Monthly Archives: April 2019

Jungle Ventures dikabarkan telah mengumpulkan pendanaan putaran ketiga $175 juta (hampir Rp2,5 triliun) untuk pendanaan Seri A, dan Seri B di Asia Tenggara

Jungle Ventures Dikabarkan Siapkan Pendanaan Putaran Ketiga Senilai 2,5 Triliun Rupiah untuk Startup Asia Tenggara

Jungle Ventures, VC dari Singapura, disebutkan telah mengumpulkan pendanaan putaran ketiga senilai US$175 juta (hampir Rp2,5 triliun) yang bakal difokuskan untuk pendanaan Seri A dan Seri B di Asia Tenggara. Empat startup lokal disebutkan telah menerima pendanaan dari Jungle Ventures dalam putaran terbaru ini.

Menurut sumber yang terpercaya, putaran ketiga ini diikuti berbagai LP dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Sumber kami juga menyebut putaran pendanaan ini sebenarnya oversubscribed dari yang diprediksi. Bahkan disebutkan perusahaan akan menutup penggalangan putaran dana hingga US$200 juta sampai akhir tahun ini. Penggalangan dana tersebut diklaim terbesar di Asia Tenggara.

Untuk pendanaan Seri A, perusahaan dikabarkan menyiapkan sekitar US$1 juta sampai US$5 juta. Sementara untuk putaran Seri B sekitar US$7,5 juta sampai US$10 juta.

Lebih lanjut sumber kami juga menyebutkan, Jungle Ventures sudah mengucurkan investasi untuk empat startup Indonesia dari putaran terbaru tersebut. Satu di antaranya untuk pendanaan Pra Seri A, dua startup untuk pendanaan Seri A, dan satu startup untuk Seri B.

Secara terpisah, dalam wawancara dengan sejumlah media di Indonesia, Managing Partner Jungle Ventures David Gowdey menjelaskan, sejauh ini perushaan baru berinvestasi untuk dua startup lokal, yakni Kredivo dan RedDoorz. Keduanya adalah startup yang fokus menciptakan solusi untuk memenangkan pasar Indonesia dan memiliki visi bermain di pasar regional.

“Kami percaya dengan menjadi pemain lokal yang besar di Indonesia itu sudah dijamin akan sukses saat main ke regional. Makanya startup lokal yang sudah kami investasikan ini harus bangun fondasi bisnis yang kuat, pahami masalah di Indonesia dan berikan solusinya. Jika sudah kuat baru punya peluang kuat untuk bermain di regional.”

Menurutnya, setiap startup lokal punya peluang yang sama untuk bermain di pasar regional, maupun global. Namun bila kembali melihat segmen bisnisnya, ada baiknya untuk mendalami pasar Indonesia terlebih dahulu. Ambil contoh, startup yang bermain di segmen konten digital lebih punya peluang lebih cepat untuk ekspansi ketimbang startup fintech.

Hal inilah yang terjadi pada portofolio startup di Jungle Ventures. Iflix lebih agresif mengembangkan pasarnya di global, ketimbang Kredivo dan RedDoorz. Portofolio lainnya, yakni Tookitaki yang berbasis di Singapura, kini sudah membuka kantor di New York untuk melayani konsumen di sana.

“Jika punya tim yang kuat, paham dengan industri yang digelutinya, pasti bisa berkompetisi di pasar global.”

Secara total, perusahaan telah berinvestasi untuk 30 startup Asia Tenggara. Ada enam exit yang dikonfirmasi langsung oleh Gowdey sepanjang perusahaan beroperasi. Nama-nama startup tersebut termasuk Travelmob (jual ke HomeAway), Zipdial (jual ke Twitter), eBus (jual ke IMD), Voyagin (jual ke Rakuten). Dua exit tambahan akan segera terjadi dalam waktu dekat. Tiap tahun Jungle Ventures berharap minimal harus ada satu exit dari startup.

“Jika mau bawa LPs yang kuat maka harus fokus ke distribusi. Investasi yang kami berikan itu sifatnya time based, umumnya 10 tahun. Lalu kembalikan uang dalam multiple year ke LPs. Dalam kurun waktu itu, kami beri startup jaringan yang kuat agar mereka bisa tumbuh sehingga saat kita exit, startup tersebut sudah menciptakan value yang besar,” pungkasnya.

