Monthly Archives: July 2019

NaVi - Doki x Kendrew

Peta Kekuatan Tim Rainbow Six: Siege Pro League Season 10 Menurut NAVI

Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege terus menunjukkan perkembangannya sebagai ekosistem esports yang solid. Memasuki usianya yang keempat, organisasi esports yang berminat untuk berpartisipasi di dalamnya semakin bertambah saja. Salah satunya yaitu Natus Vincere, alias NAVI yang beberapa waktu lalu terjun ke dunia Rainbow Six: Siege setelah mengakuisisi roster Mock-it Esports.

Sayangnya, roster awal NAVI.R6 ini tampil kurang memuaskan di laga Pro League Season 9: Europe dan jatuh ke divisi Challenger. NAVI kemudian membubarkan tim tersebut, dan membentuk tim Rainbow Six: Siege baru dengan cara mengakuisisi roster MnM Gaming. NAVI.R6 kini terdiri dari lima orang yang mayoritas berasal dari negara Inggris. Mereka adalah:

  • Kendrew (Luke Kendrew)
  • neLo (Leon Pesic)
  • CTZN (Ben McMillan)
  • Doki (Jack Robertson)
  • Saves (Szymon Kamieniak)

Sebelum menjadi bagian dari NAVI, tim ini telah menunjukkan performa kuat di Challenger League Season 9 dan berhak untuk maju ke Pro League Season 10. Liga tersebut sendiri telah berjalan terhitung mulai tanggal 17 Juni lalu. Bagaimana pencapaian tim NAVI.R6 sejauh ini, dan seperti apa pandangan mereka terhadap masa depan esports Rainbow Six: Siege, tertuang dalam video wawancara singkat yang baru saja diunggah NAVI.R6 di channel YouTube resmi mereka.

NAVI.R6 - Champion
Roster baru NAVI.R6 sudah berprestasi dengan memenangkan ESL Premiership Summer 2019 Finals | Sumber: NAVI

“Saya telah bermain game ini sejak tahun 2016 – 2017, dan masuk ke Pro League adalah sesuatu yang Anda inginkan. Saya sudah berada di Challenger League selama lima season, jadi berhasil mencapai Pro League adalah hal besar,” ujar Kendrew yang merupakan kapten NAVI.R6. Doki juga berpendapat serupa. Menurutnya, keberhasilan masuk ke Pro League adalah highlight kariernya sejauh ini.

Doki berpendapat bahwa tim yang paling berbahaya di Pro League adalah Looking for Org dan Team Empire, karena mereka memiliki gaya permainan yang sangat adaptif. Sementara menurut Kendrew, Vitality-lah yang patut ditakuti. “Gaya main mereka super progresif, super lambat, dan mereka akan menguasai seluruh ronde. Gaya ini sangat berbeda (dari kami), bahkan berkebalikan. Jadi rasanya sangat canggung untuk dilawan,” ujar Kendrew.

Masalah adaptasi ini juga merupakan hal yang dirasa oleh kedua pemain masih kurang di tim NAVI.R6. Mereka sempat merasakan beberapa pertandingan yang sangat ketat, yang walaupun pada akhirnya mereka menang, sebetulnya bisa berjalan lebih baik bila mereka mampu memahami strategi musuh dengan lebih cepat. Dalam salah satu pertandingan melawan Looking for Org, Kendrew mengaku timnya banyak melakukan kesalahan. Tapi mereka terus berusaha memperbaikinya. Komunikasi dan rasa panik juga jadi isu penting yang ingin mereka atasi.

NAVI.R6 - Kendrew
Luke Kendrew, kapten NAVI.R6 | Sumber: NAVI

Kendrew maupun Doki sama-sama merasa bahwa Empire adalah tim yang sangat kuat, bahkan di musim ini mereka tampil sangat mendominasi dan belum pernah kalah. Lagi pula Empire memang sudah senior dan punya jam terbang di dunia Rainbow Six: Siege cukup lama. Mereka sangat kuat, tapi mungkin akan menemukan perlawanan dari tim yang bisa bermain adaptif seperti G2 Esports. Malah bisa jadi hanya G2 yang mampu mengalahkan Empire.

Sementara mengenai esports Rainbow Six: Siege secara keseluruhan, kedua pemain merasa bahwa sekarang adalah momen di mana game ini membludak dalam popularitas. “Ya, saya rasa scene Rainbow Six: Siege baru saja mulai meledak dan tumbuh. Benar-benar baru saja, kurang lebih dalam enam bulan terakhir. Dan saya rasa (ekosistem ini) masih punya perjalanan panjang untuk menjadi salah satu esports terbesar di dunia,” kata Doki. Kendrew menambahkan, “Saya harap demikian. Saya rasa Ubisoft bisa mengambil beberapa langkah berbeda untuk melakukannya, tapi saya rasa mereka belajar dari kesalahan. Saya rasa mereka bisa mewujudkannya.”

