Tim creative productionGLHF untuk pertama kalinya mengadakan turnamen esports VALORANT. Gelaran yang bertajuk GLHF Open Cup VALORANT 2020 akan bergulir di pertengahan bulan Juli 2020 mendatang.
Lebih jauh lagi, tujuan diadakannya turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020 adalah bentuk antusiasme GLHF dan dukungan terhadap skena dan gamers VALORANT di tanah air. Dengan adanya turnamen yang digelar secara rutin, tentunya VALORANT akan berkembang lebih pesat dan diterima oleh komunitas gamers secara luas. Tidak menutup kemungkinan juga, gelaran ini memunculkan talenta baru esports VALORANT.
Berikut adalah beberapa detail yang perlu diperhatikan untuk mendaftar:
Registration period: 29 Juni – 8 Juli 2020 Matchday: 17-19 Juli 2020 Technical meeting: 11 Juli 2020
Biaya Pendaftaran: Rp 150.000/Tim
Format turnamen:
Double elimination
No multi slot
Max 64 Teams
Sejauh ini, tampaknya belum ada banyak turnamen game VALORANT di Indonesia. Meskipun demikian, pada turnamen ini ada beberapa nama yang sudah menyatakan ikut berpartsipasi. Salah satu di antara peserta yang sudah mendaftar adalah, Kevin “Eeyore” Gunawan, pemain yang sudah malang melintang di skena internasional CS:GO. Tidak ketinggalan juga ada peserta dari kalangan streamer yang akan berpartisiapasi dalam gelaran turnamen ini.
Dalam gelaran GLHF Open Cup VALORANT 2020, sejauh ini juga didukung oleh beberapa brand. BrandRexus dengan produk peripheral sudah berpartisipasi dan akan mendukung jalannya turnamen. Tidak ketinggalan juga ada PROS Coffee bergabung sebagai partner.
Sekalipun muncul nama pro player seperti sebelumnya, turnamen ini tetap terbuka bagi siapapun, terlepas dari rank saat ini. Anda hanya perlu membayarkan biaya pendaftaran, mengumpulkan skuad berisi 5 orang anggota, dan tentu saja berlatih untuk menjadi juara.
Dengan adanya turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020, seakan memberi angin segar dan secercah harapan untuk gamers FPS yang ingin memulai karier sebagai pro player dan juga perkembangan skena esports VALORANT di Indonesia. Jangan lupa untuk menyaksikan keseruan turnamen ini yang akan disiarkan lewat kanal YouTube GLHF Production di youtube.com/glhfproduction
Disclosure: Hybrid adalah media partner turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020
Nama Supercell mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda, terutama jika sudah main mobile game sejak tahun 2012 lalu. Pengembang game mobile asal Finlandia ini dulu berhasil sukses besar berkat titel game Clash of Clans. Mengutip dari Sensortower, game tersebut bahkan masih bisa mendapatkan keuntungan sebesar 727 juta Dollar AS pada tahun 2019 lalu.
Setelah berhasil dengan Clash of Clans, Supercell mulai kembangkan sayap mereka dengan rilis game-game terbaru, Brawl Stars jadi salah satunya. Rilis sejak 2018 lalu, game ini berhasil tuai kesuksesan yang sama, berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar 422 juta dollar AS di tahun 2019. Berkat kesuksesan tersebut, mereka kini mencoba untuk ekspansi ke pasar Tiongkok.
While all eyes are on Horus Bo, I am beyond excited to let you know that we've just announced that @BrawlStars will be officially release in China 🇨🇳 on June 9th! 🔥
Walaupun terhitung telat rilis di Tiongkok, namun kesuksesan tersebut lebih besar jika dibanding titel milik Supercell lainnya. Masih dari Sensortower, pendapatan pekan pertama Brawl Stars di Tiongkok bahkan menyalip pendapatan pekan pertama perilisan Clash Royale yang cuma berhasil mengantongi 9,4 juta dollar AS pendapatan saja.