Para pendiri Honestbee. Honestbee melakukan PHK terhadap 10% total pegawainya secara global, termasuk menghentikan operasional layanan di Indonesia

Honestbee Hentikan Layanan di Indonesia

Sebagai dampak kabar kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, Honestbee yang berpusat di Singapura memutuskan untuk menghentikan layanannya di Indonesia dan Hong Kong, serta layanan pengantaran makanan di Thailand. Bisnis di Jepang dan Filipina disebutkan juga akan distop sementara. Secara total mereka melakukan PHK terhadap 10% total pegawainya secara global — Honestbee yang didirikan oleh Joel Sng, Isaac Tay, dan Jonathan Low beroperasi di 8 negara Asia.

Proses ini dianggap perlu untuk memastikan keberlangsungan perusahaan. Menurut TechCrunch, Honestbee dalam proses untuk penggalangan dana baru, kemungkinan dari Formation Group yang merupakan investor pendukung perusahaan sejak awal.

Honestbee mulai melakukan uji coba layanan di Jakarta di akhir 2016. Transmart Carrefour merupakan partner perdana perusahaan. Dengan penutupan Go-Mart dan Honestbee, praktis persaingan online grocery di Jabodetabek (dan beberapa kota besar lainnya) menjadi lahan HappyFresh, KeSupermarket, dan Hypermart.

ThePrime Esports Jadi Organisasi Berikutnya yang Melepas Divisi Dota 2

Beberapa hari belakangan bisa dibilang sebagai hari yang kelam bagi para penggemar Dota 2 di Indonesia. Hal ini dimulai saat Rex Regum Qeon, organisasi esports yang lahir dari game Dota, pada akhirnya membubarkan divisi paling ikonik dari organisasi tersebut. Ternyata berita dari RRQ baru merupakan permulaan saja.

Sumber: ThePrime official Media
Sumber: ThePrime Esports official Media

Setelah RRQ, kini ThePrime Esports ternyata turut melakukan keputusan berat tersebut. Seperti RRQ, ThePrime Esports juga bermula dari Dota 2. Namun dengan berat hati, mereka kini harus merelakan divisi Dota 2 miliknya yang terakhir kali beranggotakan: Azam “Nafari” Aljabar, Ario “Panda” Susilo Putra, Rizki “Varizh”, dan Baringin “BFL” Ferdinan Liberti.

Terkait pembubaran ini, Hybrid mencoba menghubungi Anton Sarwono selaku General Manager ThePrime Esports. Soal alasan pembubaran, jawaban Anton ternyata senada dengan apa yang terjadi pada RRQ. “Alasannya kurang lebih sama dengan teman-teman dari tim lain. Kami kesulitan mencari pemain untuk menggantikan kekosongan di roster kami. Kami sudah mencoba trial beberapa pemain muda. Ada yang bagus, tapi sayangnya mereka masih sibuk sekolah atau kuliah di daerah masing-masing.” Jawab Anton kepada Hybrid.

Soal regenerasi atlet dalam ekosistem esports, bisa dibilang sebagai salah satu isu yang selama ini jarang diungkit ataupun mencoba dicari solusinya. Senior editor Hybrid, Yabes Elia, sempat membicarakan hal ini bersama Yohannes Siagian, VP EVOS Esports. Dalam bahasan tersebut, Joey (Sapaan akrab Yohannes Siagian) mengatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab fenomena ini. Salah satu pendapat yang patut dicatat adalah, kebanyakan investasi terhadap ekosistem esports yang bersifat jangka pendek.

 

Lebih lanjut, saya lalu mempertanyakan soal masa depan organisasi ThePrime Esports setelah meninggalkan divisi Dota 2. Divis apa yang akan jadi divisi andalan ThePrime Esports selanjutnya? Akankah ThePrime comeback ke kancah kompetitif Dota. Bicara soal divisi andalan, Anton mengatakan bahwa kini fokus mereka kepada beberapa game FPS, yang memang ThePrime Esports cukup unggul di sana. “Karena divisi Dota kini saya bilang ‘vakum’, maka kita bakal fokus kepada beberapa divisi unggulan kami, seperti Point Blank, PUBG PC, dan PUBG Mobile.

