Bisnis waralaba atau franchising telah menjadi salah satu model bisnis yang populer di Indonesia. Untuk menjalankan kegiatan usaha waralaba secara sah dan legal, pendaftaran STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba) merupakan langkah penting yang harus dilakukan.
Dalam peraturan tersebut, Surat Tanda Pendaftaran Waralaba yang selanjutnya disingkat STPW adalah bukti pendaftaran Prospektus Penawaran Waralaba bagi Pemberi Waralaba dan Pemberi Waralaba Lanjutan serta bukti pendaftaran Perjanjian Waralaba bagi Penerima Waralaba dan Penerima Waralaba Lanjutan yang diberikan setelah memenuhi persyaratan pendaftaran yang ditentukan dalam Peraturan ini.
Fungsi STPW
Penerbitan STPW tidak hanya menjadi legalitas usaha bagi pihak yang terlibat dalam waralaba tetapi juga menciptakan keteraturan dalam menjalankan kegiatan usaha waralaba di Indonesia. Memiliki legalitas usaha melalui STPW juga akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan terpercaya.
Persyaratan dan Proses Pendaftaran STPW
Pengajuan STPW dapat dilakukan dengan cara mengunggah seluruh dokumen persyaratan melalui Sistem Online Single Submission (OSS). Dikutip dari laman Disperdagin Surabaya, beberapa dokumen penting yang perlu disiapkan untuk pengajuan STPW antara lain:
Surat Permohonan yang ditandatangani, Surat Pernyataan Keabsahan dan Kebenaran dokumen, dan Surat Pernyataan kesanggupan mematuhi ketentuan yang berlaku, dilengkapi materai.
Pas foto digital berwarna dari penanggung jawab ukuran 4×6.
Scan Asli Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik/Penanggung jawab Perusahaan.
Scan Dokumen Asli Izin Usaha Teknis seperti SIUP atau izin usaha lain yang dimiliki, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau Nomor Induk Berusaha (NIB), Prospektus Penawaran Waralaba dari Pemberi Waralaba, Perjanjian Waralaba, dan STPW Pemberi Waralaba.
Akta pendirian Perusahaan dan perubahannya yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Scan dokumen asli Tanda Bukti Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, komposisi penggunaan tenaga kerja, komposisi barang/bahan baku yang diwaralabakan, dan SK Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) lama untuk perpanjangan atau perubahan STPW.
Setelah menyiapkan dokumen lengkap dan memenuhi persyaratan, langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan melalui sistem OSS. Tim yang berwenang akan menilai kelengkapan dokumen dan jika memenuhi standar, proses pendaftaran akan disetujui.
Penerbitan STPW dilakukan oleh Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kementerian Perdagangan dan/atau Dinas Penanaman Modal serta PTSP Kabupaten/Kota.
Dengan pendaftaran STPW, pemilik bisnis waralaba dapat memastikan usahanya beroperasi secara sah dan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Ini merupakan langkah krusial dalam menciptakan lingkungan usaha yang aman dan mendukung pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia.
Dalam era di mana teknologi informasi dan internet merajalela, strategi bisnis seringkali hanya tertuju pada strategi online saja. Padahal, strategi offline juga sama pentingnya untuk mengimbangi strategi online dan mencapai kesuksesan bisnis yang lebih besar.
Contohnya pada penerapan strategibranding. Online branding membuka pintu menuju jangkauan yang lebih luas, kemampuan analisis data yang mendalam, dan interaksi real-time dengan audiens.
Namun, offline branding juga memainkan peran penting dalam membentuk kehadiran fisik, membangun hubungan langsung, dan menciptakan pengalaman yang nyata bagi pelanggan.
Apa itu Offline Branding?
Seperti dilansir dari laman Tailor Brands, offline branding mengacu pada upaya-upaya branding yang dilakukan di luar platform digital, misalnya melalui media cetak seperti pamflet, brosur, majalah, koran, dan melalui kegiatan-kegiatan seperti acara khusus atau event.
Lebih dari sekadar logo, offline branding mencakup elemen-elemen seperti desain grafis, warna, gaya penulisan, dan pengalaman langsung melalui partisipasi dalam event tertentu.
Perbedaan utama antara branding offline dan online terletak pada media dan strategi yang digunakan. Offline branding menekankan media cetak dan interaksi langsung melalui event guna menciptakan pengalaman fisik. Sementara online branding berfokus pada platform digital seperti situs web dan media sosial untuk mencapai audiens secara virtual. Pengukuran kinerja, kecepatan respons, dan jangkauan geografis merupakan aspek yang membedakan keduanya.
Online branding memiliki keunggulan dalam respons cepat dan jangkauan global, sementara offline branding menekankan keterlibatan dan kualitas interaksi secara langsung. Pendekatan yang seimbang dari kedua strategi ini dapat menghasilkan kampanye branding yang efektif.
Tantangan dalam melakukan Offline Branding
Berikut beberapa tantangan dalam melakukan offline branding seperti yang dilansir dari Unstack:
Konsistensi Merek
Menjaga konsistensi pesan merek pada berbagai saluran komunikasi offline memerlukan perhatian khusus. Karakteristik unik dan batasan pada setiap saluran perlu diatasi untuk memastikan konsumen tidak bingung dalam memahami dan membentuk persepsi terhadap merek.
Brand Voice yang Konsisten
Mengkomunikasikan nilai, prinsip, dan gaya komunikasi merek secara konsisten di berbagai media offline adalah tantangan tersendiri. Perbedaan karakteristik media memerlukan adaptasi yang cerdas untuk memastikan pesan merek tetap kuat.
Pemilihan Media yang Tepat
Menemukan media yang sesuai dengan target audiens dan karakter merek menjadi kunci keberhasilan. Kesesuaian antara media dan pesan merek sangat penting agar komunikasi efektif dan diterima dengan baik oleh audiens.
Penyusunan Kemasan
Peran kemasan sebagai elemen branding sering kali diabaikan. Kemasan tidak hanya melindungi produk tetapi juga berkontribusi pada persepsi pelanggan terhadap merek. Penggunaan kemasan sebagai peluang untuk menciptakan pengalaman positif dan membedakan merek perlu diperhatikan.
