Monthly Archives: June 2022

Bank Raya BRImo

Bank Raya Luncurkan Pembukaan Rekening Online Melalui Aplikasi BRImo

PT Bank Raya Indonesia Tbk (IDX: AGRO) mengumumkan sinergi dengan induk usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (IDX: BBRI) untuk mengintegrasikan layanan digital saving. Melalui sinergi ini, calon nasabah Raya dapat membuka rekening baru pada aplikasi BRImo.

Dalam acara peresmiannya, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengungkap bahwa ini menjadi langkah tahap awal dari transformasi digital di lingkup BRI Group yang mengacu pada cetak biru BRIVolution 2.0. “Kami terus berupaya menghadirkan layanan keuangan holistik bagi nasabah,” tutur Amam.

Sementara, Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan bahwa sinergi ini memampukan Bank Raya untuk menuju posisinya sebagai end-to-end digital provider dan mengakselerasi pertumbuhan jumlah nasabahnya dengan cepat.

“Sejak hari pertama Bank Raya berdiri, transformasi aset dan liabilitas yang dilakukan BRI juga kami terapkan di sini. Maka itu, produk yang kami kembangkan disesuaikan dengan pasar yang kami serve, yakni pekerja gig economy,” ungkap Kaspar.

Aplikasi Raya meluncur sejak Februari 2022 dan mengantongi sebanyak 713 ribu pengguna per Juni 2022. Perusahaan membidik satu juta pengguna aplikasi Raya pada tahun ini. Sementara itu, BRImo telah dipakai 18,3 juta pengguna, di mana sinergi ini diharapkan dapat menggeser 2 juta pengguna ke aplikasi Raya.

Fitur digital saving Raya telah tersedia pada aplikasi BRimo sejak 31 Mei 2022 dan diklaim telah menghasilkan 1.008 rekening baru. Pembukaan rekening Raya juga sudah menggunakan teknologi e-KYC, bebas biaya administrasi, dan tidak ada minimal saldo.

Sebelum ini, induk usahanya BRI juga menggandeng sejumlah platform digital untuk mengintegrasikan pembukaan rekening online. BRI tercatat sudah menggaet aplikasi yang memiliki ekosistem dan basis pengguna besar, seperti Grab dan Tokopedia (BRI Ceria). Namun, strategi frond-end channel ini juga sudah banyak dilakukan oleh sejumlah bank, seperti CIMB Niaga, Mandiri, dan Permata Bank.

Pekerja informal

Sebagai informasi, Bank Raya sebelumnya bernama Bank Agro yang rebranding sejak September 2021. Berbeda dengan induk usaha yang bermain pada segmen mikro dan ultra mikro, Bank Raya membidik segmen pekerja informal atau gig worker.

Survei Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pelaku gig economy pada 2020 mencapai 46,4 juta orang. Sementara, survei internal BRI Agro memproyeksikan gig worker mencapai 74,8 juta pekerja dalam lima tahun ke depan dengan memperhitungkan akselerasi digital di Indonesia.

Menurut survei, proyeksi pertumbuhan ini dipicu oleh pandemi Covid-19 (27% YoY) dan penurunan jumlah karyawan full time (8,84% YoY). Adapun, Bank Raya mengincar 10% atau 6-7 juta pekerja informal dari total proyeksi tersebut.

Bank Raya telah mengelola Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp10,15 triliun pada kuartal I 2022 dengan Rasio CASA 45,20% terhadap DPK. Transformasinya menjadi bank digital diharapkan dapat mendongkrak porsi CASA secara bertahap.

Kinerja Strategi Bukalapak 2022

Bukalapak Bidik Pendapatan 3 Triliun Rupiah di 2022

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 44%-61% menjadi sebesar Rp2,7 triliun-Rp3 triliun pada tahun ini. Sementara, Total Processing Value (TPV) Bukalapak juga diproyeksi naik sebesar 39%-47%.

Dalam public expose kinerja keuangan 1Q22 Bukalapak, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengungkap bahwa target pendapatan 2022 telah terealisasi sekitar 28% dari capaian kuartal pertama 2022 sebesar Rp788 miliar.

Kemudian, TPV tahun ini tercapai 19% atau Rp34,1 triliun di periode sama dari target analis sebesar Rp170 triliun. Take rate konsolidasi juga tumbuh menjadi 2,31% di kuartal I 2022, utamanya ditunjang oleh peningkatan take rate Mitra Bukalapak sebesar 2,73%.

Menurut Teddy, pencapaian kinerja keuangan perusahaan saat ini masih terbilang on-track. Pihaknya fokus untuk mengejar profitabilitas dengan memonetisasi trafik, tak hanya dari lini bisnis utama, tetapi juga bisnis di luar Bukalapak, seperti Allo Bank, AlloFresh, dan Itemku.

Pihaknya optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan secara sustain berkat mix strategy perusahaan untuk meningkatkan kontribusi produk/fitur dengan take rate tinggi. “Kontribusi marjin kami hampir positif. Artinya, kami kini berada di fase berikutnya, yakni bukan lagi memperbaiki kinerja melalui efisiensi seperti sales dan marketing, tetapi mendorong pertumbuhan pendapatan. Saat ini kami perlu mengkover fix cost dan G&A supaya adjusted EBITDA dapat positif,” tutur Teddy.

Memang adjusted EBITDA Bukalapak masih tercatat minus Rp372 miliar di kuartal I 2022, tetapi ini terbilang 5% lebih baik dari kuartal IV 2021. Selain itu, realisasi EBITDA ini juga dikarenakan investasi di AlloBank yang harus melakukan mark-to-market.