Memang Tiongkok merupakan salah satu pasar game terbesar dunia. Mengutip dari salah badan riset Niko Partners, dikatakan bahwa pasar game Tiongkok diproyeksi akan memiliki pendapatan sebesar 41,5 juta dollar AS, dan diproyeksi memiliki 767 pemain game pada tahun 2023. Namun pasar game di Tiongkok memiliki tantangannya tersendiri terutama dari regulasi pemerintah.
Setelah berhasil menggelar konferensi pengembangan produk secara offline selama tiga tahun berturut-turut, kali ini Tech in Asia akan menggelar Product Development Conference secara online (PDC’20 Virtual). Konferensi ini akan diselenggarakan dengan tema “Pivoting Product in Pandemic”.
Conference Content Lead PDC’20 Virtual Meirissa Farah Fhonna mengatakan, tujuan digelarnya konferensi ini untuk membantu para penggiat produk dalam membangun produk yang scalable, serta mampu melakukan pivot agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.
“Pada PDC’20 Virtual kali ini, Tech in Asia akan menghadirkan sejumlah praktisi pengembang produk dari Asia Tenggara, Tiongkok, hingga Silicon Valley untuk berbagi insight dan best practice tentang cara mengembangkan produk teknologi di masa-masa sulit seperti saat ini,” ucap Meirissa.
Konferensi virtual pengembangan produk pertama di Asia ini akan diselenggarakan selama empat hari dengan dua fokus utama yakni tanggal 1-2 Juli 2020 untuk seri Indonesia, dan 8-9 Juli 2020 seri regional.
Melalui PDC’20 Virtual, Tech in Asia akan menghadirkan lebih dari tiga puluh sesi menarik dari para praktisi pengembangan produk. Seluruh sesi penuh insight tersebut akan dikemas ke dalam enam track berikut:
Product Development,
Research & Analytics,
Product Management,
Product Leadership,
Product Design, dan
Product Marketing.
Sejumlah pembicara telah mengonfirmasi kehadiran mereka dengan membawakan berbagai topik menarik seperti:
James Mayes (CEO Mind The Product) – Improving Communications to Build More Lovable Products,
Pablo Sanz Salcedo (Head of Product AirAsia) – AirAsia Tech Pivot,
Kunwar Asheesh Saxena (Co-Founder & CTO RedDoorz) – Managing a Travel Product in Uncertain Times,
Alfonsius P. Timboel (Chief Product Officer Halodoc) – Executing Product in The Middle of Uncertainty, dan
Pria Purnama (CTO Kata.ai) – How to Accelerate Engineering Productivity During Pandemic.
Melalui PDC’20 Virtual, peserta akan mengikuti sesi dari pembicara secara live. Namun, seluruh sesi ini dapat diakses kembali selepas acara, kapan dan di mana pun. Konferensi ini juga memberikan peserta kesempatan untuk membangun relasi. Melalui fitur yang tersedia, para peserta tetap dapat berinteraksi dengan peserta lain yang berasal dari berbagai kalangan di Asia Tenggara.
Dengan adanya konferensi ini, para penggiat produk digital diharapkan dapat membuat produk yang bisa melayani kebutuhan pasar yang masif dengan dukungan teknologi. Selain itu, produk digital juga didorong untuk beradaptasi agar mampu menjadi solusi yang tepat bagi para penggunanya. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi pdc.techinasia.com.
–
Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk Product Development Conference 2020 Virtual
Fenomena populernya genre gamebattle royale beberapa tahun terakhir ini seolah menjadi bisnis yang menjanjikan. Dalam rentang beberapa waktu terakhir bermunculan deretan game yang terbilang sukses di pasaran seperti Apex Legends, PUBG, Forntnite, dan masih banyak lainnya. Tidak hanya menumbuhkan komunitas gamers yang baru, tetapi game-game tersebut secara bertahap memberi pengaruh dan turut membentuk skena esports secara global.
