Monthly Archives: January 2021

Perbandingan Spesifikasi Samsung Galaxy S21 5G, S21+ 5G, dan S21 Ultra 5G

Persis seperti generasi sebelumnya, Samsung Galaxy S21 Series 5G hadir dalam tiga model yang berbeda. Ketiganya tentu juga mengusung spesifikasi yang berbeda. Jika diamati, ketiganya bahkan juga punya sejumlah perbedaan dari segi desain.

Khusus pada Galaxy S21 Ultra 5G, tepi kiri dan kanan layarnya melengkung mengikuti kontur bodi, sedangkan pada Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G layarnya datar. Bukan hanya kelihatan lebih premium, tepi layar yang melengkung tentu juga bakal terasa lebih nyaman di genggaman, dan ini krusial mengingat Galaxy S21 Ultra 5G adalah model yang paling bongsor.

Masih seputar desain, meski ketiganya sama-sama memiliki panel belakang bertekstur matte, rupanya ada perbedaan material yang digunakan: khusus di Galaxy S21 5G, panel belakangnya ini terbuat dari bahan polikarbonat, sedangkan Galaxy S21+ 5G dan Galaxy S21 Ultra 5G sama-sama menggunakan material kaca (Gorilla Glass Victus).

Samsung Galaxy S21+ 5G

Beruntung kaca buatan Corning tersebut tetap dipercaya untuk memproteksi layar milik semua model, termasuk halnya Galaxy S21 5G. Ukuran layar masing-masing perangkat tentu berbeda: S21 5G dengan layar 6,2 inci, Galaxy S21+ 5G dengan layar 6,7 inci, dan Galaxy S21 Ultra 5G dengan layar 6,8 inci. Ketiganya sama-sama mengandalkan panel Dynamic AMOLED 2X dengan refresh rate maksimum 120 Hz, tapi ada perbedaan di resolusinya.

Untuk Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G, resolusi layar yang digunakan adalah 2400 x 1080 pixel, sedangkan pada Galaxy S21 Ultra 5G resolusinya 3200 x 1440 pixel. Khusus untuk S21 Ultra 5G, layarnya memiliki tingkat kecerahan maksimum yang paling tinggi di angka 1.500 nit, dan teknologi variable refresh rate-nya adalah yang paling canggih karena bisa turun sampai serendah 10 Hz ketika hanya sebatas menampilkan gambar statis (sehingga bisa lebih menghemat baterai). Galaxy S21 Ultra 5G juga merupakan satu-satunya model yang mendukung aksesori S Pen.

Perbandingan spesifikasi dan kamera

Samsung Galaxy S21 Series 5G

Usai membahas perbedaan dari segi desain dan layar, saatnya membahas perbandingan spesifikasi ketiganya secara mendetail. Trio S21 Series 5G ini memang sama-sama menggunakan chipset Exynos 2100 yang punya kinerja 30% lebih baik dan konsumsi daya 10% lebih irit daripada generasi sebelumnya, akan tetapi kapasitas RAM dan storage yang tersedia berbeda-beda di antara ketiganya.

Di Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G, kapasitas RAM yang tersedia cuma 8 GB dengan pilihan storage 128 atau 256 GB. Di Galaxy S21 Ultra 5G, konsumen dapat memilih dari tiga kombinasi RAM dan storage yang berbeda: 12 GB/128 GB, 12 GB/256 GB, dan 16 GB/512 GB. Dengan kata lain, varian termahal Galaxy S21 Ultra 5G punya kapasitas RAM sekaligus penyimpanan dua kali lipat lebih besar daripada varian termahal Galaxy S21 5G maupun Galaxy S21+ 5G.

Lanjut ke baterai, Galaxy S21 5G mengusung baterai berkapasitas 4.000 mAh, sedangkan Galaxy S21+ 5G dan Galaxy S21 Ultra masing-masing dengan baterai 4.800 mAh dan 5.000 mAh. Ketiganya sama-sama mendukung teknologi pengisian daya cepat dengan output maksimum 25 W, serta wireless charging dengan kecepatan 15 W.

Samsung Galaxy S21 Ultra 5G

Beralih ke kamera, Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G mengusung sistem yang identik, yang mencakup kamera utama 12 megapixel f/1.8 dengan Dual Pixel AF dan OIS, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan kamera telephoto 64 megapixel f/2.0 dengan 3x optical zoom. Di depan, ada kamera 10 megapixel f/2.2 yang juga mendukung teknologi Dual Pixel AF.

Untuk Galaxy S21 Ultra 5G, rincian keempat kamera belakangnya adalah sebagai berikut: kamera utama 108 megapixel f/1.8, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, kamera telephoto 10 megapixel dengan 3x optical zoom, dan kamera periskop 10 megapixel dengan 10x optical zoom. Keempat kameranya ini sama-sama dibekali teknologi Dual Pixel AF, dan Samsung tak lupa menyematkan sensor laser autofocus guna semakin memantapkan kinerjanya. Kamera depan Galaxy S21 Ultra 5G juga paling beda dengan resolusi 40 megapixel.