“Proyeksi adjusted EBITDA kami di tahun ini minus Rp1,4 triliun hingga minus Rp1,5 triliun. Ini mungkin dianggap sebagai melebarnya kerugian, tetapi target kami sebetulnya adalah mencapai adjusted EBITDA yang relatif flat 1% dibanding periode sama tahun lalu,” tambahnya.

Apabila Bukalapak dapat menjaga level adjusted EBITDA pada Juni-Desember  pada posisi sama dengan realisasi per Mei, ada kemungkinan adjusted EBITDA dapat lebih baik daripada proyeksi minus Rp1,4 triliun. 

Saat ini, posisi kas Bukalapak per 31 Maret 2022 mencapai Rp20 triliun. Menurut Teddy, Bukalapak memiliki cash runaway yang sangat panjang. Pihaknya juga masih mengevaluasi kebutuhan investasi ke depan setelah berinvestasi di Allo Bank dan Allo Fresh.

Strategi Bukalapak

Berdasarkan kategori bisnis, Mitra merupakan penyumbang pendapatan terbesar Bukalapak dengan porsi 60% atau Rp471,8 miliar di kuartal I 2022. Sementara, lini Marketplace menyumbang Rp278,5 miliar terhadap total pendapatan dengan pertumbuhan 9% secara tahunan.

Teddy menegaskan bahwa target bisnis Marketplace bukan menjadi pemain dominan di industri. Alih-alih memosisikan Bukalapak sebagai ‘marketplace for all‘, perusahaan kini lebih fokus me-leverage data yang dimiliki ke lini bisnis yang punya prospek pertumbuhan menjanjikan, yakni marketplace untuk gaming Itemku.

Saat ini, pendapatan Bukalapak disumbang oleh tiga lini bisnis utama yang terdiri dari Marketplace, Mitra Bukalapak, dan Buka Pengadaan. Bukalapak juga memperluas vertikal bisnisnya dengan berinvestasi di AlloBank dan AlloFresh. Ini menjadi jalan baru Bukalapak untuk memonetisasi trafiknya.

Melalui investasi di bank digital, lanjut Teddy, pihaknya berupaya memperkuat layanan keuangan sebagai tulang punggung dari keseluruhan lini bisnis Bukalapak. Salah satu misinya adalah meningkatkan inklusi keuangan pada pemilik warung atau UMKM di Mitra Bukalapak. Adapun, AlloFresh akan fokus pada penyediaan berbagai produk FMCG, baik bagi end user maupun pemilik warung yang tergabung di Mitra Bukalapak.

“Integrasi terus dilakukan secara menyeluruh pada Allo Bank dan AlloFresh agar mencakup 128 store di Trans Retail. Kami melihat aspek pengiriman tidak kalah penting dengan harga. Semakin cepat pengiriman, para Mitra tidak perlu keluar biaya banyak untuk mendapatkan inventory besar. Mereka bisa memesan lebih sering sehingga perputaran bisnis lebih tinggi.

Application Information Will Show Up Here
Grup Modalku mengumumkan akusisi terhadap CardUp, startup fintech penyedia solusi pembayaran dari Singapura, dengan nominal dirahasikan

Modalku Akuisisi CardUp, Startup Fintech Pembayaran Asal Singapura

Grup Modalku mengumumkan akuisisi terhadap CardUp, startup fintech penyedia solusi pembayaran dari Singapura dengan nominal dirahasiakan. Kapabilitas CardUp akan melengkapi produk-produk pinjaman Modalku dalam rangka menyediakan layanan keuangan yang lebih terintegrasi untuk UMKM di Asia Tenggara.

Setelah proses akuisisi selesai dan disetujui regulator setempat, Grup Modalku akan menyambut Co-founder CardUp Nicki Ramsay sebagai anggota tim manajemen untuk memimpin usaha pembayaran dengan tetap mempertahankan semua karyawan CardUp di Asia.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (29/6), Co-founder Funding Societies dan CEO Modalku Indonesia Reynold Wijaya menuturkan, pihaknya sudah mengenal Nicki dan CardUp sejak 2018. Secara kultural dan strategis, CardUp sangat cocok bagi Grup Modalku.

Menurutnya, dengan akuisisi ini, perusahaan dapat mempercepat kepemimpinan perusahaan di pasar fintech regional dengan menggabungkan kapabilitas layanan pembayaran, meningkatkan user experience, dan menambah lisensi lokal ke layanan digital lending Grup Modalku di pasar-pasar utama. “Kami bersemangat untuk bekerja sama dengan tim CardUp. Bergabung dengan mereka adalah suatu kehormatan bagi kami,” ucap Reynold.

Founder dan CEO CardUp Nicki Ramsay menambahkan, pihaknya juga melihat Grup Modalku sebagai pasangan komplementer untuk keahlian perusahaan di bidang pembayaran. Bagi dia, akuisisi ini mencerminkan sinergi strategis dan budaya yang kuat antara kedua pihak.

“Kami memiliki misi yang sama untuk memberdayakan UMKM dan selama ini menyediakan sarana bagi mereka untuk mendapatkan bisnis operasional dan mengelola arus kas. Kami percaya bahwa CardUp memiliki masa depan yang cerah dengan Grup Modalku dan kami senang akan bekerja sama dalam perjalanan baru ini,” kata Ramsay.

CardUp akan terus mengoperasikan layanan bisnis dan konsumennya, serta melanjutkan hubungan jangka panjangnya dengan para mitra, penerbit kartu, dan mitra media. Kedua perusahaan akan memanfaatkan sinergi, yaitu melalui sumber daya manusia yang komplementer, inovasi teknologi, kemitraan perbankan, dan teknologi untuk terus memberdayakan UMKM di Asia Tenggara.