Lebih jauh mengenai Ubisoft, tampaknya mereka tengah mencoba peruntungan yang baru. Ubisoft diketahui hampir selesai menggarap game berjudul Hyper Scape yang juga mengusung genre battle royale. Menurut sejumlah info yang beredar, nantinya akan ada sesi beta test yang dibuka di awal dan pertengahan bulan Juli 2020 mendatang.
Sources: today Ubisoft will tease a new game code-named "Prisma Dimensions", which is actually a new AAA multiplayer fast-paced FPS Battle Royale from Ubisoft Montreal (R6, AC) named Hyper Scape pic.twitter.com/2hza3P7rz1
Sebelumnya Ubisoft sudah pernah merilis Rainbow Six Siege. Ubisoft dapat dikatakan masih baru dalam urusan skena esports (link). Game yang dirilis lebih dari 4 tahun yang lalu, cukup laku di pasaran. Hal itu membuat Ubisoft perlahan membidik potensi pasar esports di masa depan melalui gamenya. Skena kompetitif Rainbow Six Siege di dunia terbilang cukup solid dan aktif. Game yang dikemas dengan tema strategi yang fast paced, bisa memberi warna baru dari genre FPS yang sudah lebih lama ada.
Adapun tema counter terrorism operation atau militer sangat melekat dengan game-game besutan Ubisoft. Memperkenalkan ide yang baru, game Hyper Scape nanti akan berbalutkan setting yang futuristik. Berdasarkan concept art yang beredar, Hyper Scape menunjukkan bentangan lanskap perkotaan bermandikan cahaya lampu neon berwarna-warni.
Untuk melakukan pendaftaran beta test Anda dapat beralih ke laman Prisma Dimensions. Sampai saat ini masih diperlukan kesabaran tingkat tinggi untuk mendapatkan konfirmasi pendaftaran beta test dan pembagian test key. Sekalipun belum ada informasi pasti kapan beta test dan peluncuran akan dilakukan, beberapa streamer sudah membuat konten dan mengantisipasi kehadiran game Hyper Scape.
Dengan beberapa alasan yang bisa dibayangkan, mungkin saja Ubisoft memberikan perhatian lebih kepada hubungan game dan streamer. Streamer yang aktif akan menambahkan exposure dan secara langsung terlibat mebangun kedekatan dengan khalayak gamers yang lebih luas. Hyper Scape berpontensi untuk berkembang secara pesat dikarenakan termasuk free to play game.
Sebagai penutup, sejak lama Ubisoft terkenal sebagai studio game AAA, bersiaplah untuk disuguhkna tampilan grafis yang memukau. Pastikan juga Anda melakukan upgrade hardware untuk pengalaman bermain game yang maksimal. Di sisi lain ada juga kemungkinan Hyper Scape akan mempunyai fitur crossplay.
Pandemi masih belum jelas kapan akan berakhir, sementara tahun ajaran baru sudah di depan mata. Pemerintah sendiri belum membuat kebijakan baru terkait persoalan ini. Beberapa provinsi yang dalam zona hijau tampak sudah mulai bersiap menyambut tahun ajaran baru 2020-2021.
Bank Mandiri merilis aplikasi Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet) khusus menyasar pengusaha mikro. Melalui aplikasi tersebut, pengajuan kredit hanya akan membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, aplikasi ini adalah bagian dari inovasi perseroan dalam mendongkrak kredit mikro produktif di tengah pandemi. Proses pengajuan jauh lebih cepat karena nasabah tidak perlu direpotkan dengan permintaan data dan dokumen.
Aplikasi didesain untuk tenaga pemasar internal Bank Mandiri sehingga tidak bisa diunduh oleh publik melalui App Store atau Play Store. Nasabah yang butuh kredit bisa menghubungi agar langsung didatangi oleh tim dan langsung diajukan melalui aplikasi tersebut.
Nasabah, lanjut Royke, juga tidak perlu mendatangi kantor cabang Bank Mandiri untuk mengajukan kredit mikro. Sebab, melalui aplikasi ini, tenaga pemasar mikro Mandiri yang saat ini berjumlah lebih dari 6.700 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, dapat memproses kredit langsung dari lokasi nasabah berada.