Pameran dan Konferensi
Terlibat dalam pameran atau konferensi memerlukan persiapan yang matang. Penataan fisik, desain visual, dan interaksi langsung dengan pengunjung adalah tantangan yang perlu dihadapi. Memikat perhatian pengunjung sambil menjaga konsistensi merek adalah langkah yang tidak selalu mudah.
Konversi Merek dalam Naskah dan Suara
Mengkonversi karakter merek ke dalam naskah dan elemen suara membutuhkan pemahaman mendalam tentang target audiens dan media komunikasi yang digunakan. Ekspresi efektif dalam bentuk audiovisual menjadi kunci untuk memperkuat identitas merek.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini secara seksama, strategi offline branding dapat diimplementasikan dengan lebih efektif dan memberikan dampak positif pada persepsi konsumen terhadap merek.
Aspek Penting dalam Offline Branding
Offline branding adalah praktik membangun dan memperkuat merek melalui aktivitas yang tidak dilakukan di internet. Ini melibatkan strategi pemasaran dan komunikasi yang dilakukan melalui saluran tradisional. Berikut beberapa aspek penting dari offline branding:
Materi Cetak: Ini termasuk brosur, kartu nama, poster, dan bahan cetak lainnya. Materi ini harus konsisten dengan identitas merek Anda dan dirancang untuk menarik perhatian target pasar Anda.
Periklanan Tradisional: Termasuk iklan di televisi, radio, billboard, dan majalah. Ini masih merupakan cara yang efektif untuk menjangkau audiens luas, terutama di area geografis tertentu.
Acara dan Sponsorship: Menghadiri atau mensponsori acara lokal, pameran dagang, dan acara komunitas dapat meningkatkan kesadaran merek dan membangun koneksi pribadi dengan konsumen.
Merchandising: Produk promosi seperti kaos, topi, dan barang-barang lain dengan logo merek Anda dapat meningkatkan visibilitas merek.
Pemasaran Relasional: Membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan melalui layanan pelanggan yang luar biasa, program loyalitas, dan interaksi pribadi.
Kemitraan dan Kolaborasi: Bekerja sama dengan bisnis atau organisasi lain dapat membuka akses ke audiens baru dan menambah kredibilitas merek.
Pengalaman Merek (Brand Experience): Menciptakan pengalaman yang unik dan mengesankan bagi konsumen, baik itu melalui toko ritel, pameran, atau acara khusus, dapat meninggalkan kesan positif yang bertahan lama.
Pemasaran Langsung: Melalui surat, telepon, atau pemasaran tatap muka, ini memungkinkan komunikasi langsung dengan konsumen dan personalisasi pesan.
Public Relations (PR): Membangun hubungan yang baik dengan media dan publik melalui siaran pers, konferensi, dan kegiatan PR lainnya adalah penting untuk membangun reputasi positif.
Word of Mouth (WOM): Reputasi positif dan pengalaman pelanggan yang baik akan mendorong pembicaraan dari mulut ke mulut, salah satu bentuk pemasaran yang paling efektif.
Offline branding sangat penting dalam membangun kesadaran dan kepercayaan merek, terutama dalam mempengaruhi audiens yang mungkin tidak aktif secara online atau lebih responsif terhadap taktik pemasaran tradisional.
Pentingnya branding bagi kesuksesan bisnis tidak bisa diabaikan. Identitas merek yang kuat tidak hanya menciptakan kesan yang tahan lama di benak konsumen, tetapi juga membantu membedakan bisnis Anda dari pesaing sejenis. Citra merek yang baik akan membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen, juga membuka pintu untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Namun, dalam menghadapi dunia yang terus berubah, penting bagi bisnis untuk menyesuaikan strategi branding mereka dengan perkembangan tren dan teknologi terkini. Salah satu platform yang semakin mendominasi kehidupan digital adalah media sosial.
Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, media sosial bukan lagi sekadar sarana hiburan atau interaksi sosial, melainkan sebuah panggung utama di mana bisnis dapat memainkan peran kunci dalam membangun dan memperkuat identitas merek mereka.
Mengapa Penting untuk Melakukan Branding di Media Sosial?
Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, media sosial menawarkan akses yang luas dan cepat kepada audiens potensial secara global.
Melalui platform ini, bisnis dapat secara langsung berinteraksi dengan konsumen, membangun citra dan identitas, meningkatkan brand awareness, dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan konsumen. Anda dapat merangkai cerita, memasukkan nilai-nilai perusahaan, hingga kegiatan yang relevan dalam konten yang dibagikan di media sosial. Hal itu untuk membangun citra positif merek Anda.
Bagaimana Media Sosial Menjadi Platform Branding untuk Bisnis?
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mulai melakukan branding di media sosial menurut Forbes. Pertama-tama, hal yang harus dilakukan adalah memilih saluran media sosial yang sesuai dengan target konsumen Anda. Misalnya, brand kecantikan perlu untuk menonjolkan visual. Karenanya dapat memilih media sosial Facebook atau Instagram daripada LinkedIn atau Twitter.
Selanjutnya, tentukan konten yang ingin dibagikan di media sosial. Pastikan konten harus selaras dengan pesan dan nilai merek. Konsistensi ini menciptakan identitas merek yang kuat di benak konsumen.
Interaksi di media sosial, mulai dari membalas komentar konsumen, menanggapi keluhan hingga memberi apresiasi atas ulasan positif konsumen dapat memperkuat citra merek Anda.
Seberapa cepat Anda untuk menanggapinya juga akan berpengaruh pada penilaian konsumen tentang merek Anda di media sosial. Karenanya, penting untuk menjaga kualitas interaksi ini.
Branding media sosial yang terencana dengan baik tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga menciptakan keterlibatan langsung dengan konsumen. Dengan pendekatan ini, reputasi dan citra merek dapat berkembang dengan kuat.
Dalam era di mana konsumen semakin terkoneksi secara digital, kehadiran bisnis di media sosial menjadi suatu keharusan. Dengan memahami pentingnya branding untuk kesuksesan bisnis dan mengenali peran strategis media sosial dalam proses ini, bisnis dapat mengoptimalkan potensi platform ini untuk membangun identitas merek yang kuat.
Dengan interaksi langsung, pembentukan citra yang konsisten, dan pemanfaatan jumlah pengguna yang terus meningkat, media sosial bukan hanya sekadar alat, tetapi menjadi fondasi kuat dalam mencapai kesuksesan branding bisnis.
