadget Awards 2018 diharapkan hadir untuk menjadi barometer bukan hanya bagi pengguna tetapi juga bagi pemilik merek/pabrikan dalam mengembangkan teknologi mereka, khususnya inovasii yang diterapkan pada produk yang dirilis untuk konsumen.

Penghargaan atau awards ini juga diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk mendorong inovasi yang dikembangkan oleh brand/pabrikan. Yang nantinya akan juga menguntungkan konsumen sebagai pemakai.

Untuk tahun 2018, ada dua segmen perangkat yang menjadi pertimbangan untuk diberikan penghargaan, dengan masing-masing 6 kategori awards di tiap jenis produk. Untuk segmen smartphone terdapat kategori: Best Camera, Best Value, Best Selfie, Best Flagship, Best Design, serta Best Innovation. Sedangkan untuk segmen Laptop terdapat kategori: Best Gaming, Best 2 in 1, Best for work, Best ultra portable, Best design, dan Best value.

Penilaian atas setiap award dilakukan oleh para reviewer dari Yangcanggih dan DailySocial/lifestyle, yang memang sehari-harinya untuk mengulas, mencoba dan membahas berbagai gadget yang dirilis di pasar Indonesia. Dan hal terakhir itu menjadi salah satu syarat untuk menjadi kandidat peraih Super Gadget Awards.

Semua produk yang kami nilai harus dijual secara resmi di Indonesia. Anda mungkin tidak akan melihat beberapa nama populer, karena memang tidak masuk secara resmi di pasar lokal.

Pilihan segmen dan kategori yang diberikan, berdasarkan penilaian bahwa dua segmen ini adalah segmen paling menarik, tidak hanya dari sisi inovasi tetapi juga dari sisi kegunaan, yang berhubungan langsung dengan konsumen. Dua faktor yang sesuai dengan visi dari Super Gadget Awards, memberikan penghargaan untuk brand dan menyediakan panduan bagi konsumen.

Berikut daftar Super Gadget Awards:

Smartphone

 

Best Smartphone Innovation (3D Stealth Camera)
OPPO Find X

super gadget awards

Best Smartphone Selfie
Vivo V11 Pro

super gadget awards

Best Smartphone Flagship
Galaxy Note 9

super gadget awards

Best Smartphone Value
Xiaomi Pocophone F1

super gadget awards

Best Smartphone Camera
Huawei P20 Pro

super gadget awards

Best Smartphone Design
OPPO Find X

super gadget awards

Laptop

 

Best Laptop Value
Asus Vivobook X505Za

super gadget awards

Best Laptop Design
HP Spectre X360 AF0055TU

super gadget awards

Best Laptop Ultraportable
HP Spectre AF517TU

super gadget awards

Best Laptop for Work
Lenovo Thinkpad P1

super gadget awards

Best Laptop 2 in 1
HP Envy X360

super gadget awards

Best Laptop Gaming
ASUS ROG Zephyrus S GX531

super gadget awards

Tokopedia mengungkapkan akan segera membangun gudang berbasis teknologi di seluruh Indonesia untuk digunakan 5 juta merchant UKM yang tergabung

Wujudkan IaaS, Tokopedia Segera Bangun Gudang Berbasis Teknologi untuk UKM

Tokopedia mengungkapkan akan segera membangun gudang berbasis teknologi di seluruh Indonesia pasca menerima pendanaan senilai $1,1 miliar (16 triliun Rupiah). Tokopedia mencari mitra yang berkompetensi di bidang logistik untuk mewujudkan ambisinya sebagai penyedia IaaS sampai 10 tahun mendatang.

“9 tahun pertama kami membantu orang [merchant UKM] jadi perusahaan e-commerce. 10 tahun mendatang kami akan mengubah mereka jadi perusahaan teknologi, tidak lagi jadi perusahaan e-commerce. Kami akan banyak investasi di infrastruktur yang berbentuk nyata,” terang Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwidjaja di Indonesia Economic Day 2019, Kamis (31/1).

Gudang tersebut nantinya akan disewakan kepada para merchant UKM untuk mengembangkan bisnis mereka sesuai kapasitas masing-masing tanpa harus membuka gudang sendiri. Lokasi yang bakal disasar adalah tidak terlayani dengan cukup baik oleh merchant besar berdasarkan big data yang dikumpulkan Tokopedia. William tidak merinci lebih lanjut kapan wacana tersebut dapat segera direalisasikan.