Anton menggunakan kata vakum untuk bicara soal divisi Dota 2. Hal ini sebenarnya terkait dengan jawaban berikut darinya. “Kalau soal comeback, jawabannya adalah tentu saja. Identitas organisasi kami adalah Dota 2 dan kami sangat cinta dengan game Dota 2.” jawab Anton.

Sumber: ThePrime Official Media
Sumber: ThePrime Esports Official Media

Seperti yang Anton sudah sebutkan, identitas ThePrime Esports selama ini memang divisi Dota 2. Selama ini divisi Dota 2 ThePrime Esports terkenal sebagai pencetak pemain-pemain Dota 2 terbaik pada masanya. Pemain seperti Muhammad “InYourDream” Rizky, atau “Rusman” Hadi adalah beberapa pemain Dota 2 berbakat yang dibibit dari ThePrime itu sendiri.

Lagi-lagi, seperti apa yang saya sebut saat membahas RRQ, apa mau dikata. Mengingat jumlah kompetisi Dota 2 lokal yang sudah semakin jarang, saya berpikir, ini adalah langkah yang masuk akal bagi beberapa organisasi esports di Indonesia. Harapannya adalah, semoga ekosistem Dota 2 bisa membaik di masa depan nantinya. Saya cukup yakin, kalau ekosistem Dota 2 lokal membaik, nama-nama seperti ThePrime Esports atau RRQ pasti akan membangun ulang divisi Dota 2 miliknya.

 

Saat ini baru beroperasi di Bandung, Mamang.id membuat pedagang dengan mudah ditemukan secara online dan menyediakan aplikasi POS

Mamang.id Sediakan Teknologi untuk Pedagang Makanan

Mamang.id (Mamang) dikembangkan dengan membawa semangat membuat online UKM, pedagang keliling dan warung kaki lima di bidang jajanan dan makanan. Digitalisasi yang dilakukan diharapkan bisa membuat mereka “mudah ditemukan” pelanggan dan merapikan catatan penghasilan mereka.

Platform ini dikembangkan oleh Taufik Hajami dan Hadid Mubarak. Keduanya merupakan alumni Politeknik Negeri Bandung yang memiliki misi yang sama, membantu UKM di Indonesia melalui teknologi. Setelah melewati serangkaian survei, lahirlah Mamang.

Mamang mulai terjun ke lapangan dan memberikan pengarahan dan edukasi mengenai manfaat teknologi kepada pelanggan pada bulan Oktober 2018. Hampir setengah tahun berjalan, kini mereka sudah mendapatkan lebih dari 750 pedagang terdaftar yang semuanya berada di kota Bandung.

“Karena respon dari pedagang positif ketika mereka akan dibantu oleh teknologi, hanya saja perlu edukasi untuk sebagian besar pedagang di Indonesia yang masih belum melek teknologi. Saat ini untuk meyakinkan pedagang kami mendatangi lagnsung dan menjelaskan langsung kepada mereka, karena masih cukup sulit jika melalui media digital. Kita juga akan mencoba untuk bekerja sama dengan komunitas-komunitas pedagang dan kuliner yang ada di setiap wilayah di Indonesia,” terang CEO Mamang Taufik Hajami.

Saat ini Mamang memiliki tiga layanan. Yang pertama adalah aplikasi pedagang. di dalamnya terdapat menu untuk memasang foto dagangan, deskripsi, dan juga lokasi berjualan. Di dalam aplikasi ini juga pedagang akan mendapat fitur untuk mengelola menu dan fitur POS (Point of Sales). Lengkap dengan laporan statistik, resep dan lainnya.

Mamang juga menyediakan aplikasi untuk pembeli. Tujuannya memudahkan masyarakat mencari jajanan atau makanan di sekitar pengguna sesuai dengan kategori atau kata kunci. Informasi yang akan didapatkan meliputi informasi jadwal, lokasi, dan menu pedagang dan event.

Layanan ketiga, yang baru saja diluncurkan, adalah layanan crowdfunding. Fitur ini memungkinkan masyarakat terlibat dalam pendanaan UKM di bidang jajanan atau makanan. Di dalamnya pengguna bisa mendanai, mendapatkan laporan penjualan, bagi hasil, dan informasi sejenis.