Semua model Galaxy S21 Series 5G mampu merekam video dalam resolusi maksimum 8K, akan tetapi cuma Galaxy S21 Ultra 5G yang sanggup merekam video 4K 60 fps menggunakan seluruh kameranya, termasuk kamera depannya.

Pre-order Samsung Galaxy S21 Series 5G

Samsung Galaxy S21 5G saat ini sudah dipasarkan dengan harga mulai Rp12.999.000, Galaxy S21+ 5G mulai Rp15.999.000, dan Galaxy S21 Ultra 5G mulai Rp18.999.000. Samsung juga masih membuka kesempatan bagi konsumen untuk melakukan pre-order hingga 27 Januari 2021 dengan mengunjungi www.galaxylaunchpack.com dan Samsung Store terdekat, atau partner resmi e-commerce Samsung (Blibli, JD.id, Lazada, Shopee, Eraspace, Tokopedia, Dinomarket, Bukalapak, Akulaku, atau Bhinneka.com).

Keuntungan melakukan pre-order adalah sebagai berikut:

  • Setiap konsumen yang melakukan pre-order Galaxy S21+ 5G akan mendapatkan Galaxy Buds Live dan Samsung Care+ untuk semua pembelian selama 1 tahun dan kesempatan bank cashback hingga Rp1.000.000.
  • Setiap konsumen yang melakukan pre-order Galaxy S21 Ultra 5G akan mendapatkan Galaxy Buds Pro dan Samsung Care+ untuk semua pembelian selama 1 tahun dan kesempatan bank cashback hingga Rp1.000.000.
  • Konsumen juga mendapatkan kesempatan free upgrade ke memori yang lebih tinggi untuk pre-order Galaxy S21+ 5G ataupun Galaxy S21 Ultra 5G hingga tanggal 27 Januari 2021, selama persediaan masih ada.

Semua konsumen yang melakukan pre-order juga akan langsung mendapatkan Galaxy SmartTag. Dengan Galaxy SmartTag Bluetooth Locator, konsumen dapat melacak semua yang penting. Mereka dapat menempelkannya ke kunci, tas, hewan peliharaan, atau apapun yang ingin mereka awasi. Di masa pre-order ini, Samsung menawarkan value hingga hampir 8 juta pada pembelian Galaxy S21 Ultra 512 GB. Bayangkan mendapatkan seri S21 Ultra yang paling tinggi dengan RAM 16 GB dan memori 512 GB hanya dengan membayar seharga Galaxy S21 5G dengan memori yang paling kecil. Kunjungi www.samsung.com/id untuk mempelajari lebih lanjut.

Harga untuk Galaxy S21+ 5G mulai dari Rp15.999.000 dan mulai Rp18.999.000 untuk Galaxy S21 Ultra 5G. Konsumen bisa mendapatkan Galaxy S21+ 5G seharga Rp666.625 sebulan (selama 24 bulan), sementara S21 Ultra 5G seharga Rp791.666 sebulan (selama 24 bulan) dengan nilai tukar tambah yang memenuhi syarat hingga Rp10.000.000. Tawaran untuk waktu yang terbatas. Syarat dan ketentuan berlaku. Kunjungi https://www.samsung.com/id/offer/trade-in/ untuk mempelajari lebih lanjut.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Galaxy S21 5G Series, silakan kunjungi https://www.samsung.com/id.smartphones/galaxy-s/ dan http://www.samsungmobilepress.com.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Credibook Receives 21 Billion Rupiah Pre-Series A Funding Led by Wavemaker Partners

Fintech startup CrediBook announced $1.5 million (over 21 billion Rupiah) pre-series A funding led by Wavemaker Partners. Alpha JWC Ventures participated in this round along with Insignia Ventures as an investor in the previous round.

CrediBook’s Co-Founder & CEO Gabriel Frans said to DailySocial, fresh funds will be channeled to strengthen the company’s new business to provide financial solutions for MSMEs with new features and expanding its presence outside Jabodetabek and Bandung.

“We want to digitize the manual process in MSMEs, for many are still using paper and books, by introducing more robust products and expanding the distribution network of retailers and suppliers,” he said, Tuesday (26/1).

These solutions for the MSME segment, he continued, are not just debt managers or invoices automation. They also need solutions such as sales management, therefore, their business activities can be slowly digitized.

Jooalan is one example of MSME solutions that the company released. It has a number of features for MSMEs, such as making it easier for warung merchants to transact at wholesalers without having to queue at the location.

“Credibook wants to be a catalyst, therefore, retailer business activities can be less manual. We also want to support retailers and wholesalers with more features and financial products to support their business activities.”

CrediBook debuted last year, targeting micro-businesses with simple financial recording solutions for micro-businesses, such as shops, with features for recording debt, complete reports, and sending bills via WhatsApp/SMS, telephone.

Gabriel claims that CrediBook users have reached 500 thousand people throughout Indonesia.

After obtaining funding from Payfazz, the two companies are aggressively expanding their financial products from one another to provide added value to each of their users. “We have several partnerships with lending, including Payfazz, to support users. In the future, there will be more financing products in collaboration with Payfazz.”

