Monthly Archives: February 2022

Bizzy field force

Bizzy Field Force by Warung Pintar, Aplikasi Asisten untuk Tim Penjualan

Bizzy Field Force adalah solusi lainnya yang disediakan Warung Pintar selain Bizzy Connect. Pada artikel sebelumnya yang membahas mengenai Warung Pintar Bizzy, Anda telah mendapatkan informasi mengenai fitur-fitur Bizzy Connect dari Warung Pintar. Kali ini, Anda akan mengetahui informasi mengenai solusi BFF Warung Pintar dan cara daftarnya.

Tentang Bizzy Field Force

Selain menjadi salah satu fitur pada Bizzy Connect, Bizzy Field Force juga merupakan salah satu produk yang ditawarkan oleh Warung Pintar kepada brand atau perusahaan. Solusi yang diberikan oleh Bizzy Field Force cukup berbeda dengan Bizzy Connect.

Jika Bizzy Connect berfokus pada sistem distribusi produk yang terintegrasi, Bizzy Field Force fokus kepada kinerja tim penjualan atau salesman.

Berbasis aplikasi, Bizzy Field Force memungkinkan salesman melakukan manajemen tugas, memantau data mitra, hingga memantau insentif dengan mudah. Selain itu, Anda sebagai company owner juga dapat memantau kinerja salesman melalui Bizzy Connect karena telah terintegrasi.

Dengan fitur-fitur yang canggih, Bizzy Field Force membantu salesman melakukan tugas-tugas mereka, seperti melakukan kunjungan harian, mendaftarkan toko baru untuk menjadi konsumen, hingga melakukan kunjungan tambahan.

Selain itu, melalui Bizzy Field Force, salesman juga dapat memperoleh segala informasi mengenai pesanan dan konsumen dengan praktis.

Cara Daftar BFF Warung Pintar

Apabila Anda tertarik untuk meningkatkan aktivitas bisnis Anda, terutama pada bagian penjualan dengan menggunakan Bizzy Field Force, Anda bisa melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Berikut ini cara mendaftar produk BFF dari Warung Pintar.

  • Masuk ke halaman produk Bizzy Field Force di website Warung Pintar atau Anda dapat langsung klik di sini.

 

Bizzy field force

 

  • Gulir layar hingga Anda menemukan form pendaftaran produk Bizzy Field Force.

 

Bizzy field force

 

  • Masukkan nama Anda pada kolom pertama formulir.
  • Kemudian, isi alamat email Anda dan nama perusahaan.
  • Pada kolom Pesan, isi dengan tujuan Anda mengisi form tersebut.
  • Terakhir, klik Kirim.
  • Lalu, tunggu hingga tim Warung Pintar menghubungi Anda melalui email terkait proses kerjasama pada produk Bizzy Field Force.

Itu dia informasi mengenai produk Bizzy Field Force dari Warung Pintar. Dengan solusi yang diberikan, Anda selaku owner dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada tim penjualan atau salesman dalam menjalankan tugasnya. Sehingga, proses penjualan akan berjalan dengan efektif dan efisien.

click through rate

Cara Meningkatkan CTR, Tips Sukses Digital Marketing!

Dalam digital marketing, keberhasilan promosi dan campaign tak hanya bergantung pada jumlah pengunjung. Ada aspek-aspek lain yang beriringan dengan itu, salah satunya CTR (click through rate) atau rasio klik-tayang.

CTR ini penting untuk mengukur seberapa baik performa dari sebuah iklan digital, yang dapat memicu konversi penjualan. Sehingga, penting untuk para digital marketer memahami cara meningkatkan CTR, guna unggul dalam ketatnya persaingan pasar.

Mengenal CTR (Click Through Rate)

CTR (click through rate) atau rasio klik-tayang merupakan presentase jumlah pengunjung yang meng-klik iklan digital, yang dipasang pada sebuah situs. CTR ini dapat mengetahui seberapa besar pengaruh impressions iklan tersebut, berdasarkan clicks yang dihasilkan.

Perlu diketahui:

  • Impressions adalah jumlah penayangan iklan.
  • Clicks adalah jumlah klik pada iklan.

Untuk mengetahui CTR, dapat menghitung clicks, dibagi dengan impressions, lalu dikali 100 persen. Sebagai contoh, iklan yang dipasang memiliki impressions sebanyak 500 kali. Namun, dari 500 penayangan tersebut, hanya menghasilkan 20 clicks. Maka, CTR-nya adalah 4%.

Cara Meningkatkan CTR

Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya CTR pada iklan digital, padahal jumlah impression-nya tinggi. Mungkin, digital marketer yang memasang iklan itu belum memperhatikan hal-hal berikut.

  • Pahami Target Khalayak

Dalam menentukan target pasar atau khalayak, seorang pelaku bisnis atau digital marketer perlu tahu seperti apa karakter targetnya. Kuncinya adalah riset. Riset dilakukan secara berkelanjutan untuk membantu menemukan kata kunci hingga jenis iklan yang tepat.

  • Kualitas Konten

Setelah menemukan target khalayak beserta karakteristiknya, buatlah konten yang berkualias. Kualitas konten dapat menentukan reaksi khalayak, sehingga akan meng-klik iklan, hingga memicu transaksi pada produk yang diiklankan.

Ada beberapa hal yang dapat disiasati guna menarik perhatian khalayak, seperti: membuat konten yang singkat, tetapi memuaskan. Lalu, penggunaan media visual yang relevan juga dapat menambah daya tarik konten.

  • Copywriting

Salah satu penunjang konten yang berkualitas adalah copywriting atau materi tulisan yang mengena pada iklan. Buatlah materi tulisan yang singkat, padat, dan mencakup informasi secara menyeluruh, sesuai harapan target pasar.

Copywriting ini menjadi first impression calon pengunjung. Copywriting juga menjadi representasi dari isi konten, yang akan membangun ekspektasi. Di mana nantinya, berpengaruh terhadap CTR pada iklan.

  • Monitoring Konten

Monitoring konten ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan aktualitas konten yang telah dibuat. Misalnya, isi konten yang telah diunggah sudah kurang relevan di masyarakat, konten itu dapat diperbaharui sesuai dengan tren terkini.

