Monthly Archives: May 2022

Tutorial Lengkap Menggunakan Aplikasi Kasir (POS) Pawoon untuk UMKM

Pawoon adalah sebuah layanan penyedia jasa sistem kasir atau POS (point of sales) berbasis cloud/online, yang dapat diakses melalui smartphone atau tablet Android. Layanan POS ini fokus membantu berbagai pemilik usaha dalam menangani segala bentuk transaksi penjualannya.

Dengan menyasar sektor UKM khususnya ritel, waralaba, kafe dan resto sebagai targetnya, Pawoon menawarkan kemudahan bagi UKM, dalam mengetahui produk yang paling banyak terjual dan waktu tertentu dengan transaksi paling banyak.

Selain itu, pelaku bisnis juga dapat membuat katalog berdasarkan nama dan harga yang dapat disesuaikan, manajemen stok, laporan transaksi penjualan, hingga dapat mengetahui data konsumen atau pelanggan tetap, jika ingin mengadakan penawaran berbasis loyalitas.

Berikut ini beberapa cara dalam penggunaan aplikasi kasir atau POS Pawoon bagi pelaku bisnis.

Cara Mendaftarkan Nama Bisnis di Pawoon

  • Isi informasi bisnis. Lalu, klik lanjutkan. Sebagai informasi, layanan Pawoon dapat digunakan oleh berbagai bisnis, mulai dari bisnis kuliner (F&B) hingga retail.

  • Verifikasi nomor telepon yang didaftarkan, demi keamanan data bisnis.
  • Klik daftar.
  • Dengan begitu, nama bisnis sudah terdaftar di Pawoon.

Langkah Menambahkan Produk Pertama di Pawoon

  • Pertama, isi informasi produk.

  • Simpan data produk dan lanjutkan.
  • Dengan begitu, data produk sudah terdaftar dan muncul di aplikasi Pawoon.
  • Untuk pengaturan lebih lanjut, seperti mengatur varian produk, kelola stok dan bahan baku, tambah diskon hingga melihat laporan penjualan, silakan masuk ke dashboard Pawoon dengan akses email dan password. Pastikan, pelaku bisnis sudah melakukan verifikasi email sebelumnya.

Cara Kelola Produk melalui Dashboard Pawoon

  • Masuk ke dashboard Pawoon.
  • Klik produk pada menu bar di sisi kiri layar.

  • Klik tombol ‘Tambah Produk’.

  • Masukan deskripsi produk, mencakup nama, kategori, harga, SKU dan barcode untuk produk retail, satuan stok dan foto produk.
  • Pelaku bisnis juga dapat menambahkan varian atau opsi tambahan produk.
  • Selanjutnya, scroll ke bawah, lalu klik ‘Pengaturan Lanjutan’. Pada laman ini, pelaku bisnis dapat mengisi informasi tambahan seperti status jual, pengelolaan stok, deskripsi, pajak hingga jenis produk yang ingin ditambahkan.
  • Klik ‘Tunggal’ untuk produk satuan atau klik ‘Komposit’ jika produk memiliki bahan baku. Lalu, klik simpan.

  • Selain itu, pelaku bisnis juga dapat menambahkan produk dalam jumlah banyak secara bersamaan dengan fitur ‘Impor Produk’.
  • Klik ‘Impor Produk’, di samping fitur ‘Tambah Produk’ sebelumnya.
  • Adapun fitur ‘Ekspor Produk’ yang dapat digunakan pelaku bisnis untuk mengubah detail produk dalam jumlah banyak.
  • Klik ‘Ekspor Produk’. Pilih outlet yang ingin datanya diunduh, setelah selesai, silakan mulai mengubah.

Pada menu produk, pelaku bisnis juga dapat melakukan pengelolaan lainnya seperti kelola stok, harga dan status jual, bahan baku, ubah dan hapus produk. Selain itu, pelaku bisnis juga dapat menyaring data produk berdasarkan outlet, kategori, status jual dan nama produk.

Langkah Rekap Kas Bisnis di Pawoon

Tak hanya itu, pelaku bisnis juga dapat mengetahui total pengeluaran dan pemasukan dari outlet setiap harinya, melalui aplikasi Pawoon. Berikut langkah-langkahnya:

  • Petama, pastikan bisnis telah menyelesaikan semua transaksi yang masih tersimpan terlebih dulu.
  • Klik tombol ‘Tersimpan’ untuk melihat transaksi yang belum dibayarkan.

  • Selanjutnya, pastikan melakukan update data agar seluruh transaksi tersinkronasi dengan baik.
  • Setelah itu, pilih opsi ‘Rekap Kas’ di tombol menu.

  • Setelah diklik, akan mumcul beberapa kolom pendapatan yang dapat diisi sesuai dengan jumlah yang diterima di outlet, berdasarkan masing-masing tipe pembayaran yang diterima, mulai dari tunai, kartu dan metode pembayaran lainnya.
  • Masukkan kas yang masuk atau keluar dari laci uang. Kolom kas masuk bisa diisi dengan jumlah uang masuk atau modal yang pertama dimasukkan ke laci uang. Sedangkan, kas keluar bisa diisi dengan pengeluaran harian toko yang menggunakan uang dari laci. Misalnya seperti untuk membeli bahan baku yang mendadak habis atau makan siang pegawai.
  • Setelahnya, pelaku bisnis bisa langsung melakukan rekapitulasi kas.

  • Hasil rekapitulasi yang berhasil akan tercatat sebagai kas tertutup. Pelaku bisnis juga akan diberi opsi ‘Cetak Struk’, apabila ingin mencetak struk rekapitulasi kas.
  • Hasil laporan rekapitulasi kas dapat dilihat di dashboard Pawoon.

Demikian serangkaian cara dalam penggunaan aplikasi kasir atau POS Pawoon bagi pelaku bisnis. Semoga bermanfaat.

Ringkas Startup KPR

Ringkas Raih Pendanaan 33 Miliar Rupiah, Digitalkan Proses Kredit Kepemilikan Rumah

Platform kredit hunian digital Ringkas hari ini (31/5) mengumumkan pendanaan tahap pra-awal senilai $2,3 juta atau lebih dari 33 miliar Rupiah. Investor yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini antara lain 500 Global, Iterative Capital, Creative Gorilla Capital, Teja Ventures, Init-6, serta beberapa founder perusahaan unicorn.

Setelah memutuskan untuk memulai inisiatif baru di tahun 2021, Ilya Kravtsov, yang sebelumnya juga dikenal sebagai founder PouchNATION mencoba mencari solusi yang bisa menyelesaikan masalah besar di Indonesia. Saat itu Ia menemukan bahwa kepemilikan rumah cukup menjadi isu yang banyak dihadapi masyarakat di negeri ini.