“Melalui aplikasi ini, tenaga pemasar mikro dapat langsung memproses pengajuan kredit melalui smartphone kepada nasabah dalam waktu lebih cepat, yaitu hanya 15 menit setelah tenaga pemasar mengajukan data debitur melalui Mandiri Pintar,” ujar Royke dalam keterangan resmi, kemarin (30/6).
Dalam tahap pengembangannya, Mandiri Pintar baru dapat menerima nasabah existing untuk pengajuan pinjaman dengan limit Rp100 juta. Meski demikian, nantinya aplikasi tersebut akan diperluas cakupannya untuk menyasar nasabah baru.
Sejak tahun 2008, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR kepada sekitar 1,65 juta Debitur dengan jumlah kredit mencapai Rp97,65 triliun. Selain KUR, selama tahun 2020, Bank Mandiri juga telah menyalurkan KUM (kredit usaha mikro) kepada 301.453 Debitur dengan nilai sebesar Rp13,2 triliun.
Digitalisasi dipercepat
Pandemi membuat semua perusahaan mempercepat proses digitalisasi agar bisnis lebih efisien dan memperluas cakupan bisnis. Inovasi dari Bank Mandiri, tentunya bukan satu-satunya yang dilakukan perbankan Indonesia untuk menjangkau lebih banyak nasabah baru dengan proses lebih singkat.
Sebelumnya, dengan konsep yang mirip BRI yang membuat aplikasi Brispot. Aplikasi tersebut dikhususkan untuk tenaga pemasar atau Mantri BRI untuk memproses pinjaman mikro secara digital tanpa dokumen fisik. Karena tetap mengedepankan konsep kehati-hatian, maka model penyaluran kredit dan assessment dari bank berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh pemain fintech lending.
Di sisi lain, pemain fintech lending dan institusi keuangan konvensional terus memperkuat kerja sama melalui program channeling dan assessment terhadap credit scoring atau alternative scoring dalam menyalurkan pinjaman.
Beberapa kerja sama tersebut di antaranya, Investree bersama Bank Danamon, BRI Syariah dan BRI, untuk loan channeling. Lalu, kerja sama serupa antara Akseleran dengan Mandiri Tunas Finance. Selanjutnya, Modalku dan Bank Sinarmas yang bertindak sebagai pemberi pinjaman institusi serta BCA untuk loan channeling, dan masih banyak lagi kerja sama sejenis. Bagi kedua belah pihak model ini tentunya saling menguntungkan satu sama lain.
Jakarta menempati urutan kedua dari 100 kota di seluruh dunia dalam daftar “emerging startup ecosystem” menurut laporan tahunan Global Startup Ecosystem Report (GSER) yang dipublikasi Startup Genome.
Peringkat teratas ditempati oleh Mumbai. Setelah Jakarta, ada Zurich, Helsinki, dan Guangzhou. Peringkat Jakarta tertinggi dibandingkan negara tetangga lainnya di Asia Tenggara, seperti Kuala Lumpur (11), Manila (urutan 31-40), Bangkok (51-60), dan Ho Chi Minh City (71-80).
Startup Genome merilis daftar ekosistem kota-kota ini untuk pertama kalinya sebagai bagian dari laporan GSER dalam rangka menyoroti area metropolitan yang mendapatkan relevansi dan berdampak pada ekonomi dengan cara yang bermakna.
Dalam tiap laporannya, Startup Genome umumnya menampilkan posisi kota yang masuk dalam daftar global startup ecosystem. Nama-nama kota yang masuk dalam posisi teratas relatif masih sama. Misalnya, Silicon Valley, New York, London, Beijing, dan Boston masuk dalam urutan lima besar secara berurutan.
Startup Genome mencatat hampir dua kali lipat jumlah ekosistem yang dipelajari sejak 2019, menilai lebih dari 270 ekosistem di lebih dari 100 negara untuk peringkat 30 teratas secara global dan runner up.