Terhitung akhir Juli 2019 (pertengahan musim), NAVI.R6 sedang menduduki peringkat 4 klasemen di Pro League Season 10: Europe, dengan catatan 4 kali menang dan 3 kali kalah. Apakah NAVI.R6 bisa membuktikan kemampuan mereka di Rainbow Six: Siege Pro League Season 10, ataukah justru akan tumbang melawan tim-tim lain yang lebih senior? Kita pantau saja terus perjalanan mereka.

Sumber: NAVI Rainbow Six Siege

Clodeo Aplikasi Manajemen dan Akuntansi yang Disediakan Khusus untuk Penjual Online

Clodeo Tawarkan Platform Omni-Channel, Tahun Ini Fokus Selesaikan Integrasi dengan Marketplace

Maraknya bisnis jual-beli online dilihat sebagai peluang oleh Clodeo. Dengan masih banyaknya penjual online yang mengelola pesanan secara konvensional, Clodeo menghadirkan solusi berbasis aplikasi untuk memudahkan pencatatan dan manajemen produk. Mereka juga tengah dalam proses integrasi untuk sediakan solusi omni-channel, menghubungkan lapak penjual ke berbagai platform cara terpadu.

Saat ini, layanan startup asal Bandung ini menawarkan fitur untuk mengelola berbagai aktivitas seperti mengatur pesanan, mencatat pembelian barang, mengelola produk, mencetak label pengiriman, hingga pengecekan biaya pengiriman dari berbagai macam jasa ekspedisi di Indonesia.

Solusi Clodeo dari awal dikembangkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah  aktivitas jual beli online yang dihadapi oleh penjual online, terutama mereka yang masih menggunakan sistem manual seperti Excel atau buku untuk mencatat kegiatan bisnisnya.

“Fitur unggulan Clodeo di antaranya adalah fitur akuntansi, pengelolaan order, cash on delivery (COD) , integrasi dengan  WooCommerce dan Shopify, inventori, dan tersedianya versi aplikasi mobile yang bisa diunduh di App Store maupun Google Play,” ujar Co-founder Clodeo Reynaldi.

Untuk bisa menggunakan layanan dari Clodeo, pengguna bisa mendaftarkan diri dan memilih paket berlangganan, ada yang gratis ada juga yang berbayar. Masing-masing memiliki keunggulan fiturnya masing-masing.

Clodeo mulai beroperasi pada tahun 2018, mereka menjalankan operasionalnya berbekal pendanaan tahap awal yang didapat dari salah satu angel investor asal Singapura. Saat ini mereka sudah menjalin kerja sama dengan SiCepat untuk metode pengiriman COD, yang hingga saat ini sudah melayani 27 ribu paket diantarkan.

Perjalanan Clodeo saat ini bisa dibilang baru, masih ada beberapa fitur yang tengah diupayakan, salah satunya integrasi dengan marketplace untuk menjadi solusi omni-channel. Reynaldi sendiri mengaku, mereka tahun ini tengah menyempurnakan integrasi dengan beberapa marketplace yang ada di Indonesia sambil terus memperkenalkan Clodeo ke khalayak ramai.

Clodeo
Integrasi yang ditawarkan aplikasi Clodeo

“Pada sisi produk, saat ini Clodeo sedang fokus untuk menambahkan fitur integerasi dengan marketplace yang ada di Indonesia. Selain itu pada sisi marketing fokus Clodeo sedang berusaha untuk mengajak influencer bekerja sama sebagai pelaku digital marketing untuk membantu memasarkan aplikasi Clodeo,” terang Reynaldi.

Di segmen omni-channel Clodeo bukanlah yang pertama, ada beberapa layanan yang sudah lebih dulu hadir, salah satunya adalah Jubelio. Sakoo, iSeller, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

MediaTek Luncurkan Seri Chipset Gaming Perdananya, Helio G90

Smartphone gaming mungkin masih terkesan gimmicky bagi sebagian besar orang. Namun perkembangan terkini di industri smartphone menunjukkan bahwa kategori ini tidak akan ke mana-mana, apalagi berkat kemunculan ponsel-ponsel gaming baru macam Asus ROG Phone II dan Xiaomi Black Shark 2 Pro.

Untuk bisa menjadi lebih mainstream, smartphone gaming harus bisa merambah lebih banyak kalangan. Dua contoh tadi merupakan opsi yang tersedia di kelas high-end, yang masing-masing mengemas chipset tercanggih Qualcomm untuk saat ini. Di kelas menengah, pilihannya memang masih sangat terbatas, akan tetapi penawaran terbaru dari MediaTek berpotensi membalik keadaan tersebut.

Pabrikan semikonduktor asal Taiwan tersebut baru saja memperkenalkan seri chipset gaming perdananya, diawali dengan dua model, yaitu Helio G90 dan Helio G90T. Keduanya sama-sama merupakan chip octa-core dengan susunan yang mencakup sepasang core ARM Cortex-A76 dan enam core Cortex-A55, tidak ketinggalan juga GPU Mali-G76 dengan kecepatan hingga 800 MHz.