“Tadinya kalau mau beli keripik pisang di Aceh harus nunggu sampai beberapa hari, sekarang bisa lebih cepat. Penjual keripik pisang pun seakan-akan bisa punya cabang di seluruh Indonesia,” William mencontohkan.

Menurutnya, ambisi Tokopedia sedari awal adalah mewujudkan pemerataan ekonomi secara digital maka targetnya tidak selesai hanya dengan menggiring penjual memanfaatkan platform e-commerce, tetapi juga memikirkan solusi yang bisa dimanfaatkan lewat teknologi.

William kembali mencontohkan, di Indonesia hingga kini tidak semua orang mau hijrah ke ranah online. Ada yang sehari-harinya sudah nyaman dengan bisnis offline-nya. Salah satunya dialami langsung oleh Paman William, seorang pengusaha toko kelontong di Pematang Siantar.

Pamannya itu mengaku sangat nyaman dengan bisnisnya offline-nya tersebut karena dia bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Dia tidak bisa serta merta mengalihkan bisnisnya ke Tokopedia.

Bila dikorelasikan dengan ambisi Tokopedia saat ini, mengalihkan toko kelontong milik pamannya tersebut menjadi perusahaan teknologi. Maka pengalaman konsumen tentu akan jauh lebih baik.

Pasalnya, isu toko kelontong saat ini adalah hanya bisa berjualan sesuai dengan stok yang mereka punya. Kalau stok suatu produk sedang kosong, mau tak mau harus menunggu agen tersebut untuk mendatangi toko mereka dan membelinya.

Masalah lainnya, jumlah stok produk yang bisa mereka beli itu tergantung cash flow kendati secara fakta bisnis mereka tetap tumbuh. Untuk itu, di era teknologi sebenarnya credit profiling sudah bisa dilakukan seperti halnya penjual online yang sudah bisa menerima fasilitas modal usaha lewat rekam jejaknya.

“Isu ini bisa disolusikan dengan stock now, pay later atau stock on demand. Toko kelontong bisa restock barang dalam waktu singkat dan bisa berjualan lagi. Solusi ini sudah menjadikan mereka sebagai perusahaan teknologi, meski bisnisnya offline.”

Gambaran Tokopedia 10 tahun mendatang

William juga berfilosofi tentang gambaran Tokopedia pada 10 tahun mendatang. Dari tahun pertama hingga tahun ke sembilan, Tokopedia sedang dalam perjalanan menuju dasar gunung. Di tahun ke-10 akan mulai mendaki gunung selama 10 tahun kemudian sampai akhirnya sampai ke puncak.

Selama perjalanan tersebut, dia berharap semua bisnis di Indonesia sudah berbasis teknologi. Tidak lagi membedakan antara e-commerce dengan commerce. Huruf e dalam e-commerce semata-mata adalah kanal dan core drive yang membantu commerce agar lebih efisien namun skala bisnisnya dapat tumbuh berkali-kali lipat lebih cepat.

Saat ini Tokopedia memiliki sekitar 5 juta merchant UKM, sekitar 70% diantaranya adalah pebisnis baru yang belum memiliki pengalaman sama sekali. Sebanyak 90 juta kunjungan tiap bulannya terjadi di dalam aplikasi dan situs Tokopedia.

Tahun lalu bisnis Tokopedia tumbuh hampir 4 kali lipat secara tahunan. Bahkan William mengklaim pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan tahun 2017. Percepatan ini menurutnya dikarenakan dorongan bisnis merchant yang sudah bergabung di awal tahun pertama sampai ke delapan mengalami pertumbuhan yang eksponensial.

“Di tahun tersebut [2017] ada 4 juta penjual, sekarang ada 5 juta penjual. Itu artinya kami tumbuh bersama dengan orang lain dan hasilnya luar biasa,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Capcom Cup 2018

Capcom Pro Tour 2019 Dimulai pada Bulan Maret, Terapkan Sistem Kualifikasi Baru

Capcom baru saja mengumumkan jadwal resmi untuk rangkaian kompetisi Capcom Pro Tour (CPT) 2019. Sama seperti tahun 2018 kemarin, CPT 2019 masih akan fokus pada game Street Fighter V: Arcade Edition, namun ada beberapa perubahan dalam sistem kualifikasinya. Menurut Capcom, perubahan ini dilakukan dalam rangka menyederhanakan kualifikasi regional dan memberi kesempatan partisipasi bagi wilayah-wilayah baru, seperti Australia atau Timur Tengah.