Dalam menyusun peringkat, Startup Genome menggunakan metodologi yang fokus pada faktor-faktor yang lebih relevan dengan wilayah yang mulai mencapai investasi dan inovasi tingkat tinggi.
Secara keseluruhan, laporan ini menggabungkan sejumlah sumber data untuk menentukan peringkat ekosistem, termasuk data dari Crunchbase, Orb Intelligence, PitchBook, Dealroom, dan mitra lokal dari tiap wilayah.
Mereka juga mencampur data dari internal yang diambil dari wawancara bersama lebih dari 100 pakar, ditambah data dua tahun hasil survei yang mengambil lebih dari 10 ribu responden tiap tahun.
Startup Genome menggabungkan data untuk menghasilkan empat skor utama yang memeringkat kinerja, pendanaan, jangkauan pasar, dan talenta dari tiap kota dalam skala satu hingga 10.
Mumbai yang masuk ke peringkat pertama dari urutan ini, mencetak skor 10 pada masing-masing faktor tersebut. Sementara Jakarta, hanya talenta yang menempati skor 9 dibandingkan skor metrik lainnya yang menempati skor 10.
Bersamaan dengan peringkat ekosistem yang muncul, Startup Genome juga membagi peringkat dari tiap kota berdasarkan nilai total ekosistem dan pendanaan tahap awal. Jakarta masuk dalam posisi teratas dengan nilai ekosistem $26,3 miliar, disusul Guangzhou ($19,2 miliar), dan Kuala Lumpur ($15,3 miliar).
Pun untuk metrik pendanaan tahap awal, Jakarta menempati posisi teratas dengan sekitar $845,9 juta diinvestasikan untuk startup tahap awal berdasarkan estimasi dari 2017-2018. Posisi kedua ditempati oleh Barcelona dengan nilai investasi $472,7 juta.
Laporan Startup Genome hanya melihat ekosistem dari tiap kota yang menjadi ibu kota suatu negara. Jika merujuk pada laporan lainnya, seperti StartupBlink menyebutkan peringkat Indonesia merosot ke-54 dari tahun sebelumnya ke-41.
Jakarta masuk ke dalam urutan ke-41 dari seluruh kota di dunia yang peringkatnya merosot pula sebanyak dua peringkat. Wajar jika Jakarta masih menjadi kota terdepan dalam mendukung ekosistem startup, kota-kota lainnya masih mengejar karena butuh faktor pendukung.
Laporan lain yang disusun oleh East Ventures – Digital Competitiveness Index bisa menjadi acuan lain untuk mendorong ekosistem ekonomi digital masing-masing wilayah di Indonesia jadi lebih bersaing. Di sana juga menyebutkan Jakarta menjadi provinsi dengan indeks tertinggi (79,7), sementara Papua menempati urutan terakhir (17,7).
Pendukung ekosistem
Ketika ekosistem dari kota ini berkembang, semua perusahaan tahap awal saling bersaing secara global. Maka, dibutuhkan peranan penting dari ekosistem pendukung untuk memuluskan rencana ke depan.
Seluruh informasi tersebut bisa meniru dari para pemimpin ekosistem global agar masing-masing ekosistem bisa memperkuat di mana letak kekuatan mereka. Startup Genome merekomendasikan lima hal.
Mulai dari founder teknologi untuk penggerak pertama dan awal secara global atau regional. Contoh terdekatnya adalah Silicon Valley, Boston, dan Seattle. Kedua, hub bisnis global yang menjadi penggerak bisnis dan pusat keuangan global, contohnya adalah London, New York, dan Singapura.
Ketiga, pusat talenta R&D untuk produksi teknologi, contohnya adalah Tel Aviv dan Stockholm. Keempat, pasar besar yang dilindungi, misalnya Beijing, Shanghai, dan Jakarta. Terakhir, tempat kreatif kosmopolitan yang mengedepankan keterbukaan dan kualitas hidup, seperti di Berlin dan Melbourne.