Dukungan atas RAM LPDDR4x hingga yang berkapasitas 10 GB juga merupakan salah satu keunggulan seri Helio G90. Kedua chipset ini juga siap mengolah gambar yang ditangkap oleh sensor kamera beresolusi 64 megapixel, atau hasil perpaduan sensor 24 dan 16 megapixel.

MediaTek Helio G90T

Namun yang sebenarnya menjadi nilai jual utama dari seri Helio G90 adalah teknologi yang MediaTek sebut dengan istilah HyperEngine, yang dirancang untuk menyempurnakan pengalaman gaming dari banyak aspek sekaligus, bukan sebatas dari aspek visual maupun manajemen resource saja.

Yang paling menarik menurut saya adalah dari segi optimasi jaringan. Seri Helio G90 memungkinkan perangkat untuk bertukar koneksi antara Wi-Fi dan LTE secara seamless, dengan proses yang memakan waktu dalam hitungan milidetik saja. Kalau disederhanakan, kedua chipset ini pada dasarnya mampu mengombinasikan koneksi Wi-Fi dan LTE demi memastikan semuanya tetap stabil.

Juga tak kalah menarik adalah fitur yang memungkinkan agar koneksi data tidak terputus ketika ada panggilan telpon yang masuk selagi pengguna asyik bermain. Terakhir, ada fitur yang memungkinkan perangkat untuk terhubung ke dua Wi-Fi band sekaligus (2,4 GHz dan 5 GHz) demi memastikan koneksi selalu lancar sekaligus memangkas latency.

Kapan kita bisa berjumpa dengan ponsel yang ditenagai oleh MediaTek Helio G90 atau G90T? Segera, dan salah satu yang pertama bakal datang dari Xiaomi, setidak untuk pasar India terlebih dulu.

Sumber: The Next Web dan MediaTek.

Logisly

Logisly, Startup Anyar yang Bertekad Ubah Peta Bisnis Angkutan Logistik

Inefisiensi yang kerap bercokol dalam industri logistik mendorong kelahiran Logisly. Startup baru tersebut dibuat tidak hanya untuk memudahkan pemilik barang mencari truk pengangkut, tapi juga melancarkan arus transaksi dalam bisnis logistik yang dikenal lambat.

Logisly mulai beroperasi sejak April 2019 sebagai aplikasi penyedia truk angkut berbagai tipe. Baru pada Rabu (31/7) siang tadi mereka resmi memperkenalkan produknya ke publik.

Roolin Njotosetiadi adalah CEO sekaligus pendiri Logisly. Perempuan yang tadinya bekerja sebagai Head of Product Kudo ini menyebut teknologi Logisly memungkinkan pengusaha truk memperoleh klien jauh lebih mudah lewat sistem yang mereka buat.

“Sering kali truk berjalan tanpa muatan atau di pool saja, tidak mendapat order. Manajemen di perusahaan UKM truk banyak yang masih bersifat manual,” kata Roolin.

Adapun jenis truk yang tersedia dalam platform Logisly mulai dari van, trailer, tronton, hingga flatbed/reefer. Total mereka mengklaim sudah menyediakan 5000 truk dari ratusan mitra transportir

Meski sekilas menyerupai GoBox, Logisly sama sekali tidak bermain di pasar konsumen individu, melainkan di pasar business to business (B2B). Mereka juga tidak memakai sistem bagi hasil atau komisi seperti halnya kompetitor.

Roolin menuturkan pihaknya mengambil untung dari margin biaya yang mereka dapatkan dari shipper dan transportir sehingga mereka tetap dapat memperoleh profit meskipun layanannya gratis.

“Bisa juga misalnya dari layanan premium yang mana kita bisa memberikan optimalisasi rute bagi truk yang punya multi-destinasi agar efisien,” tutur Roolin memberi contoh.

Dari sisi pengusaha truk keberadaan Logisly dinilai signifikan karena mempermudah pengusaha truk menemukan klien agar kendaraan mereka tak lama menganggur. Logisly juga memberikan jaminan pembayaran dalam kurun dua hari. yang mana kerap kali ongkos jasa angkut truk baru dibayarkan setelah 14-30 hari pengantaran selesai.

Sementara dari sudut pandang shipper, layanan Logisly juga disebut memudahkan mencari truk sesuai kebutuhan hingga memudahkan pemeriksaan dokumen proof of delivery (POD).

Logisly memperkirakan saat ini ada 8 juta unit truk di seluruh Indonesia dengan potensi ekonomi dari sektor ini sekitar US$100 miliar. Dan menyitir tren industri logistik, pada tahun lalu sektor ini bernilai Rp797,3 triliun dan diprediksi tumbuh 11,56 persen menjadi Rp889,4 triliun. Dari sekian besar pasar itu, Roolin menargetkan menambah mitra transportir menjadi 1.000 dan menggaet 1.000 shipper.