From a business perspective, this kind of service is considered very helpful for entrepreneurs to go digital, starting with digital financial records as historical data that can be carried off when applying for loans to financial institutions. The low penetration of micro-entrepreneurs is aware of the importance of this matter, making it an attractive business for many tech companies to do.

In the similar segment, apart from CrediBook, there were BukuKas and BukuWarung which also announced the acquisition of funding during the pandemic. Interestingly, these three startups got funding together last year throughout the pandemic. Apart from them, there are other players who have joined, including Moodah, Teman Bisnis, Akuntansiku, Lababook, Akuntansi UKM, and many more.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

ASUS VivoBook

ASUS Segarkan Laptop VivoBook S14 dan Ultra 14 dengan Prosesor Intel Core Generasi Ke-11

ASUS telah menyegarkan lini laptop VivoBook dan mengumumkan kembali VivoBook S14 (S433), VivoBook Ultra 14 (K413), dan VivoBook Ultra 14 (A413). Model 2021 ini telah ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 dan mengemas fitur unggulan baru bernama AIPT.

AIPT merupakan kepanjangan dari ASUS Intelligent Performance Technology yang mendongkrak performa CPU hingga sebesar 40%. Ada tiga mode yang bisa dipilih, mulai dari performance mode yang bisa digunakan saat mengerjakan tugas berat seperti editing video.

Kemudian ada balance mode, untuk tugas sehari-hari yang butuh performa konsisten dan tetap irit daya. Satu lagi whisper mode untuk operasi hemat daya dan tenang. Untuk berpindah antar mode, pengguna cukup menekan kombinasi tombol Fn + F atau lewat aplikasi MyASUS di pengaturan hardware.

Formula kehebatan fitur AIPT ini didapat berkat kombinasi penggunaan prosesor Intel Core generasi ke-11 dan sistem pendingin Aerodynamic IceBlade Fan dengan total 87-blade yang bekerja 30% lebih baik dan 10% lebih senyap.

ASUS VivoBook S14 (S433)

ASUS VivoBook 14 1

Laptop ini tersedia dalam dua konfigurasi, harganya dimulai dari Rp13.999.000 untuk VivoBook S14 (S433) dengan prosesor Intel Core i5-1135G7 dan Rp15.999.000 dengan Intel Core i7-1165G7. Untuk GPU-nya, selain integrated graphics Intel Iris Xe – kedua varian juga didukung discrete graphics NVIDIA GeForce MX350. Bersama RAM 8GB DDR4 dan penyimpanan SSD 512GB.

Keunggulan lain pada VivoBook S14 (S433) ialah dilengkapi port USB-C Thunderbolt 4 yang mendukung display dan power delivery, WiFi 6, NumberPad 2.0, fingerprint sensor, speaker harman/kardon, dan punya fitur AI Noise-Canceling Audio. Port HDMI 1.4 juga masih ditemukan, bersama slot Micro SD card reader, 3.5mm combo audio jack, satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A, dan dua USB 2.0 Type-A.

Soal penampilan, desain VivoBook S14 (S433) masih menyerupai pendahulunya. Tiba dengan empat pilihan warna, gaia green, resolute red, dreamy silver, dan indie black. Bagian tepi sisinya memiliki finishing diamond-cut edge, dengan diamond-cut di logo bagian depan, dan color-blocking pada tombol enter.

Layarnya mengemas NanoEdge display berukuran 14 inci FHD menggunakan panel IPS-level dengan screen-to-body ratio 85%, dan punya fitur ASUS Eye Care dengan sertifikasi low blue light serta anti-flicker dari TUV Rheinland. Dimensi bodinya cukup ringkas, 324x213x15,9 mm dan berbobot 1,40 kg.

ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) dan VivoBook Ultra 14 (A413)

ASUS-VivoBook-2021-22

Apa yang beda dengan dua VivoBook Ultra 14 edisi 2021 ini? VivoBook Ultra 14 (K413) memiliki cover dari metal dengan pilihan warna hearty gold, transparent silver, dan indie black. Sementara, VivoBook Ultra 14 (A413) memiliki cover dari plastik dengan opsi warna dreamy silver, cobalt blue, dan bespoke black.

Keduanya sama-sama ditenagai prosesor Intel Core hingga i7-1165G7 generasi ke-10. Dengan discrete graphics NVIDIA GeForce MX350, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 512GB. Juga sudah mendukung ASUS Intelligent Performa Technology (AIPT) seperti VivoBook S14 (S433), WiFi 6, layar dengan sertifikasi TUV Rheinland, fingerprint sensor, speaker harman/kardon, dan punya fitur AI Noise-Canceling Audio, tetapi tanpa konektivitas Thunderbolt 4.

Layarnya membentang 14 inci FHD dengan panel IPS-level dan mengemas desain NanoEdge display dengan screen-to-body ratio 84%. Ketebalan bodinya 17,9 mm untuk VivoBook Ultra 14 (K413) dan 18,3 mm untuk VivoBook Ultra 14 (A413), dengan bobot 1,4 kg. Konektivitasnya mencakup satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A, USB 3.2 Gen 1 Type-C, dua port USB 2.0 Type-A, HDMI 1.4, 3.5mm combo audio jack, dan Micro SD card reader.