Rekomendasi lainnya
Laporan Startup Genome dapat diarahkan untuk semua stakeholder dalam ekosistem startup, baik dari startup itu sendiri, para investor, dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Kondisi pandemi global tentunya menghantam perekonomian yang menjalar ke berbagai lini bisnis, termasuk startup.
Perusahaan teknologi global dengan ketersediaan banyak dana, bisa sukses untuk pivot saat pandemi, di sisi lain banyak startup lain yang sedang kesusahan. Pendanaan global dikatakan turun hingga 20% sejak Desember 2019.
Dari hasil surveinya, pada pertengahan tahun ini lebih dari 40% startup global berada dalam kondisi “zona merah” ketika berbicara soal ketersediaan dana segar. Artinya, mereka hanya ada beberapa bulan untuk bertahan hidup atau runway yang pendek.
Jika mereka tidak berhasil membalikkan kondisi, mereka terpaksa harus tutup. Begitupun untuk startup yang sudah mendapat pendanaan minimal Seri A atau ke atas, sepertiganya hanya punya runway sampai enam bulan. Kondisi untuk melakukan penggalangan pendanaan jadi jauh menantang.
Oleh karenanya, Startup Genome merekomendasikan perlunya kehadiran pemerintah untuk menginjeksi startup tersebut agar dapat beroperasi. Bahwasanya, startup diyakini dapat membantu proses pemulihan ekonomi, punya andil banyak untuk melipatgandakan nilai ekonomi di tiap industrinya, dan mampu menggiring ekonomi pasca krisis tetap kompetitif.
“Tanpa startup, teknologi, finansial, kesehatan, dan industri lainnya akan tetap stagnan. Siapa yang ingin hidup di dunia yang di mana sistem perbankan didominasi oleh beberapa pemain, sehingga bisnis dan konsumen tidak punya alternatif lain untuk mengelola uangnya,” tulis dalam laporan tersebut.
“Ketika startup berkembang dan menjadi pemain penting di industrinya, akan membawa nilai lebih dan martabat di dalam ekosistem kota di mana mereka beroperasi,” sambungnya.
Rekomendasi yang bisa diambil pemerintah, menurut Startup Genome adalah merancang pendanaan yang efektif. Pola ini sudah diterapkan di Inggris yang membuat Coronavirus Future Fund. Pendanaan ini spesifik menargetkan startup yang masih pra-revenue dan pra-profit yang mengandalkan penyertaan saham dan surat utang dari pemerintah dengan kisaran kebutuhan $150 ribu sampai $6 juta.
Atau melindungi talenta berbakat, misalnya yang dilakukan pemerintah Uni Emirat Arab yang memperpanjang visa untuk warga asing yang menetap tanpa tambahan biaya.
PC gaming isn’t dead.Bisa jadi itu salah satu hal yang dipercaya oleh LINE saat memutuskan untuk melebarkan sayapnya ke PC gaming. 29 Mei 2020 yang lalu, LINE POD resmi dirilis di Taiwan, Thailand, Indonesia, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
LINE POD (Play-on-Desktop) adalah sebuah platform solusi satu pintu untuk bermain game PC dan mobile di komputer desktop yang ditujukan untuk memberikan pengalaman bermain yang lebih seru bagi para pengguna LINE.
Menariknya lagi, saat dirilis, LINE POD juga sudah tersedia dalam berbagai bahasa; yaitu bahasa Inggris, Thailand, Mandarin, dan Indonesia. Anda tinggal mendaftarkan akun LINE untuk mengakses LINE POD lewat aplikasi LINE untuk PC. Selain itu, Anda juga bisa mengakses platform ini dengan menggunakan launcher LINE POD.
Menyambut gempita peluncuran, LINE POD menampilkan berbagai aktivitas menarik yang bisa diikuti oleh para gamers. Misalnya di game Free Style yang mengadakan “God of Dice” dan “Flight with Joycity,” yang memungkinkan pemain untuk mendapatkan hadiah dengan memainkan gim mini atau menyelesaikan misi.