Akuisisi ini, sambung Reynold, adalah salah satu aksi korporasi yang signifikan selama 2022. Pada Februari kemarin, perusahaan memperoleh pendanaan Seri C senilai $294 juta, dengan $144 juta di antaranya berasal dari pendanaan ekuitas. Berikutnya, berinvestasi terhadap Bank Index di Indonesia, meluncurkan kartu virtual usaha bernama Elevate di Singapura, dan perluas bisnis di Vietnam. “Semua ini dilakukan untuk memperkuat dan memperluas rangkaian layanan keuangan perusahaan bagi UMKM.”

Tentang CardUp

CardUp didirikan pada 2016 di Singapura, sediakan solusi pembayaran untuk individu dan badan usaha membayar pemasok dan menerima pembayaran dari pelanggan secara digital. Tak hanya Singapura, kini solusinya telah dimanfaatkan oleh puluhan ribu usaha dari berbagai skala bisnis dan industri (B2B dan C2B) di Malaysia dan Hong Kong. Mereka menggunakan CardUp untuk transaksi yang berhubungan dengan pembayaran gaji, pembayaran sewa, pajak korporat, pembayaran vendor, arus piutang, dan biaya antar negara.

CardUp memegang lisensi dari Monetary Authority of Singapore (MAS) sebagai Lembaga Pembayaran Signifikan (Major Payment Institution) di bawah Undang-Undang Layanan Pembayaran (Payment Services Act) dan juga terlisensi oleh Departemen Bea Cukai Hong Kong (Hong Kong Customs and Excise Department atau HKCED) sebagai Operator Layanan Keuangan (Money Service Operator).

CardUp memperoleh permintaan tinggi dari usaha-usaha yang ingin menghemat waktu dan uang lewat digitalisasi transaksi pembayaran. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan tiap kuartal yang diklaim sebesar 53%.

Momentum pangsa pasar UMKM

Langkah akuisisi dianggap memiliki momentum yang tepat, lantaran segmen UMKM diproyeksikan akan menggerakkan pasar keuangan digital Asia Tenggara menjadi sebesar $60 miliar pada 2025 mendatang, menurut laporan Bain & Company. Sementara, mengutip dari McKinsey, sektor pembayaran usaha akan tumbuh dengan CAGR 10% selama lima tahun ke depan.

Modalku menyediakan layanan pendanaan digital,  peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan hingga Rp2 miliar yang didanai oleh pendana platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital.

Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam dengan nama Funding Societies. Sampai saat ini, Grup Modalku telah berhasil mencapai penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp35,14 triliun kepada lebih dari 5 juta transaksi pinjaman UMKM di Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Mapan Ruma Arisan

Mapan Umumkan Pendanaan Seri A 223 Miliar Rupiah Dipimpin Patamar Capital dan Astra Digital

Mapan mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $15 juta atau setara 223 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin Patamar Capital dan PT Astra Digital Internasional, dengan partisipasi BRI Ventures, SMDV, Blibli, Prasetia Dwidharma, Flourish Ventures, dan 500 Global.

Sebelumnya saham mayoritas Mapan (sebanyak 45,53%) telah diakuisisi oleh Gojek lewat anak perusahaannya PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay). Kala itu Mapan dilibatkan dalam menginisiasi GoPayLater, layanan BNPL yang kini menjadi andalan di ekosistem Gojek dan Tokopedia.

Didirikan sejak tahun 2009 oleh Aldi Haryopratomo, Mapan (PT Ruma) telah menjangkau lebih dari 3 juta pengguna di area Jawa, Bali, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Layanan utama mereka mendigitalkan konsep arisan yang sudah familiar dilakukan kelompok masyarakat, kemudian di dalamnya disisipkan layanan finansial.

Dana segar akan digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut layanan arisan digital melalui perluasan jangkauan produk dan bermitra dengan pemasok terbaik; dengan target membuat layanan Mapan dapat diakses oleh 10 juta keluarga Indonesia di tahun 2026.

Mapan juga memiliki misi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menghilangkan hambatan pada akses finansial bagi seluruh lapisan masyarakat. Kelompok ekonomi menengah ke bawah dapat memanfaatkan produk Arisan Mapan untuk meningkatkan daya beli rumah tangga untuk barang-barang seperti peralatan dapur, elektronik, dan furnitur.

Selain itu, mereka kini juga menyediakan produk dan layanan lain seperti Mapan Pulsa (aplikasi pembayaran tagihan) dan Mapan Mart (platform resale barang-barang konsumen).

“Kami tertarik dengan pendekatan yang Mapan gunakan untuk memperkuat pemberdayaan perempuan di komunitasnya. Konsep arisan sudah lama menjadi budaya Indonesia dan dengan digitalisasi, Mapan berhasil membawa skalabilitas terhadap praktik budaya yang sudah lama ini,” ucap Dondi Hananto selaku Partner di Patamar Capital.

Rencana selanjutnya

Menurut pemaparan sumber terpercaya, pendanaan ini juga akan turut membawa Mapan menjadi perusahaan yang lebih mandiri di bawah GoTo Group — sehingga setara anak usaha digital lain seperti GoPlay dan lainnya.

Di sisi kepemimpinan, belum lama ini Mapan mengumumkan penunjukan Ardelia Apti sebagai CEO, menggantikan Hendra Tjanaka. Ia memiliki pengalaman panjang di bidang fintech dan deep tech. Selama 5 tahun, Ardelia memegang berbagai posisi di Gojek dan turut membangun Swadaya, yakni program benefit untuk mitra pengemudi Gojek yang membantu mereka menghemat pengeluaran sehari-hari.