Pastikan juga, konten selalu berada dalam kondisi layak dinikmati, sehingga tidak merusak pengalaman khalayak. Monitoring konten ini juga dapat dilakukan secara berkala, untuk melihat performa CTR.

  • Penempatan Iklan

Penempatan iklan yang tepat dapat memicu keinginan khalayak untuk meng-klik. Ketika memasang iklan pada sebuah situs, pilihlah penempatan yang mudah dijangkau mata. Dengan begitu, pesan pada iklan tersampaikan dengan baik, hingga timbul konversi penjualan.

contoh design thinking makanan

Contoh Aplikasi Design Thinking di Industri Makanan

Sebelumnya, arti, tahapan, dan contoh penerapan design thinking sudah dijelaskan secara mendalam. Hanya saja, pembahasan mengenai contoh penerapan masih minim, meski sudah ada beberapa contoh penerapan design thinking di industri Indonesia.

Nah, sekarang waktunya mempelajari contoh kasus design thinking di industri makanan. Peluang kesuksesan memang terbuka lebar ketika ingin membangun bisnis makanan. Tak heran, makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia.

Akan tetapi, kamu juga harus menerima fakta bahwa bisnis makanan sudah menjamur di mana-mana. Hal ini kemudian membuat para pengusaha di bidang makanan harus memutar otak untuk membuat konsep makanan yang baru, unik, dan tentunya dapat diterima lidah masyarakat.

Itu semua bisa dilakukan dengan design thinking. Pada dasarnya, proses melakukan design thinking akan membawamu pada pemikiran kreatif, pemikiran yang dibutuhkan untuk membuat bisnis makanan yang inovatif dan berbeda dari yang lain.

Yuk, scroll terus artikel ini untuk mengetahui penerapan design thinking oleh beberapa merek makanan yang sukses mengambil hati para konsumen.

Contoh Kasus Design Thinking 1: Ready, Set, Food!

Suatu hari, Daniel Zakowski, founder Ready, Set, Food! mendapati keponakannya yang berusia tujuh bulan kesulitan bernapas setelah makan pizza. Ternyata, keponakan Zakowski didiagnosis alergi terhadap kacang, telur, dan susu–penyebab 80 persen alergi–di usia dini.

Setelah kejadian itu, keponakan Zakowski harus dijaga dengan ketat setiap kali berinteraksi dengan makanan. Zakowski merasa kasihan terhadap keponakannya, dan berandai-andai kalau alergi keponakannya bisa dicegah (tahap empathize).

Dari situlah, Zakowski merasa perlu melakukan sesuatu. Zakowski juga menemukan fakta dari riset yang mengatakan bahwa 80 persen alergi terhadap makanan dapat dicegah melalui perkenalan dini terhadap makanan saat bayi.

Dari pengalaman dan data riset tersebut, dapat dikatakan bahwa bayi membutuhkan perkenalan dini terhadap makanan untuk menghindari alergi terhadap makanan (tahap define sekaligus menjadi problem statement).

Zakowski merespons kebutuhan ini dengan menghadirkan Ready, Set, Food! yaitu sebuah suplemen alami yang dapat dilarutkan dengan mudah dalam ASI, susu formula, atau makanan (tahap ideate). Zakowski kemudian melakukan uji klinis (tahap prototype) terhadap produknya dan terbukti membuat bayi terpapar kacang, susu, dan telur.

Ready, Set, Food! terbukti memiliki manfaat yang baik. Bahkan, produk tersebut sudah direkomendasikan oleh 300 dokter anak dan ahli alergi di Amerika.

Contoh Kasus Design Thinking 2: Mie Lemonilo

Setelah menengok kasus dari luar negeri, sekarang waktunya membahas bisnis makanan di Indonesia, yaitu Mie Lemonilo.

CEO dan Co-Founder Mie Lemonilo, Shinta Nurfauzia, mempunyai misi untuk mengubah gaya hidup masyarakat yang lebih sehat. Akan tetapi, masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap gaya hidup sehat itu mahal (tahap empathize).

Maka, didapatkan permasalahan konsumen yaitu masyarakat Indonesia membutuhkan produk untuk menunjang gaya hidup sehat dengan harga terjangkau (tahap define sekaligus problem statement). Dari situlah, misi Shinta berubah.

Ia ingin mengeluarkan produk untuk memenuhi gaya hidup sehat masyarakat Indoenesia dengan harga terjangkau. Kemudian, lahirlah Mie Lemonilo, yang terbuat dari bahan alami dan bebas dari 100 lebih bahan sintetis berbahaya bagi manusia (tahap ideate).

Tahun 2015, Lemonilo lahir dari startup kesehatan bernama Konsula (tahap test) dan resmi mengeluarkan produknya pada 2017 dengan kisaran harga Rp 6200 per bungkusnya (tahap test).

AlloFresh

AlloFresh Resmi Didirikan CT Corp, Bukalapak, dan Growtheum [UPDATED]

PT Trans Retail Indonesia (bagian dari CT Corp), PT Bukalapak.com Tbk, dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank) segera resmikan platform grocery “AlloFresh”. Rencana ini sudah diumumkan oleh Chairul Tanjung pada Januari 2022 lalu — kala itu CT hanya menyebutkan akan membuat sebuah joint venture di bidang online grocery, belum membeberkan brand yang akan digunakan.

Nilai investasi yang digelontorkan perusahaan untuk pengembangan platform ini senilai Rp1 triliun (setara $70 juta). Menurut sumber Bloomberg, Trans Retail memiliki kepemilikan 55%, Bukalapak 35%, dan Growtheum 10%.

Saat ini situs AlloFresh (PT Allo Fresh Indonesia) sudah bisa mulai diakses, menyajikan sekitar 50 ribu SKU produk di 144 kategori. Kebanyakan adalah produk segar dan keperluan sehari-hari. Dijelaskan juga bahwa proses pengiriman di layanan tersebut akan memakan waktu 3 jam atau lebih cepat, seperti layaknya quick commerce. Di fase awalnya, AlloFresh telah melayani pengguna di kawasan Jabodetabek.

Di LinkedIn kami juga memantau adanya sharing resources untuk tim pengembang, baik dari sisi Trans Retail maupun Bukalapak untuk difokuskan ke AlloFresh.