Lalu ia bertemu dengan kedua rekannya saat ini, Leroy Pinto dan Yoko Simon yang memiliki latar belakang cukup kuat di dunia teknologi. Leroy pernah bekerja di Google dan Amazon; sementara Yoko sudah berpengalaman 16 tahun di Dell. Ketiganya lalu mengembangkan platform Ringkas dengan tujuan untuk menyederhanakan proses kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk ratusan juta rakyat Indonesia.

Ringkas menemukan fakta bahwa penetrasi kredit hunian di Indonesia adalah salah satu yang terendah di dunia dengan total pinjaman perbankan yang setara dengan 3,25% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, backlog perumahan Indonesia terus bertumbuh hingga saat ini di angka 11,4 juta unit. Penyebab dari situasi yang menantang ini disinyalir karena 55% tenaga kerja negara lokal di Indonesia terdiri dari pengusaha kecil dan menengah, pekerja lepas, hingga individu tanpa kontrak yang pasti.

“Saat ini, lebih dari 70 juta orang di Indonesia berjuang untuk membuktikan kepada sistem perbankan bahwa mereka saat ini telah memiliki sumber daya keuangan dan layak untuk bisa mendapat hunian, atau lebih dikenal dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR),” ujar Co-Founder Ringkas Leroy Pinto.

Dengan misi untuk bisa memecahkan masalah kepemilikan rumah ini, Ringkas mencoba mendigitalkan keseluruhan proses rantai nilai hingga menciptakan platform cerdas yang mampu menyederhanakan proses kredit hunian dengan menyesuaikan profil pelanggan secara lebih efisien, dan
menargetkan aset yang sesuai standar risiko dari lembaga keuangan.

“Tempat tinggal merupakan sebuah kebutuhan fisiologis dasar yang harus dimiliki oleh siapa pun, kami pun merasa bangga untuk bisa mendukung Ringkas sebagai sebuah tim yang ingin membuka peluang yang luas untuk membantu proses kepemilikan rumah bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan memungkinkan akses yang lebih setara pada proses pembiayaannya melalui kemajuan teknologi,”  ungkap Managing Partner 500 Global Khailee Ng.

Dalam waktu 6 hingga 12 bulan mendatang, Ringkas berkomitmen untuk fokus mengembangkan platformnya dan melayani puluhan ribu penggunanya sekaligus meluncurkan platform untuk berbagai inisiatif yang bisa memberikan dampak besar lainnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Platform ini juga menargetkan ekspansi ke wilayah yang lebih besar seperti Asia Tenggara.

Meskipun begitu, Ringkas menegaskan bahwa platformnya tidak memberikan pinjaman secara langsung. Dalam menyediakan layanan ini, Ringkas berkolaborasi dengan institusi finansial yang menyediakan pinjaman, lalu menerima fee dari setiap transaksi yang berhasil terjadi dalam platform. Namun Ilya juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk di kemudian hari bisa menyediakan fasilitas ini secara langsung.

Digitalisasi di sektor properti

Sebelum eksistensi proptech di Indonesia terlihat, ada anggapan bahwa proses pembelian rumah adalah hal yang sulit dan memakan waktu, dan umumnya orang memiliki persepsi bahwa properti harus dapat dilihat secara fisik proses pembangunannya. Namun, seiring perkembangan dunia digital dan para perusahaan teknologi yang memfasilitasi digitalisasi, anggapan ini perlahan pudar.

Menurut laporan Tren Pasar Pasar Properti Lamudi Indonesia pada semester I-2021, tingkat penjualan properti mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 36,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya meski terimbas oleh pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pencari properti yakni 36,7 persen berada di dalam kisaran umum 18-35 tahun, dan sektor proptech dapat menstimulasi penjualan properti dengan memikat para pembeli baru.

Terkait pemanfaatan teknologi di sektor properti, Ilya juga mengungkapkan bahwa terdapat jutaan pencari rumah dan lebih dari 12.000 developers di Indonesia. Sementara di sisi lainnya, ada lebih dari 1.200 bank dan lembaga keuangan yang tersedia saat ini. Timnya melihat bahwa salah satu cara rahasia untuk membuka peluang ini adalah dengan memanfaatkan teknologi yang menghubungkan seluruh pemain di industri ini dengan cara yang sangat sederhana, cepat, dan terfokus pada pelanggan.

Beberapa pemain proptech yang ada di Indonesia termasuk Rumah123, 99.co, Rukita, juga Beliruma. Selain itu juga ada Pinhome yang belum lama ini menelurkan program #CicilDiPinhome untuk memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan tidak tetap (Non-fixed Income/NFI) untuk memiliki rumah impian mereka.

Lalu platform fintech pembiayaan properti hunian juga ada Gradana, yang mencoba memudahkan masyarakat dalam mencicil DP atau pembelian rumah.

MPL Indonesia

Mobile Premier League Menyerah di Pasar Indonesia

Platform game dan turnamen Mobile Premier League (MPL) mengumumkan penutupan operasional di Indonesia, sehubungan itu juga merumahkan karyawan yang bekerja di Indonesia. Selain itu, seiring dengan penyesuaian bisnis, perusahaan memberhentikan 10% dari total karayawan keseluruhan. Seperti diketahui, MPL adalah startup asal India yang saat ini sudah memiliki kehadiran di sejumlah negara Asia Pasifik, Amerika Serikat, dan Eropa.

Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh perusahaan melalui akun Instagram-nya yang diunggah kemarin (30/5). “MPL Indonesia menginformasikan bahwa saat ini kami sudah tidak beroperasi dan tidak menerima pengguna baru. Terima kasih atas dukungan pemain dan semua pihak,” ujar MPL Indonesia.

Sebelumnya, informasi ini pertama kali diberitakan oleh Inc24. Pihak MPL pun juga telah memberikan konfirmasinya atas keputusan tersebut. Disebutkan pemutusan kerja ini terjadi di divisi streaming. Karyawan akan menerima paket pesangon lengkap beserta tunjangan lainnya.

Secara terpisah mengutip dari Moneycontrol,  pendiri MPL Sai Srinivas dan Shubh Malhotra mengatakan bahwa selama beberapa bulan belakangan ini kondisinya begitu rumit. Target pertumbuhan tidak sesuai yang diharapkan. Pasar saat ini menghargai pertumbuhan yang menguntungkan dengan segala cara.

“Sudah waktunya untuk membuat keputusan sulit untuk menyebarkan kembali sumber daya kami di bagian lain dari bisnis untuk memastikan kesehatan dan kesuksesan jangka panjang kami sebagai perusahaan,” ujar perwakilan perusahaan dalam email.

Kabar ini begitu mengejutkan. Pasalnya, MPL mengakuisisi platform streaming GamingMonk pada April 2021. Sebagai bagian dari transaksi, MPL menyerap seluruhnya tim GamingMonk. Disinyalir, sebagian besar karyawan yang terkena PHK ini berasal dari GamingMonk, setelah lebih dari setahun sedikit pasca kesepakatan.