Tips Branding Menggunakan Media Sosial
Menggunakan media sosial untuk branding dapat sangat efektif jika dilakukan dengan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk memanfaatkan media sosial secara efektif dalam upaya branding:
Konsistensi Identitas Brand: Pastikan profil media sosial Anda mencerminkan identitas dan nilai brand Anda secara konsisten. Ini termasuk logo, skema warna, dan suara atau tone yang Anda gunakan dalam komunikasi.
Konten Berkualitas dan Relevan: Buat dan bagikan konten yang tidak hanya menarik tetapi juga relevan dengan audiens target Anda. Konten harus memberikan nilai, baik itu informatif, menghibur, atau menginspirasi.
Interaksi dengan Audiens: Media sosial adalah tentang pembangunan komunitas. Responsif terhadap komentar, pertanyaan, dan umpan balik. Interaksi ini membangun hubungan dan meningkatkan loyalitas terhadap brand.
Penggunaan Hashtag yang Tepat: Gunakan hashtag untuk meningkatkan jangkauan postingan Anda. Hashtag yang relevan dan populer dapat membantu konten Anda ditemukan oleh audiens yang lebih luas.
Konsistensi Posting: Jaga agar akun Anda tetap aktif dengan jadwal posting yang teratur. Ini membantu mempertahankan keterlibatan audiens dan membuat brand Anda tetap relevan.
Analisis dan Adaptasi: Gunakan alat analitik yang disediakan oleh platform media sosial untuk memantau performa konten Anda. Pelajari apa yang berhasil dan sesuaikan strategi Anda berdasarkan data tersebut.
Kolaborasi dan Influencer Marketing: Bermitra dengan influencer atau brand lain dapat membantu menjangkau audiens baru dan menambah kredibilitas pada brand Anda.
Konten Visual yang Menarik: Gunakan gambar, video, dan grafik yang menarik untuk menarik perhatian. Konten visual sering kali lebih efektif dalam menyampaikan pesan dibandingkan teks saja.
Promosi Berbayar: Pertimbangkan untuk menggunakan iklan berbayar di media sosial untuk meningkatkan jangkauan ke audiens yang lebih spesifik.
Storytelling: Ceritakan kisah di balik brand Anda. Orang cenderung terhubung lebih baik dengan brand yang memiliki cerita atau misi yang jelas.
Mengimplementasikan tips ini dapat membantu Anda memaksimalkan potensi media sosial dalam membangun dan memperkuat brand Anda. Penting untuk selalu up-to-date dengan tren terbaru dan menyesuaikan strategi Anda sesuai dengan perubahan dalam preferensi audiens dan algoritma platform media sosial.
Penggunaan edtech pada sistem pendidikan nasional, secara umum, merupakan bentuk adaptasi terhadap disrupsi dan bentuk dorongan supaya sistem pendidikan menjadi lebih resilien.
“Kita perlu mengambil pelajaran dari pembelajaran jarak jauh dan menerapkannya ke sistem pendidikan formal. Pandemi sudah menunjukkan sistem pendidikan kita begitu rentan dan perlu ada bentuk adaptasi,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Latasha Safira mengutip dari situs CIPS.
Dari hasil survei yang dilakukan CIPS pada 2021 menunjukkan bahwa guru menggunakan berbagai produk dan layanan edtech seperti Sistem Manajemen Pembelajaran (misalnya EdModo dan Canvas) dan platform interaktif (misalnya Kahoot dan Menimeter) untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh selama 18 bulan terakhir.
Para investor merespons tingginya adopsi edtech selama pandemi melalui suntikan pendanaan untuk startup di Indonesia. Berikut data yang dikutip dari Tech in Asia:
2019 menjadi tahun dengan total nilai pendanaan terbesar senilai $166,42 juta untuk enam kesepakatan investasi selama delapan tahun terakhir;
2020 terjadi kenaikan kesepakatan tertinggi dengan total 18 kesepakatan, tapi secara nominal turun menjadi $77,05 juta;
2021 terjadi penurunan kesepakatan dan nominal investasi, menjadi 11 kesepakatan yang bernilai $11,35 juta;
2022 terdapat kenaikan kesepakatan dan nominal investasi, menjadi 14 kesepakatan yang bernilai $18 juta.
Bagaimana dengan tahun ini? Menurut data yang dikompilasi DailySocial.id, tercatat hanya empat startup edtech yang mengumumkan pendanaan sepanjang 2023.
Startup
Pendanaan
Waktu
Cakap
Seri C1 (undisclosed)
April 2023
Rakamin
Tahap awal (undisclosed)
Mei 2023
Lister
Tahap awal (undisclosed)
Juni 2023
SoLeLands
Tahap awal (undisclosed)
Juli 2023
Tren penurunan investasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, ambil contoh di India yang sama-sama memiliki populasi yang besar. Berdasarkan data dari Trackr, pendanaan di sektor edtech menurun menjadi $2,43 miliar pada 2022, dengan hanya 159 kesepakatan dibandingkan dengan 319 kesepakatan pada 2021 yang bernilai $4,7 miliar dan 222 kesepakatan pada 2020.
Menurut statistik yang diperoleh CNBC-TV18.com, sebanyak 7.000-9.000 karyawan terkena imbas PHK di perusahaan edtech India sepanjang tahun lalu. Byju, Unacademy, Vedantu adalah beberapa startup edtech yang mengambil langkah tersebut. Ketiganya merupakan startup edtech yang bermain di segmen K-12.
Apa yang terjadi di India juga terjadi di Indonesia. Dua pemain besar di segmen K-12 harus merelakan ribuan karyawannya di PHK sejak tahun lalu. Ruangguru memangkas ratusan karyawan, sementara Zenius memangkas sekitar 800 orang.
Bagaimana edtech K-12 bertahan
Baik Ruangguru maupun Zenius tidak merespons bagaimana strategi mereka pasca efisiensi besar-besaran. Tidak banyak pula informasi terbaru yang diumumkan belakangan ini. Berikut rangkumannya:
Pada Juli 2023, Ruangguru mengumumkan kelanjutan ekspansi lokasi bimbingan belajar offline Brain Academy. Sejak diperkenalkan di 2019, diklaim ada lebih dari 200 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kondisi keuangan perusahaan juga membaik, setelah melakukan banyak efisiensi di berbagai sisi. Dipaparkan pada 2021, Ruangguru telah mengantongi laba sebesar Rp55 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat rugi Rp18,6 miliar.