Pada dasarnya, Capcom Pro Tour adalah serangkaian turnamen sepanjang tahun yang diakui resmi oleh Capcom dan memiliki berbagai tingkatan. Dengan bertanding di turnamen-turnamen yang terdaftar di Capcom Pro Tour, seorang pemain dapat mengumpulkan CPT Point, dan nantinya CPT Point akan menjadi penentu apakah ia lolos ke acara puncak (Capcom Cup) atau tidak.

Gachikun - Capcom Cup 2018 Champion
Gachikun otomatis lolos ke Capcom Cup 2019 | Sumber: Capcom

Capcom Cup 2019 menyediakan slot untuk 32 peserta, dengan pilihan jalur kualifikasi sebagai berikut:

  • 1 orang juara Capcom Cup 2018 (Gachikun) otomatis lolos
  • 26 orang pemain peringkat tertinggi Global Ranking Point Leaderboard
  • 4 orang pemenang Regional Finals Tournament
  • 1 orang pemenang Capcom Cup Last Chance Qualifier

Hal yang berbeda kali ini adalah bahwa terdapat dua Leaderboard terpisah, yaitu Global Ranking Point Leaderboard dan Regional Ranking Point Leaderboard. Pemain yang tinggal di Amerika Utara (NA), Amerika Latin (LATAM), Eropa (EU), dan Asia dapat mengikuti turnamen di wilayahnya untuk memperoleh CPT Point khusus yaitu Regional Ranking Point. Sebagai gantinya, mereka tidak akan mendapatkan CPT Point biasa (Global Ranking Point). Nantinya, 8 orang peraih Regional Ranking Point tertinggi di tiap wilayah akan diadu dalam Regional Finals Tournament untuk menentukan siapa yang lolos ke Capcom Cup 2019.

CPT 2019 - Regional Point Ranking Leaderboard
Turnamen di wilayah tinggal akan memberikan Regional Ranking Point | Sumber: Capcom

Sementara itu, untuk perolehan CPT Point global, Capcom membagi turnamen di seluruh dunia ke dalam empat tingkatan, masing-masing dengan perolehan poin berbeda. Empat tingkatan itu adalah:

  • Super Premier Event: Tiga turnamen Street Fighter V termegah, yaitu EVO 2019, Japan Premier, dan North American Regional Finals Open Tournament
  • Premier Event: Turnamen-turnamen berskala besar lainnya, termasuk empat Regional Finals Tournament
  • Ranking Event: Turnamen-turnamen umum berskala kecil, jumlahnya ada 37 event di seluruh dunia
  • Online Ranking Event: Turnamen online, kesempatan meraih poin bagi pemain yang tak dapat mengikuti turnamen lainnya

Mungkin Anda bingung karena ada nama Regional Finals di dua tingkat, yaitu Super Premier Event dan Premier Event. Sebenarnya, di setiap turnamen Regional Finals, selalu ada turnamen sampingan yang terbuka untuk umum, yang disebut Open Tournament. Tahun ini Capcom rupanya menempatkan Open Tournament di NA Regional Finals dalam posisi yang sangat tinggi, sejajar dengan EVO 2019.

CPT 2019 - Global Ranking Point
Turnamen global memberikan poin berbeda sesuai tingkatan turnamennya | Sumber: Capcom

Pertimbangannya bisa jadi adalah karena Amerika Utara merupakan wilayah kompetisi yang paling ramai dan paling sering mengadakan turnamen besar. Selepas pengumuman ini, ada sebagian penggemar fighting game di forum-forum yang menyuarakan protes karena wilayah NA seperti mendapat perlakuan spesial. Tapi tentu Capcom punya pemikiran tersendiri. Super Premier Event sendiri merupakan tingkatan baru yang tidak ada di CPT 2018.

Sama seperti tahun lalu, dalam Capcom Pro Tour 2019 seorang pemain tidak boleh menempati lebih dari satu slot kualifikasi. Seandainya ada yang berhasil melakukannya (misalnya peringkat 1 CPT Global Ranking Point sekaligus lolos di Regional Finals Tournament), maka slot kualifikasi akan diberikan ke peserta lain yang menempati peringkat di bawahnya.

Turnamen pertama dalam rangkaian Captom Pro Tour 2019 diadakan pada tanggal 15 Maret 2019. Hidangan pembuka itu adalah turnamen Final Round 2019 di Amerika Serikat yang merupakan sebuah Premier Event. Kemudian CPT 2019 akan terus berlangsung selama 9 bulan lamanya dengan total prize pool senilai lebih dari US$600.000. Puncak kompetisi ini adalah Capcom Cup 2019 di bulan Desember nanti. Bisakah Gachikun mempertahankan gelar juaranya, ataukah akan muncul juara baru?