Selain itu, Ardelia juga mengepalai bagian bisnis Offline Payment GoPay, mendorong penggunaan pembayaran melalui QR bagi konsumen, bisnis dan juga UKM. Sebelumnya, Ardelia bekerja sebagai Country Director di Element, Inc. dan konsultan di McKinsey & Company.

Founder & Komisaris Mapan Aldi Haryopratomo mengatakan, “Putaran pendanaan yang didukung oleh investor Indonesia dan global yang kuat membuat kami semakin bersemangat untuk memulai fase baru Mapan yang akan dimulai. Ini merupakan dukungan untuk visi Ardelia dalam membangun komunitas perempuan dan memastikan keluarga Indonesia menjadi mandiri secara finansial.”

Sementara itu Ardelia menambahkan, “Di Indonesia, perempuan berperan penting dalam mengelola keuangan keluarga termasuk mengelola arisan sebagai salah satu bentuk tabungan dan pengelolaan keuangan yang sudah dikenal lama di budaya masyarakat Indonesia. Kami bangga bahwa produk Arisan Mapan dapat memberdayakan para perempuan untuk dapat membantu meningkatkan daya beli dan meningkatkan kualitas hidup di komunitas mereka. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mereka agar kami dapat terus mengembangkan solusi-solusi keuangan secara luas.”

Application Information Will Show Up Here
Fazz Financial sedang dalam proses penggalangan dana Seri C / Payfazz

Fazz Financial Dikabarkan dalam Proses Penggalangan Dana Seri C

Fazz Financial Group (Fazz) dikabarkan sedang dalam proses penggalangan dana Seri C yang berpotensi melontarkan valuasi perusahaan di jajaran unicorn. Menurut informasi yang diperoleh DailySocial, setidaknya pendanaan senilai $60 juta (sekitar 890 miliar Rupiah) sudah dikumpulkan pihak perusahaan dari berbagai pihak.

DailySocial sudah menghubungi pihak Fazz Financial untuk dimintai konfirmasi, namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan yang diberikan.

Kabar ini sebenarnya sudah terendus sejak Februari 2022. Fazz Financial terakhir kali mengumumkan pendanaan Seri B sebesar $53 juta yang dipimpin B Capital Group dan Insignia Ventures pada Juli 2020. Saat ini, secara valuasi Fazz telah masuk dalam jajaran centaur, mengumpulkan pendanaan ekuitas lebih dari $74,1 juta dari berbagai investor blue chip, termasuk Tiger Global, Y Combinator, dan DST Partners.

Untuk menjadi unicorn berikutnya, diperkirakan perusahaan menggalang dana  seri C dengan nominal minimal $150 juta (2,2 triliun Rupiah). Sudah ada beberapa startup unicorn di sektor fintech, yaitu Ovo, Xendit, dan Ajaib.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan sebelumnya, Fazz berambisi  menggunakan dana segar untuk merealisasikan aplikasi super yang menawarkan kemampuan penerimaan pembayaran klien bisnis, high yield cash accounts, corporate cards, pembayaran tagihan/faktur, solusi kredit, dan manajemen biaya. Disebutkan saat ini perusahaan telah menjelma sebagai platform keuangan all-in-one terbesar dengan pertumbuhan tercepat yang melayani lebih dari 150 ribu bisnis di Asia Tenggara.

Platform Fazz memungkinkan UMKM mendigitalkan sistem keuangan dan pembayaran mereka melalui empat pilar utama. Pertama, bisnis dapat menerima semua jenis pembayaran utama dan memungkinkan transfer melalui semua jalur pembayaran; dapat mendigitalkan sejumlah fungsi keuangan dan operasional inti, termasuk manajemen inventaris, pembayaran tagihan, pembukuan, dan penggajian.

Kemudian, memanfaatkan fungsi perbankan, termasuk rekening kas, untuk membantu pelanggan menabung dan mendapatkan hasil yang tinggi. Fazz juga menyediakan kartu perusahaan untuk memfasilitasi transaksi bisnis antar bisnis. Terakhir, bisnis dapat mengakses modal pertumbuhan melalui lengan pinjaman Fazz.

Blibli, Bukalapak, Aspire, Sirclo, dan Kargo Technologies adalah beberapa klien utama Fazz di Singapura dan Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Cara Mengganti Tema Desty Page

Bagi Anda yang menjalani profesi sebagai konten kreator, influencer, maupun penjual online, Anda bisa mencoba menggunakan platform landing page untuk menyatukan berbagai link yang Anda miliki.

Salah satu platform penyedia layanan tersebut adalah Desty Page. Desty Page merupakan layanan yang berfokus pada link-in bio atau landing page. Anda bisa menghubungkan berbagai kanal media sosial, foto, video, katalog produk, ataupun lainnya pada link Desty Page yang Anda sematkan pada bio media sosial Anda.

Step-step Mengganti Tema

Bukan hanya bermanfaat, tampilan Desty Page juga bisa dikustomisasi agar semakin menarik dan sesuai dengan preferensi penggunanya. Untuk mempercantik tampilan landing page Anda pun mudah, sehingga akan mudah diterapkan oleh para pengguna.

Bagaimana cara untuk mengganti tema Desty Page? Pertama-tama, tentunya Anda harus memiliki akun Desty Page terlebih dahulu. Selanjutnya, Simak langkah-langkah berikut ini.

  • Isikan nomor telepon atau email yang terdaftar pada akun Desty Page Anda. Kemudian klik Masuk.