Ekosistem brand Allo

Kerja sama CT Corp dan Bukalapak tidak terhenti di sini. Pasalnya Bukalapak dan sejumlah startup digital lain telah melakukan aksi korporasi membeli sebagian saham AlloBank (IDX: “BBHI”). Bukalapak sendiri mengakuisisi jumlah persentase saham terbanyak dalam aksi tersebut, yakni setara 11,49%.

Tepatnya sejak Juni 2021, ini Bank Harda Internasional melakukan perubahan nama menjadi Allo Bank Indonesia. Semangatnya adalah memberikan solusi aplikasi terpadu lewat Allo Apps, untuk memenuhi kebutuhan pengguna mulai dari segi finansial, pemenuhan kebutuhan, hingga hiburan.

Misi tersebut tampaknya kini mulai terealisasi, dengan membentuk ekosistem aplikasi di bawah brand Allo, dimulai dari platform grocery.

Kompetisi pasar

Hadirnya AlloFresh menambah sengit persaingan layanan online grocery di Indonesia. Sebelumnya sejumlah startup mulai unjuk gigi awal tahun ini, menawarkan konsep quick commerce, di antaranya Astro, Bananas, JaPang, hingga Radius. Sementara pemain lain seperti HappyFresh juga kencangkan strategi ekspansi produk dan pasar mereka – sebagian lagi menambah pundi-pundi pendanaan, salah satunya KedaiSayur.

Di segmen e-commerce, para platform juga memiliki strategi khusus di bidang grocery. Misalnya Blibli dengan Blibli Mart – tahun lalu mereka juga mengakuisisi saham mayoritas induk Ranch Market dengan tujuan untuk menguatkan supply chain produk segar yang dimiliki.

Shopee juga sudah operasikan Shopee Supermarket di Indonesia, fasilitasi pembelian berbagai kebutuhan harian secara cepat. Berbeda dengan pemain lain yang mengambil barang dari mitra grocery, mereka membangun gudang-gudang persediaan di berbagai tempat untuk mengakomodasi kebutuhan pengiriman cepat.

Application Information Will Show Up Here

Beam Segera Luncurkan Layanan Sewa Sepeda dan Skuter Listrik di Indonesia

Startup pengembang layanan mobilitas mikro “Beam” mengumumkan rencananya untuk masuk ke pasar Indonesia. Langkah ini diambil setelah perusahaan memperoleh pendanaan seri B senilai $93 juta yang dipimpin Affirma Capital. Sejumlah pemodal ventura lainnya turut andil di pendanaan ini, termasuk Sequoia Capital India dan AC Ventures.

Selain Indonesia, ekspansi juga akan mencakup beberapa negara lain yakni Filipina, Vietnam, Jepang, dan Turki. Diketahui saat ini Beam sudah tersedia di Australia, Malaysia, Selandia Baru, Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan.

Layanan Beam sendiri memungkinkan pengguna untuk menyewa layanan mobilitas urban, terdiri dari dua opsi. Pertama ada Beam Saturn, yakni skuter listrik yang didesain untuk mudah dan aman dikendarai. Kemudian yang kedua Beam Apollo, yakni berbentuk sepeda elektrik modern. Dan akan segera hadir Beam Jupiter untuk perangkat e-moped.

Startup ini didirikan oleh Alan Jiang (CEO) dan Deb Gangopadhyay (CTO). Alan sebelumnya sempat menjabat sebagai Country Manager Uber Indonesia, kemudian menjadi Head of SEA untuk layanan serupa Beam asal Beijing, yakni Ofo.

Layanan mobilitas mikro di Indonesia

Sebelumnya, GrabWheels sempat mengaspal di Indonesia menyajikan layanan skuter listrik di beberapa titik. Dalam kehadiran awalnya, Grab menggandeng mitra pengembang properti seperti Sinar Mas Land untuk uji coba di BSD City, juga universitas di Jakarta. Namun demikian, tak berselang lama layanan tersebut dihentikan seiring adanya beberapa kasus, termasuk kecelakaan.

Menurut seorang pengamat tata kota yang enggan disebutkan identitasnya, untuk menghadirkan layanan mobilitas mikro di Indonesia banyak tantangannya, terlebih jika targetnya di area-area publik terbuka. Menurutnya, konsep bisnis seperti itu lebih cocok untuk ditempatkan di lokasi khusus, seperti kompleks perumahan atau tempat wisata — biasanya mengharuskan bekerja sama dengan mitra lokal seperti pengembang properti atau pemerintah.

Grab pun sebenarnya sudah melakukan strategi tersebut, namun mendapatkan penerimaan yang baik dari pasar.

Secara regulasi, di Indonesia sudah ada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2020 tentang Kendaraan Tertentu Dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik. Regulasi itu terbit pada pertengahan Juni 2020, berselang tidak lama setelah skuter listrik Grab dikenalkan.

Di negara dengan tata kota yang baik seperti di Amerika Serikat, model layanan mobilitas mikro ini mendapatkan penerimaan cukup baik dari masyarakat. Menurut riset McKinsey tahun 2019, diperkirakan industri mobilitas mikro bisa bernilai sekitar $300-500 miliar hingga tahun 2030. Namun sejak pandemi menyerang, penggunaan mobilitas mikro termasuk skuter listrik ini anjlok 50%-60%.

Di Singapura, layanan on-demand skuter dan sepeda listrik juga sempat populer, hingga akhirnya sejumlah kasus terjadi dan mendorong regulator setempat untuk memberikan batasan-batasan. Misalnya adanya hukuman untuk pengguna yang memarkir skuter atau sepeda di tempat umum secara tidak teratur atau tidak pada tempatnya; hingga sejumlah aturan diperketat terkait dengan perangkat mobilitas untuk menekan terjadinya potensi kecelakaan.

Optimisme Beam

Beam mengaku terus berinovasi pada teknologi keselamatan pengguna. Salah satunya dengan menerapkan MARS (Micromobility Augmented Riding Safety) yang terdiri dari inovasi keselamatan untuk melindungi pejalan kaki, mengatur ruang zonasi dan parkir, hingga mendorong penggunaan kendaraan yang lebih aman oleh pengguna. Inovasi di sisi perangkat mobilitas juga terus dikencangkan.