Sumber: Capcom

ASUS Update Lini Laptop ROG Mereka dengan Grafis RTX

Pada 29 Januari kemarin, Asus meluncurkan tiga laptop ROG terbarunya yang mengusung teknologi kartu grafis GeForce RTX. 

GeForce RTX merupakan kartu grafis gaming terbaru besutan NVIDIA. Kartu grafis ini menggunakan teknologi terbaru berupa arsitektur turing dan RT Core yang diklaim mampu menghadirkan kualitas visual luar biasa pada game yang Anda mainkan. Salah satu fitur yang diunggulkan dari seri ini adalah teknologi Ray Tracing.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Apa itu teknologi Ray Tracing? Intinya, teknologi ini memungkinkan memberi efek visual pantulan cahaya di dalam suatu game menjadi sangat realistik, layaknya di dunia nyata. Jimmy Lin selaku Regional Director Asus South East Asia mengatakan, “berkat teknologi baru dari NVIDIA, tiga laptop baru ROG kali ini menawarkan performa yang sangat tinggi dan belum pernah ada pada sebuah laptop gaming sebelumnya. Tidak ada game yang tidak bisa dijalankan dengan mulus di laptop baru ROG ini”.

Tiga laptop baru ROG ini sendiri adalah ROG G703GX, ROG Strix GL504GW, dan ROG Strix GL704GV. Ketiganya punya spesialisasi mereka sendiri-sendiri. ROG G703GX punya spesialisasi sebagai laptop gaming super kencang pengganti PC Desktop High-End. Maka dari itu, tak aneh jika laptop yang satu ini sudah dipersenjatai dengan prosesor Intel terbaru yaitu Intel Core i9 dan tentunya kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 2080.

Lalu ROG Strix GL504GW kini hadir dengan pembaruan kartu grafis. Terakhir adal ROG Strix GL704GW yang juga mendapatkan pembaruan kartu grafis.

Sumber: Press Release Asus
Sumber: Press Release Asus

Teknologi RTX dari NVIDIA merupakan teknologi terbaru dalam soal kartu grafis. Teknologi yang pertama kali rilis pada Oktober 2018 lalu ini menjanjikan performa yang lebih kencang, sehingga diklaim mampu memproses efek visual paling rumit sekalipun. 

Ketiga laptop baru ROG ini sudah dijual di berbagai laman belanja online Indonesia dengan harga masing masing: ROG Strix GL704GV Scar II Rp36.999.000, ROG Strix GL504GW Scar II Rp40.999.000 dan, ROG G703GX Rp80.999.000.

Belajar dari Co-Founder dan COO Mbiz Ryn Hermawan di sesi #SelasaStartup tentang skema bisnis e-procurement

Memahami Peluang Bisnis Korporasi Melalui E-Procurement

Meskipun jumlahnya masih belum terlalu besar dibandingkan negara mature seperti Tiongkok atau Korea Selatan, ketika dibandingkan dengan bisnis ritel (B2C), namun kenaikan jumlah kebutuhan e-procurement antar bisnis (B2B) di Indonesia mulai menunjukkan jumlah yang signifikan. Salah satu alasan mengapa e-procurement semakin popular di kalangan bisnis adalah keinginan perusahaan untuk mengadopsi teknologi dalam merapihkan sistem procurement mereka.

Startup B2B e-commerce milik Lippo Group, Mbiz, menegaskan posisinya tak sekadar layanan e-procurement biasa. Mereka juga memberikan layanan jasa terpadu yang bisa dimanfaatkan korporasi.

“Berdasarkan survei yang kami lakukan, bisnis B2B di Tiongkok jumlahnya mencapai 37 kali lipat dibandingkan dengan B2C. Sementara di Korea Selatan mencapai 52 kali lipat. Meskipun di Indonesia tercatat baru sekitar dua kali lipat namun saya melihat ke depannya lebih banyak lagi jumlah tersebut mengalami peningkatan,” kata Co-Founder dan COO Mbiz Ryn Hermawan saat sesi #SelasaStartup.

Alasan lain mengapa e-procurement saat ini makin familiar adalah prosesnya diklaim bisa memangkas waktu pemesanan dan budget demi memenuhi kebutuhan perusahaan. Ryn menegaskan, kebutuhan procurement perusahaan tidak lagi terbatas hanya kebutuhan alat kantor, namun juga termasuk keperluan pengadaan kendaraan.