  • Lakukan verifikasi dengan memasukkan empat digit kode

  • Selanjutnya, pilih page yang ingin ada edit

  • Setelah muncul tampilan seperti berikut ini, klik ikon palet pada kanan bawah layar

  • Klik Themes

  • Gulir layar untuk melihat berbagai pilihan tema, lalu klik Preview pada tema yang ingin Anda pilih

  • Klik Apply

  • Selesai! Tema page Anda berhasil diubah

  • Selanjutnya bila Anda ingin mengubah foto, klik pada foto lalu klik Click to change image

  • Pilih sumber foto yang Anda inginkan. Apabila Anda menginginkan untuk memilih foto dari galeri, klik Choose from album

  • Pilih foto yang Anda inginkan, lalu klik Choose

  • Setelah foto berhasil diubah, Anda bisa mengubah bentuk foto dengan memilih opsi Shape

  • Kemudian, untuk mengubah tampilan nama Anda, klik pada nama

  • Ketik nama yang ingin Anda tampilkan

  • Klik Done lalu klik Update

  • Selesai! Anda telah berhasil mengubah tampilan page, mulai dari tema, foto, hingga nama.

Tampilan landing page yang menarik, tentu membuat pengunjung lebih nyaman ketika melihatnya. Untungnya, Desty Page secara gratis memberikan akses terhadap seluruh fiturnya. Anda bisa melakukan kustomisasi penuh pada page sesuai dengan karakter dan preferensi Anda. Semoga bermanfaat!

Vara Technologies, startup SaaS pengembang produk Bukugaji, dikabarkan dijual ke pemain sejenis asal India, PagarBook

Startup HRtech Vara Dikabarkan Dijual Rugi Ke Pemain Sejenis asal India, PagarBook

Vara Technologies, startup SaaS pengembang produk Bukugaji, dikabarkan dijual ke pemain sejenis asal India, PagarBook. Menurut pemberitaan Entrackr, startup ini diestimasi dijual dengan valuasi senilai $5,6 juta, lebih rendah dari pasca mendapat pendanaan tahap awal sebesar $15,5 juta.

Rencana korporasi yang dilakukan PagarBook ini telah disampaikan ke regulator setempat, Registrar of Companies (ROC).

Produk awal Vara, Bukugaji, menawarkan sistem manajemen karyawan untuk mengatur jadwal, mencatat absensi, mengelola data absensi, mencetak slip gaji otomatis, hingga merekap reimbursement para pegawai. Diklaim solusi Bukugaji telah digunakan lebih dari 100 ribu UMKM tanpa dikenakan biaya.

Solusi tersebut dilatarbelakangi proses pengelolaan personalia di kalangan UMKM yang sebagian besar dilakukan secara manual. Sementara, perangkat lunak SDM yang adai di pasaran relatif mahal dan lebih kompleks.

Startup ini didirikan Vidush Mahansaria dan Abhinav Karale sejak November 2020. Mereka juga sempat mengikuti program akselerasi Surge cohort kelima. Baik Vara dan PagarBook adalah sama-sama alumni dari Surge. Pada Juli 2021, Vara telah mengantongi sejumlah dana tahap awal sebesar $4,8 juta dari sejumlah pemodal ventura, di antaranya, Go-Ventures, RTP Global, Alpha JWC Ventures, Surge, FEBE Ventures, dan Taurus Ventures.

Akun media sosial Bukugaji dan aplikasi di Google Play tidak ada pembaruan pada tahun ini. Instagram Bukugaji terakhir kali diperbarui pada 1 Desember 2021, sedangkan aplikasinya pada 16 November 2021. Situs Bukugaji hingga kini tidak bisa diakses.

Sulit bersaing

Meskipun sulit memprediksi persaingan ke depannya akan seperti apa, perlu dicatat bahwa sistem manajemen karyawan adalah pasar yang kejam dengan ratusan pemain, besar dan kecil. Karena sifat bisnisnya, sulit bagi pemain baru untuk merebut kue pasar. Bagi perusahaan klien, terlalu sering gonta ganti layanan adalah pilihan yang sangat riskan.

Di India saja, layanan sejenis Vara dan PagarBook, yang bernama OkCredit dan Khatabook, harus rela mundur merealisasikan ambisinya di sektor ini. Salah satu solusi OkCredit, OkStaff menghentikan operasinya, sementara Khatabook telah menutup Pagar Khata karena memilih untuk persempit fokus pada pembukuan dan inisiatif fintech.

Menurut CB Insights, ada 12 alasan umum mengapa startup tutup. Alasan tertingginya adalah karena gagal melakukan penggalangan dana baru (38%), produknya tidak dibutuhkan pasar (35%), kalah bersaing (20%), model bisnis yang cacat (19%), dan sebagainya. Vara kemungkinan dijual rugi karena beberapa alasan di atas.

Sumber: CB Insights

Di Indonesia kondisinya tidak jauh berbeda. Pemain startup dengan inovasi baru harus melawan kebiasaan para UMKM yang terbiasa melakukan seluruh prosesnya secara manual, mencatat di buku, menggunakan program spreadsheet, dan sebagainya. Apa yang ditawarkan Vara bisa jadi tidak sesuatu yang dibutuhkan dengan tingkat urgensi yang tinggi di pasar.

Untuk berbagai skala bisnis, sejauh ini ada berbagai startup yang menggarap layanan SaaS untuk pengelolaan SDM. Di antaranya Pegaw.ai, Catapa, Synergo, KaryaOne, Mekari, dan lain sebagainya.