Pada Juni 2023, Zenius mengumumkan audit menyeluruh terhadap 264 cabang Primagama demi memastikan setiap cabang punya standar dan kualitas yang sama mencakup semua aspek bisnis. Dari hasil dari audit, sebagian kecil cabang tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan. Cabang-cabang ini diberikan waktu untuk melakukan perbaikan, namun beberapa di antaranya tidak dapat memenuhi perbaikan yang diminta dalam batas waktu yang ditentukan. Oleh karena itu, Zenius memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan cabang-cabang tersebut. Di sisi lain, sebagian besar cabang juga memutuskan untuk mengakhiri kerja sama secara sukarela karena perbedaan visi dengan Zenius. Perusahaan membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin berinvestasi di dunia pendidikan dengan menjadi pemegang lisensi New Primagama melalui sistem waralaba.
Di sini terlihat bahwa keduanya punya kesamaan strategi, yakni memperkuat bimbel offline-nya sebagai area fokus setelah kondisi berangsur-angsur normal dan menerapkan konsep blended learning. Lalu apakah bimbel online masih memiliki prospek positif?
Hanya fokus di bimbel online
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, DailySocial.id menghubungi dua co-founder CoLearn, yakni Abhay Saboo (CEO) dan Marc Irawan (COO). Startup ini baru berdiri pada Agustus 2020 dengan fitur awal yang memungkinkan siswa untuk menanyakan lebih dari 5 juta pertanyaan terkait matematika, fisika, dan kimia per bulannya.
Semua pertanyaan mereka terjawab oleh Tanya, sebuah teknologi artificial intelligence (AI) buatan CoLearn. Dalam sebuah survei, 80% murid melihat peningkatan nilai setelah menggunakan CoLearn. Dengan cepat, CoLearn menjangkau 3,5 juta murid menggunakan fitur tersebut.
Fitur Tanya sekarang jadi pelengkap layanan di CoLearn. Perusahaan hanya mengoptimasi ranking kata pencarian di mesin pencari Google dan YouTube agar muncul di laman teratas. Langkah ini diambil dalam rangka menyesuaikan pola kebiasaan orang Indonesia yang mencari segala informasi lewat mesin pencari Google.
Tidak hanya bantu murid mengerjakan PR dengan cepat, CoLearn meluncurkan bimbel online yang terfokus pada tiga mata pelajaran dari kelas 5 sampai 12. Setiap kelasnya berlangsung selama satu jam melalui situs atau aplikasi.
“Fokus CoLearn bukan di fitur Tanya, tapi bimbel online. Buat kami karena relatif pemain baru, kami beda karena mulainya saat Covid-19. Jadi tidak terlalu terlihat ekspektasinya dari sebelum dan saat Covid-19,” kata Abhay.
Walau tidak dirinci spesifik dengan angka, Abhay mengaku penerimaan bimbel online di CoLearn diterima dengan baik dan mendapat respons positif, terutama pasca CoLearn membuat kebijakan baru pada Juli 2023. Di antaranya, menawarkan harga baru sebesar Rp95 ribu yang dapat dibayarkan per bulan dan jaminan uang kembali 100%.
“Sebelumnya bayar per semester, sekarang jadi per bulan. Garansi uang kembali ini di bulan pertama setelah anak enggak cocok, [karena] ada beberapa orang tua yang persepsi negatif atau positif [sama layanan baru] jadi bisa coba dulu. Kita tawarkan harga merakyat, tidak harus jutaan karena kita pede (percaya diri) dengan produk [bimbel online] kami,” tambah Marc.
Pengguna terbesar dari bimbel online ini adalah pelajar kelas 5-9, lalu sisanya diisi oleh pelajar SMA. Sedari awal, CoLearn tidak didesain untuk mempersiapkan ujian akhir, melainkan membangun fundamental lewat pengajaran tentang konsep dasar suatu permasalahan.
Langkah ini sejalan dengan misi besar perusahaan yang ingin membantu Indonesia meningkatkan peringkat di PISA (Programme for International Student Assessment), sebuah tolok ukur kualitas pendidikan di suatu negara. Dalam survei di 2018, Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 77 negara. Nilai matematika berada di peringkat ke-72 dari 78 negara. Sedangkan nilai sains berada di peringkat ke-70. Angka ini cenderung stagnan sejak 15 tahun terakhir.
Abhay menuturkan pihaknya optimistis dengan prospek bimbel online tetap hijau ke depannya, bahkan menargetkan dapat segera cetak profit pada akhir 2024 mendatang. Ambisi tersebut akan dijalankan dengan strategi yang tepat, hanya berfokus pada penyempurnaan bimbel online agar semakin diminati.
“Perusahaan yang enggak fokus melakukan banyak hal akan makan biaya untuk coba-coba. Sementara untuk dapat laba, perlu pelanggan yang kembali. Untuk itu harus melakukan sesuatu dengan sangat-sangat baik dan dibutuhkan fokus untuk terus memperbaikinya. Kita mau fokus untuk menjadi sangat bagus dalam satu hal saja [bimbel online],” ujar dia.
Marc menambahkan, masuk ke area bimbel offline itu sendiri diharuskan punya kemampuan yang kuat di bidangnya karena tantangannya berbeda jauh dengan bimbel offline. Ada standarisasi kontrol yang ketat, untuk perawatan gedung, keamanan, struktur kelas, sikap staff, waktu kedatangan guru, dan banyak hal kecil lainnya yang penting untuk selalu dijaga.
“Kami fokus di [bimbel] online karena ingin meningkatkan kualitas guru. Kalau offline, guru di sini terbatas karena masalah geografi, tapi dengan online kita bisa memutuskan itu. Kami percaya sebuah service edukasi itu bertumpu pada kualitas guru, kalau tidak ada batasan akan jauh lebih baik.”
Non-K-12
Cakap dan PINTAR adalah dua pemain edtech non-K-12 yang tumbuh subur hingga sekarang. Keduanya sama-sama bermain di segmen pengembangan kursus keterampilan dengan target individu dan korporasi berbasis online.