Untuk harganya, ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) dengan prosesor Intel Core i3-1114G4 dibanderol Rp9.199.000, varian Intel Core i5-1135G7 Rp11.299.000, varian Intel Core i5-1135G7 dengan GPU NVIDIA GeForce MX350 Rp12.299.000, dan varian Intel Core i7-1165G7 dengan GPU NVIDIA GeForce MX350 Rp14.099.000. Sementara, VivoBook Ultra 14 (A413) baru tersedia satu konfigurasi dengan Intel Core i7-1165G7 dan GPU NVIDIA GeForce MX330 yang dibanderol Rp12.799.000.

3 Organisasi Esports Terpopuler Dunia di Tahun 2020

Akhir tahun 2020 yang lalu, Hybrid.co.id sudah sempat membahas berbagai pencapaian besar dari ekosistem esports terutama dari ranah lokal. Kami mencoba membuat daftar tim esports lokal tersukses, turnamen esports dengan hadiah terbesar, kesepakatan bisnis esports terbesar pada tahun 2020, dan lain sebagainya.

Dari semua itu, satu yang mungkin masih jadi pertanyaannya adalah siapa tim esports terpopuler pada tahun 2020 kemarin? Mengutip data dari Esports Charts, berikut 3 organisasi esports terpopuler dunia beserta skena game yang jadi andalan dari masing-masing organisasi.

 

#3 – Team Liquid

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Sebenarnya ada banyak indikator yang bisa digunakan dalam menentukan popularitas sebuah organisasi esports. Jumlah pengikut media sosial mungkin bisa menjadi salah satunya, namun dalam hal ini yang jadi indikator adalah seberapa tertarik para penggemar esports untuk menyaksikan tim tersebut berlaga dengan menggunakan metrik total watch hours.

Pada peringkat ketiga ada Team Liquid dengan catatan mencapai 81 juta lebih total watch hours. Dari total watch hours tersebut, 32,7% datang dari skena Dota 2, 27.1% datang dari skena League of Legends, 28.6% dari CS:GO, dan sisanya dari berbagai cabang game lain sebesar 11.8%.

Team Liquid tercatat memiliki 13 divisi yang bertanding di 13 cabang game berbeda. 13 Cabang tersebut termasuk Free Fire ataupun Super Smash Bros. Cukup menarik melihat bagaimana divisi Dota 2 Team Liquid menjadi divisi yang banyak ditonton oleh para penggemar esports. Padahal divisi Dota 2 Team Liquid terbilang sedang cukup terseok pasca ditinggal roster bintangnya (Kuroky, Miracle, dan kawan-kawan) pada tahun 2019 lalu.

Sementara itu divisi CS:GO dan League of Legends memang juga merupakan beberapa divisi kuat milik Team Liquid. Divisi CS:GO punya karisma seorang Stewie2K dan divisi League of Legends memiliki karisma seorang Doublelift pada musim tersebut. Namun demikian, divisi CS:GO memiliki nasib yang kurang baik karena harus puasa gelar di musim 2020. Sementara divisi League of Legends sendiri berhasil menjadi juara di babak liga dan mendapat peringkat 3 di babak Playoff LCS 2020 Summer. Sayangnya Team Liquid sendiri mendapat hasil yang kurang memuaskan pada Worlds 2020 karena tidak berhasil lolos dari babak grup.

Dengan angka 81 juta lebih total watch hours, 54% di antaranya menonton pertandingan Team Liquid yang ditayangkan dengan menggunakan bahasa Inggris, 17,7% menggunakan bahasa Rusia, dan 12,9% menggunakan bahasa Portugis, dan 15,4% adalah sisanya.

 

#2 – Natus Vincere

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Organisasi esports asal Ukraina ini ternyata masih memiliki tajinya, walau memang popularitasnya di Indonesia menurun setelah sang mega bintang Dendi meninggalkan divisi Dota 2.

Navi mencatatkan 86 juta lebih total watch hours dengan 71.9% di antaranya berasal dari divisi CS:GO, 27.9 % dari Dota 2, 2% dari Rainbow 6, dan 0.3% dari divisi lainnya.

Divisi CS:GO Natus Vincere memang sedang kuat-kuatnya pada musim 2020 lalu. S1mple dan kawan-kawan berhasil mengantongi salah satu gelar juara terbesar di skena CS:GO yaitu Intel Extreme Masters XIV. Tak hanya itu, divisi CS:GO Navi juga berhasil menjuarai babak liga dan turnamen BLAST Premier: Global Final 2020 secara keseluruhan. Karena prestasi tersebut, tim CS:GO Navi pun kini berada di peringkat 3 dunia berdasarkan hltv.org.