Inovasi keamanan MARS yang dihadirkan Beam / Beam

Co-Founder & CEO Beam Alan Jiang mengatakan, “Micromobility telah mengambil sistem keamanan mutakhir seperti teknologi MARS Beam dan menerapkannya ke kendaraan listrik kecil seperti e-skuter, e-bikes, dan e-moped untuk membantu arus kota lebih baik untuk semua orang. Kami sangat senang dapat bermitra dengan dana visioner seperti Affirma untuk menghadirkan mobilitas yang berbiaya lebih rendah, lebih hijau, dan lebih aman bagi kota-kota di seluruh APAC.”

Terkait pandemi, Beam meyakini permintaan untuk layanan mobilitas mikro terus tumbuh di Asia Pasifik. Hal dini dicerminkan dari pendapatan Beam yang tumbuh 15x lipat sejak dimulainya pandemi. Beam bekerja sama dengan pemerintah daerah di kota-kota di Asia Pasifik untuk menyediakan layanan mobilitas mikro bersama yang aman dan berkelanjutan saat masyarakat mereka tertarik pada cara bepergian yang lebih bersih dan berkelanjutan.

aplikasi stok barang

Cara Tambah Produk dan Stock Opname dengan Aplikasi Stok Barang Jurnal.id

Aplikasi stok barang untuk memudahkan manajemen stok barang kini sudah banyak jenisnya. Namun, pada artikel ini akan dibahas aplikasi stok barang yang juga berfungsi sebagai manajemen akuntansi dan pembukuan, yakni Jurnal.id by Mekari.

Sebelum masuk ke tutorial cara tambah produk dan cara stock opname produk, mari simak terlebih dahulu mengenai apa itu Jurnal.id lebih dekat.

Apa itu Jurnal.id?

Jurnal.id adalah software akuntansi online yang diproduksi oleh PT Mid Solusi Nusantara (Mekari). Software ini mendukung kegiatan pencatatan keuangan, pembukuan, dan operasional, termasuk manajemen stok bisnis Anda agar lebih mudah.

Selain melalui perangkat komputer, Anda juga bisa mengakses Jurnal.id di smartphone Anda dengan mengunduh aplikasi Jurnal di PlayStore maupun AppStore.

Jangan khawatir. Fitur-fitur pada perangkat komputer dan mobile sama-sama lengkap dan bisa Anda gunakan sesuai dengan paket yang Anda pilih.

Manajemen Stok Produk di Aplikasi Stok Barang Jurnal.id

Sebelum Anda melakukan stock opname, tentu Anda perlu menambahkan produk terlebih dahulu ke sistem Jurnal.id. Begini langkah-langkah menambahkan produk baru melalui dashboard Jurnal.id.

  • Masuk ke dashboard Jurnal.id.
  • Buka menu Produk.
  • Klik tombol Buat Baru di bagian kanan atas halaman dan pilih Produk Baru.

 

aplikasi stok barang

 

aplikasi stok barang

 

  • Lalu, masukkan informasi produk.

 

aplikasi stok barang

 

  • Pertama, unggah foto produk dan masukkan nama produk. Pastikan nama produk Anda tidak sama dengan produk lainnya.
  • Kedua, masukkan kode/SKU produk.
  • Ketiga, pilih kategori produk.
  • Keempat, pilih jenis satuan produk.
  • Kelima, isi deskripsi produk. Anda bisa mengisinya dengan tipe produk, warna, atau yang lainnya.
  • Keenam, pilih jenis barang. Apakah berupa produk satuan (single) atau paket (bundle).
  • Selanjutnya, masuk ke bagian Harga & Pengaturan di bagian bawah.

 

aplikasi stok barang

 

  • Isi bagian Saya Beli Produk Ini dengan harga beli produk tersebut. Pilih pajak jika produk yang Anda beli dikenakan pajak.
  • Kemudian, isi bagian Saya Jual Produk Ini dengan harga jual produk. Jangan lupa pilih pajak jika produk tersebut dikenakan pajak.
  • Setelah itu, centang kotak Monitor Persediaan Barang untuk mengatur stok produk.

 

aplikasi stok barang

 

  • Isi batas stok minimum produk untuk membantu Anda mengetahui kapan produk perlu di re-stock.

 

aplikasi stok barang

 

  • Apabila semua sudah terisi, klik Buat Produk. Produk yang baru Anda buat dapat Anda lihat kembali di menu Produk.

 

aplikasi stok barang

 

Video Cara Menambahkan Produk di Jurnal.id

Jika Anda telah berhasil menambahkan semua produk ke Jurnal.id dengan cara di atas, selanjutnya Anda bisa melakukan stock opname dengan mudah melalui dashboard Jurnal.id. Di bawah ini adalah langkah-langkahnya.

 

aplikasi stok barang

 

  • Kemudian, Anda akan masuk ke halaman penyesuaian stok. 
  • Pilih tipe penyesuaian. Pilih Perhitungan Stok untuk penghitungan kuantitas akhir stok atau pilih Stok Masuk/Keluar untuk menginput selisih kuantitas stok.

 

aplikasi stok barang

 

  • Selanjutnya, pilih kategori penyesuaian stok. Pilih Umum untuk penyesuaian stok yang bertambah dan berkurang. Pilih Barang Rusak untuk penyesuaian stok karena barang rusak. Pilih Produksi untuk penyesuaian stok karena adanya proses produksi. Pilih Kuantitas Awal untuk penyesuaian stok awal produk.

 

aplikasi stok barang

 

  • Berikutnya, kolom Akun akan otomatis terisi tergantung dari pilihan kategori penyesuaian stok. Namun, Anda tetap dapat mengubahnya sesuai yang Anda inginkan.

 

aplikasi stok barang

 

  • Setelah Akun, pilih gudang yang ingin Anda lakukan stock opname.

 

aplikasi stok barang

 

  • Lalu, klik Next untuk mulai penyesuaian stok produk.

 

aplikasi stok barang

 

  • Anda akan masuk ke halaman baru untuk menginput stok produk terbaru.
  • Pada halaman tersebut, Anda bisa menambahkan catatan pada kolom Memo dan menambahkan tag jika diperlukan.

 

aplikasi stok barang

 

  • Selanjutnya, Anda bisa mulai melakukan penyesuaian stok dengan memasukkan kuantitas produk sebenarnya. Apabila terdapat perbedaan kuantitas, sistem akan melakukan perhitungan secara otomatis mengenai selisih produk.