Para pendiri juga menjelaskan alasan keluar dari Indonesia dalam email tersebut. Menurut mereka, MPL melihat profil pengembalian yang hanya sebagian kecil dari apa yang mereka harapkan, meskipun telah berinvestasi dalam jumlah banyak untuk operasional di Indonesia.

PHK ini terjadi delapan bulan setelah MPL mengumpulkan $150 juta dalam putaran pendanaan yang membuat MPL menyabet posisi sebagai unicorn di India.

MPL didirikan pada tahun 2018 oleh Srinivas, Kiran G, dan Malhotra, MPL adalah platform esports dan turnamen. Platform ini menawarkan lebih dari 70 game di berbagai kategori, seperti olahraga fantasi harian, kuis, permainan papan, esports, dan game kasual di aplikasinya. Startup ini melayani lebih dari 90 juta pengguna di seluruh India dan AS.

Baru-baru ini, MPL berkelana ke penerbitan game dengan peluncuran Mayhem Studios dan masuknya ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. Pendiri menyebutkan bisnis MPL di sana memiliki pendapatan positif dalam waktu sembilan bulan sejak diluncurkan.

Oleh karenanya, perusahaan akan fokus untuk mencapai netralitas EBITDA, sambil fokus pada pasar global utama. Untuk mendukung ambisi tersebut, pada September 2021, MPL mengumpulkan dana baru sebesar $2,3 miliar dipimpin oleh Legatum Capital, dengan partisipasi dari Sequoia, SIG, RTP Global, Go-Ventures, Moore Strategic Ventures, dan lainnya.

MPL Indonesia

Sebelumnya, MPL Indonesia dipimpin oleh Ridzki Syahputera sebagai VP & Country Head. Melalui situs dan aplikasi MPL, pengguna di Indonesia dapat menikmati dua kategori permainan, yakni casual game dan fantasy sport game. “Setiap game yang ada lebih mengedepankan kemampuan pemain ketimbang keberuntungan, sehingga di MPL pengguna benar-benar harus berlatih dan mengasah kemampuannya,” ujar Ridzki.

Sementara terkait kontes, ada beberapa tipe yang dapat diikuti. Mulai dari turnamen, head-to-head battle (satu lawan satu dengan tingkat keahlian yang sama), battle arena (mirip satu lawan satu tapi dengan jangka waktu tertentu, pemenang dihitung dari berapa kali mereka mendapatkan juara dari sesi yang diikuti), dan mega contest (turnamen dengan waktu dan hadiah yang lebih besar).

“Rata-rata MPL menyediakan 1600 kontes per hari. Teknologi kami pada dasarnya bisa untuk memfasilitasi turnamen esports dengan skala besar dengan dukungan 24 jam,” imbuhnya dalam wawancara bersama DailySocial.id.

Setiap pemain yang berminat untuk gabung di suatu sesi akan dikenakan biaya. Di dalam sesi tersebut ada hadiah tertentu dari nominal yang dikumpulkan – di beberapa acara juga disediakan hadiah dari sponsor. Pengguna juga dapat menukarkan poin (berlian) yang didapat melalui fitur MPL Mall untuk ditukarkan dengan berbagai voucher yang disediakan.

Diklaim, pertumbuhan pengguna MPL secara keseluruhan telah mencapai 85%, pandemi juga mendorong peningkatan basis pengguna. Sejak Maret tahun lalu, ada peningkatan 55% dalam game play dan 7 kali lipat jumlah pengguna. Tapi pandemi juga menghadirkan banyak tantangan bagi perusahaan.

“Ada dampak positif di beberapa metrik, tapi ada yang terganggu juga di metrik lain. Misalnya akibat purchasing power yang menurun. Banyak pengguna yang tetap bermain untuk alternatif hiburan di masa pandemi, tapi daya beli mereka turun. Maret s/d April 2020 menjadi puncaknya kami merasakan dampak yang cukup signifikan terhadap deposit rate di platform,” jelas Ridzki.

Inilah Saat yang Tepat Bagi Anda Mendalami Teknologi Web3

Pada dasarnya, teknologi selalu dikembangkan umat manusia untuk mengakomodir kebutuhan, menjawab tantangan, dan menyelesaikan masalah. Pun halnya dengan teknologi internet. Belakangan, kancah internet diramaikan dengan teknologi terbaru yang disebut “Web3”. Teknologi ini dipercaya bakal jadi ekosistem internet di masa depan yang memungkinkan segala hal di dalamnya terdesentralisasi, aman, dan juga transparan. Alhasil, sifatnya yang demikian membuat Web3 bisa jadi layak diadaptasi oleh siapa pun, bahkan termasuk bagi para pegiat pengembang teknologi (developer).

Sesuai namanya, Web3 adalah bentuk pengembangan lanjutan dari teknologi web, baik itu Web 1.0 maupun Web 2.0. Web3 mengusung konsep ekosistem internet yang lebih terbuka, beroperasi secara otonom, dan dikelola secara desentralisasi.di mana sistem itu menawarkan fleksibilitas pengembangan oleh siapa pun. Sementara karakteristik trustless dan permissionless, memungkinkan siapapun untuk berinteraksi dan berpartisipasi, tanpa perlu campur tangan pihak ketiga (desentralisasi). Yang terjadi pada Web 1.0 dan 2.0, seluruh trafik data pasti didistribusikan oleh perantara pihak ketiga (perusahaan-perusahaan raksasa internet). Pada Web3, proses tersebut seakan di-bypass, dan memungkinkan siapapun memiliki ownership dari seluruh aset digital yang ada di dalam habitat Web3.

Poin terakhir dirasa penting, sebab, aset digital yang dimiliki benar-benar hanya dapat dikelola oleh pemilik tanpa adanya intervensi dari pihak mana pun. Konsep ini mungkin terdengar sedikit familiar pada konsep blockchain dengan implementasi spesifik macam cryptocurrency dan sebagainya. Ya, memang benar adanya, Web3 sebagian besar dibangun di atas tiga lapisan baru inovasi teknologi, yaitu: Edge computing, Jaringan data yang terdesentralisasi, dan juga Artificial intelligence (AI).

Implementasi Web3 yang umum dikenali saat ini bisa diwakilkan oleh berbagai hal, salah satunya seperti cryptocurrency, dan Non-Fungible Token (NFT). Implementasi lain seperti DeFi (Decentralized Finance), dan DAO (Decentralized Autonomous Organization) juga saat ini perlahan hadir diperkenalkan di tengah industri digital tanah air.

Kehadiran teknologi Web3 membawa misi yang besar, dalam cita-cita menjadikan internet ekosistem yang tak terbatas untuk semua. Pun bagi individu, perkembangan teknologi Web3 menjamin relevansi kita agar mampu beradaptasi terhadap perubahan era dan zaman. Terlebih dari sisi pegiat pengembang teknologi, mengadaptasi Web3 sedari dini semestinya mampu mendorong kita untuk berkembang sejalan dengan evolusi teknologi Web3 yang kian progresif di masa depan.