Pada sisi lain, Dota 2 adalah mata tombak lain dari tim Navi. Setelah ditinggal Dendi pada sekitar tahun 2018, roster Dota 2 Navi terbilang cukup compang-camping, terus bergonta-ganti pemain, dan masih belum menemukan performa terbaiknya. Tahun 2020 pun juga terbilang bukan musim yang terbaik bagi Navi dengan sedikitnya gelar juara yang mereka dapatkan. Namun sepertinya mengingat nama Navi yang sudah begitu mengakar di kancah Dota 2 membuat tim tersebut tetap menjadi favorit tersendiri di hati penggemar esports Dota terutama di Rusia.

Dari total 86 juta lebih total watch hours, mayoritas penggemar menonton pertandingan Navi dengan bahasa Rusia yaitu sebanyak 43.4%. Lalu dilanjut dengan penonton pertandingan berbahasa Inggris sebanyak 41.3%, penonton berbahasa Portugis sebanyak 7.4%, dan sisanya sebesar 7.8% tergolong sebagai penonton bahasa lainnya digabungkan.

 

#1 – G2 Esports

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Tahun 2020 mungkin bisa dibilang sebagai tahunnya bagi G2 Esports. Organisasi esports asal Jerman tersebut mungkin tidak selamanya berhasil menjadi juara di sepanjang tahun 2020. Namun G2 Esports berhasil mendapatkan nama sebagai tim yang kuat di beberapa skena esports.

G2 Esports berhasil mencatatkan 92 juta lebih total watch hours dengan proporsi terbesar sebanyak 52.8% berasal dari League of Legends. Mengikuti setelahnya adalah sebesar 35.5% berasal dari CS:GO, 4.2% berasal dari Rainbow 6, dan dari beberapa game sisanya sebesar 6.9%.

Divisi League of Legends G2 Esports adalah salah satu yang terbaik di skena Eropa. Hal tersebut terbukti lewat usaha mereka yang hampir menyapu bersih seluruh gelar esports LoL Eropa di musim 2020.

PERKZ, Caps dan kawan-kawan berhasil menjadi juara di babak liga dan playoff dari LEC (Liga LoL Eropa) Spring, mendapat peringkat 3 di babak liga dan menjuarai babak playoff LEC Summer 2020. G2 Esports juga tampil dengan baik di gelaran Worlds 2020 kemarin. Menjadi harapan terakhir penggemar esports League of Legends barat, G2 Esports berhasil mencapai babak semi-final walau akhirnya harus tumbang 1-3 oleh Damwon Gaming.

Pada sisi lain roster CS:GO menjadi divisi lain yang cukup menarik perhatian para penggemar esports. Pencapaian terbesar mereka di musim 2020 adalah keberhasilan mereka mencapai puncak babak liga dari BLAST Premier: Spring. Sementara itu mereka juga berhasil mencapai babak final Intel Extreme Masters walau akhirnya harus terlibas 0-3 oleh Navi.

Dari total 92 juta lebih total watch hours, mayoritas penonton pertandingan mereka menonton tayangan berbahasa Inggris sebesar 57.6%. Penonton sisanya datang dari beberapa bahasa, mulai dari Portugis sebesar 8.3%, Rusia 6.3%, Spanyol 5.9%, Korea 5.6%, Prancis 4.9%, dan sisanya sebesar 11.6%.

 

Dota, CS:GO, dan League of Legends Masih Jadi 3 Besar Esports Dunia

Selain mempertunjukkan tim esports terpopuler, data tersebut juga menunjukkan tiga game esports terpopuler secara tidak langsung. Melihat dari game yang jadi mayoritas dan berdasarkan dari peringkat tim, bisa dibilang bahwa Dota 2 ada di peringkat ketiga, CS:GO berada di peringkat kedua, dan League of Legends berada di peringkat pertama.

Sumber Gambar - Esports Charts
Sumber Gambar – Esports Charts.

League of Legends dengan liga yang konsisten dan tersebar di berbagai wilayah sepertinya memang masih menjadi liga esports raksasa. Apalagi juga apabila kita melihat daftar tim esports terpopuler secara keseluruhan, 8 dari 10 tim yang berada di dalam daftar memiliki divisi League of Legends. Navi dan OG menjadi 2 tim yang tidak memiliki divisi League of Legends di dalam daftar tersebut. Namun dua tim tersebut memiliki aset di cabang lain berupa roster yang kuat di CS:GO bagi tim Navi dan dan pesona juara The International 2019 bagi tim OG.

*Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id

Sumber Gambar Utama – gamesradar.co.uk

Startup pencatatan keuangan Credibook mengumumkan perolehan pendanaan Seri A senilai $1,5 juta (lebih dari 21 miliar Rupiah) yang dipimpin Wavemaker Partners

CrediBook Terima Pendanaan Pra-Seri A 21 Miliar Rupiah Dipimpin Wavemaker Partners [UPDATED]

Startup pencatatan keuangan CrediBook mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai $1,5 juta (lebih dari 21 miliar Rupiah) yang dipimpin Wavemaker Partners. Alpha JWC Ventures turut berpartisipasi dalam putaran ini, serta diikuti Insignia Ventures yang merupakan investor di putaran sebelumnya.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO CrediBook Gabriel Frans menuturkan, dana segar akan dimanfaatkan untuk perkuat bisnis baru perusahaan yang kini mulai menyediakan solusi keuangan di UKM dengan fitur baru dan perluas kehadirannya, tidak hanya di Jabodetabek dan Bandung saja.