 

aplikasi stok barang

 

  • Jika Anda telah selesai mengisi stok produk, klik Buat Stok Opname untuk menyimpan penyesuaian stok.

 

aplikasi stok barang

 

  • Stok produk pada menu Produk akan otomatis ter-update setelah Anda menyimpan stock opname.

 

aplikasi stok barang

 

Demikian langkah-langkah menambahkan produk dan menyesuaikan stok produk pada aplikasi stok barang Jurnal.id by Mekari. Agar lebih memahami setiap langkah-langkah dalam cara melakukan stock opname di Jurnal.id, Anda juga bisa melihat video tutorial berikut ini yang dibuat oleh Jurnal.id. Selamat mencoba!

Video Cara Stock Opname dengan Aplikasi Stok Barang Jurnal.id

Pendanaan Awal Car Marketplace Broom

Startup Pembiayaan Showroom Mobil “Broom” Umumkan Pendanaan 43 Miliar Rupiah

Startup pembiayaan showroom mobil Broom mengumumkan perolehan pendanaan pre-seed senilai $3 juta atau lebih dari 43 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh AC Ventures, dengan partisipasi dari Quona Capital dan beberapa angel investor, termasuk pendiri Kopi Kenangan dan Lummo. Dana segar akan dimanfaatkan untuk meningkatkan produk dan layanan, memperluas kehadiran di kota-kota besar, dan menggandakan tim.

Secara unik, Broom memosisikan diri sebagai solusi digital untuk ekosistem mobilitas yang menyediakan platform tunggal bagi UKM otomotif guna mendigitalkan proses bisnis showroom, seperti mengelola inventaris, mendapatkan akses ke pembiayaan, dan mengelola alat sisi penjualan mereka.

Startup ini dirintis sejak tahun lalu oleh Pandu Adi Laras (CEO), Pungky Wibawa (CBO), dan Andreas Sutanto (CFO). Ketiganya memiliki pengalaman kuat di bidang mobilitas. Pandu telah berkecimpung dalam mobilitas sejak 2016, ketika dia bekerja untuk Uber, sebelum bergabung di Go-Fleet.

Lalu, Pungky adalah wirausahawan berpengalaman dan memiliki koneksi yang baik dalam ruang diler, mengingat status Pungky sebagai pemilik salah satu diler BMW terbesar di Indonesia. Pengalaman para pendiri menggabungkan pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan kejelasan tentang bagaimana teknologi dapat merevolusi industri.

Solusi yang dihadirkan

Dalam keterangan resmi Pandu mengatakan, Broom memiliki berambisi jadi pilihan pertama diler mobil bekas untuk mengembangkan bisnisnya dengan menyediakan berbagai produk dan layanan. “Dengan dukungan dari investor terkemuka yang percaya pada visi kami, ini akan meningkatkan kepercayaan diri kami untuk terus berjuang dalam perjalanan kami memberdayakan dealer mobil bekas di Indonesia,” katanya, Jumat (25/2).

Diler mobil umumnya bekerja dengan sangat tradisional, dengan sebagian besar penghitungan stok dilakukan di papan tulis. Saat mencoba online, diler mobil merasa cukup sulit untuk menjual di platform dan menemukan pembeli yang tepat di lokasi mereka. Pembiayaan umumnya cukup menantang karena kurangnya dokumentasi.

Namun, diler mobil pergi ke rentenir untuk pinjaman 6 minggu karena mereka merasa sedikit menguntungkan bahkan dengan bunga signifikan yang diberikan oleh pemberi pinjaman ini (diperkirakan 8% per bulan). Dengan kondisi ini, Broom bertujuan untuk memberikan digitalisasi diler dan pembiayaan untuk memberdayakan diler mobil.

Broom menyediakan tiga solusi bagi diler melalui platformnya, mulai dari peningkatan operasional, enabler penjualan online, dan akses ke pembiayaan. Pembiayaan produktif Broom menawarkan fasilitas pinjaman jangka pendek dengan tingkat bunga yang kompetitif dengan bermitra dengan lembaga keuangan yang menyediakan pembiayaan murah. Hal ini memungkinkan nasabah untuk mengakses fasilitas pinjaman dengan memanfaatkan persediaan yang ada sebagai jaminan dengan proses persetujuan yang cepat.

“Ketika solusi digital menembus setiap industri, keuangan tertanam merupakan peluang yang sangat besar. Industri mobil bekas melihat nilai transaksi tahunan sebesar $14 miliar, dan dealer mobil UMKM mewakili lebih dari 80% dengan sedikit atau tanpa akses ke pembiayaan yang terjangkau. Broom berupaya memberdayakan dealer ini dengan produk keuangan dan pendukung untuk membantu mereka berkembang,” kata Founder & Managing Partner AC Ventures Adrian Li.

Saat ini, Broom memiliki lebih dari 2000 diler mobil bekas di wilayah Jabodetabek dan optimistis bisa bertambah karena perusahaan memiliki kerja sama dengan lembaga keuangan besar seperti BRI Finance dan BRI Insurance. Juga, lebih dari 4 ribu mobil terdaftar di platform marketplace Broom dan dari jumlah mobil tersebut sebesar Rp120 miliar sudah didanai.

Peta persaingan startup otomotif

Belakangan peta persaingan startup otomotif semakin mengerucut untuk level regional dan lokal lewat pendanaan yang mereka umumkan. Di regional, ada Carsome dan Carro yang berlomba mendominasi pasar. Pada awal tahun, Carsome mengumumkan pendanaan Seri E senilai $290 juta yang berhasil mendongkrak valuasi di angka $1,7 miliar.

Mereka menjalankan bisnis C2B2C –membeli dari konsumen dan menjualnya ke jaringan diler, juga menjual mobil bekas langsung ke konsumen. Serta, dilengkapi dengan pengalaman O2O melalui experience center yang tersebar di sejumlah kota. Kompetitor terdekatnya, Carro mendapat pendanaan Seri C senilai $360 juta dengan valuasi lebih dari $1 miliar. Carro juga memiliki layanan experience center Carro Automall.

Di luar itu, di level lokal ada OLX Autos dengan fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen, meski saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya. Selanjutnya ada Moladin yang mengantongi pendanaan Seri A $42 juta dipimpin Sequoia Capital India dan Northstar Group.