Ingin mengenali dunia Web3 sekaligus langsung hands-on ke dalam ekosistem teknologinya? DailySocial.id mempersembahkan perhelatan yang sayang untuk Anda lewatkan, Web3 Developer Bootcamp by DailySocial.id. Di bootcamp ini Anda akan meraih materi seputar ekosistem teknologi Web3 yang akan dibagikan oleh keynotes terkemuka seperti Antonny Liem (GDP Venture), Intan Wibisono (ArtPopUp, Indo NFT Festiverse), On Lee (GDP Labs), Yohanes Adhi (DailySocial.id), Irzan Raditya (Kata.ai) serta para trainers dan expertise seperti Muqorrobien Marufi (Ansvia), Tata Tricipta (Exclusor), Reza Anwar (Inamart), dan masih banyak lagi.

Mengusung tema “Building Builder of the Future”, Web3 Developer Bootcamp akan membahas beragam topik seputar blockchain, crypto, DAO, NFT, serta DeFi (Decentralized Finance). Tak ketinggalan, developer juga akan memperoleh materi pembelajaran mulai dari seputar pengembangan aplikasi Web3, hingga praktik langsung pengembangan program “smart contract” di platform website blockchain yang nantinya akan pula dilengkapi dengan sesi coaching langsung dan one-on-one session selama 3 hari.

Mari segera menjadi bagian dari teknologi Web3 dan dapatkan potongan harga tiket sebesar 15% dengan menggunakan kode promo WEB3UDS15 yang bisa Anda tukarkan di halaman ini.

Referral vs Affiliate Marketing, Ini Persamaan dan Perbedaannya!

Dalam lingkup pemasaran bisnis, ada dua bentuk kegiatan pemasaran secara digital atau digital marketing yang populer dijalankan oleh pelaku bisnis saat ini, yakni referral marketing dan affiliate marketing.

Keduanya seringkali dianggap serupa karena memiliki banyak persamaan. Kesamaan utamanya yakni keduanya mendorong orang lain untuk mempromosikan merek dengan tawaran insentif, melalui sebuah program yang diadakan pelaku bisnis.

Namun, di samping itu, keduanya sebenarnya berbeda. Perbedaan paling mencolok terletak pada peserta atau mitra program. Mitra referral merupakan pelanggan yang telah dimiliki oleh bisnis, sementara mitra affiliate tidak harus berasal dari pelanggan bisnis.

Tak sampai di situ, berikut ulasan lebih jauh terkait persamaan dan perbedaan antara kedua bentuk digital marketing tersebut. Simak selengkapnya.

Persamaan Referral dan Affiliate Marketing

Beberapa kesamaan antara dua bentuk digital marketing, yakni pemasaran rujukan dan pemasaran afiliasi, antara lain sebagai berikut:

  • Mengandalkan Kepercayaan Publik

Pada dasarnya, baik referral maupun affiliate merupakan strategi marketing yang sangat bergantung pada opini dan testimoni, sehingga perlu membangun kepercayaan dan reputasi yang positif.

Pada program refferal testimoni datang dari pelanggan yang sudah ada, sehingga produk atau layanan yang dipromosikan sudah pasti pernah dicoba sendiri. Sedangkan, pada program afiliasi, promosi dapat dilakukan oleh siapa saja kepada platform publik.

  • Merupakan Repeatable Marketing

Kedua bentuk pemasaran ini merupakan repeatable marketing, yang dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang konsisten. Keduanya mengandalkan pihak lain untuk membantu mendatangkan prospek dan penjualan baru.

Program referral membangun hubungan jangka panjang antara pelaku bisnis dengan pelanggan, dengan memberi penghargaan atas upaya promosi yang mereka lakukan. Serta, program afiliasi cenderung mudah menarik pelanggan baru, hanya dengan klik.

Perbedaan Pemasaran Referral dan Affiliate

Di samping persamaannya, referral marketing dan affiliate marketing merupakan dua hal yang berbeda. Ada pun perbedaannya terletak pada beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

  • Peserta Program

Pihak yang ditargetkan untuk bergabung dengan program referral dan affiliate yang diadakan suatu bisnis berbeda. Pada program referral, targetnya adalah pelanggan yang telah ada. Sedangkan, affiliate bisa diikuti oleh siapa saja yang tertarik untuk menghasilkan pendapatan dengan mempromosikan suatu bisnis melalui proses pendaftaran terlebih dulu.

  • Hubungan dengan Calon Pelanggan

Perbedaan berikutnya, terletak pada jenis hubungan antara orang yang melakukan promosi dengan calon pelanggan baru atau orang yang menjadi target promosi.

Pada pemasaran referral, hubungan antara kedua pihak tersebut cenderung lebih dekat, misalnya seperti teman, keluarga atau kolega terdekat yang sudah saling mengenal secara pribadi.

Sementara, dalam pemasaran afiliasi, tidak ada hubungan langsung antara kedua pihak. Orang yang mengklik link afiliasi tidak perlu mengenal mitra afiliasi secara pribadi, tetapi biasanya tetap memiliki kepercayaan tertentu. Misalnya, followers atau subscribers.

  • Cara Promosi

Program rujukan biasanya mengambil pendekatan promosi yang lebih dekat, misalnya melalui email, chat di WhatsApp, atau bertemu langsung secara tatap muka. Sedangkan, pendekatan program afiliasi biasanya melalui saluran umum, misalnya situs web, blog atau media sosial.

  • Jenis Imbalan

Imbalan adalah faktor pendorong utama dalam program rujukan dan program afiliasi. Imbalan yang diberikan sendiri dapat sangat bervariasi, tergantung pada pihak penyelenggara program rujukan atau afiliasi tersebut.

Pada program referral, imbalan yang diberikan umumnya berupa termasuk diskon, kredit toko, kupon, uang kembali, atau kartu hadiah. Sementara, program afiliasi biasanya menawarkan insentif berbasis uang tunai, dalam bentuk biaya tetap atau persentase dari setiap penjualan.

  • Nilai Customer Lifetime Value (CLV)

Nilai CLV atau umur pelanggan merujuk pada nilai dari seorang konsumen terhadap suatu merek bisnis selama menjadi pelanggan. Nilai ini dipengaruhi oleh jenis produk atau layanan bisnis yang ditawarkan.

Dengan referral marketing, nilai CLV yang dihasilkan akan lebih tinggi, sebab program ini berdasarkan pada kepercayaan dan kesetiaan pelanggan yang telah ada, sehingga berpotensi mendatangkan pelanggan baru yang sejenis.

Sementara, dengan affilate marketing, nilai CLV yang dihasilkan lebih rendah, sebab program ini fokus mendatangkan pelanggan baru dengan melakukan pembayaran atas adanya setiap pelanggan baru. Program afiliasi cenderung lebih fokus pada kuantitas dan skala.

Demikian penjelasan terkait persamaan dan perbedaan antara referral marketing dan affiliate marketing. Semoga bermanfaat.