Lalu ada pula game Rebirth Online yang berencana untuk mengadakan ajang “Grand Open Special Daily Gift” yang akan menghadiahi pemain yang terhubung dengan gim sejak 25 Juni hingga 16 Juli mendatang.
Informasi lebih lanjut terkait berbagai ajang ini bisa ditemukan di situs LINE POD (https://pod.game.line.me/).
Fitur open chat
Salah satu fitur yang ditawarkan dari LINE POD adalah “open chat” yang memungkinkan penggunanya saling bertukar pesan ataupun berbicara dengan kawan-kawan sekaligus membangun komunitas gaming. LINE POD yang bisa diunduh gratis ini juga akan menawarkan sejumlah paket dan item in-game yang bisa dibeli dengan menggunakan Koin POD lewat POD Store (dengan pembayaran microtransaction, e-wallet, kartu kredit, ataupun transfer bank).
Daftar game saat rilis
Saat awal dirilis, sudah ada beberapa game yang diumumkan oleh LINE. Free Style, ArcheAge, Hunter’s Arena: Legends, dan Rebirth Online akan dirilis eksklusif di LINE POD. Free Style adalah game permainan bola basket jalanan yang menawarkan permainan 3 lawan 3 skill-based. Sedangkan ArcheAge adalah game sandbox MMORPG yang memberikan pilihan bebas bagi pemain untuk menentukan jalan mereka sendiri. Sedangkan Hunter’s Arena: Legends adalah game kombinasi antara RPG dan Battle Royale unik dari Mantisco. Sedangkan Rebirth Online adalah MMORPG dari Caret Games yang menyuguhkan grafik yang menawan dan open-world.
Masuknya LINE ke PC gaming ini menarik karena mereka juga sudah merambah ke mobile gaming sebelumnya, lewat LINE Let’s Get Rich, LINE: Gundam Wars atau sejumlah game lainnya. Selain itu, aplikasi chat LINE adalah salah satu dengan pengguna terbanyak di dunia. Kabarnya, LINE memiliki 194 juta pengguna secara global di awal tahun 2019. Sebanyak 164 MAU (Monthly Active Users) berada di Jepang, Taiwan, Indonesia, dan Thailand pada kuartal 2 2019.
Untuk mengakse LINE POD Anda bisa menuju tautan https://pod.game.line.me/ lalu pengguna bisa mendaftarkan akun LINE mereka dengan mudah kemudian mengakses platform ini secara langsung dari aplikasi LINE untuk PC atau dengan mengunduh launcherLINE POD.
Square Enix membuka lowongan baru sebagai Brand Manager di kantor cabang mereka di London, Inggris. Dalam iklan lowongan kerja yang mereka buat, Square Enix menyebutkan bahwa seorang Brand Manager akan menjadi bagian dari tim Brand dan akan bertanggung jawab dalam pengembangan Intelectual Property (IP) baru yang akan menggunakan model bisnis game-as-a-service (GAAS). Menariknya, Square Enix juga mencari orang yang paham tentang esports. Hal ini menjadi bukti bahwa mereka tertarik untuk mengembangkan ekosistem esports dari game mereka.
“Individu yang kami cari memiliki pengalaman terkait model bisnis games-as-a-service dan sektor esports. Dia akan bekerja bersama tim pengembangan, marketing, dan komunikasi untuk membuat strategi dalam mengakuisisi, mempertahankan, dan memonetisasi para pengguna,” tulis Square Enix dalam lowongan kerja mereka, dikutip dari VG247.
Square Enix juga menyebutkan, salah satu tugas Brand Manager adalah untuk merealisasikan ambisi Square Enix untuk mengembangkan esports, termasuk menjalin hubungan baik dengan komunitas esports di semua tingkat. Inilah alasan mengapa salah satu persyaratan yang Square Enix tetapkan dalam mencari Brand Manager adalah memiliki pengalaman dalam dunia esports. Idealnya, sang pelamar juga memiliki pengetahuan mendalam tentang sektor esports.