Awalnya, Moladin bermain di pembelian motor, namun pivot sepenuhnya pada 2021 menjadi jual-beli mobil bekas. Dibandingkan pemain sejenisnya, diferensiasi yang ditawarkan Modalin adalah pemberdayaan jaringan agen dalam menawarkan pengalaman transaksi mobil yang lebih personal kepada pelanggan.

blow

Fokus Ikuti Tren, Brand Sepatu Blow Sukses Kuasai Pasar Online

Saat ini, brand sepatu lokal terus menunjukkan eksistensinya, seiring dengan tren streetwear yang marak digandrugi masyarakat muda Indonesia. Brand sepatu Blow atau dikenal di pasar online sebagai Shopatblow (Blow Official Shop) menjadi salah satunya.

Brand Blow atau Shopatblow merupakan produsen alas kaki lokal, yang mengusung tema produk fashionable, stylish dan up to date. Brand ini menyasar target pasar wanita sebagai konsumennya.

Blow sendiri memiliki banyak variasi model alas kaki untuk wanita. Mulai dari sneakers, wedges, sandal, flatshoes dan lainnya. Rata-rata harga jualnya berkisar kurang lebih 100 ribu rupiah.

Perjalanan dari Rugi Besar Hingga Jadi Bisnis Besar

Pemilik sekaligus Founder Blow Vincent Octavianus, berbagi cerita soal bisnis yang ia rintis sejak enam tahun lalu. Ia mengatakan, brand sepatunya dulu berawal dari bisnis yang sangat kecil, hingga akhirnya maju, berkat digitalisasi.

“Awal mulanya itu kami menjual barang cuci gudang. Itu kami start kecil banget di garasi rumah. Lalu, kami juga pernah buka toko di pasar, saat itu kami sewa ruko, tapi ternyata malah rugi besar,” tambahnya.

  • Sempat Rugi Sebelum Digitalisasi

Vincent bercerita, ia mulai merintis bisnis sepatu sejak 2016. Awalnya, sebelum berdiri brand Blow atau Shopatblow, bisnis sepatu yang ia pegang bernama Octav. Saat menjalani bisnis sepatu Octav, tempat berjualan baru berupa toko di pasar.

SHOP AT BLOW

“Sebenarnya, awal mula bisnis sepatu itu dari toko offline. Selama jadi pemain offline, kami buka toko di pasar, ikut bazar, hingga pasar malam. Kita jualnya outlet, dari brand mana-mana kita jual,” ungkapnya.

Namun, bisnis secara offline yang dijalaninya itu, tidak begitu berjalan lancar. Vincent mengaku, omset berjualan di pasar itu kecil. Selama mengikuti bazar, ia lebih sering rugi ketimbang untung.

“Bagi saya, berjualan secara offline itu cukup sulit. Omset yang kami dapat kecil. Dari bazzar yang kami ikuti sebanyak tiga kali, dua kalinya kami rugi. Akhirnya, kami mencoba jualan secara online,” katanya.

  • Tingkat Penjualan Melesat Setelah Digitalisasi

Awal mula merambah pasar online pada 2017, brand ini masih memakai nama Octav. Octav memasarkan produk sepatunya lewat marketplace fashion Zalora dan Berrybenka. Selama kurang lebih dua tahun, tepatnya pada 2019, baru lah Octav mulai rebranding menjadi Blow.

“Kami rebranding karena pada saat itu, Octav termasuk brand dengan produk yang lumayan mahal, sehingga, lebih sulit menjangkau pembeli. Sementara, Blow sendiri harganya lebih affordable, banyak yang di bawah 100 ribu rupiah,” ujar Vincent.

Setahun usai rebranding dan mulai melebarkan pasarnya di online marketplace lain, seperti Shopee, tingkat penjualan Blow meningkat tajam. Peningkatan ini seiring dengan tren masyarakat berbelanja online saat pandemi Covid-19 sedang di puncaknya.

“Pada pandemi Covid-19 di 2020 itu, penjualan online kami langsung meningkat drastis. Sebelumnya kami memang punya growth yang bagus, kami sudah melihat potensi berjualan di marketplace. Tapi pertumbuhan kami ini sampai ratusan kali lebih besar,” kata Vincent.

BLOW

Menurut Vincent, peningkatan penjualan Blow sejak awal pandemi benar-benar naik tajam secara signifikan. Hingga kini, ia mengaku Blow selalu tumbuh dengan baik dan terus mengikuti perkembangan yang ada.

Target Blow Kini Tetap Fokus ke Pasar Lokal

Brand ini sudah memiliki banyak cabang toko, yang tersebar di beberapa mall di kota-kota besar. Mulai dari AEON Mall, Living World, Summarecon Mall, Grand Indonesia, serta beberapa mall besar lainnya.

Saat ini, Blow telah memperkerjakan lebih dari 150 orang sebagai karyawan produksi, serta 40 orang sebagai tim marketing, creative, warehouse, supir dan pegawai lainnya yang bekerja di kantor.

Target Blow dalam dua tahun ke depan, ingin terus melebarkan pasarnya ke banyak daerah di Indonesia. Vincent merasa, peluang Blow di pasar online lokal sangat bagus, sehingga harus dimanfaatkan dengan maksimal, agar dapat meraup omset lebih banyak lagi.

“Pasar lokal juga masih luas banget, dan kami belum merasa maksimal. Masih banyak yang lebih baik dari kami, sehingga kami ingin fokus ke sana. Saat ini, belum ada pikiran buka toko (offline) di luar negeri,” tambahnya.

Cara Blow Tingkatkan Omset Lewat Platform Digital

Setelah jatuh bangun mendirikan Blow menjadi brand yang dikenal dan digemari masyarakat, Vincent membagikan caranya dalam mempertahankan eksistensi dan meningkatkan omset dari penjualan di platform digital, sebagai berikut:

  • Terus Berinovasi Ikuti Tren

Vincent mengaku, salah satu faktor Blow dapat bertahan hingga kini adalah karena relevan dan selalu mengikuti tren. Mulai dari tren produk, platform penjualan, hingga cara promosi yang sedang digandrugi, semuanya Blow ikuti.