DailySocial mewawancarai Sean Lawlor dari Intrepid Indonsia / DailySocial

[Video] Dampak Pandemi ke Layanan “Online Commerce” Indonesia

DailySocial bersama CEO Intrepid Indonesia Sean Lawlor membahas  akselerasi layanan e-commerce dan social commerce di Indonesia selama pandemi. Intrepid memberikan layanan untuk brand melancarkan kegiatan pemasaran, baik di media sosial maupun marketplace.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis dan kontribusi sejumlah startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.

5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Jualan UMKM Semakin Laris

Di era digitalisasi ini, teknologi menawarkan banyak kemudahan bahkan untuk aktivitas sehari-hari. Hadirnya teknologi membawa segenap manfaat, tak terkecuali pada sektor perdagangan.

Pesatnya perkembangan teknologi bukan hanya dirasakan oleh konsumen saja. Saat ini, banyak bermunculan aplikasi yang menyediakan layanan bagi para pelaku ekonomi, khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), untuk bisa memperluas pasar dan mempermudah proses jual beli.

Apa saja aplikasi tersebut? Yuk simak bersama-sama!

Warung Pangan

Warung Pangan merupakan aplikasi yang menyediakan layanan bagi UMKM untuk membeli barang dari supplier, serta menjual barang kepada konsumen. Untuk bergabung menjadi mitra pada aplikasi yang diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian BUMN ini terbilang mudah, cukup mendaftar pada aplikasi dengan menyertakan alamat toko dan nomor telepon aktif, kemudian melakukan verifikasi dengan menyertakan foto toko serta foto KTP.

Beberapa program yang dimiliki antara lain WP Asik yakni pendanaan modal usaha, WP Fund yakni pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur atau kelompok usaha produktif, WP Entrepreneur yakni program bimbingan untuk pengembangan usaha, Mitra Get Mitra yakni program bagi mitra untuk mengajak pelaku usaha lain bergabung, Mitra Prioritas yakni kemudahan bagi mitra yang melakukan pembelian minimal Rp. 10.000.000, dan program Bayar Nanti yang berupa layanan pinjaman pembayaran kredit secara online.

Warung Pangan sudah tersedia di Google Play Store maupun App Store. Kini, Warung Pintar telah menjangkau 41 kota di seluruh Indonesia dengan total 69.882 mitra aktif dan 1.611 produk.

CrediStore

CrediStore merupakan lini bisnis baru buatan CrediBook yang menyediakan platform berjualan online bagi UMKM. Aplikasi yang baru diluncurkan pada 1 September 2021 ini mendukung para pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi dalam menjual dagangannya. Untuk bergabung, UMKM diminta untuk menuliskan nama toko, keterangan produk yang dijual, harga produk, serta foto produk.

CrediStore terbuka untuk penjualan produk apapun, mulai dari toko kelontong yang menyediakan produk grocery shopping hingga penyedia jasa. Digitalisasi untuk UMKM ini juga dilengkapi dengan layanan pembukan digital dari CrediBook serta toko grosir berbasis website yaitu CrediMart.

Aplikasi CrediStore sudah tersedia di Google Play Store maupun App Store.

e-Kelontong

Aplikasi ini dibangun dengan misi untuk “mendukung gerakan pemberdayaan pelaku Usaha Kecil & Menengah (UKM), khususnya pedagang tradisional”. e-Kelontong menghubungkan wholesaler (grosir) dengan retailer (toko) dengan melakukan digitalisasi proses jual beli produk. Pemilik grosir dan agen mendapatkan wadah baru untuk mempromosikan sekaligus menjual produk dagangan kepada market yang lebih luas. Sementara, toko dapat menemukan berbagai pilihan grosir produk dengan harga terbuka.

Untuk bergabung, pemilik grosir atau agen dapat mengunduh aplikasi e-Kelontong di Google Play Store, melakukan pendaftaran, mencantumkan harga produk, menentukan jumlah pembelian minimum, serta radius pengiriman maksimal. 

Hingga saat ini, sebanyak 1.449 grosir dan 2.047 toko telah bergabung. Aplikasi yang tersedia di Google Play Store ini sudah mencatatkan 6.953 jenis barang.

Mitra Tokopedia

Tokopedia menciptakan aplikasi khusus guna mengakselerasi penjualan dari toko, warung, maupun individu melalui digitalisasi. Terdapat pula fitur Grosir yang dapat dimanfaatkan para penjual toko untuk menambah stok dagangannya dengan berbagai promo dan keuntungan. 

Untuk mendaftar sebagai Mitra Tokopedia bisa dilakukan melalui aplikasi yang tersedia di Google Play Store. Cukup memasukkan nomor telepon, melakukan verifikasi, memasukkan nama lengkap, foto KTP, dan foto bersama KTP. Tada! Pendaftaran untuk menjadi Mitra Tokopedia sudah selesai.

SIRCLO Store

Sedikit berbeda dengan empat platform di atas, SIRCLO Store merupakan fitur berbasis website yang memudahkan penjual atau UMKM membuat website dengan template yang fungsional bagi tokonya. Pelaku UMKM, dalam sektor apapun termasuk jualan grosir, dapat mengelola penjualan secara mudah dan praktis lewat dashboard admin panel di fitur ini. Sementara, pelanggan dapat berbelanja melalui website toko.

Pelaku UMKM dapat mengatur harga dan stok barang, akun bank, ekspedisi, menganalisis performa bisnis dan transaksi, hingga menghubungkan tokonya dengan marketplace dan WhatsApp. Dengan layanan SIRCLO Store, UMKM dapat memiliki website yang terintegrasi dengan sistem pembayaran, berbagai marketplace, serta jasa pengiriman yang sangat memudahkan.

Nah, setelah mengetahui lima aplikasi di atas, aplikasi mana yang tertarik untuk Anda coba terlebih dahulu? Yuk, manfaatkan teknologi guna menjangkau pasar yang lebih luas dan pastinya lebih cuan!

Credit: Pixabay.com

BRI Ventures, melalui Dana Ventura Sembrani Kiqani, melakukan investasi tahap awal dengan nominal dirahasikan untuk startup produsen kemasan ramah lingkungan Plepah

Startup Pengembang Kemasan Ramah Lingkungan “Plepah” Terima Pendanaan dari BRI Ventures

BRI Ventures, melalui Dana Ventura Sembrani Kiqani, melakukan investasi tahap awal untuk startup produsen kemasan ramah lingkungan “Plepah” dengan nominal dirahasiakan. Perusahaan akan memanfaatkan dana segar untuk memvalidasi konsep sustainable business yang mampu bertumbuh, dengan cara meningkatkan kapasitas demi mengurangi harga, penguatan tim, dan mempersiapkan ekosistem bisnis yang menerapkan ESG (Environmental, Social, and Governance) mengacu pada SDG (Sustainable Development Goals).