“Mbiz sendiri pernah menyediakan kebutuhan mobil Mercedes untuk kebutuhan perusahaan. Artinya kebutuhan procurement saat ini makin beragam,” kata Ryn.

Ekosistem e-procurement terpadu

Kehadiran platform seperti Mbiz diklaim tidak hanya memudahkan bisnis memenuhi kebutuhan, tetapi juga sudah menciptakan proses transparansi. Proses teratur dan tertata menjadikan procurement bersifat pasti dan jelas, mulai dari awal hingga akhir. Untuk itu dibutuhkan ekosistem yang lengkap dan saling mendukung demi kelancaran proses tersebut.

Ryn mengatakan, “Karena sifatnya masih harus didukung secara manual, teknologi yang dihadirkan oleh e-procurement tetap harus dilampiri dengan materai hingga kontrak yang masih banyak diminta oleh bisnis. Artinya proses tersebut masih sarat dengan penggabungan online dan offline.”

“Bukan hanya men-disrupt, e-procurement juga memungkinkan bisnis untuk memproses sistem secara otomatis didukung dengan teknologi sesuai dengan kebutuhan bisnis,” tutupnya.

Cari Bibit Atlet Esports, IESPA Gelar IEL University Series 2019

Menghadapi industri esports di Indonesia yang berkembang dengan pesatnya, pemerintah pun semakin giat memberikan dukungan. Setelah kemarin kita mendengar kehadiran Piala Presiden Esports 2019 dan Youth National Esports Championship (YNEC) dari KEMENPORA, kali ini ada IEL University Series 2019 yang digagas IESPA bekerjasama dengan MIX 360 yang tentunya kembali didukung oleh berbagai elemen pemerintahan.

Seperti namanya, IEL University Series 2019 ini akan mempertandingkan para mahasiswa yang diikuti oleh 12 kampus ternama di Indonesia. Kompetisi ini didukung oleh berbagai elemen pemerintahan, yaitu Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), dan tentunya Indonesia Esports Association (IESPA).

Kehadiran kompetisi ini memang diniatkan menjadi wadah untuk mencari bibit-bibit anak muda di bidang esports. Harry Kartono selaku Chief Operational Officer dari MIX360 mengatakan bahwa misi penyelenggaraan IEL University Series 2019 adalah untuk mempersiapkan calon atlet esports.

Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Harry Kartono, COO MIX360 yang merupakan penyelenggara dari IEL University Series 2019. Dokumentasi: Hybrid – Novarurozaq Nur

“Untuk memajukan esports kita harus mengubah paradigma tradisional para orang tua dan institusi pendidikan. Maka dari itu kami mempersiapkan calon atlet esports di tingkat universitas agar bisa masuk ke PELATNAS Indonesia untuk persiapan SEA Games 2019 di Manila yang digelar tahun ini” tambah Harry.

Lalu bagaimana IEL University Series 2018 ini bisa terintegrasi dengan ekosistem esports secara keseluruhan? Bagaimana para atlet esports mahasiswa semi-pro ini nantinya bisa menuju ke jenjang yang lebih tinggi, jenjang profesional entah lokal atau internasional? Harry mengatakan bahwa ini alasan mereka menggandeng beberapa sponsor seperti meta.us dan juga Razer.

Meta.us sebagai platform untuk menunjukkan skill seoarang pemain ini nantinya berfungsi sebagai cara untuk menunjukkan kemampuan para pemain IEL University Series 2019 ke para pencari bakat dari organisasi esports yang berasal dari berbagai negara. Lalu bagaimana dengan jenjang yang lebih tinggi setelah IEL University Series yang merupakan kompetisi tingkat nasional?

Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Eddy Lim, Ketua Umum IESPA saat diwawancara oleh televisi nasional. Dokumentasi: Hybrid – Novarurozaq Nur

Eddy Lim selaku ketua umum IESPA pun menjawab hal ini. Ia mengatakan bahwa tujuan dari kerjasama IESPA dengan AESF selaku Federasi esports Asia adalah untuk dapat mencapai hal tersebut. “Jadi selain di Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Vietnam, dan lain sebagainya juga akan memulai liga universitas seperti ini. Nantinya setelah liga nasional selesai, kompetisi ini akan berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi” Jawab Eddy.