“Kami selalu ikutin apa yang customer mau, trennya seperti apa. Jadi, bukan bertahan untuk keinginan sendiri. Kami selalu belajar, lihat orang lain bisa, kami harus bisa. Misalnya, saat ini sedang tren orang membeli produk lewat Live Tiktok Shop, maka kami harus ikut,” katanya.

Bagi Vincent, tidak ada alasan untuk tidak ikut tren. Termasuk alasan-alasan seperti: tidak ada sumber daya yang paham, tidak ada yang bisa membuatnya, dan lainnya, itu bukan menjadi alasan. Menurutnya, semua dapat dilakukan asal niat belajar dan berusaha.

  • Manfaatkan Keuntungan Program Marketplace

Sejak bergabung di beberapa marketplace populer di Indonesia, seperti Shopee, Tokopedia dan Lazada, penjualannya meningkat tajam. Marketplace menjadi tempat dengan penjualan terbanyak produk brand Blow.

Blow bahkan dapat melebarkan pasarnya hingga ke mancanegara, mulai dari Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan dan beberapa negara lainnya. Hal ini dapat dicapai berkat dukungan dari program ekspor marketplace.

  • Maksimal Promosi Lewat Media Sosial

Menurut Vincent, persaingan antar brand fashion online kini semakin ketat. Sebab, ten yang ada di masyarakat terus berubah dengan cepat. Sehingga, Blow perlu pandai-pandai melihat peluang.

“Secara marketing, semua jenis media sosial kami gunakan secara bersamaan. Tidak hanya di Instagram, kami juga aktif di Facebook, Twitter, Tiktok dan lainnya. Semua jenis iklan juga kami ikuti, salah satunya collaborative advertising,” ungkapnya.

Pentingnya Digitalisasi bagi Pelaku Bisnis

Bagi Vincent, berbisnis secara online banyak mendatangkan keuntungan baginya dan bisnis yang ia bangun. Ia menilai, kini, mau tidak mau bisnis online harus coba dilakukan. Sebab, itulah yang diinginkan masyarakat saat ini.

“Banyak orang yang sudah berumur, mungkin berpikir bisnis online itu lebih sulit dan berat. Tapi, menurut saya harus dicoba. Ini bukan berarti bisnis offline itu merugikan, paling tidak keduanya bisa berjalan beriringan,” ujarnya.

Ia pun memberi saran bagi orang yang belum yakin terjun ke bisnis online karena kendala kemampuan operasional. Saat ini, sudah banyak agensi marketing yang dapat membantu proses berbisnis online, misalnya agensi yang membantu pembuatan iklan atau promosi produk.

Blow sendiri banyak memanfaatkan platform digital dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari. Mulai dari proses produksi, promosi hingga diskusi internal dengan para pegawai. Vincent berkata, semuanya dijalani by learning, seiring berkembangnya teknologi digital.

Capaian Bisnis Payfazz 2022

Fazz Financial Segera Galang Pendanaan Seri C untuk Realisasikan “Superapp”

Fazz Financial Group (Fazz) mengungkapkan sedang mempersiapkan putaran dana Seri C. Sejumlah investor teknologi di Amerika Serikat disebutkan bakal terlibat dalam putaran tersebut. Kendati demikian ketika kami hubungi, salah satu eksekutif perusahaan enggan menyebutkan target-target terkait penggalangan dana baru ini — bahkan ia mengatakan beberapa rumor yang beredar tidak tepat.

Sejauh ini, secara valuasi Fazz telah masuk ke dalam kategori centaur, mengumpulkan lebih dari $74,1 juta pendanaan ekuitas dari berbagai investor blue-chip, termasuk Tiger Global, Y Combinator, dan DST Partners. Putaran Seri B diumumkan pada Juli 2020 sebesar $53 juta yang dipimpin oleh B Capital Group dan Insignia Ventures.

Untuk menjadi unicorn berikutnya, sedikitnya perusahaan membutuhkan putaran seri C ini paling sedikit $150 juta (dengan faktor pengali sebanyak 4x — berkaca pada beberapa unicorn baru yang muncul akhir-akhir ini).

Dalam keterangan resmi, dana segar nantinya akan digunakan untuk merealisasikan aplikasi super alias superapp yang menawarkan kemampuan penerimaan pembayaran klien bisnis, high yield cash accounts, corporate cards, pembayaran tagihan/faktur, solusi kredit, dan manajemen biaya. Disebutkan saat ini perusahaan telah menjelma sebagai platform keuangan all-in-one terbesar dengan pertumbuhan tercepat yang melayani lebih dari 150 ribu bisnis di Asia Tenggara.

Capaian bisnis

Pada tahun lalu, grup fintech ini telah mencapai lebih dari $10 miliar dalam volume transaksi tahunan dalam platformnya, naik lebih dari 200% secara yoy. Perusahaan berada di jalur untuk mencapai pendapatan lebih dari $60 juta pada akhir 2022, naik dari $32 juta pada 2021.

CFO Fazz Karl Hu mengatakan, “Rekor transaksi setahun penuh dan pertumbuhan pendapatan adalah hasil langsung dari strategi fokus Fazz dalam melayani kumpulan besar bisnis underbanked di Asia Tenggara dan menghubungkan mereka dengan komprehensif kami semua dalam satu platform keuangan.”

Platform Fazz memungkinkan UMKM mendigitalkan sistem keuangan dan pembayaran mereka melalui empat pilar utama. Pertama, bisnis dapat menerima semua jenis pembayaran utama dan memungkinkan transfer melalui semua jalur pembayaran; dapat mendigitalkan sejumlah fungsi keuangan dan operasional inti, termasuk manajemen inventaris, pembayaran tagihan, pembukuan, dan penggajian.

Kemudian, memanfaatkan fungsi perbankan termasuk rekening kas, untuk membantu pelanggan menabung dan mendapatkan hasil yang tinggi. Fazz juga menyediakan kartu perusahaan untuk memfasilitasi transaksi bisnis antar bisnis. Terakhir, bisnis dapat mengakses modal pertumbuhan melalui lengan pinjaman Fazz.

Saat ini, ada lebih dari 150 ribu bisnis di platform Fazz yang terhubung langsung ke ekosistem pembayaran B2B dan B2C. Grup ini juga memegang jumlah lisensi untuk fungsi e-money, penerimaan pembayaran, transfer, peminjaman, perbankan, dan kartu. Blibli, Bukalapak, Aspire, Sirclo, dan Kargo Technologies adalah beberapa klien utama Fazz di Singapura dan Indonesia.