Plepah didirikan pada 2018 oleh Rengkuh Banyu Mahandaru bersama rekan-rekannya yang berfokus sebagai produsen kemasan alat makan ramah lingkungan berbasis organik nonkayu hutan (NTFP) yang menggunakan bahan mentah limbah komoditas pohon pinang. Startup ini juga mengedepankan konsep komunitas yang memberdayakan desa dan masyarakat di Sumatera Selatan dan Jambi dengan memanfaatkan tenaga kerjanya untuk mengolah limbah sebagai pendapatan ekonomi alternatif.

Sembrani Kiqani merupakan kendaraan investasi yang dirintis BRI Ventures pada November 2021 ditugaskan untuk menyutikkan pendanaan tahap awal kepada startup yang bergerak di sektor D2C dan consumer platform. Salah satu portofolionya adalah Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA), perusahaan game berbasis blockchain.

Dalam keterangan resmi, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengungkapkan, selama dua tahun belakangan sektor D2C menunjukkan pertumbuhan yang sangat masif. Negara ini membutuhkan inisiatif pendanaan yang ditujukan pada merek lokal di bidang fesyen, kuliner, dan kecantikan yang berkembang pesat saat ini.

“Ini dapat menjadi awal Indonesia sebagai creative economy powerhouse. Brand yang berasal dari Indonesia kita harapkan bisa menjadi pemenang di negara ini, sehingga mampu berkompetisi dengan brand global yang semakin banyak masuk ke tanah air. Hal ini menjadi semangat kami dalam menjalankan inisiatif Sembrani Kiqani,” ujar Nicko dalam keterangan resmi, Senin (30/5).

Direktur Investasi BRI Ventures Markus Liman Rahardja menambahkan, investasi yang diberikan BRI Ventures ini diharapkan dapat mendorong Plepah untuk tetap mengembangkan bisnis dan produknya. Serta, berkontribusi pada percepatan adopsi produk ramah lingkungan di Indonesia.

“Investasi kepada perusahaan ramah lingkungan ini sekaligus menegaskan posisi BRI Ventures sebagai salah satu venture capital yang melihat sebuah startup tidak hanya financially healthy but also environmentally friendly,” kata Markus.

Plepah

Bicara potensi Plepah, sepanjang pandemi membuat layanan pesan-antar di Jabodetabek meningkat sebesar 47%. kondisi tersebut membuat jumlah sampah plastik sekali pakai melambung tinggi. Dengan potensi industri ini terbesar di Asia Tenggara, Indonesia turut menyumbang sampah kemasan plastik sekali pakai sebanyak 561 juta unit setiap bulannya.

Di saat yang bersamaan, kesadaran masyarakat kalangan muda terhadap perubahan iklim diklaim kian meningkat. Hal ini ditandai dengan statistik sebanyak 13,48 juta masyarakat kelompok tersebut yang lebih memilih merek ramah lingkungan. Oleh karenanya, Plepah berkomitmen untuk mengurangi jumlah sampah plastik sekali pakai hingga 15 juta unit mulai tahun depan.

Co-founder & CEO Plepah Rengkuh Banyu Mahandaru menuturkan, startupnya menggunakan operasional berbasis komunitas, dengan memberdayakan masyarakat sekitar kawasan perkebunan, khususnya di pulau Sumatera dengan memberikan mereka pendapatan alternatif dalam proses pengolahan bahan mentah pelepah pinang. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan tiga SDG dari PBB sebagai acuannya.

“Sepanjang proses, Plepah menyatukan dan berkolaborasi dengan berbagai pihak di Indonesia, serta bersama-sama menjalankan berbagai kegiatan untuk merancang dan menghasilkan sistem yang berkelanjutan dan menyeluruh demi menjawab tantangan masalah lingkungan dan sosial di Indonesia,” kata Rengkuh.

CMO Plepah Almira turut menambahkan, penyebab tingginya sampah plastik di Indonesia juga diakibatkan oleh pengelolaan sampah plastik yang kurang baik. Jumlah sampai plastik mencapai angka total 68,5 juta ton pada 2021. “Tren ini juga diprediksi akan terus naik hingga 5% setiap tahunnya, jika pengelolaan sampah dan produk alternatif seperti kemasan ramah lingkungan tidak digiatkan dari sekarang,” ujarnya.

Saat ini, perusahaan bekerja sama dengan beberapa merek kosmetik, fesyen, dan makanan, baik dari lokal maupun global untuk menggunakan produk sustainable packaging Plepah sebagai produk substitusi yang lebih ramah lingkungan dan eco-friendly.

Solusi serupa juga ditawarkan oleh Evo & Co yang menawarkan produk substitusi alat makan dan kantong plastik yang terbuat dari bahan ramah lingkungan, seperti rumput laut, singkong, tebu, dan sebagainya. Startup ini juga memperoleh pendanaan tahap awal dari ANGO Ventures pada Agustus 2021.

Brambang Online Grocery Tutup

Brambang Tutup, Tandai Sulitnya Bisnis “Online Grocery”

Startup online grocery Brambang resmi menutup operasional sejak 27 Mei 2022 jam 9 malam WIB. Dalam akun Instagram perusahaan, tertanda 28 Mei 2022, Brambang pivot menjadi marketplace smartphone dan elektronik dinamai Brambang Elektronik.

“Kami informasikan bahwa layanan groceries Brambang akan berhenti pada Jumat (27/5) pukul 19.00. Perusahaan akan memproses pesanan dan keluhan hingga Sabtu (28/5). Pada 28 Mei, layanan Brambang beralih menjadi marketplace smartphone dan elektronik,” jelas Brambang melalui akun media sosialnya.

Pivot tersebut tentunya jauh dengan model bisnis yang selama ini dijalankan Brambang sejak pertama kali beroperasi di 2017. Saat ini Brambang Elektronik belum memiliki platform sendiri, masih mengandalkan akun atas nama Brambang yang di platform secondhand marketplace, yakni Carousell dan OLX, yang sudah dibuat sejak Maret 2022.

Baik aplikasi dan situs Brambang.com sendiri saat ini tidak bisa diakses. Belum ada kemungkinan bahwa nantinya bisnis barunya akan dipindahkan ke platform yang lebih layak dan profesional. Hingga berita ini diturunkan, manajemen Brambang menolak untuk memberikan komentarnya terkait langkah strategis perusahaan ke depannya akan seperti apa.

Sulit bersaing di ranah B2C

Tutupnya Brambang menjadi indikator jelas bahwa ranah online grocery B2C bukanlah perkara mudah. Sudah harus bersaing dengan quick commerce yang didukung oleh kapital yang besar, seperti yang tengah digarap oleh Astro, AlloFresh, Tokopedia Now, Blibli, dan lainnya. Alhasil, Brambang diharuskan punya dukungan kapital yang kuat untuk membangun infrastrukturnya.

Brambang memperoleh suntikan dana sebesar $2 juta pada Januari 2017 (sekitar 27 miliar Rupiah), kurs Rp13.500 rata-rata di 2017) dari investor yang dirahasiakan. Dengan besaran kapital ini, sudah bisa dipastikan keleluasaan mereka tentunya tidak selebar dibandingkan startup dengan dukungan kapital jumbo.