“Truknya saja masih belum 1 persen, kesempatan masih besar dan perjalanan masih panjang,” pungkas Roolin.

Application Information Will Show Up Here

Ini 24 Tim yang Bakal Bertanding di StarLadder Major CS:GO

Dua puluh empat tim yang akan bertanding di StarLadder Major CS:GO telah ditentukan. Tahun ini, kompetisi tersebut akan diadakan di Berlin, Jerman mulai 28 Agustus sampai 8 September.

Dua puluh empat tim tersebut dibagi ke dalam dua status, yaitu Challengers dan Legends. Ada 16 tim yang berstatus sebagai Challengers dan 8 tim berstatus Legends. Status Legends didapatkan oleh tim-tim yang masuk ke dalam top 8 di Intel Extreme Masters Season XIII – Katowice Major 2019.

Ini adalah 16 tim yang harus melalui Challengers stage:

  • Vitality
  • Complexity
  • HellRaisers
  • mousesports
  • CR4ZY
  • forZe
  • Syman
  • North
  • G2
  • AVANGAR
  • NRG
  • FURIA
  • Grayhound
  • TYLOO
  • DreamEaters
  • INTZ

Ini adalah 8 tim yang secara otomatis masuk ke Legends stage:

  • Astralis
  • Natus Vincere
  • FaZe
  • Renegades
  • ENCE
  • MIBR
  • Liquid
  • NiP

Kompetisi StarLadder Major ini dibagi ke dalam tiga stage. Pertama adalah Challengers stage, yang diadakan mulai 23 Agustus sampai 26 Agustus 2019. Di sini, 16 tim berstatus Challenger akan diadu sehingga 8 tim keluar sebagai pemenang.

Delapan tim itu akan bertanding dengan 8 tim lain yang berstatus Legends pada Legends stage, yang dimulai sejak 28 Agustus sampai 1 September. Baik Challengers dan Legends stage akan diadakan di Verti Music Hall dan menggunakan sistem Swiss, menurut laporan HLTV.org.

Delapan tim terbaik dari Legends Stage lalu akan bertanding ke Champion stage, yang akan diadakan pada 5 September sampai 8 September. Champion Stage akan diadakan di Mercedes-Benz Arena.

Juara satu dari kompetisi ini akan mendapatkan hadiah sebesar USD500 ribu, juara dua USD150 ribu, dan juara tiga USD70 ribu. Sementara tim yang ada di peringkat lima sampai delapan akan mendapatkan hadiah sebesar USD35 ribu.

Sekilas Pandang Sisi Bisnis dari Aura Esports

Seiring dengan booming industri esports, tak heran jika ada banyak orang yang ingin turut terjun ke dalamnya. Membuat organisasi esports menjadi salah satu pilihan bisnis yang bisa dilakukan. Kalau dibandingkan dengan olahraga tradisional, memiliki organisasi esports ini mirip seperti memiliki sebuah klub sepakbola.

Setelah cerita sukses RRQ dan EVOS di Indonesia, ditambah dengan Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire yang membuat gaming jadi mainstream, membuat banyak pihak jadi semakin tertarik bersaing menjadi organisasi esports terbesar di Indonesia. Salah satu dari mereka adalah, Aura Esports.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Yabes Elia
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Yabes Elia

Selasa kemarin (30 Juli 2019), Aura Esports baru saja mengadakan gelaran jumpa fans di Starium CGV Grand Indonesia, dengan divisi Free Fire. Ini adalah gelaran meet and greet pertama Aura Esports, namun ternyata gelaran ini sudah cukup ditunggu-tunggu, dan dihadiri oleh ratusan penggemar yang tak sabar bertemu sang idola.

Namun, disela-sela riuh rendah para penggemar yang bertemu sang idola, acara ini juga dihadiri oleh Daniel, co-founder serta Chief Marketing Officer Aura Esports, serta Christopher Djajaco-founder yang saat ini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO).

Dalam sebuah sesi wawancara, tim redaksi Hybrid bicara banyak hal dengan Christopher, salah satunya adalah soal latar belakang bisnis sang co-founder. Kalau Anda membaca wawancara kami dengan CEO RRQ, Andrian Pauline, Anda tentu sudah tahu, bahwa tim RRQ merupakan bagian dari bisnis MidPlaza Holding.

Sumber: Aura Esports Official Media - Edit Akbar Priono
Sumber: Aura Esports Official Media – Edit Akbar Priono

Lalu bagaimana dengan Aura Esports? Christopher Djaja, sebelum terjun ke esports, memang sempat punya beberapa pengalaman bisnis. “Saya memang punya startup background. Pernah mencoba bisnis di bidang F&B, advokasi, dan lain sebagainya. Jadi, hasil dan pengalaman bisnis sebelumnya yang sudah terkumpul kami gunakan untuk membangun Aura Esports.” ujar Christopher.