“Prosesnya kita melibatkan orang yang sudah berpengalaman bertahun-tahun untuk menjadi mentor UMKM, sehingga diharapkan masalah-masalah yang sering muncul dalam usaha bisa dicegah sebelumnya. Mentor ini yang akan membantu UMKM merencanakan pendanaan dan hitungan lainnya, termasuk komposisi bagi hasil. Sehingga setelah kami validasi kami masukkan ke daftar UMKM yang membutuhkan pendanaan, barulah para investor dapat mulai mendanai melalui halaman investor,” terang Taufik.

Selanjutnya, setelah terkumpul, dana akan diserahkan ke mentor dan pelaku usaha menjalankan rencananya. Mamang akan menyediakan aplikasi mencatat setiap aktivitas dan transaksi yang terjadi.

Sebagai layanan yang belum genap berusia satu tahun, Mamang terus berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan layanannya. Salah satunya adalah dengan memperkuat sektor pemasaran. Targetnya tahun ini Mamang menargetkan terbentuk 300 UKM baru.

“Fokus kami saat ini adalah terus meningkatkan jumlah UMKM yang terdaftar dan terdanai melalui layanan crowdfunding dan mencari pendanaan yang akan digunakan untuk biaya marketing,” jelas Taufik.

Application Information Will Show Up Here

Analis: 20 Juta Gamer PC Akan Beralih ke Console di Tahun 2022

Persaingan antar fans sudah ada dari sejak lahirnya video game. Setelah era keemasan Atari, Nintendo dan Sega usai, kini rivalitas panas terjadi berlangsung antara konsumen setia Sony dan Microsoft. Fitur, hardware, serta konten biasanya yang paling sering dibahas dalam perdebatan itu. Tapi mereka yang paham aspek teknis setuju, PC merupakan platform gaming paling superior di antara semunya.

Bahkan ketika lihat dari satu layanan saja, Anda bisa menakar sendiri besarnya jumlah penikmat game PC: ada 47 juta pengguna aktif mengakses Steam setiap harinya. Data Statista sendiri menyebutkan ada 1,22 miliar gamer PC di tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat jadi 1,4 miliar di 2021. Uniknya, Jon Peddie Research melaporkan prediksi yang sangat berbeda. Menurut mereka, akan ada sekitar 20 juta pemain di PC beralih ke console dalam periode tiga tahun ke depan.

Jon Peddie menjelaskan bahwa pergeseran ini memiliki korelasi dengan penurunan pasar komputer personal. Satu pendorong dari migrasi tersebut adalah minimnya inovasi, kemudian produsen kini juga lebih lambat dalam memperkenalkan barang-barang baru. Menurut analis, perpindahan terbesar dilakukan oleh pengguna PC ‘low end‘ yang umumnya mempunyai sistem seharga US$ 1.000 ke bawah. Transisi didorong oleh meningkatnya kualitas panel TV, bertambah canggihnya teknologi semikonduktor di console, serta ketersediaan game-game eksklusif di sana.

JPR.

Menariknya, JPR sempat melihat kenaikan pembelian produk PC entry-level hingga kelas menengah dengan maksud digunakan sebagai mesin gaming. Namun menurut tim analis, hal tersebut tidak memberi dampak besar pada peningkatan volume. Dalam lima tahun ke depan, JPR memprediksi ada ratusan juta gamer PC berpindah ke ranah ‘TV gaming‘, dan sebagian dari mereka memilih untuk memanfaatkan layanan on demand. Saat itu, kondisi pasar jauh berbeda dari sekarang dan Hukum Moore akan kehilangan signifikansinya karena pencipta prosesor tidak bisa lagi menyusutkan ukuran transistor tiap 24 bulan.

Lalu apakah ini merupakan sebuah senja bagi industri PC gaming?

Tentu tidak jika Anda melihat dari perspektif yang lebih luas. Microsoft yang baru saja dinobatkan sebagai perusahaan satu triliun dolar mengungkapkan komitmennya untuk fokus di segmen gaming di PC lewat Windows 10. Dan dalam survei di Game Developers Conference 2017, 53 persen dari 4.500 developer yang berpartisipasi mengonfirmasi tengah mengembangkan permainan untuk PC. Persentase game console tampak lebih kecil, yaitu 27 persen di PS4, 23 persen di Xbox One, dan 3 persen untuk Switch.