Beberapa tahun belakangan, semakin banyak perusahaan game yang menggunakan model bisnis GAAS. Ketika sebuah developer/publisher game menjadikan game sebagai layanan, mereka akan meluncurkan konten baru secara rutin. Dengan begitu, diharapkan para pemain tidak akan bosan untuk memainkan game tersebut. Memang, salah satu keuntungan dari penggunaan model bisnis GAAS adalah umur game yang lebih lama. Contoh perusahaan yang sukses menerapkan model GAAS pada game-nya adalah Ubisoft dengan Rainbow Six Siege.
Ubisoft meluncurkan Rainbow Six Siege pada 2015. Per Februari 2020, game tersebut memiliki 55 juta pemain. Sementara pada November 2016, jumlah pemain Siege hanya mencapai 10 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa Ubisoft sukses untuk membuat game buatannya semakin diminati dari tahun ke tahun. Faktanya, pada Februari 2020, jumlah pemain Siege di Steam justru mencatat rekor tertinggi. Salah satu kunci kesuksesan Ubisoft adalah esports. Mereka mengembangkan ekosistem esports dari Siege sebagi bagian dari strategi marketing mereka.
Popularitas TikTok yang luar biasa di skala global pada dasarnya menunjukkan betapa mudahnya kita terpikat oleh format video pendek. Dalam beberapa kasus, video pendek juga efektif untuk menyampaikan pesan, sebab durasi yang singkat bakal mendorong sang pembuat video untuk mencari cara mengekspresikan maksudnya sebaik mungkin.
Sebuah startup bernama Voodle bahkan melihat potensi format video pendek di ranah bisnis. Aplikasi buatan mereka menawarkan kemudahan untuk saling bertukar video pendek antar kolega. Anda boleh saja menganggapnya sebagai TikTok-nya dunia kerja, tapi tentu praktiknya tidak sesimpel itu.
Premis yang ditawarkan Voodle sebenarnya cukup sederhana: buat akun secara gratis, gabung ke suatu tim, lalu rekam video dengan durasi maksimum 60 detik. Meski begitu, eksekusinya terbilang cukup canggih. Video yang direkam itu secara otomatis akan dibuatkan transkripnya (harus berbahasa Inggris tentu saja), dan teksnya ini pun searchable, sehingga videonya mudah dijadikan referensi ke depannya.
Berbicara kepada VentureBeat, perwakilan Voodle percaya video pendek jauh lebih efektif ketimbang sesi video conference yang sering kali memakan terlalu banyak waktu. Dibanding email atau group chat, video tentu juga bisa menyampaikan pesan yang lebih jelas karena kita bisa langsung mengetahui ekspresi wajah sekaligus nada bicara seseorang.
Setelah videonya dibagikan, pengguna lain bebas menontonnya dengan atau tanpa transkrip, atau malah bisa juga dengan menampilkan transkripnya saja secara penuh. Playback speed-nya pun bisa diatur antara 1x, 1.5x, atau 2x layaknya mendengarkan podcast. Video juga dapat di-like dengan mengklik ikon bergambar hati, tapi sejauh ini belum ada cara lain untuk memberikan respon terhadap videonya.
Video yang dibuat menggunakan Voodle tentu juga bisa dibagikan ke aplikasi lain, macam Slack misalnya. Namun seperti yang saya bilang tadi, salah satu daya tarik utama aplikasi Voodle sendiri terletak pada transkrip yang searchable, memudahkan pencarian informasi-informasi yang dibicarakan oleh rekan-rekan satu tim dalam videonya masing-masing seandainya kita ketinggalan karena alasan tertentu.
Untuk sekarang, Voodle baru tersedia di platform iOS, atau bisa juga diakses lewat browser komputer. Catatan terakhir yang kurang begitu penting namun tetap menarik adalah, Voodle sebelumnya adalah startup yang bergerak di bidang VR training bernama Pixvana, yang pada akhirnya memutuskan untuk pivot beberapa bulan lalu.