Lebih lanjut membahas latar belakang, Christopher juga secara singkat menjelaskan soal latar belakang keluarganya yang juga menyokong bisnis Aura Esports. “Kami sendiri juga mendapat dukungan dari bisnis keluarga, yaitu Wicaksana Group, yang adalah pelaku bisnis di bidang distribusi dan PT. Jakarana Tama, merupakan bisnis terbesar ketiga dalam bidang mi instan serta makanan kalengan.” Ucap Christopher menjelaskan.

Sumber: Christopher Djaja Linked In
Christopher Djaja (Kanan) CEO Aura Esports, yang juga sempat menjadi startup founder dan punya ragam pengalaman bisnis. Sumber: Christopher Djaja Linked In

Wicaksana Group atau PT. Wicaksana Overseas International Tbk. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan logistik. Dalam hal perdagangan, unit usaha yang jadi fokus dari perusahaan ini adalah makanan ringan, minuman, susu bubuk, mie instan, kosmetik, obat-obatan, sepatu, minyak goreng, dan lain sebagainya.

Sementara itu PT. Jakarana Tama atau dikenal dengan jenama Gaga Foods merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan instan. Produk-produk unggulan dari Gaga Foods termasuk mie instan yang mungkin selama ini juga sudah Anda kenal, berbagai makanan instan, serta makanan kalengan seperti ikan sarden.

Hal ini tentu menambah peta persaingan organisasi esports di Indonesia. Apalagi dengan penambahan sponsor, Kacang Garuda, dan rekanan baru, CGV, Aura Esports akan jadi penantang berat di dalam persaingan bisnis organisasi esports di Indonesia.

Akhirnya, jika melihat kawasan-kawasan lain yang tumbuh subur ekosistem esports-nya, mereka memiliki teladan alias studi kasus dari industri yang lebih dulu dewasa untuk digunakan formulanya. Misalnya, Amerika Serikat yang jadi kiblat industri hiburan dunia bisa mengimplementasikan rumusnya ke industri esports di sana. Eropa juga punya ekosistem sepak bola yang matang yang bisa dicontoh oleh para pelaku esports. Sedangkan Tiongkok dan Korea Selatan memiliki industri game yang sudah mendunia dan berkaitan erat dengan industri esports itu sendiri.

Di Indonesia, sayangnya, kita tidak bisa menjadikan industri-industri tadi sebagai teladan karena perkembangannya yang lamban. Untungnya, kami di Hybrid percaya bahwa industri esports Indonesia bisa meneladani industri startup kita yang punya banyak cerita sukses dalam waktu singkat. Sedangkan salah satu ciri khas dari industri startup kita yang memang layak diteladani adalah soal keterbukaan sumber investasi, seperti yang dilakukan oleh Aura Esports kali ini.

Street Fighter V dan Konten Season 3 Bisa Dinikmati Gratis di Bulan Agustus 2019

Saat Street Fighter V meluncur di awal 2016, banyak orang mengeluhkan minimnya konten dan pilihan karakter, serta sejumlah kendala teknis yang mengurangi kualitas pengalaman bermain. Akibat masalah-masalah itu, penjualan Street Fighter V gagal mencapai target yang Capcom tetapkan. Menariknya, hal ini punya dampak positif: developer terpanggil untuk meluncurkan permainan secara lebih lengkap lewat Arcade Edition.

Kini, Street Fighter V merupakan salah satu judul esport fighting terfavorit. Dan ada kabar gembira jika Anda, seperti saya, ingin mencobanya namun masih ragu buat membelinya atau Anda bermaksud buat lebih dulu mencari tahu seberapa bersahabat komunitasnya. Lewat akun Twitter resmi Street Fighter, Capcom mengumumkan agenda untuk menggratiskan game selama kurang lebih 10 hari.

Gerbang akses gratis bermain Street Fighter V akan dibuka pada tanggal 1 Agustus dan berakhir di 11 Agustus 2019. Menariknya, Capcom tak hanya mempersilkan kita menikmati konten dasar saja, tapi juga menyertainya bersama seluruh karakter Season 3. Itu artinya, kita disuguhkan lebih dari 20 pilihan petarung – beberapa adalah nama-nama familier dan ada pula tokoh-tokoh baru. Ini dia daftar lengkapnya:

  • Birdie
  • Cammy
  • Chun-Li
  • Dhalsim
  • F.A.N.G.
  • Karin
  • Ken
  • Laura
  • M. Bison
  • Nash
  • Necalli
  • R. Mika
  • Rashid
  • Ryu
  • Vega
  • Zangief

Karakter di DLC Season 3:

  • Blanka
  • Cody
  • Falke
  • G
  • Sagat
  • Sakura

Di versi cuma-cuma ini, kita tidak bisa memilih tokoh-tokoh Season 1 dan 2 semisal Alex, Guile, Abigail serta Akuma. Jika kebetulan sudah mempunyai permainan, Anda bisa memainkan petarung-petarung Season 3 hingga periode free trial usai. Selain itu, kita juga dipersilakan menikmati mode story serta mengumpulkan kredit in-game. Semua progres tersebut akan tersimpan dan bisa dilanjutkan begitu Anda memutuskan untuk membeli game.