Dan berbicara soal teknologi semikonduktor serta transistor, kita tahu Sony telah mengonfimasi penggunaan chip Ryzen 3 dan Radeon Navi di PlayStation ‘5’. Keadaan tersebut memperlihatkan kian miripnya arsitektur console dengan PC, memastikan pengembangan game multi-platform dan proses porting jadi lebih mudah. Dan jangan heran jika PS5 tersedia nanti, prosesor 12- atau 16-core akan menjadi kian merakyat…

Via Digital Trends.

Menggandeng Vospay untuk pilihan pembayaran cicilan tanpa kartu kredit, iLotte memperkenalkan kembali platform ke masyarakat melalui ketersediaan aplikasi

iLotte Perkenalkan Kembali Platform Melalui Aplikasi

Di akhir tahun 2017, Salim Group dan Lotte Group memperkenalkan platform e-commerce iLotte dengan janji investasi $100 juta (atau lebih dari 1,3 triliun Rupiah). Dalam temu media hari ini, perusahaan memperkenalkan kembali platform-nya dengan mencoba fokus ke penggunaan platform melalui aplikasi dengan kampanye #Ngemalldarihape.

Dalam presentasinya, CMO iLotte Ardi Sudarto menyebutkan, satu tahun terakhir dimanfaatkan iLotte untuk mengembangkan teknologi sekaligus menambah jumlah mitra.

“Saat awal iLotte diluncurkan, kami hanya menggandeng dua mitra saja dari brand ternama, kini kami sudah memiliki delapan mitra sekaligus kategori khusus dalam platform yaitu K-Mall, produk khusus asal Korea.”

Saat ini di iLotte telah tersedia sejumlah brand populer, seperti LEJEL, Planet Sport, Kidz Station, Kinokuniya, Best Denki, Lotte Mart, dan Lotte Shopping Avenue.

Tampilan dan semangat baru yang coba dihadirkan iLotte diharapkan bisa mewujudkan komitmen perusahaan sebagai platform e-commerce yang fokus ke produk brand ternama.

“Di iLotte kami sengaja menggandeng brand ternama yang banyak ditemui di mall atau saat pembeli melakukan kegiatan belanja secara offline. Harapannya kami bisa menghadirkan pengalaman belanja offline melalui platform online,” kata Ardi.

Selain pilihan barang dari brand tertentu, iLotte mencoba memberikan pilihan same day delivery dalam waktu 3 jam khusus untuk kawasan Jadetabek. Untuk logistik, selain memanfaatkan tim internal, iLotte juga menggandeng layanan logistik pihak ketiga.

Menggandeng Vospay

Untuk pilihan pembayaran, iLotte menggandeng Vospay, platform yang menyediakan pembayaran kredit secara online untuk mereka yang tidak memiliki kartu kredit. Layanan ini serupa dengan yang ditawarkan Kredivo dan Akulaku.

“Untuk saat ini kami memang baru saja bermitra dengan Vospay, namun ke depannya kita juga akan menambah pilihan pembayaran secara cicilan dari platform lainnya,” kata Ardi.

iLotte sengaja tidak menyediakan pilihan pembayaran Cash on Delivery (COD), seperti yang banyak disediakan layanan lain, untuk meminimalisir erjadinya pembatalan transaksi secara sepihak.

Masih didominasi konsumen yang tinggal di kawasan Jadetabek, fokus iLotte saat ini menambah jumlah mitra dan pengguna aktif yang melakukan transaksi melalui smartphone.

“Saat ini bisa dibilang jumlah pengguna kami memang belum banyak, namun dengan kualitas produk yang terjamin hingga pilihan brand yang beragam, kami berharap bisa menambah jumlah pelanggan iLotte di tahun 2019 ini,” kata Ardi.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Overcast Kini Dapat Dipakai untuk Membagikan Klip Podcast Berdurasi Satu Menit

Dibandingkan video, podcast bisa dibilang merupakan jenis konten yang lebih fleksibel mengingat ia dapat dinikmati selagi kita menjalani aktivitas lain. Yang kerap menjadi masalah, membagikan podcast tidaklah segampang membagikan video, apalagi kalau yang menerima sama sekali tidak pernah mengenal apa itu podcast.