Saat dihubungi DailySocial.id, Co-founder dan CEO Cakap Tomy Yunus mengungkapkan per kuartal III 2023, Cakap mampu menjaga tren pertumbuhan positif dengan kenaikan jumlah pengguna dan pendapatan lebih dari 100% secara year-on-year, serta membukukan EBITDA positif.
Sebanyak 50% dari total pendapatan Cakap berasal dari pilar bisnis Bahasa, lalu sisanya dari pilar Business dan Upskill (kelas vokasi dan keterampilan, seperti hospitality, perkantoran, dan kewirausahaan). Sepanjang semester I 2023, kursus bahasa Inggris masih menjadi kontributor terbesar. Para penggunanya berasal dari usia produktif, sekitar 20-29 tahun yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Lampung.
“Demand terhadap edukasi terus berkembang, tercermin dari performa Cakap yang terus bertumbuh dengan adanya inovasi yang relevan dengan minat market, baik selama dan sesudah pandemi Covid-19,” kata Tomy.
Selama pandemi, Cakap lebih mengedepankan kemudahan akses pendidikan dan kenyamanan belajar secara online lewat Cakap Upskill. Setelah pandemi, perusahaan beradaptasi untuk menerapkan metode blended learning. Hal inilah yang melatarbelakangi kehadiran Cakap Kids Academy untuk siswa usia 4-12 tahun pada tahun ini.
Di samping itu, perusahaan mengembangkan solusi pendidikan yang hyperlocal dan relevan dari segi kebutuhan industri di tiap wilayah, didukung pula dengan harga yang terjangkau. Dalam rangka mendukung penyerapan tenaga kerja, Cakap lebih tanggap dengan situasi di industri. Misalnya, kembali menggeliatnya industri pariwisata, Cakap memberikan kelas bahasa asing untuk menunjangnya.
“Selain menyediakan sertifikat untuk semua kursus, Cakap juga mengembangkan bisnis unit berupa career hub, yang bisa menjadi solusi pencari kerja dan perusahaan dalam menemukan talenta yang tepat.”
Co-founder dan CEO PINTAR Ray Pulungan menyampaikan, dari sebelum dan sesudah pandemi, PINTAR melakukan sejumlah penyesuaian bisnis. Sebelum pandemi, PINTAR fokus menawarkan layanan OPM (Online Program Management) untuk perguruan tinggi swasta dengan semangat membuka akses kuliah secara terjangkau. Hingga awal 2020, sebanyak 15 kampus telah bekerja sama dan menyelenggarakan lebih dari 20 program perkuliahan online dan blended learning.
“Memasuki tahun 2020, ketika pandemi terjadi, dunia kerja mengalami perubahan drastis. [..] Kami merespons perubahan ini dengan menyajikan solusi berupa penyelenggaraan kursus-kursus keterampilan berbasis online [..] untuk reskilling. Pada periode pandemi, lebih dari 1 juta orang telah menerima manfaat pelatihan keterampilan melalui PINTAR,” ujar Ray.
Dia melanjutkan, “Saat ini, PINTAR berkembang sebagai platform pengembangan tenaga kerja (workforce development platform), [..] kerja sama dengan perusahaan untuk mengadakan pelatihan dan rekrutmen untuk pekerja, pemasok, dan komunitas lokal –termasuk kelompok yang rentan dan kurang terwakili.”
Berdasarkan kontribusi bisnis, PINTAR memiliki empat pilar produk: PINTAR Skills (pelatihan keterampilan), PINTAR Degrees (pendidikan tinggi), PINTAR Enterprise (pembelajaran dan pengembangan karyawan), serta PINTAR Opportunity (penempatan individu ke pasar kerja dan pembukaan akses pasar bagi pemilik UMKM).
Kombinasi dari empat segmen ini memungkinkan perusahaan untuk melayani kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang beragam, baik untuk organisasi maupun individu. Diklaim sebagian besar bisnisnya kini berfokus pada pasar B2B, dengan kontribusi sekitar 70% dari total bisnis perusahaan.
Ray menyampaikan tantangan utama yang dialami oleh pemain seperti PINTAR adalah bagaimana menstimulasi motivasi intrinsik individu untuk belajar dan berkembang. Rendahnya motivasi ini disebabkan oleh dua hal: 1) kurangnya pemahaman di kalangan peserta mengenai keuntungan yang bakal diperoleh setelah ikut pelatihan, 2) hal yang telah dipelajari dalam pelatihan belum tentu bisa diterapkan secara optimal dalam dunia kerja.
“Ketidaksesuaian ini semakin mengurangi persepsi masyarakat tentang pentingnya pelatihan keterampilan,” tambahnya.
Tommy menambahkan, walau tantangan besar, pangsa pasar dunia pendidikan di negara ini amatlah besar. Peluangnya banyak, ada vertikal-vertikal baru yang dapat dikembangkan. Hal tersebut akan dilakukan oleh Cakap sesuai dengan expertise-nya.
“Setiap ekspansi yang kami lakukan wajib memberikan kontribusi positif bagi perusahaan, sehingga dapat dipertahankan dan dan bahkan bisa dengan cepat menghentikan usaha-usaha yang kurang efisien sedini mungkin.”
Kedua perusahaan ini tergabung sebagai mitra pemerintah untuk Program Kartu Prakerja. Tommy menuturkan sudah empat tahun perusahaan bergabung jadi mitra pemerintah, dampak yang terasa adalah pengguna memperoleh keterampilan baru yang dapat diaplikasikan ke pekerjaan existing, atau menciptakan pekerjaan baru. Tidak disebutkan kontribusi bisnis ini terhadap total bisnis Cakap.
Sementara itu, Ray menyampaikan, kontribusi Program Prakerja untuk total bisnis PINTAR sekitar di bawah 10%. Walau tidak dominan, peran program ini tetap esensial karena mendukung upaya pemerintah dalam reskilling angkatan kerja secara masif. “Efek positifnya, terlihat pada segmen masyarakat yang marginal dan kurang terwakili. Dalam laporan tahunan, 44% penerima manfaat berasal dari 40% rumah tangga termiskin di Indonesia,” ujarnya.
Dia melanjutkan, “Walaupun di masa depan program ini mungkin akan mengalami perubahan karena roda inovasi akan terus berputar, tetapi fungsi utamanya diperkirakan akan tetap sama, yaitu sebagai katalis pemberdayaan dan pengembangan keterampilan angkatan kerja di Indonesia.”