Walaupun usianya sudah menginjak tiga tahun lebih, Street Fighter V ialah salah satu permainan esports genre fighting terpopuler saat ini. Ambil contohnya di turnamen EVO 2019. Street Fighter V menempati urutan kedua dengan peserta terbanyak (di belakang Super Smash Bros. Ultimate), melampaui Tekken 7, Mortal Kombat 11, Dragon Ball FighterZ serta Soulcalibur 6.

Street Fighter V versi gratis tersaji di dua platform, yaitu PC via Steam serta PlayStation 4. Jika tertarik membelinya, Capcom menawarkan permainan dalam beberapa pilihan edisi: standar, Arcade Edition (plus konten Season 1 dan Season 2), serta Arcade Edition Deluxe (semua konten yang ada sejauh ini). Tersedia pula DLC berisi bundel kostum dan stage musim 2016.

Via DualShockers.

Apex Legends Preseason Invitational

Tawarkan Hadiah Hingga Rp7 Miliar, EA Gelar Apex Legends Preseason Invitational

Hype yang mengelilingi Apex Legends boleh jadi sudah mereda, tapi kita tidak boleh lupa betapa fenomenalnya game karya Respawn Entertainment tersebut ketika baru dirilis. Tak butuh waktu lama untuk mencapai 50 juta pengguna di seluruh dunia, banyak pihak mengantisipasi Apex Legends akan segera menjadi cabang esports raksasa. Akan tetapi Respawn dan EA tidak mau terburu-buru, karena mereka lebih mementingkan kualitas ekosistem Apex Legends daripada pertumbuhan setinggi-tingginya.

Saat ini Respawn dan EA tengah menjalankan program esports yang disebut sebagai Apex Legends Preseason. Sesuai namanya, program ini merupakan “pemanasan” sebelum mereka meluncurkan sirkuit kompetisi secara penuh. Apex Legends Preseason sejauh ini terdiri dari tiga event. Dua event sebelumnya adalah EXP Pro-Am Apex Legends Exhibition dan EXP Invitational – Apex Legends at X Games Minneapolis. Keduanya diselenggarakan bekerja sama dengan ESPN.

Apex Legends - Art
Sumber: Respawn Entertainment

Event ketiga kali ini adalah event pertama yang seutuhnya ditangani oleh Respawn dan EA. Berjudul Apex Legends Preseason Invitational, kompetisi ini menawarkan hadiah sebesar US$500.000 (sekitar Rp7 miliar) dan akan digelar di Krakow, Polandia. Waktu pelaksanaannya jatuh pada tanggal 13 – 15 September mendatang.

Sebagai turnamen invitational, EA membatasi siapa saja yang dapat menjadi peserta. Pemain dari seluruh dunia boleh mengajukan diri untuk berpartisipasi dengan cara mengirim email ke ApexLegendsPreseason@ea.com, sambil mencantumkan ID Origin mereka. EA menyediakan slot partisipan sebanyak 80 tim. Peraturan selengkapnya dapat Anda baca dalam situs resmi Apex Legends.

Apex Legends - Preseason Calendar
Apex Legends Preseason Calendar | Sumber: EA

“Ketika kami mendirikan EA Competitive Gaming Division, kami memiliki visi untuk menjadikan semua pemain kami bintang, seiring kami membangun pertunjukan hiburan yang menarik jutaan pemain dan penonton,” kata Senior Vice President dan GM Competitive Gaming Division EA, Todd Sitrin, dilansir dari The Esports Observer.

“Hari ini kami resmi mengembangkan EA Competitive Gaming dengan penambahan Apex Legends, peraih salah satu peluncuran game terbesar dalam sejarah yang terus diperkuat oleh komunitas global yang penuh gairah. Apex Legends Preseason Invitational adalah langkah kunci berikutnya dalam perjalanan esports kami,” lanjutnya.

Selain peluncuran turnamen-turnamen Preseason, EA juga telah merancang panduan baku bagi para organizer di komunitas. EA menghargai semangat para penggemar Apex Legends, dan memperbolehkan siapa saja mendirikan turnamen tanpa izin resmi oleh EA, asalkan memenuhi beberapa syarat. Contohnya, turnamen tersebut boleh mengandung monetisasi, namun hanya sebatas menutup biaya event, bukan untuk mencari keuntungan komersial.

Apex Legends - Art 2
Sumber: EA

Organizer juga tidak boleh menggunakan artwork, logo (termasuk logo game), trademark, serta nama Electronic Arts dan Respawn Entertainment untuk mempromosikan turnamen. Apalagi menunjukkan seolah-olah turnamen tersebut berafiliasi dengan EA. Ditambah lagi, turnamen itu juga tidak boleh melibatkan partner yang berkaitan dengan produk minuman alkohol, rokok, judi, politik, dan sebagainya. Masih banyak lagi aturan lain yang tertuang dalam Community Tournament Guidelines ini.