Babak final dari IEL University Series 2019 direncanakan digelar pada 27-28 April 2019 mendatang. Namun sebelumnya tentu akan ada babak penyisihan terlebih dahulu yang diselenggarakan dari Januari hingga Maret 2019 mendatang. Kompetisi ini akan mempertandingkan dua game MOBA terpopuler di Indonesia; Mobile Legends sebagai cabang mobile games dan Dota 2 sebagai cabang PC games. Pada babak final yang akan diadakan di LigaGame Arena, atlet esports kampus tersebut akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp1 milyar.

Startup kedai kopi on demand Koppi hadir dengan menggandeng kurir sepeda Westbike Messenger. Variasi harga kopi mulai dari Rp15 ribu sampai Rp35 ribu

Startup Kedai Kopi On Demand “Koppi” Resmi Meluncur

Konsumsi kopi yang terus meningkat di ibukota menginspirasi Koppi untuk membawa inovasi baru di bisnis kedai kopi. Koppi hadir untuk menjawab isu yang selama ini dihadapi konsumen setiap kali menikmati kopi.

Model bisnis Koppi cukup sederhana. Konsumen hanya perlu mengunduh aplikasi untuk melakukan pemesanan kopi (pre-order) atau menu minuman lainnya yang disediakan. Berikutnya mereka menentukan waktu pengambilan pesanan (pick up) atau memanfaatkan layanan kurir (delivery).

Perusahaan bekerja sama dengan layanan kurir sepeda Westbike Messenger untuk pengantaran dengan jarak maksimal 2 km. Ada lima kurir terdedikasi dari Westbike di tiap gerai yang siap melayani pengantaran.

Apabila di atas 2 km, Koppi menggunakan jasa GrabFood dengan jarak maksimal pengantaran 15 km. Untuk pembayarannya Koppi telah bekerja sama dengan Go-Pay dan kartu kredit.

Founder dan CEO Koppi Tony Arifin menuturkan Koppi hadir untuk mengakomodasi kebutuhan serta tren ngopi masyarakat perkotaan. Hal ini bisa dilihat dari menjamurnya kedai kopi di Jakarta dari skala kecil sampai besar.

“Penikmat kopi kini sudah menyebar ke segala lapisan usia, status sosial, dan gender. Tantangannya adalah bagaimana ngopi itu bisa lebih cepat dan mudah, terjangkau, dan rasa kopi harus berkualitas,” terangnya, Kamis (31/1).

Dia memaparkan, berdasarkan hasil survei internal Koppi ada beberapa isu menonjol yang memengaruhi seseorang untuk mengonsumsi kopi setiap hari, yakni masalah kecepatan, kemudahan, harga, dan kualitas rasa.

Responden mengaku enggan untuk mengantre lebih dari 15 menit hanya untuk membeli segelas kopi atau menunggu layanan pengantaran lebih dari 45 menit. Lamanya durasi pengantaran menyebabkan turunnya kualitas kopi. Membuatnya jadi tidak segar dan sudah encer.

Harga per cangkir kopi pun turut disorot. Responden mengaku kemampuan mereka untuk membeli kopi setiap hari hanya Rp15 ribu-Rp35 ribu. Di sisi lain, kendati banyak merek kopi menawarkan harga terjangkau, sayangnya tidak dibarengi dengan rasa yang ditawarkan seperti terlalu manis atau sebagainya.

“Kami hadir untuk mengatasi seluruh isu tersebut. Target konsumen kami adalah mereka yang rela mengeluarkan uang Rp15 ribu-Rp35 ribu untuk secangkir kopi dengan rasa terbaik.”

Tony mengaku pihaknya mendesain cup kopi tidak mudah tumpah dan dibungkus dengan boks khusus sehingga aman saat pengantaran ke lokasi tujuan. Untuk pengantaran dengan sepeda, diharapkan pesanan sampai dalam waktu maksimal 15 menit. Sementara dengan GrabFood maksimal 30 menit.

Apabila konsumen memilih pick up, pesanan sudah siap dalam waktu 1,5 menit. Proses singkat ini terjadi karena aplikasi Koppi sudah terintegrasi dengan mesin POS, sehingga pembayaran bisa langsung diterima.

Pemberdayaan petani kopi lokal dan difabel

Meski menjual kopi dengan harga terjangkau, Tony mengklaim pihaknya menjaga betul kualitas kopi yang dipakai. Koppi membeli kopi langsung dari petani kopi di Pengalengan, Jawa Barat dengan grade A tanpa syarat dan perantara.

Pihaknya akan menggandeng lebih banyak petani lokal, dengan seleksi yang cukup ketat. Koppi merekrut Hidenori Izaki yang pernah menyabet titel World Barista Champion 2014 sebagai Beverage Manager.