Apa yang diutarakan Co-founder dan CEO Dagangan Ryan Manafe mungkin bisa memberikan sedikit gambaran tentang bisnis yang menjaring pasar UMKM.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Ryan menjelaskan startup perlu menyesuaikan solusi dengan apa yang benar-benar dibutuhkan pasar yang mereka targetkan. Di Dagangan, karena targetnya adalah warung kelontong di desa, maka yang paling dibutuhkan adalah suplai barang dengan harga murah dan bervariasi. Sementara di kota, karena suplai barangnya besar kemungkinan sudah terpenuhi, makanya masuk ke tahap berikutnya, yakni pembukuan.

“Jadi mungkin ada kebutuhan di situ [pembukuan]. Tapi di desa, bukan soal harga dan logistik, tapi variasi barang karena pilihan mereka [warung] itu itu-itu saja. Nomor dua isunya pendanaan, nomor tiga kita lihat sama-sama [ke depannya seperti apa], kita mau selesaikan masalah yang ada di depan mata,” kata Ryan.

Dirasa Lebih Mudah, 3 UMKM Ini Lebih Memilih Media Sosial Daripada Marketplace

Riset yang dilakukan oleh DBS pada tahun 2020 menyebutkan bahwa Indonesia menempati posisi tertinggi dalam negara dengan pengguna e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Di tahun 2019, sebanyak 90% dari pengguna internet di Indonesia pernah melakukan transaksi di e-commerce. Dalam survei yang sama, diketahui bahwa kegiatan belanja online meningkat sebesar 14% semenjak adanya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Minat belanja online masyarakat Indonesia yang tinggi mengiringi masifnya pertumbuhan marketplace di Indonesia. Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, serta puluhan marketplace lainnya hadir di Indonesia sebagai perantara penjual dan pembeli dalam bertransaksi. Hingga kini, marketplace terus mengembangkan fiturnya agar semakin mempermudah penggunanya.

Meskipun begitu, nyatanya tidak semua penjual menjadikan marketplace sebagai platform utama. Beberapa di antaranya belum berfokus pada marketplace, atau bahkan belum mencoba menggunakan marketplace, karena berbagai alasan.

Tiga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia, yakni TanganDia, Kailoka, dan Popsiklus membagikan kisah menarik mengenai hal tersebut.

TanganDia: Fokus Pada Brand Awareness

UMKM pertama yang membagikan kisahnya adalah TanganDia. Nama TanganDia diambil dari proses pembuatan produk yang handmade dan nama founder TanganDia, yakni Diayani Sukardi.

TanganDia menjual hasil kreasi rajut, yang berfokus pada produk boneka. Dengan banyaknya orang yang merajut baju, Diayani mengaku melihat peluang usaha dengan inovasi boneka rajut. Berawal dari hobi dan belajar secara otodidak, kini TanganDia semakin berkembang dibantu dengan pemanfaatan internet.

Memulai penjualan di Instagram dan menitipkan produk buatannya ke berbagai tempat, saat ini TanganDia masih fokus pada penggunaan media sosial dan berjualan secara offline bekerja sama dengan Artani Bulk Store. Marketplace yang digunakan hanya Tokopedia bagi pembeli yang menginginkan gratis ongkir.

Dahulu, TanganDia pernah mencoba beberapa marketplace, namun kerena berbagai pertimbangan melanjutkan untuk fokus pada media sosial saja. Diayani mengaku mereknya masih butuh peningkatan brand awareness, agar semakin banyak masyarakat yang tahu dan mengenal TanganDia. Marketplace dirasa kurang cocok untuk meningkatkan brand awareness karena pengunjung marketplace umumnya mencari sesuatu untuk dibeli. Sementara, di media sosial, TanganDia hadir di sela-sela audiens yang lebih luas, beragam, dan memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam mengakses media sosialnya.

“Kami belum bisa mengatakan (penggunaan media sosial) maksimal atau tidak, karena semua ada plus minusnya. Tapi untuk saat ini, media sosial masih menjadi platform berjualan utama kami karena lebih simple, audiensnya lebih banyak, dan jangkauannya lebih luas,” ujar Diayani.

Tentunya, baik media sosial maupun marketplace memiliki tantangannya masing-masing. Menurut Diayani, penggunaan Instagram lebih efisien, calon pembeli yang berminat cukup mengirim direct message (DM) dan bisa langsung berdiskusi dengannya tanpa harus saling follow dan menyimpan kontak.

Walau di sisi lain transaksi via marketplace dikenal lebih aman, TanganDia mengupayakan untuk terus meningkatkan branding guna meningkatkan kepercayaan masyarakat.  Diayani juga mengakui bahwa di media sosial lebih rentan hit and run. Istilah tersebut merujuk pada pembeli yang telah memesan produk, namun tiba-tiba menghilang saat pembayaran. Berbeda dengan marketplace, pembeli harus membayar di awal agar barang pesanan bisa dikirimkan.

Dalam waktu dekat, TanganDia berencana untuk memperluas pasar dengan menggunakan marketplace asal Amerika yaitu Etsy.

Kailoka: Interaksi via Whatsapp sebagai Upaya Pendulang Konversi

Kailoka, merek kerajinan kayu lokal yang asal namanya dari gabungan antara Bahasa Sunda dan Sansekerta, yaitu Kai dan Loka. Kai berarti kayu, sementara Loka artinya tempat.

Berdiri sejak tahun 2018, Kailoka mengawali bisnis dengan meluncurkan produk jam tangan ukir berbahan dasar kayu. Di tahun berikutnya, Kailoka melakukan inovasi dengan menghadirkan beragam model baru. Menyuguhkan produk yang disukai pasar, unik, dan dengan proses produksi yang mudah merupakan tujuan dari Kailoka.