Solo Technopark dan SolutionsLab meluncurkan program bersama untuk mendukung UMKM, startup, dan bakat lokal di Solo, bernama SISTEM. SISTEM merupakan kepanjangan dari Solo Initiative for Science Technology & Entrepreneurship Ecosystem.
Managing Director SolutionLabs Pranowo Sukantyoso Putro menyampaikan, SISTEM didesain untuk menumbuhkan talenta digital, mengakselerasi pertumbuhan startup dan komunitas UMKM di wilayah Solo Raya, serta Jawa Tengah. Program ini menyasar talenta digital, startup, dan UMKM.
“Program yang kami susun, antara lain pelatihan kewirausahaan, bootcamp untuk developer pemula, mentoring, dan business matching bagi startup teknologi,” ucapnya dalam keterangan resmi.
Peluncuran SISTEM ini turut dihadiri oleh Yudit Cahyantoro selaku Pemimpin BLUD UPTD Kawasan Sains dan Teknologi Solo Technopark. Dia menyampaikan, “Kami sangat antusias melihat sinergi antara Solo Technopark dan SolutionLabs. Program ini akan menjadi pendorong signifikan bagi UMKM dan startup lokal, juga memberikan dukungan untuk mengembangkan bakat di Surakarta.”
Dalam peluncuran ini dilanjutkan dengan sesi Capacity Building dipandu oleh praktisi dari lintas industri, seperti Rifal Afandi (Tribe MSIB Solo Technopark), Abednego Danu Setyawan (Kepala Divisi Riset dan Inkubator) dan diskusi panel dengan Aira (Founder Needs), Saga Iqranegara (Ketua Umum Asosiasi Digital Kreatif), dan Totok (praktisi legal).
“Kami mengundang seluruh stakeholder ekosistem digital untuk di Solo Raya dan Jawa Tengah untuk ikut mensukseskan program SISTEM ini,” tambah Saga Iqranegara mewakili Asosiasi Digital Kreatif (ADITIF).
Pihaknya berharap SISTEM dapat menjadi solusi konkret untuk mendukung perkembangan UMKM dan startup, sembari membuka peluang bagi bakat lokal dapat mengambil posisi penting di ekosistem digital. Ke depannya, program SISTEM akan diperluas lewat berbagai kolaborasi yang akan terus digenjot.
Solo Technopark
Sebagai catatan, Solo Technopark dulunya bernama Solo Competency Training Center (SCTC) yang sudah hadir sejak 2009. Program awalnya ingin meningkatkan keterampilan lulusan SMK dengan pelatihan dalam berbagai bidang manufaktur.
Sejak revitalisasi yang diresmikan pada 6 Februari 2023, kini merupakan rumah dari inovasi dan teknologi melalui kolaborasi strategis. Selama setahun terakhir, berbagai fasilitas dihadirkan hasil dari kolaborasi dengan berbagai perusahaan teknologi global, seperti Shopee yang menghadirkan Shopee Solo Creative & Innovation Hub.
Kemudian, Garena dengan Gaming & Community Hub, GoTo yang menghadirkan UMKM Center, ACER yang menghadirkan Game Working Space pertama di Indonesia, Bank Mandiri dengan Digital Box untuk melayani pelanggan secara branchless dan Mandiri Digipreneur Hub, serta dukungan dari SKK Migas dengan KKKS di Indonesia membentuk Oil and Gas Skill Centre of Indonesia (OGSCI).
Di area revitalisasi seluas 8,9 hektar ini, demi menunjang fungsi Kawasan Sains dan Teknologi Solo Technopark, masyarakat umum dapat berkunjung dan menggunakan seluruh fasilitas baru yang tersedia secara gratis, meliputi:
Boulevard Air Mancur: area komunal terbuka dengan air mancur yang dapat dimanfaatkan warga Solo untuk berkumpul dan bersosialisasi,
Lapangan Futsal dan Basket: fasilitas bersama untuk berolahraga,
Gedung Gumarang: beroperasi sebagai gedung kantor perusahaan teknologi Shopee,
Gedung Sembrani: sebagai pusat riset dan pengembangan dengan fokus inovasi teknologi (Tech-Hub).
Startup healthtech Prixa dikabarkan telah tutup operasional sejak Oktober 2023. Belum ada pengumuman resmi yang disampaikan manajemen kepada publik. Situs perusahaan kini sudah tidak bisa diakses.
DailySocial.id menghubungi James Roring selaku Co-founder dan CEO Prixa terkait kabar ini. Tak hanya manajemen Prixa, kami juga menghubungi investor-investornya, tapi tidak ada tanggapan yang diberikan hingga berita ini diturunkan.
Informasi ini pertama kali disampaikan oleh Sebastian Evan di jejaring media sosial untuk profesional LinkedIn. Ia merupakan suami dari seorang teledoctor yang bekerja untuk Prixa.
Melalui unggahannya pada Kamis (21/12), ia menyampaikan bahwa per Oktober 2023, Prixa tutup dan tidak dilanjutkan. Manajemen berjanji gaji dokter yang bekerja akan tetap dibayar. Akan tetapi, dari dua bulan menunggak, hanya gaji selama satu bulan saja yang dibayar.
“Per hari ini saya dapat info dari istri saya yang pernah menjadi teledoctor untuk Prixa kalau pembayaran yang belum terbayarkan tidak bisa dibayarkan dan dilemparkan ke konsultan hukum yang ada,” tulisnya.
Bukan hanya istrinya, karyawan Prixa lainnya juga mengalami nasib serupa dan menyampaikan kabar tersebut langsung ke dirinya. “Jadi saya bersuara mewakili banyak orang,” sambung dia.
Prixa berdiri pada 2019 oleh James Roring. Startup ini berfokus pada penyediaan layanan kesehatan dengan AI-based diagnosis. Prixa berfokus pada pelayanan pembayar perawatan kesehatan, yang mencakup perusahaan asuransi, korporasi, dan entitas pemerintah.
Dengan tujuan mengurangi biaya klaim dan biaya perawatan kesehatan, Prixa berusaha untuk memberikan perawatan kesehatan secara paradigmatis melalui pendekatan perawatan terkelola (managed care). Diklaim saat pandemi, Prixa mengalami pertumbuhan eksponensial untuk layanannya, termasuk konsultasi medis secara online.