Salah satu solusinya, menurut pencipta aplikasi Overcast, adalah membagikan podcast dalam bentuk sepotong-sepotong alias klip. Pada versi terbaru aplikasi untuk platform iOS tersebut, pengguna kini dapat mengakses fungsi untuk membagikan sepotong klip dari episode podcast yang sedang dinikmatinya.

Jadi ketika memilih opsi “Share Clip”, pengguna akan dibawa ke tampilan editor sederhana. Tentukan bagian yang hendak dibagikan (durasi maksimumnya 1 menit), lalu pilih formatnya, apakah audio only, atau video dalam orientasi portrait, landscape maupun square (ideal untuk dibagikan ke Instagram).

Overcast clip sharing

Sebelum membagikan, kita bisa memantau dulu preview-nya seperti apa. Setelahnya, penerima dibebaskan untuk membuka klip tersebut di aplikasi podcast pilihannya, dengan mengklik masing-masing icon yang ditampilkan.

Ide semacam ini tentu sangat cerdas, tapi tetap ada batasannya. Yang paling utama adalah durasi klip yang tak bisa melebihi satu menit, mengingat sering kali ada satu segmen menarik di suatu episode podcast yang tak cukup dibahas dalam waktu satu menit saja.

Terlepas dari itu, setidaknya update Overcast ini bisa membantu memperkenalkan atau bahkan ‘meracuni’ mereka yang sebelumnya tidak pernah mengenal podcast sama sekali.

Sumber: Marco Arment via Engadget.

Bermain Solid, Afterlife Menjadi Juara R6 IDN ComCup 12

Akhir pekan lalu (Sabtu, 27 April 2019) R6 IDN kembali melanjutkan seri Community Cup (ComCup). Berada di antara hingar-bingar kompetisi besar seperti PBNC, Community Cup dari R6 IDN kali ini sudah memasuki seri ke 12. Kompetisi ini hadir dengan membawa semangat menghadirkan bibit baru di dunia kompetitif R6 Indonesia.

Mencoba mengadopsi peraturan baru, yang isinya adalah melarang tim divisi 1 Star League untuk mengikuti kompetisi ini, ternyata antusiasme komunitas tetap tinggi. Terbukti, dengan jumlah pendaftar kompetisi ini sebanyak 80 orang atau tepatnya 16 tim.

Kendati kompetisi ini ditujukan untuk tim-tim amatir, namun ComCup 12 tetap menyajikan pertandingan yang menarik. ComCup kali ini menghadirkan dua tim yang namanya belum banyak terdengar di komunitas R6 IDN. Kedua tim tersebut adalah Afterlife dan BOSS Esports.

Sumber: R6 IDN Official Media
Sumber: R6 IDN Official Media

Pertandingan antar keduanya di babak final ComCup 12 ini terjadi dengan cukup sengit. Membuka pertandingan, BOSS Esports bermain sebagai tim Defender, sementara Afterlife bermain sebagai tim Attacker pada map Coastline. Kedua tim terus-terusan saling berkejaran poin. Satu demi satu poin didapatkan secara bergantian oleh Afterlife ataupun BOSS Esports.

Keadaan tersebut terus bertahan sampai skor akhirnya menjadi 6-6. Masuk ke babak overtime, salah satu dari kedua tim harus mendapatkan 3 poin terlebih dahulu. Keadaan berimbang terus berlanjut sampai skor menjadi 7-7. Tersisa satu poin terakhir untuk menjadi penentuan. BOSS Esports ketika itu mendapat keunggulan, babat habis punggawa Afterlife sampai hanya tersisa Dev seorang.

Walau cuma seorang diri, Dev tidak gentar. Ia tetap bermain semaksimalnya dan menciptakan momen clutch yang sangat luar biasa, menang dalam pertarungan 1 vs 4. Masuk game 2, permainan berpindah ke map Villa. Map ini cukup baru dipertandingkan, akhirnya membuat kedua tim cenderung meraba-raba strategi terlebih dahulu di awal permainan.