Terlebih lagi, Brambang dihantam dengan ketidakmampuannya memberikan diferensiasi yang mencolok sebagai nilai jualnya. Dengan kata lain, solusi mereka sebenarnya juga bisa didapatkan oleh konsumen saat berbelanja di platform serupa, termasuk berbagai gimmick pemasaran yang ditawarkan. Belanja di Sayurbox atau HappyFresh, bisa jadi sourcing produknya sama saja, toh yang terpenting barang cepat sampai di hadapan konsumen.

Persaingan perang harga ini tidak akan berakhir dan mirisnya akan terus berlanjut selama yang dikejar oleh industri adalah pertumbuhan revenue, bukan menghasilkan profit. Prinsip ini tidak hanya berlaku di online grocery saja, tapi industri startup digital pada umumnya.

Cerita serupa juga sudah dialami oleh Tanihub yang menutup lini B2C-nya pada Februari 2022, ditandai dengan penghentian operasional dua gudang di Bandung dan Bali, serta Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.

Managing Partner Upturn Ivan A. Sustiawan berkomentar, berdasarkan pengalamannya selama lima tahun, ia memercayai bahwa dua model bisnis berikut ini sulit untuk mencetak keuntungan jika para founder selalu berusaha untuk menjadi yang termurah dan tercepat di pasar secara bersamaan. Mereka ialah, 1) farm to the table atau online grocery dengan segmen B2C, kecuali bergabung sebagai merchant atau penjual di platform marketplace terkemuka.

Berikutnya, 2) pengiriman last mile dengan pengiriman hari yang sama atau berikutnya untuk pelanggan retail. “Jika Anda bisa membuatnya menguntungkan dengan kondisi di atas, maka saya harus belajar dari Anda,” tulis Ivan seperti dikutip dalam unggahannya di LinkedIn.

Awal mula berdirinya Brambang

Brambang didirikan pada Mei 2017 oleh Dustin Haliman. Awalnya Brambang memosisikan diri sebagai marketplace untuk jual-beli bawang merah secara online yang bersifat B2B. Bawang merah yang dijual oleh Brambang diambil langsung dari Brebes. Kota ini dipilih lantaran terkenal dengan bawang merahnya yang garing dan aroma yang khas.

Brebes juga menjadi salah salah pemasok bawang merah terbesar di Indonesia. Dalam wawancara, Dustin bilang bawang merah dipilih sebagai produk andalan karena merupakan salah satu rempah yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

Pada 2016, produksi bawang merah mencapai 1,4 juta ton dengan asumsi harga Rp20 ribu per kilogram, maka nilainya mencapai Rp28 triliun per tahun.

Meskipun menjadi komoditas utama, perdagangan bawang merah tidak efisien. Sama seperti isu di agrikultur lainnya, yang mana harga komoditi yang terus bergejolak, rantai distribusi yang tidak efisien, hingga minimnya informasi harga bawa merah bagi petani ataupun pembeli.

Hal inilah yang menginspirasi Dustin untuk merintis Brambang. Dalam perjalanannya, Brambang tidak hanya menyediakan produk bawang merah saja, tapi juga kebutuhan sehari-hari lainnya, seperti bahan pokok, camilan, buah, sayur, dan daging segar.

Pintarnya

Pintarnya Ingin Demokratisasi Proses Perekrutan Pekerja Kerah Biru

Pekan lalu, startup pengembang layanan job marketplace Pintarnya mengumumkan pendanaan awal $6,3 juta atau setara 93 miliar Rupiah. Angka yang relatif besar untuk sebuah pendanaan awal, terlebih bisnis yang baru meluncur Mei 2022 tersebut juga bermain di area yang sudah riuh dengan pemain lainnya — baik dari dalam atau luar negeri.

Namun demikian, Nelly Nurmalasari (Co-Founder & CEO) punya hipotesis yang cukup kuat, menegaskan bahwa potensi pasar platform pencari kerja di Indonesia masih besar. Banyak sekali permasalahan yang belum bisa terselesaikan dari inovasi yang ada sebelumnya, terlebih yang menyasar pekerja kerah biru (blue collar).

“Dengan nama Pintarnya, kami ingin mengkomunikasikan komitmen kami untuk selalu memberikan cara yang lebih pintar dalam membantu pengguna melalui solusi digital yang kami tawarkan. Selain itu, ‘Pintarnya’ adalah umbrella brand yang versatile untuk beragam solusi yang akan kami luncurkan sebagai super app untuk pekerja kerah biru,” cerita Nelly saat wawancara bersama DailySocial.id.

Permasalahan yang ingin diselesaikan

Nelly bersama dua co-founder lainnya, yakni Ghirish Pokardas dan Henry Hendrawan, sejak awal memang tertarik untuk mendalami permasalahan perekrutan ini. Kendati demikian, dalam memvalidasi idenya, ketika mereka menceritakan visi dan misi Pintarnya, terdapat beberapa rekanan yang berpendapat ruang lingkup masalah yang dipilih terlalu rumit untuk ditangani. Namun demikian, mereka percaya bahwa lebih penting memilih ruang lingkup permasalahan yang valid dan luas, karena mengindikasikan lebih banyak peluang isu untuk dieksplorasi dan ditangani.

“Maka itu, akhir tahun lalu kami memutuskan untuk mulai bereksperimen ringan (tanpa produk digital, layanan kami tawarkan via Telegram). Setelah menjaring sekitar 14 ribu pengguna dan memvalidasi pain points mereka, kami yakin bahwa Pintarnya memilih isu yang real dan penting bagi kebanyakan pekerja di Indonesia,” imbuh Nelly.

Lebih jelas dijabarkan, pain points bagi perekrut atau pemberi kerja kerah biru cukup konsisten dirasakan berbagai perusahaan termasuk Traveloka yang menjadi tempat berkarier Nelly dan Henry kala itu; ketika tim mereka butuh merekrut tim operasional. Namun, Nelly sendiri merasa lebih dekat mengalami hal ini dalam bisnis sampingan salon rumahan yang dimiliki – ketika menginginkan pegawai baru, maka harus ia memasang iklan pekerjaan, melakukan penyaringan, dan perekrutan pegawai secara langsung sebagai pemilik bisnis.

“Permasalahan ini ada di dua sisi, baik pencari kerja maupun pemberi kerja. Proses supply-demand matching untuk pekerja kerah biru masih belum berlangsung secara efektif,” jelas Nelly.

Di sudut pandang pencari kerja, proses mencari lowongan kerja tidak mudah dan sangat fragmented — banyak dari mereka mencari lewat media sosial maupun terbatas pada rekomendasi dari kenalan mereka. Para pencari kerja juga banyak yang tertipu ketika melamar pada loker palsu yang dipasang online (di situs job marketplace yang tidak memiliki mekanisme kurasi ketat). Selain itu, mereka sering merasa ‘di-ghosting’ oleh HRD atau tim yang merekrut. Setelah melamar, tidak mendengar kabar apa pun, bagaimana status lamarannya.