Meski terkesan bergerak lambat, EA dan Respawn tampaknya memang serius ingin menggarap Apex Legends menjadi ekosistem esports yang solid. Aturan-aturan yang ketat seperti ini pun dibuat dengan tujuan untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal tak diinginkan yang dapat mencoreng nama baik EA atau memunculkan masalah di ranah hukum. Kita lihat saja dalam 1 – 2 tahun ke depan, akan seperti apa perkembangan esports Apex Legends di bawah naungan EA.

Sumber: Electronic Arts, The Esports Observer

Cara Merekam Layar Komputer dengan Aplikasi VSDC

Untuk urusan yang satu ini, barangkali Anda banyak mendapatkan rekomendasi untuk menggunakan aplikasi Camtasia, karena memang mudah digunakan dan fiturnya lumayan lengkap.

Saya sendiri juga sudah sejak lama menggunakan Camtasia. Tapi sekarang saya punya “mainan” baru yang dari pengalaman pertama berhasil membuat saya terpesona, karena sangat ringan dan lebih mudah dipakai, yaitu aplikasi VSDC yang bisa diunduh secara gratis.

  • Unduh dahulu aplikasi VSDC di sini.
  • Kemudian install dan jalankan di komputer Anda.
  • Setelah berjalan, di menu utama klik menu Screen capture.

cara merekam layar komputer dengan VSDC_1

  • Berikutnya akan muncul jendela baru seperti ini.
  • Pertama, klik menu Settings kemudian sesuaikan pengaturan yang tampak. Misalnya, Anda menginginkan kualitas dan frame yang lebih baik, Anda bisa memilih opsi Custom dan memilih format video yang pas untuk Anda. Tetapi jika Anda ragu dengan pengaturan ini, pilih saja Recommended format.
  • Selanjutnya, Anda bisa memilih folder tempat menyimpan video hasil rekaman. Caranya klik Browse kemudian pilih sendiri foldernya.

cara merekam layar komputer dengan VSDC_2

  • Setelah pengaturan disesuaikan, sekarang klik menu Video and audio sources.
  • Kemudian pilih Full desktop untuk isian Monitor number lalu terakhir klik Start recording.

cara merekam layar komputer dengan VSDC_3

  • Sampai di sini, VSDC belum merekam layar Anda. Anda perlu menyesuaikan area desktop yang direkam, caranya dengan menggeser area rekaman yang terlihat di layar. Jika sudah pas, klik tombol merah di deretan menu toolbar VSDC.

cara merekam layar komputer dengan VSDC_4

  • Nah, sekarang barulah VSDC merekam layar komputer Anda. Akan tampak pula sebuah jendela toolbar yang berfungsi untuk mengoperasikan VSDC, misalnya membuat jeda, menggambar, dan menghentikan rekaman.

cara merekam layar komputer dengan VSDC_5

  • Untuk menghentikan rekaman, selain menggunakan tombol di toolbar, Anda juga bisa menekan tuts Shift + F5.

cara merekam layar komputer dengan VSDC_6

Video akan secara otomatis tersimpan di folder yang sebelumnya sudah Anda pilih sendiri.

Gambar header Vidpromom.

Co-Founder Bridestory Kevin Mintaraga bercerita tentang kondisi perusahaan sebelum dan sesudah diakuisisi Tokopedia, termasuk kesalahan saat beroperasi

Cerita Bridestory Sebelum dan Sesudah Diakuisisi Tokopedia

Bridestory mengaku saat ini masih fokus menyelesaikan integrasi bisnis agar merchant antar kedua platform bisa cross selling satu sama lain. Menurut Co-Founder dan CEO Bridestory Kevin Mintaraga, integrasi adalah tantangan terberat dari seluruh yang ada, pasca diakuisisi oleh Tokopedia.

“Untungnya kami [Bridestory dan Tokopedia] punya kesamaan budaya dan value jadi itu bukan masalah besar. Justru di integrasi bisnisnya, ini butuh manpower dan fokus yang besar,” terangnya saat menjadi pembicara di Block71 Jakarta, kemarin (30/7).

Dia melanjutkan integrasi ini bisa membawa merchant di kedua belah pihak saling cross selling di tiap platform. Bridestory kuat di merchant yang memiliki kemampuan dan jasa, sementara Tokopedia kuat di produk fisik dan digital.

Sinergi antara keduanya bisa membawa keuntungan karena pengguna Bridestory juga bakal membutuhkan keberadaan merchant Tokopedia yang menjual gaun pengantin, perhiasan, sepatu, aksesoris, dan lainnya. Meski secara perusahaan, keduanya tetap berjalan secara independen.