“Kami ingin digitalisasi proses manual di SME, masih banyak yang pakai paper and book dengan memperkenalkan produk yang lebih robust dan perluas jaringan distribusi retailer dan supplier,” ujarnya, Selasa (26/1).

Solusi yang dihadirkan untuk segmen UKM, lanjutnya, tidak hanya sekadar pencatatan utang atau pengiriman tagihan saja. Mereka juga membutuhkan solusi seperti manajemen penjualan agar aktivitas bisnisnya dapat terdigitalisasi secara perlahan dari sepenuhnya masih manual.

Jooalan menjadi salah satu contoh solusi untuk UKM yang sudah dirilis perusahaan. Ia memiliki sejumlah fitur untuk para UKM, seperti permudah pedagang warung bertransaksi di wholeseller tanpa harus repot antre datang ke lokasi.

“Credibook ingin menjadi katalis, sehingga aktivitas bisnis retailer bisa less and less manual. Kami juga ingin dukung retailer dan wholeseller dengan lebih banyak fitur dan produk keuangan agar bisa dukung aktivitas bisnis mereka.”

CrediBook pertama kali beroperasi pada tahun lalu, menyasar usaha mikro dengan solusi pencatatan keuangan sederhana untuk usaha mikro, seperti warung, dengan fitur pencatatan utang, laporan lengkap, dan pengiriman tagihan melalui WhatsApp/SMS, telepon.

Gabriel mengklaim kini pengguna CrediBook tembus di angka 500 ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pasca peroleh pendanaan dari Payfazz, kedua perusahaan gencar melakukan perluasan produk finansial dari satu sama lain untuk memberikan nilai tambah kepada masing-masing penggunanya. “Kami ada beberapa partnership dengan lending, termasuk dari Payfazz, untuk support user. Ke depannya akan ada lebih banyak produk financing bersama Payfazz.”

Dari segi bisnis, kehadiran layanan seperti CrediBook dianggap sangat membantu pengusaha untuk go digital dimulai dari pencatatan keuangan secara digital sebagai data historis yang bisa diboyong saat mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan. Masih rendahnya penetrasi pengusaha mikro untuk sadar dengan pentingnya hal ini, menjadi bisnis yang menarik digeluti oleh banyak perusahaan teknologi.

Di segmen yang sama, selain CrediBook sebelumnya ada BukuKas dan BukuWarung yang juga mengumumkan perolehan pendanaan selama pandemi. Menariknya, ketiga startup ini kompak mendapat pendanaan pada tahun lalu sepanjang pandemi berlangsung. Selain mereka, masih ada pemain lain yang ikut masuk, diantaranya Moodah, Teman Bisnis, Akuntansiku, Lababook, Akuntansi UKM, dan masih banyak lagi.

*Kami melakukan revisi terkait tahapan pendanaan dari Seri A menjadi Pra-Seri A

Application Information Will Show Up Here
OVO Invest

OVO Gandeng Bareksa dan Manulife Luncurkan Fitur Investasi

Platform pembayaran dan dompet digital OVO hari ini (26/1) meluncurkan fitur terbarunya “Invest” bekerja sama dengan Bareksa dan Manulife. Reksa dana pasar uang menjadi produk pertama dari sinergi ini, menargetkan kaum milennials yang baru mulai menjajaki dunia investasi.

Presiden Direktur OVO sekaligus Co-Founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan, “Peluncuran fitur Invest adalah bagian dari komitmen kami untuk membuka akses yang terjangkau, terpercaya, dan nyaman dalam pengelolaan investasi, khususnya bagi investor pemula. Produk yang kami sediakan secara eksklusif di platform OVO adalah reksa dana pasar uang Manulife OVO Bareksa Likuid (MOBLI) yang dikelola oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia, salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di dunia.”

Mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Inklusi Keuangan di Indonesia saat ini mencapai 76,2 persen. Sementara tingkat literasi keuangan menunjukkan angka yang masih rendah yaitu sebesar 38,0 persen dengan hanya 1,7 persen yang masuk ke area pasar modal. Untuk menjawab tantangan dan permasalahan tersebut, OVO didukung Bareksa sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) menciptakan terobosan baru dengan melakukan integrasi e-money dan e-investment.

Sebelum ini, beberapa platform investasi juga lakukan integrasi dengan berbagai layanan digital konsumer. Misalnya yang dilakukan Pluang dengan masuk ke ekosistem Dana dan Gojek. Bahkan saking tingginya minat pasar terhadap investasi reksa dana, Bukalapak juga telah membentuk unit usaha tersendiri yang fokus ke segmen tersebut.

“Sebagaimana halnya kita lihat pada integrasi Alipay dan Yu’e Bao di China, yang telah mencatatkan sukses besar dalam mengenalkan investasi reksa dana secara masif di kalangan milenial. Dalam mengembangkan terobosan ini, kami telah berkonsultasi dengan Bank Indonesia (BI) dan OJK. Untuk itu, kami berterima kasih atas dukungan BI dan OJK yang pro-inovasi dan visioner dalam pemanfaatan tekfin bagi peningkatan inklusi keuangan dan pendalaman pasar keuangan kita,” jelas Karaniya.