Harizal, Founder Kailoka, mengatakan bahwa Kailoka banyak terbantu dengan digitalisasi. Internet memiliki andil mulai dari proses pencarian ide, produksi, hingga pemasaran. Tak terkecuali dalam berjualan, Kailoka selain menjual produk secara offline dengan mengikuti pameran, juga mengoptimalkan website yang terintegrasi dengan Instagram Shopping, Facebook Page Shop dan WhatsApp Business.

Yang menarik, Kailoka tidak menggunakan payment gateway namun memilih interaksi WhatsApp sebagai upaya pendulang konversi. Selain itu, Kailoka juga tersedia di marketplace yakni Shopee dan Blibli.com.

Memilih memaksimalkan media sosial dibanding marketplace tentu disertai alasan. Harizal mengaku bahwa produk Kailoka unik. perlu untuk menyesuaikan dengan karakteristik pribadi penggunanya. Media sosial merupakan tempat di mana pengguna mengekspresikan diri, sehingga lebih sesuai dengan value Kailoka. Selain konversi pembelian, media sosial dapat meningkatkan brand awareness dan product insight, di mana Kailoka bisa memberikan informasi mengenai merek dan masing-masing produknya agar masyarakat semakin akrab.

Pengguna media sosial yang terus bertumbuh merupakan salah satu kelebihan dari penggunaan media sosial dalam promosi. Secara aktif menggunakan media sosial, tentunya diiringi dengan konten yang menarik, berkualitas, dan konsisten, berpotensi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu merek. Terlebih, media sosial menjadi wadah tepat untuk menyajikan konten yang relevan dengan audiens, menyesuaikan dengan tren yang kerap berubah dengan cepat.

Sementara, penggunaan Shopee dan Blibli.com juga dipilih sebagai upaya melayani konsumen dan menyediakan opsi transaksi yang terpercaya. “Kami mendorong pelanggan atau pembeli produk Kailoka untuk memiliki kebebasan transaksi, dan banyak juga yang memilih untuk bertransaksi melalui marketplace. Berbagai keuntungan yang ditawarkan marketplace, seperti gratis ongkir, juga sangat menguntungkan bagi kami,” terang Harizal.

Berupaya untuk terus memanfaatkan teknologi, Kailoka percaya bahwa penguasaan terhadap teknologi menjadi kunci untuk menguasai pasar. Di masa depan, markeplace dan media sosial akan semakin terhubung, sehingga Kailoka akan melakukan optimasi untuk memaksimalkan keduanya.

Popsiklus: Produk Upcycling yang Slow Craft, Kurang Ideal di Marketplace Serba Cepat

Popsiklus merupakan bisnis yang bergerak di bidang seni rupa terapan yang ramah lingkungan, yakni upcycling yang merupakan teknik daur ulang bahan bekas pakai menjadi barang dengan fungsi baru. UMKM yang telah berdiri sejak 2009 ini menawarkan produk tas, dompet, notebook, dan produk lainnya dengan kisaran harga 395 ribu hingga 550 ribu rupiah.

Beberapa tahun sejak berdiri, Popsiklus mulai merambah ke penggunaan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp, selain berjualan secara offline. Berbeda dengan dua UMKM sebelumnya, Popsiklus belum pernah mencoba berjualan di marketplace hingga saat ini.

“Popsiklus termasuk slow craft sehingga kurang ideal untuk dijual di marketplace yang serba cepat. Proses pembuatan produk sangat panjang, terlebih saat ini kapasitas produksi terbatas. Perlu waktu enam bulan untuk menjahit karton lurus dan satu tahun untuk bisa menjahit produk yang lolos quality control, sehingga untuk menambah pekerja juga tidak mudah,” ungkap Kurniati Rachel Sugihrehardja atau Nia selaku Founder Popsiklus.

Lebih lanjut, Nia mengungkapkan bahwa masyarakat belum siap menyerap produk berbahan dasar limbah. Produk hasil upcycling yang cenderung lebih tinggi dalam segi harga belum dijadikan opsi utama. Sementara, bila dijual di marketplace, produk Popsiklus akan bersaing dengan produk lainnya yang memiliki fungsi sama dengan harga lebih rendah.

Di sisi lain, Nia merasa bahwa penggunaan media sosial sudah cukup maksimal, karena sejalan dengan proses produksi dan penyerapan oleh konsumen. Media sosial juga memberikan pendekatan yang lebih personal. Selama ini, Nia sering mendapat banyak pertanyaan terkait produknya, karena bahan dasar limbah karton susu terbilang jarang digunakan, tidak seperti limbah plastik yang lebih umum. Walau menurutnya, Popsiklus paling ideal dijual secara offline karena calon pembeli biisa melihat dan memegang langsung.

Cara Mendaftarkan Diri sebagai Agen di Aplikasi Super

Super Agen merupakan program yang diadakan oleh Super, bukan hanya menyerap tenaga kerja di pelosok Indonesia namun juga membantu operasional logistik Super serta membantu pembeli dalam melakukan transaksi di aplikasi.

Cara kerja Super Agen adalah dengan menjual berbagai bahan pokok yang tertera di aplikasi Super kepada masyarakat sekitar. Dengan menjadi Super Agen, Anda akan mendapat keuntungan berupa komisi.

Banyaknya komisi bergantung pada transaksi yang berhasil Anda buat, sehingga semakin baik performa Anda maka semakin besar komisi. Selain itu, waktu kerja yang fleksibel dan adanya program apresiasi setiap bulannya juga menambah keuntungan sebagai Super Agen. 