Platform Prixa memungkinkan pengguna untuk terhubung langsung dengan layanan perawatan primer, yang mencakup konsultasi telemedis, pengiriman obat, dan tes laboratorium on-demand.
MDI Ventures, Trans-Pacific Technology Fund (TPTF), Siloam Hospitals Group, dan Venturra merupakan jajaran investor yang berinvestasi untuk Prixa. Pendanaan terakhir yang diumumkan adalah putaran tahap awal senilai $3 juta pada Juni 2021.
Startup SaaS majoo meluncurkan majoo Prime Plus, yang telah disempurnakan dari produk sebelumnya, majoo Prime. majoo Prime Plus dikhususkan untuk usaha skala besar yang membutuhkan fitur automasi premium yang lebih lengkap untuk memudahkan operasional bisnis dalam satu sistem terintegrasi.
“majoo selalu mendengarkan masukan dari pelanggan kami. Untuk itu, kami berkomitmen untuk terus menyesuaikan produk majoo dengan kebutuhan mereka. majoo Prime Plus adalah bukti nyata dari dedikasi kami untuk memberikan solusi terbaik bagi pebisnis di Indonesia,” ucap Founder dan CEO majoo Adi Wahyu Rahadi dalam keterangan resmi, Jumat (22/12).
Dia menerangkan majoo Prime Plus memiliki serangkaian fitur yang mencakup seluruh operasional bisnis yang berfokus pada usaha skala besar. Produk ini mengintegrasikan fitur penjualan, keuangan, karyawan, penggajian, warehouse, dan work-flow. Di tambah dengan fitur majoo yang sudah hadir sebelumnya, seperti kasir online, akuntansi, inventori, aplikasi owner, analisis bisnis, aplikasi CRM, manajemen karyawan, dan toko online.
Perbedaan signifikan dari produk sebelumnya, majoo Prime, terletak pada fitur yang lebih lengkap. Salah satunya, pencatatan data pelanggan yang dapat disesuaikan untuk berbagai jenis bisnis. Majoo Prime baru diperkenalkan sejak Agustus 2023.
Dicontohkan, pemilik pet shop dapat menambahkan formulir untuk mencatat nama kucing, riwayat vaksin, dan riwayat penyakit. Sementara itu, untuk pemilik bengkel dapat mencatatkan formulir untuk mencatat tipe mobil, nomor polisi, serta jenis treatment atau reparasi yang dilakukan.
Terdapat berbagai paket jenis bisnis yang dapat digunakan oleh berbagai jenis industri, meliputi:
Majoo Prime F&B+: memungkinkan pengaturan layout meja di restoran atau kafe sesuai keinginan, dengan fitur yang lebih lengkap dan terintegrasi.
Majoo Prime Retail+: memudahkan pengelolaan status pesanan dan produk inventori di warehouse, dengan fitur yang lebih lengkap dan terintegrasi.
Majoo Prime Jasa+: mengelola riwayat transaksi dan data kepemilikan serta aktivitas pelanggan dengan fitur lebih lengkap dan terintegrasi.
Majoo Prime Beauty+: solusi komprehensif untuk bisnis kecantikan, dengan fitur medical record, histori transaksi, dan flow reservasi pelanggan yang terintegrasi dengan sistem treatment record, membership, dan compare report (acccounting).
“Kami berharap melalui produk majoo Prime Plus dapat menjadi mitra yang efektif bagi bisnis skala besar, membantu meningkatkan efisiensi operasional mereka, dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan,” pungkasnya.
Perkembangan majoo
Sejak awal berdiri di 2019, majoo berkomitmennya untuk mendorong UMKM terdigitalisasi. Dalam data internalnya, sebanyak 80% UMKM pertama kali mengenal teknologi digital berkat peran sentral yang dihadirkan majoo. “Ini adalah bukti nyata bagaimana majoo telah menjadi mitra setia bagi para wirausaha dalam menjawab digitalisasi,” kata Adi, dikutip terpisah dari situs perusahaan.
Memasuki tahun ke-4, perusahaan menghadirkan peningkatan User Interface (UI) dan User Experience (UX) melalui riset kepada pengguna majoo sebelumnya, sehingga tampilan menjadi lebih modern. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan user experience, mempercepat proses operasional, serta penggunaan yang lebih efisien.
“Selama berjalannya empat tahun majoo, kami selalu mendengarkan masukan dari para wirausaha untuk tetap relevan dengan perubahan perilaku konsumennya. Untuk itu, kami harap langkah ini dapat mempermudah mereka dalam mengelola bisnisnya,” tambah Adi.
Bersamaan dengan itu, perusahaan memperkenalkan majoowira, program akselerasi bisnis yang dilaksanakan secara rutin. Diharapkan program ini dapat mendorong para wirausaha dapat terus bertumbuh dan menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat luas.
Dalam data terbaru, sebanyak lebih dari 1.200 pembaca panduan berbisnis melalui program majoowira, lebih dari 8 ribu jam kelas mentoring bisnis diberikan, dan lebih dari Rp200 miliar dana diberikan untuk UMKM terpilih sebagai modal tambahan mengembangkan usaha.
Pada Oktober kemarin, perusahaan merilis aplikasi majoolite untuk mendukung UMKM pemula dalam beralih ke digitalisasi dengan mudah dan efisien. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur yang memungkinkan UMKM mencatat penjualan, keuangan, pembayaran digital, dan penjualan online dengan mudah.
Berbeda dengan produk majoo sebelumnya, yaitu paket Starter, Advance dan Prime yang dikenakan biaya bulanan, UMKM dapat menggunakan aplikasi ini secara gratis. Mereka hanya perlu menyisihkan dana sebesar Rp25.000 per bulan untuk menyimpan data transaksi mereka.
Aplikasi ini dapat digunakan oleh berbagai jenis usaha, mulai dari warung kopi, warung makan, toko kelontong, toko buah, toko buku, toko baju hingga mereka para profesional yang menyediakan jasa seperti illustrator, nail-artist, penata rambut dan lainnya.
Sepanjang tahun ini, solusi majoo diklaim telah digunakan oleh lebih dari 45 ribu pengguna (majoopreneurs) yang tersebar di 600 kota di Indonesia. Sebanyak 540 ribu lapangan pekerjaan informal telah tercipta dari bisnis yang dikelola oleh majoopreneurs. Disampaikan lebih lanjut, majoo 4 kali cepat dalam mendigitalisasi UMKM dibandingkan perusahaan lain di industri yang sama.