Reksa dana pasar uang MOBLI tersedia secara eksklusif di aplikasi OVO. Para pengguna yang sudah memperbarui layanan akan menemukan fitur “Invest” di halaman utama OVO. Setelah masuk ke dalam fitur “Invest”, pengguna hanya perlu mengisi profil resiko serta menunggu proses verifikasi dan bisa langsung mematok nominal yang ingin di-invest mulai dari Rp10 ribu.

Selain menawarkan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi [belanja, membayar tagihan, dll] dan berinvestasi dalam satu platform, keunggulan lainnya adalah proses pencairan instan, yang memungkinkan investor dapat mencairkan investasi mereka langsung ke saldo OVO Cash.

Salah satu Financial coach yang ikut hadir dalam acara peluncuran OVO “Invest”, Philip Mulyana turut menyatakan bahwa investasi reksa dana juga dapat menjadi salah satu opsi tabungan dana darurat yang baik untuk investor pemula. Pertimbangannya adalah reksa dana pasar uang merupakan salah satu instrumen investasi yang paling aman namun memberikan retur yang lumayan.

Application Information Will Show Up Here

EPOS GTW 270 Hybrid Andalkan Dongle USB-C untuk Atasi Problem Latency yang Umum Terjadi di TWS

Tidak setiap hari Anda mendengar kabar tentang TWS yang didedikasikan untuk gamer. Namun itulah premis utama yang dibawa oleh EPOS GTW 270 Hybrid. EPOS sendiri tentu bukan nama yang asing di industri gaming headset. Perusahaan asal Denmark tersebut merupakan otak di balik sejumlah headset Sennheiser, sebelum akhirnya mereka berdiri sebagai brand terpisah sejak pertengahan tahun lalu.

Sepintas tidak ada yang aneh dari wujud GTW 270 Hybrid, tapi ternyata paket penjualannya juga mencakup sebuah dongle USB-C (plus adaptor USB-A jika masih membutuhkan). Berkat bantuan dongle ini, GTW 270 Hybrid bisa terhubung ke PC, laptop, maupun console menggunakan codec aptX Low Latency.

Sesuai namanya, aptX Low Latency secara spesifik diciptakan untuk menekan latency hingga seminimal mungkin, sehingga yang didapat pengguna pada dasarnya adalah pengalaman yang bebas lag. Di saat yang sama, label “Hybrid” pada namanya mengacu pada konektivitas Bluetooth 5.1, yang dapat dijadikan alternatif ketika pengguna ingin memakainya bersama smartphone atau tablet.

Satu hal penting yang perlu dicatat adalah, GTW 270 Hybrid tidak cocok dipakai untuk bermain game multiplayer. Alasannya simpel: mikrofonnya tidak berfungsi saat ia terhubung via dongle. Yang salah bukan EPOS, melainkan codec aptX Low Latency yang memang hanya mendukung playback saja. Kalau perlu menggunakan mikrofonnya, maka opsi satu-satunya hanyalah dengan menghubungkan via Bluetooth.

Secara fisik, GTW 270 Hybrid tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5. Ia mempunyai satu tombol pengoperasian di earpiece sebelah kanannya. Dalam sekali pengisian, baterainya dapat bertahan selama sekitar 5 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya bisa menyuplai hingga 15 jam daya baterai ekstra (total 20 jam).

EPOS GTW 270 Hybrid saat ini sudah dijual dengan kisaran harga 3,5 jutaan rupiah. Banderolnya cukup premium untuk ukuran TWS, tapi semestinya bisa menjadi alternatif yang menarik bagi gamer yang selama ini kerap mengeluhkan problem audio yang tidak sinkron selama bermain. Kalau bukan karena keterbatasan codec aptX Low Latency tadi, mungkin perangkat ini sudah menjadi rekomendasi yang sangat mudah bagi mayoritas gamer.

Via: ShackNews.

Galaxy-Tab-S7

Pembaruan One UI 3.1 Galaxy Tab S7 dan S7+, Lebih Berintegrasi dengan Smartphone dan Laptop

Beberapa orang bekerja dengan multiple device, contohnya laptop, tablet, dan juga smartphone secara bersamaan. Namun salah satu kendala bekerja multiple device ialah ketiga jenis perangkat yang berbeda tersebut tidak terhubung secara seamless.

Bagi pengguna tablet premium Samsung terbaru yakni Galaxy Tab S7 dan S7+, Samsung telah meluncurkan pembaruan One UI 3.0. Pembaruan ini secara signifikan mengubah cara Anda berinteraksi dengan tablet ke perangkat lain dan lebih berintegrasi termasuk dengan perangkat smartphone, laptop, dan juga earbud.