Namun Afterlife berhasil menemukan tempo permainannya tersendiri, sehingga mereka mendapat keunggulan lebih dahulu di awal-awal. BOSS Esports memang sempat mengejar dan membuat skor jadi 6 sama, namun permainan solid Afterlife berhasil memberikan kemenangan di game 2, yang membuat mereka menjadi juara ComCup 12.

Melihat pertandingan Afterlife melawan BOSS Esports, Ajie “WhiteLotus” Zata selaku shoutcaster R6 IDN turut memberikan komentarnya tersendiri. “Permainan solid milik Afterlife adalah faktor penting kemenangan mereka di ComCup 12 ini. Selain itu, gaya main Afterlife yang mengedepankan strategi dan kerjasama tim daripada duel aim, adalah faktor penting lain dalam kemenangan mereka. Momen ini juga mungkin menjadi tanda bahwa sebenarnya tim-tim baru di scene esports R6 Indonesia punya potensi besar pada masa mendatang.”

Memang menarik melihat perjalanan Afterlife di ComCup 12 ini. Sebagai pemenang, mereka berhak mendapatkan hadiah berupa 5 buah 1200 R6 Credit. Selamat bagi tim Afterlife! Semoga bisa tetap menjaga semangat berkompetisi dan mendapatkan prestasi di tingkat yang lebih tinggi lagi nantinya!

Astell & Kern Kembali Luncurkan Portable Music Player Kelas Sultan, Kann Cube

Dengan banderol $999 dan spesifikasi kelas sultan, Astell & Kern Kann yang dirilis dua tahun silam masih merupakan salah satu portable music player terbaik yang dapat dibeli saat ini. Namun kalau ternyata Anda masih mengincar performa yang lebih wah dan tidak keberatan merogoh kocek lebih dalam lagi, A&K rupanya sudah menyiapkan penawaran lain.

Namanya Kann Cube, dan ia diyakini mampu membawa performa Kann orisinal ke level yang lebih tinggi lagi berkat penggunaan dua chip DAC ESS ES9038PRO Sabre sekaligus, tidak ketinggalan juga amplifier dengan output nyaris dua kali lipat lebih tinggi dari yang terdapat pada Kann orisinal.

Pada bagian depannya, Kann Cube mengemas layar sentuh 5 inci beresolusi 720p, sebuah peningkatan yang cukup drastis dibanding Kann orisinal. Bukan cuma itu, pengoperasiannya juga dipastikan bakal lebih mulus perkat penggunaan prosesor quad-core baru.

Yang mungkin sedikit membuat alis mengernyit adalah bentuknya yang sepintas mirip power bank, dan bobotnya pun sudah hampir menyentuh angka 500 gram. Ini dikarenakan baterai yang tertanam punya kapasitas yang lebih besar: 7.400 mAh, dengan estimasi daya tahan hingga 9 jam ketika dipakai untuk memutar file audio FLAC (lossless).

Kabar baiknya, Kann Cube sudah mendukung fast charging via USB-C, yang berarti waktu charging yang diperlukannya tak bisa disetarakan dengan mayoritas power bank. Urusan penyimpanan, A&K menjejalkan storage internal sebesar 128 GB pada Kann Cube, namun tentu saja pengguna dapat mengekspansinya lebih jauh lagi dengan bantuan memory card.

Seperti yang saya bilang, semua ini tentu harus ditebus dengan biaya yang amat tinggi. A&K mematok harga $1.499 untuk Kann Cube, dan berencana untuk memasarkannya mulai akhir bulan Mei mendatang.

Sumber: The Verge.

Berawal dari kecintaannya ke matematika dan pekerjaan sebagai "data scientist"

DScussion #98: Sepak Terjang Brian Marshal Membangun Sirclo

Saat ini Sirclo sudah menjadi salah satu e-commerce enabler yang dikenal di Indonesia. Didirikan oleh Brian Marshal, ambisinya untuk membangun sebuah startup penuh dengan perjuangan dan cerita seru — mulai dari membangun bisnis dari kamar pribadi hingga meninggalkan pekerjaan yang sudah sangat nyaman di Price Waterhouse Cooper (PwC). Brian menyampaikannya di sesi DScussion Profile DailySocial berikut ini.