“Koppi hanya menggunakan kopi grade A, dipantau langsung oleh barista kami Hidenoki Izaki. Ke depannya tentu kami akan perbanyak gandeng petani kopi lokal agar konsumen punya banyak pilihan.”

Perusahaan juga berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi barista baik dari kemampuan teknis dan pengetahuan, serta memberikan kesempatan barista disabilitas (tuli). Dalam menjalankan program ini Koppi bekerja sama dengan komunitas Handai Tuli. Diharapkan setiap gerai Koppi akan ada dua barista disabilitas yang siap mengembangkan kemampuannya.

Terkait rencana Koppi pada tahun ini, Tony mengungkapkan pihaknya akan agresif buka 40 gerai di Jakarta dengan pemilihan di daerah perkantoran. Rencananya ada dua jenis gerai yang siap dibangun, yaitu gerai khusus pengantaran online dan sit-in.

Untuk target penjualannya, Tony memasang target yang cukup ambisius sekitar 500 cangkir setiap harinya. Koppi baru memiliki satu gerai yang siap menerima pesanan di Oakwood Kuningan, Jakarta.

Koppi mengaku terbuka untuk pendanaan eksternal untuk bantu merealisasikan visi dan misi perusahaan. Tony sendiri masih enggan menyebut perusahaan telah menerima pendanaan eksternal atau secara penuh masih menggunakan dana sendiri.

Application Information Will Show Up Here

SwitchPod Adalah Kombo Monopod + Tripod yang Wajib Dimiliki Para Vlogger

Awalnya hanya bermodalkan smartphone, seiring waktu para vlogger biasanya akan meng-upgrade ‘perlengkapan perang’ yang dimilikinya. Kamera adalah yang biasanya diganti pertama kali, namun terlepas dari apa kamera yang digunakan, aksesori pendukung macam monopod dan tripod tidak kalah krusial dalam keseharian seorang vlogger.

Monopod untuk dipegang dan dibawa-bawa, sedangkan tripod untuk diletakkan di atas meja atau permukaan rata lainnya. Porsi penggunaan keduanya tidak tentu, sehingga biasanya seorang vlogger punya keduanya. Namun sekarang ada alternatif menarik yang bisa merangkap keduanya.

Namanya SwitchPod, dan ia merupakan kombo monopod + tripod dengan penampilan sekaligus mekanisme penggunaan yang simpel. Berpindah dari mode handheld ke mode tripod bisa dilakukan dalam hitungan detik, demikian pula sebaliknya. Ini jelas berbeda dari perangkat siluman lainnya, macam Joby Gorillapod misalnya, yang memerlukan waktu untuk diatur sedemikian rupa terlepas dari fleksibilitasnya.

SwitchPod

Jangan tertipu oleh ketiga kakinya yang tipis. Bahan aluminium merupakan jaminan atas ketangguhannya, dan pengembangnya mengklaim SwitchPod sanggup menopang beban hingga seberat 45 kg. Mount tripod yang digunakan sendiri standar, dan kompatibel dengan kamera apapun, mulai dari DSLR sampai kamera pocket dan smartphone.

Kata-kata saya mungkin kurang bisa menggambarkan potensi asli dari SwitchPod. Maka dari itu, silakan tonton video perkenalan dari pengembangnya di bawah ini. Perangkat ini sekarang sedang dipasarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter seharga $79 ($20 lebih murah dari estimasi harga ritelnya).

Sumber: DPReview.

Akulaku

Akulaku Sets Financial Distribution to Reach 39.2 Trillion Rupiah This Year

Akulaku, a startup engaged in financing sector, is targeting Rp39.2 trillion disbursement in this year, or increased by 300% from last year. There will be city expansion, new feature launching, and the improvement for some old features.

An ambitious target set aiming to repeat the previous success of Rp9.8 trillion with an average of 1.8 million transaction per month. Akulaku claims the achievement was also increased by 300% in 2017.

“2018 is a great year for us. All innovations and development which was done, ongoing, and to-do list are our commitment to support government’s program for financial inclusion,” Akulaku Indonesia’s Director of Corporate Affairs and Public Relations, Anggie Setia Ariningsih, Wed (1/30).

In addition, the company also targeting up to 30 million active users, which previously was only 10 million. Anggie said, Akulaku users are scattered across Java, Medan, Palembang, and Padang.