Salah satu realisasi yang terlihat, saat ini kita dapat melihat produk Bridestory dalam Tokopedia dalam katalog promosi Tokopedia Wedding Week. Tentunya pengguna Bridestory bisa mendapatkan keuntungan berbelanja dengan fasilitas yang disediakan Tokopedia, seperti pembayaran dengan Ovo atau cicilan kredit.

Kevin menyebut, kehadiran Tokopedia menjadi manuver kuat untuk Bridestory melakukan strategi pemasaran jadi lebih terarah namun dengan pendekatan organik. Pihaknya juga akan perkuat SEO agar setiap kata kunci yang berkaitan dengan pernikahan, nama Bridestory bisa tampilan di halaman teratas.

Gambaran besarnya, kedua perusahaan bisa saling mempercepat realisasi untuk mendemokratisasi commerce agar terjadi pemerataan ekonomi secara digital. Apalagi, keduanya menjadi pemain terdepan dan paling kuat di bidangnya masing-masing.

“Journey kita berikutnya adalah demokratisasi commerce Indonesia, sehingga apa yang kita lakukan bisa beri dampak buat ekonomi negara.”

Sinergi yang kuat antara keduanya, sebenarnya baru ditemukan saat Kevin maupun William (CEO Tokopedia) bertemu dan berdiskusi pada tahun lalu. Rencana akuisisi, sebetulnya tidak tebersit sama sekali, aku Kevin.

Pihaknya bermaksud untuk mengajak Tokopedia jadi mitra strategis untuk bantu pengembangan bisnis Bridestory, mengingat cakupan Tokopedia sudah luas dan brand awareness-nya yang cukup tinggi. Dia mengklaim posisi Bridestory saat itu sudah mencapai profit.

Meskipun demikian, sepanjang diskusi berlangsung banyak ditemukan sinergi yang justru dianggap akan lebih cepat banyak hal yang bisa terjadi ketika posisinya diakuisisi, bukan sebagai mitra strategis.

“Kita approach tahun lalu untuk bertemu William, tujuannya buat ngajak strategic partnership, enggak buat akuisisi. Tapi setelah ngobrol banyak, makin banyak sinergi yang bisa terjadi dan bisa diakselerasi bila jadi bagian Tokopedia.”

Posisi Kevin kini juga menempati sebagai VP Tokopedia. Keseharian bisnis Bridestory sepenuhnya diserahkan ke Co-Founder Bridestory Doni Hanafi yang kini menjadi COO. Dia pun juga menegaskan komitmennya untuk tetap berada di Bridestory.

Ini adalah kedua kalinya perusahaan yang didirikan Kevin diakuisisi oleh perusahaan besar. Sebelumnya, agensi Magnivate yang didirikannya (kini bernama Mirum Indonesia), diakuisisi penuh oleh WPP di tahun 2012.

Kesalahan Bridestory

Kevin juga menceritakan perjalanan Bridestory sejak awal berdiri sampai sekarang. Menurutnya, kesalahan terbesar yang dilakukan Bridestory adalah terlalu fokus pada pertumbuhan dengan akuisisi berbagai vendor dan ekspansi bisnis pasca mendapat investasi tahap awal.

Saat itu, perusahaan memang mendapat pertumbuhan traksi yang fantastis. Jumlah vendor yang memanfaatkan keanggotaan Bridestory tumbuh pesat. Periode keanggotaan yang ditawarkan sampai setahun. Mereka mendapatkan fasilitas dari Bridestory.

Angka tersebut dibawa ke investor sampai akhirnya mendapat kucuran investasi Seri A kemudian lanjut ke Seri B. Akan tetapi, karena terlalu fokus ke pertumbuhan, pihaknya sampai lupa untuk mempertahankan konsumen yang ada.

Akhirnya banyak vendor yang memutuskan untuk berhenti berlangganan atau tidak memperpanjang keanggotaannya, karena dirasa tidak memberikan dampak bagi bisnis.

“Dari kesalahan itu, akhirnya di 2016 kita ubah cara kita melakukan monetisasi dan fokus untuk sustainable.”

Kevin pun memberi tips untuk para founder startup yang ingin tetap fokus di bisnis yang niche. Menurutnya, pada tahap awal founder fokus perkuat segmen niche tersebut dengan riset pasar untuk membaca potensinya dan identifikasi calon pasar.

Ini akan memberi basis dasar yang kuat dalam mengembangkan startup niche. Founder bisa mencari investor yang berminat untuk investasi tahap awal karena biasanya yang dicari adalah tim, market size, dan ide.

Berikutnya, setelah menjadi cukup dominan di pasar, founder bisa fokus ke vertikal lainnya. Bridestory dalam hal ini mengembangkan Parentstory sebagai vertikal bisnis yang berbeda.

“Setelah seed round ke atas, investor pasti melihat unit economics-nya sebagai metriknya karena fokusnya adalah akselerasi pertumbuhan,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here