“Pertumbuhan kuat kami pada tahun 2021 hanyalah awal dari perjalanan kami, dengan jalan panjang untuk mendukung bisnis yang berkembang di kawasan ini dan kami akan terus menggandakan pertumbuhan pada tahun 2022,” tambah Hu.

Portofolio Fazz

Fazz saat ini telah menjelma sebagai raksasa baru di industri fintech yang memiliki berbagai afiliasi di vertikal bisnis keuangan. Lewat penggabungan bersama Xfers membentuk Fazz Financial Group, menyatukan tiga bisnis keuangan yang menyasar pada merchant (Payfazz), ritel (neu), dan enterprise (Xfers).

Di luar itu, ada StraitsX yang bergerak di pengembang aset digital, Modal Rakyat yang bergerak di lending usaha produktif, PT Cashfazz Teknologi Nusantara sebagai pemegang lisensi uang elektronik, startup pencatatan keuangan CrediBook yang masuk ke dalam portofolio lewat investasi yang dikucurkan dari Payfazz.

Menariknya, baik Hendra maupun Hendoko, serta co-founder Payfazz lainnya juga aktif berinvestasi tahap awal ke berbagai startup, baik itu berhubungan langsung dengan dunia fintech maupun tidak. Pun, melalui kantong sendiri atau lewat fund VC. Nama-namanya adalah UpBanx, Aspire, Verihubs, Shipper, dan Pahamify.

Application Information Will Show Up Here

Istilah Kamus Email Marketing yang Wajib Kamu Ketahui

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang digunakan saat ini adalah email marketing. Penggunaan email sebagai channel pemasaran dibandingkan lainnya adalah karena sifatnya lebih personal. Namun, sebelum menggunakan email marketing, kamu wajib paham tentang kamus email marketing.

Kamus email marketing adalah kumpulan glosarium atau istilah terkait email marketing yang dapat membantu kamu memahami penggunaan email.

Kamus Email Marketing

Dikutip dari MTARGET, berikut daftar istilah yang digunakan dalam email marketing:

1. Acceptable Spam Report Rate

Tingkat di mana Anda dapat dilaporkan sebagai SPAM tanpa merusak reputasi pengiriman Anda.

2. Acceptance Rate 

Persentase pesan email yang diterima oleh server email. Tidak semua email yang diterima oleh server akan masuk ke dalam inbox audience.

3. Blacklist 

Sesuai namanya, blacklist adalah daftar alamat IP spammer yang nantinya akan  menghambat pengiriman email.

4. Bounce Rate

Persentase pengiriman email yang tidak sampai. Ada dua jenis bounce, hard bounce dan soft bounce. Rasio bounce yang dapat diterima adalah kurang dari 5%.

5. CAN-SPAM

Berisi undang-undang yang menguraikan aturan untuk email komersial, menetapkan persyaratan untuk pesan komersial, memberikan hak kepada penerima email untuk membuat kamu berhenti mengirim email kepada mereka, dan menjabarkan konsekuensi atas pelanggaran UU.

6. Clicks per Delivered

Persentase jumlah klik dibagi dengan jumlah email yang dikirim ke kotak masuk audience.

7. Conversion Rate

Persentase penerima yang menanggapi CTA bisnis kamu dalam campaign atau promosi email.  Bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan campaign.

8. Double Opt-In

Metode yang disarankan untuk membuat daftar email, mengharuskan pelanggan untuk mengonfirmasi keikutsertaan mereka dengan mengklik CTA di email konfirmasi atau menanggapi email konfirmasi.

9. Email Campaign

Serangkaian email nurturing prospek yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran secara keseluruhan.

10. Email Filter 

Sesuai namanya, ini adalah teknik yang digunakan untuk memblokir email berdasarkan pengirim, baris subjek, atau konten email.

11. Email Sponsorships 

Membeli ruang iklan di newsletter atau mensponsori artikel. Sponsor akan membayar agar iklan mereka dimasukkan ke dalam badan email.

12. Hard Bounce

Pengiriman email yang gagal karena alasan permanen seperti alamat email yang tidak ada, tidak valid, atau diblokir.

13. HTML Email

Mengirim email HTML memungkinkan untuk berkreasi dengan desain email bisnis kamu.

14. Landing Page

Halaman pengambilan prospek di situs web bisnis kamu yang ditautkan dari email untuk memberikan informasi tambahan yang terkait langsung dengan produk atau layanan yang dipromosikan dalam ajakan bertindak untuk memberikan informasi tentang pengguna.

15. List Segmentation

Memilih audiens target yang relevan dengan pesan email. Hal ini bertujuan agar email marketing lebih tersegmentasi untuk meningkatkan respon yang tinggi.

16. Opt-In (Subscribe)

Metode yang dapat digunakan untuk menambah contact list dalam pemasaran.

17. Opt-Out (Unsubscribe)

Ketika pelanggan memilih untuk tidak menerima email dari kamu, dan meminta penghapusan dari daftar email bisnis kamu.

18. Personalization 

Personalisasi pada email marketing adalah mengubah cara orang dalam menerima dan merespons suatu email. Email ini tidak hanya sekadar menyapa nama pelanggan pada saat mengirimkan email, namun juga dengan mengingat identitas basic penerima email, seperti mengingat tanggal dalam momen penting, seperti tanggal ulang tahun.

19. Soft Bounce

Terjadi ketika email gagal terkirim disebabkan oleh masalah sementara, seperti inbox penerima penuh, server sedang down, email dianggap sebagai spam atau ukuran email yang terlalu besar.

20. Whitelist Email

Tanda bahwa sender email kamu telah disetujui oleh penerima email. Sehingga ketika kamu mengirimkan email, lalu subscriber memasukkan domain kamu ke dalam whitelist email. Maka email akan disetujui dan akan selalu masuk ke kotak pesan utama si penerima.

Nah, itu adalah 20 istilah dalam kamus email marketing. Akan tetapi, masih banyak istilah penggunaan email marketing yang bisa kamu pelajari di web MTARGET terkait Marketing 101: Kamus Email Marketing.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.