In demographic, their age ranging from 21 to 45 years old having job as employees and housewives. The most purchased products are gadget and electronics, household appliances, baby & kids, fashion, and virtual service.

Later, Akulaku will available in more than 10 cities, including Sumatera and Kalimantan. They start seeing potential in East Indonesia with over 15 million downloads and 120 thousand merchants.

“The challenge in East area is to know the demographic, habit and many more. It’ll take times for research, but we keep heading there.”

Regarding Series D investment rumor from Ant Financial, Anggie avoids to make any comment. She only mentioned that Akulaku has enough investors for business in this year or the following year.

She added, 98% of risk assessment in Akulaku was made by machine learning with various risk module to implement risk analysis and anti fraud. The system is to avoid and minimize human error, internal fraud, and other failure in the conventional company.

This way, the company claims to capable of reducing bad credit. Akulaku, although didn’t specifically said, claims to have bad credit below 5% based on OJK’s provisions.

“Since the very beginning, we’ve been watching out the front and back side, in case the fraud can be detected earlier. If the due date has over, we’ll keep collecting as per Association and OJK’s regulation.”

In terms of products, Akulaku has four business lines. First, Sell on Akulaku, an in-app marketplace for transaction via official stores or merchants. When users are interested in buying products, it’ll be facilitated by Akulaku credit.

Second, Akulaku Pay for integrated payment system in e-commerce platform partnered with Akulaku. Third, Akulaku Lending for cash loan service to customers (both consumers or merchants) provided by Asetku, Akulaku’s subsidiary.

The latest is Akulaku Offline as a payment facility at offline merchants with barcode scanning.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Sukses dengan Robot Penghisap Debu, iRobot Kini Garap Robot Pemotong Rumput

Robot penghisap debu bukanlah penemuan baru, akan tetapi belakangan ini kecanggihannya semakin tidak terbayangkan. Lihat saja Roomba i7+ bikinan iRobot, yang mampu mengosongkan dirinya sendiri sekaligus memetakan ruangan secara akurat agar kinerjanya semakin efisien.

Robot pemotong rumput pun juga demikian; bukan barang baru, akan tetapi rupanya masih banyak aspek yang dapat disempurnakan, dan itulah yang coba diwujudkan oleh kreasi terbaru iRobot yang dinamai Terra. Ya, ini adalah pertama kalinya sang dedengkot robot vacuum cleaner membuat suatu robot pemotong rumput.

Tidak seperti kebanyakan robot pemotong rumput yang mengharuskan pemilik rumah untuk menetapkan perimeter menggunakan kabel, Terra hanya memerlukan kita untuk menempatkan wireless beacon di sekitar area yang hendak digarap. Tentunya sebagai sebuah pemotong rumput, Terra dirancang agar benar-benar tahan terhadap cuaca yang tak bersahabat.

Sebelum bisa beroperasi sendiri, Terra harus lebih dulu dinavigasikan secara manual melalui aplikasi pendampingnya di smartphone. Tujuannya adalah supaya Terra dapat mempelajari rute-rute yang harus diambil, sekaligus bagian mana yang harus ia hindari.

iRobot Terra

Lewat aplikasi ini pula pengguna dapat menentukan seberapa tinggi rumput yang hendak disisakan, serta memantau rutenya maupun membuatkan jadwal tersendiri. Satu hal yang berpotensi menjadi kekurangan adalah, Terra memanfaatkan konektivitas Wi-Fi, dan kita tahu lahan depan atau belakang rumah sering kali menjadi zona dengan sinyal Wi-Fi terlemah.

Dalam satu kali charge, Terra mampu beroperasi selama sekitar satu jam. Charging-nya sendiri membutuhkan waktu sekitar dua jam, dan apabila baterainya kritis di saat ia sedang bertugas, Terra bakal bergerak sendiri menuju charging base-nya, lalu setelahnya kembali bekerja melanjutkan dari titik terakhir yang ia tinggalkan.

Hal lain yang menarik adalah detail-detail kecil yang diperhatikan oleh iRobot. Sepasang pemotong milik Terra tak hanya bersifat modular, tapi juga disertai pegas untuk mencegah bilah pemotongnya patah ketika tidak sengaja berjumpa dengan batu maupun objek lain yang keras.

iRobot Terra rencananya akan dipasarkan lebih dulu di Jerman. Produk ini pada dasarnya merupakan bagian dari visi iRobot untuk membangun ekosistem robot yang memungkinkan suatu kediaman untuk ‘merawat’ dirinya sendiri, baik dari luar maupun dari dalam.

Sumber: The Verge.