Dengan kehadiran Super Agen, Super mampu mewujudkan harga yang merata di kota kecil dan pedesaan. Bagaimana cara untuk mendaftarkan diri?

Syarat Menjadi Super Agen

Sebelum mendaftar, ada beberapa syarat yang perlu Anda penuhi, yakni:

  • Berumur 17-45 tahun
  • Sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  • Memiliki dan dapat mengoperasikan handphone
  • Memiliki rekening tabungan
  • Memiliki kendaraan pribadi

Tutorial Menjadi Super Agen

Untuk menjadi Super Agen, Anda perlu melakukan registrasi via aplikasi atau website. Artikel ini akan memberikan tutorial mendaftar melalui website. Berikut adalah caranya:

  • Klik Super Agen



  • Klik Daftar Sekarang di bagian tengah atau kanan atas layar



  • Isikan data diri Anda secara lengkap
  • Klik Daftar
  • Masukkan kode verifikasi yang dikirim melalui SMS ke nomor Anda
  • Klik Kirim

Selesai! Anda telah terdaftar sebagai Super Agen dan dapat menjual beragam produk di aplikas Super ke tetangga, warung, keluarga, dan masyarakat sekitar. Semoga bermanfaat.

Nexticorn 2022 akan diikuti berbagai startup lokal terpilih dengan putaran pendanaan Seri A ke atas

Kurasi Startup dan Investor yang Tepat Menjadi Kunci Sukses Gelaran Nexticorn 2022

Acara NXC International Summit 2022 (Nexticorn) yang akan digelar di Bali pada Agustus-September 2022 mendatang diharapkan bisa menjadi ajang bertemunya startup berkualitas dengan venture capital lokal dan asing. Untuk memastikan acara tersebut bisa memberikan impact yang positif bagi kedua belah pihak, pihak penyelenggara memastikan proses kurasi startup dan siapa saja VC yang hadir dilakukan secara tepat.

Menurut Chairman Nexticorn Foundation Rudiantara, yang bisa hadir di acara tersebut adalah pendiri startup dan jajaran C-Level. Sementara dari sisi pemodal ventura, mereka yang masuk kategori Principal dan Partner saja yang bakal mengikuti acara ini.

Tercatat ada 26 startup yang masuk ke putaran pendanaan Seri A ke atas yang hadir di acara tersebut, di antaranya Wahyoo, Noice, Ritase, Crowde, Dagangan, Hangry, Investree, dan HappyFresh. Pihak penyelenggara masih melakukan kurasi ke sekitar 130 startup untuk bisa mengikuti acara ini.

Dari sisi venture capital, dipastikan 16 VC sudah mendaftarkan diri. Di antaranya adalah Alpha JWC Ventures, Sequoia, 1982 Ventures, Vertex Ventures, Softbank, Insignia Ventures Partners, Temasek, Openspace Ventures ,dan Beenext.

“Meskipun bertemakan web3 yang harapannya bisa menjadi pemicu lebih banyak lagi startup yang menghadirkan layanan dan teknologi web3 untuk bisa menjadi startup unicorn selanjutnya, tidak menutup kemungkinan mereka yang masuuk dalam kategori startup web2 juga bisa ikut hadir bertemu langsung dengan calon investor potensial,” kata Rudiantara.

Disinggung seperti hasil gelaran acara Nexticorn sebelumnya bagi pendanaan startup dan minat investor yang bergabung, Edward Ismawan Chamdani, salah satu Committee Nexticorn dan Co-Founder & Managing Director Gayo Capital mengungkapkan, acara sebelumnya masih berada di naungan yayasan.

Tahun ini, ketika Nexticorn sudah menjadi sebuah PT, akan dipastikan adanya laporan dan hasil rangkuman usai acara. Siapa saja startup yang berhasil melakukan meetup dengan investor dan seperti apa tindak lanjutnya. Hal ini akan menjadi catatan penting bagi pihak penyelenggara.

“Dengan mengedepankan web3, harapannya Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga sebagai produsen yang bisa menghasilkan gaming berkualitas. Salah satu caranya adalah mendukung game developer lokal yang sudah mulai menerapkan teknologi web3 saat ini,” kata Edward.

Proses kurasi startup

Menurut salah satu pendukung acara, DR David Rimbo dari Ernst & Young Indonesia, proses kurasi ketat dilakukan untuk memastikan startup yang diundang memang telah mengalami pertumbuhan yang positif dan sedang dalam proses scale up.

Untuk memastikan proses matchmaking yang akurat, pihak Ernst & Young Indonesia juga mengolah data dan informasi yang diberikan masing-masing startup secara mendalam.

“Masing-masing startup memiliki business model dan competitive advantage. Untuk itu kami membuat struktur sehingga kami bisa mengambil dan mengolah data dengan melakukan analisis, tanpa mengurangi nilai atau value dari masing-masing startup,” kata David.

Menurut David, meskipun banyak startup kini berada di masa-masa sulit, hal ini tidak mengganggu gelaran acara Nexticorn. Dirinya melihat proses yang serba sulit saat ini membuat startup semakin matang dan tumbuh secara positif. Di sisi lain, kondisi ini juga menjadi ajang pembuktian, siapa saja startup Indoensia yang berhasil menjadi lebih unggul.

Mengusung tema “Decentralizing The Future of Internet”, acara Nexticorn kali ini akan mengedepankan experience ekosistem teknologi tanah air bagi para partisipan.

Acara ini turut didukung Amvesindo, Asosiasi Fintech Indonesia, Ernst & Young Indonesia, Ideosource, DailySocial.id, Kadin Indonesia, dan G20 Indonesia 2022.