Sementara itu bagi pemberi kerja, terdapat perbedaan antara usaha yang baru dirintis dengan yang sudah lebih besar, terlebih terkenal. Untuk usaha yang sudah lebih mature, mendapatkan volume lamaran bukan suatu masalah. Setelah memasarkan lowongan kerja di beberapa tempat, biasanya mereka mendapatkan banyak lamaran.

Namun, tidak mudah menyaring pelamar yang sebenarnya memenuhi kualifikasi yang diminta; terlebih mengurutkan mereka. Perekrut juga hanya dapat mengandalkan kejujuran pelamar dalam mengevaluasi mereka, tidak ada cara memverifikasi secara mudah. Lalu, ini semua dilakukan lintas berbagai platform – tidak mudah bagi perekrut. Bahkan, sering kali pencari kerja mencurigai perekrut yang menghubungi langsung lewat Whatsapp/telepon sebagai penipuan karena calon pekerja ini tidak mengingat semua lamaran yang dikirimkan.

Cara kerja platform Pintarnya

Pintarnya menjajakan layanannya melalui aplikasi dan situs web mobile

Pada fase awalnya, Pintarnya mulai dengan memberikan layanan job marketplace. Tujuannya membantu pekerja kerah biru untuk mencari kerja dengan mengumpulkan berbagai penawaran yang lengkap dari berbagai jenis usaha. Untuk memastikan platform tersebut memiliki cakupan yang luas, Pintarnya juga terus meningkatkan kemitraan dengan berbagai perusahaan di Indonesia. Seperti bisnis marketplace lainnya, potensi revenue di model bisnis ini terdapat pada kedua belah pihak: pencari dan pemberi kerja — kendati tidak Nelly ceritakan secara detail.

Terkait cara kerja platformnya, di sisi pengguna Pintarnya menawarkan pelayanan pencarian kerja dari ujung ke ujung. Pengguna terdaftar dapat menggunakan layanan pembuatan CV di platform Pintarnya, kemudian akan mendapatkan rekomendasi atau mencari berbagai lowongan kerja yang sesuai dengan preferensi yang mereka pilih ketika registrasi.

Lowongan kerja yang aman dan terverifikasi di beri tanda dengan perisai hijau. Setelah pengguna mengajukan lamaran pekerjaan, mereka dapat memantau status lamaran mereka sehingga tidak lagi di-ghosting perekrut.

“Selain proses inti pelamaran kerja, kami juga menawarkan berbagai macam Layanan Pintarnya seperti cek gaji, persiapan tes tertulis seperti psikotes dan bahasa Inggris, persiapan wawancara, maupun kalkulator gaji bersih,” tambah Nelly.

Dari sisi perekrut/pemberi kerja, Paintarnya terlebih dulu memverifikasi usaha yang didaftarkan sebelum menayangkan loker di Pintarnya. Mereka juga melakukan kurasi tes penyaringan kandidat sesuai persyaratan minimum lamaran kerja, sehingga dapat memberikan daftar kandidat yang tersaring, bahkan dengan urutan rekomendasi. Pintarnya juga memfasilitasi penjadwalan wawancara untuk kandidat terpilih dari perekrut.

“Selain ini, kami juga tengah mengeksplorasi berbagai layanan lain yang dibutuhkan perekrut bukan hanya ketika mencari pekerja tetapi juga pada tahap akhir pemilihan karyawan maupun onboarding pekerja.”

Menjembatani inklusi keuangan

Tidak dimungkiri, layanan job marketplace saat ini memang banyak ditemui di pasaran. Pun demikian yang melayani pekerja kerah biru. Dari startup lokal sendiri ada beberapa, seperti Lumina, Sampingan, MyRobin, AdaKerja, dan lain sebagainya. Untuk itu penting bagi pemain baru memiliki proposisi nilai yang kuat, sehingga layanannya mampu dilirik oleh pangsa pasar.

Value proposition kami bagi pekerja kerah biru adalah cari kerja dengan lebih mudah, aman, dan cepat. Sedangkan, bagi perekrut adalah cari pekerja dengan lebih mudah, aman, dan cepat,” tegas Nelly.

Ia mengatakan, Pintarnya akan terus mengembangkan inovasi berbagai fitur dengan tema tersebut. Contohnya, pencari kerja di situs dan aplikasi bisa langsung dibuatkan Kartu CV (CV versi sederhana) ketika registrasi sehingga mereka dapat langsung melamar kerja tanpa repot dan secara aman dari berbagai pilihan lowongan pekerjaan yang

Perekrut juga tidak hanya lebih mudah untuk memasarkan lowongan kerja, melainkan mudah dalam menyaring dan mengevaluasi kecocokan kandidat dari spesifikasi kebutuhan yang dipasarkan. Sehingga, perekrut bisa mengisi lowongan dengan lebih cepat. Pintarnya juga akan memberikan beberapa layanan lanjutan seperti verifikasi kandidat, sehingga perekrut juga merasa aman mempekerjakan pegawainya.

Selain itu, Pintarnya juga hendak menginisiasi produk fintech yang terhubung dengan platformnya. Kendati secara roadmap produk belum bisa dibeberkan, namun nantinya unit layanan ini akan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pekerja kerah biru, khususnya dalam kaitannya dengan manajemen finansial.

“Topik finansial bisa menjadi permasalahan yang menjerumuskan pekerja dalam hal yang kurang baik, namun juga dapat menjadi motivasi yang efektif dalam peningkatan kinerja mereka. Maka itu, kami berkomitmen sebagai salah satu misi kami untuk memberikan akses produk finansial yang lebih baik bagi pengguna kami.  Untuk roadmap lini fintech, kami belum bisa menceritakan lebih banyak pada saat ini. Namun ini adalah misi yang sangat penting, sehingga kami berencana untuk segera mengeksekusinya,” jelas Nelly.

Untuk realisasi produk fintech tersebut, Pintarnya akan bermitra dengan penyelenggara layanan keuangan digital tertentu. Hal tersebut dimaksudkan untuk efisiensi dalam memberikan pelayanan kepada target pengguna dengan lebih cepat.

“Misi kami yang kedua adalah membantu pengguna kami agar lebih dapat dipekerjakan. Cakupan misi ini cukup luas, namun awal perjalanan kami akan fokus pada pembangunan fitur-fitur yang membantu pekerja kerah biru dalam meng-highlight profil, kualifikasi dan keahlian dirinya sehingga lebih menarik bagi perekrut untuk dipekerjakan. Berikutnya, kami juga tertarik untuk mengeksplorasi beberapa layanan untuk meningkatkan kualifikasi pekerja melalui program kemitraan dengan pemain edutech di Indonesia,” tutup Nelly menceritakan rencana panjang selanjutnya.

Application Information Will Show Up Here