Pertama sebagai contoh ketika sedang mengetik di aplikasi Samsung Notes pada tablet, Anda bisa dengan mudah menyalin dan menempelkan teks maupun gambar antara tablet dan smartphone. Kedua bila Anda memiliki Samsung Book Cover Keyboard yang terhubung dengan tablet, Anda dapat menggunakannya untuk mengetik teks dengan cepat di smartphone dan untuk beralih cukup tekan kombinasi tombol Cmd + Lang.

Ketiga ketika sedang browsing di smartphone dengan browser Internet Samsung, tab yang Anda buka juga akan disinkronkan dan bisa melanjutkan aktivitas browsing ke tablet. Keempat Anda juga memungkinkan untuk menghubungkan Galaxy Buds Pro ke tablet dan smartphone secara bersamaan. Contohnya, earbud akan secara otomatis beralih ke smartphone saat ada panggilan masuk.

Perlu dicatat, interaksi baru antara tablet dan smartphone ini didukung untuk model Samsung Galaxy tertentu yang menjalankan One UI 3.1. Yang mana saat ini hanya trio flagship Galaxy S21 series, tetapi akan lebih banyak perangkatkan yang ditambahkan ke dalam daftar.

Selain itu, yang juga amat menarik ialah tablet Samsung Galaxy Tab S7 dan S7+ juga dapat digunakan sebagai layar kedua untuk laptop Anda dengan mode extend secara nirkabel. Sementara bila menggunakan mode duplicated, di mana kedua layar akan menunjukkan hal yang sama akan memungkinkan beberapa interaksi unik seperti menggunakan S Pen dengan aplikasi Windows.

Sumber: GSMArena

Venturra Filipina

Venturra Discovery Mulai Jajaki Investasi Startup di Filipina

Setelah akhir tahun lalu Venturra Discovery agresif membidik peluang investasi startup di Vietnam, awal tahun 2021 ini mereka mencoba memperluas lagi jangkau invetasinya. Diawali dengan keterlibatannya dalam pendanaan tahap awal startup asal Filipina, Podcast Network Asia (PNA) senilai $750 ribu.

Kepada DailySocial, Partner Venturra Discovery Raditya Pramana menyebutkan, Filipina adalah negara yang memiliki banyak keunikannya. Tidak cuma jumlah penduduknya banyak, tetapi secara demografi penduduknya relatif muda, buying power juga semakin meningkat.

“Secara kultur, Filipina banyak dipengaruhi dengan budaya Amerika. Konten podcast yang sudah banyak dan berkualitas di Amerika menjadi populer di Filipina dan itulah yang membuat industri podcast di sana bisa berkembang lebih dulu dibanding negara Asia Tenggara lainnya.”

Lebih lanjut Raditya menyebutkan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Venturra Discovery untuk masuk ke industri baru ini. Ia mengatakan sangat tertarik dengan industri podcast yang sedang bertumbuh pesat secara global.

Setahun belakangan ini, jumlah kreator podcast dan pendengar di Asia Tenggara melejit jumlahnya, khususnya di Indonesia dan Filipina. Apalagi pada masa Covid-19, semua orang bekerja di rumah, semakin menambah banyaknya jumlah pendengar.

Podcast saat ini masih dalam tahap awal di Asia Tenggara. Saat kita melihat podcast dengan tangga lagu teratas, sebagian besar diluncurkan dalam satu tahun terakhir. Industri ini memiliki momentum yang kuat, karena platform streaming audio menggandakan segmen ini. Kami yakin kami dapat memberdayakan para kreator untuk meningkatkan dan mengkomersialkan konten mereka melalui analisis data dan dukungan produksi,” kata Raditya.

Rencana ekspansi PNA

Para pendiri PNA
Para pendiri PNA

Bukan hanya di Indonesia yang mulai mengalami pertumbuhan jumlah kreator podcast, di Filipina ternyata juga saat ini makin marak platform podcast yang menawarkan konten beragam kepada target pengguna. Selama pandemi, PNA mengklaim mendapati pertumbuhan hingga 93 acara saat ini, dengan 4 acara eksklusif di Spotify.

Perusahaan juga akan memanfaatkan Podmetrics.co, data analitik PNA dan marketplace iklan, untuk melayani dan memberikan peluang monetisasi ke pasar podcast global. Saat ini, terdapat 415 podcast yang menggunakan platform tersebut, namun, dengan peluncuran Podmetrics Marketplace, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.

Pendanaan ini juga rencananya akan dimanfaatkan oleh PNA untuk melakukan ekspansi di luar Filipina. Negara seperti Indonesia dan Thailand hingga Malaysia kemudian menjadi target perluasan wilayah PNA selanjutnya.

“Kami sangat gembira dengan apa yang dapat dilakukan investasi ini – dengan Filipina sebagai negara dengan pertumbuhan tercepat ke-6 dalam hal jumlah pendengar ditambah pendengar kami sendiri, yang sudah mencapai 10 juta. Kami dapat meningkatkan dan melanjutkan momentum yang telah kami bangun di industri podcast di Filipina dan mereplikasinya di seluruh wilayah,” kata Founder & CEO Podcast Network Asia Ron Baetiong.

Gambar Header: Depositphotos.com