Gudang, sebagai pusat penyimpanan barang dagangan, memiliki peran krusial dalam keberlanjutan bisnis. Pengelolaannya diatur oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan (PP 29/2021).
Dalam regulasi ini, ditegaskan bahwa gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dan/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendiri.
Dalam konteks ini, Tanda Daftar Gudang (TDG) menjadi bukti pendaftaran yang tidak hanya berfungsi sebagai formalitas administratif, tetapi juga menegaskan legalitas dan keamanan operasional gudang.
Tanda Daftar Gudang (TDG)
TDG, sesuai dengan Pasal 1 ayat 43 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021, merupakan bukti pendaftaran gudang yang diberikan kepada pemilik Gudang.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan kejelasan hukum dan optimalisasi pengelolaan gudang sebagai bagian integral dari kegiatan usaha.
Surat Permohonan yang telah ditandatangani di atas materai.
Surat Kuasa, jika diperlukan, beserta surat pernyataan di atas materai.
Fotokopi dokumen perizinan usaha seperti SIUP, Izin Prinsip Penanaman Modal, Izin Usaha Industri, atau izin usaha lain dari instansi teknis.
Fotokopi Akta Pendirian & Anggaran Dasar Perusahaan dari Menteri Hukum & HAM (untuk PT) atau Pengadilan Negeri Setempat/Pejabat yang berwenang (untuk CV/FA).
Fotokopi NPWP Direksi & Pemegang Saham, serta NPWP Perusahaan.
Fotokopi Surat Keterangan Domisili Tempat Usaha (SKDU) dari Desa yang telah disahkan oleh Kecamatan atau dari Kawasan untuk Perusahaan di Kawasan Industri.
Fotokopi perjanjian penguasaan gudang atau perjanjian sewa menyewa gudang.
Pas foto berwarna ukuran 4×6 sebanyak 3 lembar.
Bukti penguasaan atau penggunaan gudang, seperti Rekaman Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan perjanjian sewa menyewa bangunan/gudang.
Proses Pengajuan Tanda Daftar Gudang
Menurut informasi dari Prolegal, pengajuan TDG melibatkan beberapa langkah, yaitu:
Pelaku usaha, yang juga pemilik gudang, harus mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui sistem Online Single Submission (OSS) dan menyertakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) yang sesuai dengan kegiatan gudang.
Mengakses menu Pengajuan Perizinan Berusaha untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB UMKU) Tanda Daftar Gudang (TDG).
Jika gudang berada di lokasi yang sama dengan perusahaan Anda, maka pengajuan dapat dilakukan untuk seluruh KBLI yang terdaftar.
Sementara itu, apabila gudang berada di lokasi yang berbeda, pengajuan dapat dilakukan melalui KBLI 52101 (Pergudangan dan Penyimpanan), KBLI 52102 (Aktivitas Cold Storage), atau KBLI 52109 (Pergudangan dan Penyimpanan Lainnya).
Silakan mengunggah dokumen persyaratan dan lampiran data dalam format PDF.
Selanjutnya, akan dilakukan proses verifikasi data.
Jika hasil verifikasi ditolak, silakan periksa kembali kelengkapan dokumen Anda dan lakukan perbaikan jika ada yang kurang. Namun, jika verifikasi disetujui, maka TDG secara otomatis akan terbit dan Anda dapat mencetaknya.
Proses pendaftaran Tanda Daftar Gudang (TDG) tidak hanya sebatas formalitas, melainkan merupakan langkah strategis dalam memastikan keberlangsungan dan keamanan operasional gudang.
Penggunaan sistem OSS memudahkan pelaku usaha untuk memperoleh legalitas dan memastikan bahwa gudang mereka sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kementerian Kesehatan melalui unit Digital Transformation Office (DTO) mengumumkan sebanyak 14 platform layanan kesehatan yang telah melewati uji coba Regulatory Sandbox.
“Tadinya ada 15, tetapi 1 [platform] akan tutup akhir tahun ini,” ujar Setiaji, Chief DTO Kemenkes pada saat membuka Konferensi pers “Pemberian Rekomendasi Program Regulatory Sandbox”, Kamis (21/12).
Disampaikan Setiaji, ke-14 platform ini telah melewati berbagai proses, mulai dari live testing, simulasi, hingga pengecekan administrasi. Hasilnya pengujiannya dibagi dalam tiga kategori status, yaitu “Direkomendasikan”, “Direkomendasikan Bersyarat”, dan “Perbaikan”.
“Namun, tidak ada yang lolos kategori ‘Direkomendasikan’, hanya lolos bersyarat dan perlu perbaikan,” tambah Setiaji. Berikut daftar 14 platform yang telah melalui uji coba:
Disampaikan pula, ke-6 platform dengan status Direkomendasikan Bersyarat, diberikan waktu 3 bulan sejak hari ini untuk melakukan penyesuaian pada layanannya. Mereka juga berhak memakai logo Kementerian Kesehatan dengan status “Dibina Kemenkes”, yang berarti masyarakat tidak perlu ragu lagi untuk mengakses layanan kesehatan lewat platform ini.
Sementara, ke-8 platform dengan status Perbaikan, diberikan waktu 6 bulan sejak hari ini untuk melakukan perbaikan pada layanannya. Mereka berhak memakai logo Kementerian Kesehatan dengan status “Diawasi Kemenkes”, yang berarti status ini akan dicabut apabila tidak ada perubahan selama periode waktu yang diberikan.
Dalam melakukan pengujian sandbox ini, Kemenkes menggunakan enam aspek uji yang terdiri dari:
Fungsionalitas; menguji apakah fitur dapat berjalan dengan baik.
Keamanan; mencakup praktik keamanan untuk perlindungan data.
Privasi data; mencakup keamanan data pribadi hingga data medis.
Uji spesifik klaster; tata kelola terkait fitur tertentu, seperti telemedis, peresepan, dan penyampaian informasi medis.
Inklusivitas; menguji apakah inovasinya inklusif, tak hanya dari sisi teknologi (bandwith untuk akses layanan), fitur untuk disabilitas.
Integrasi; kemampuan platform dan aplikasi untuk terintegrasi dengan Satu Sehat.
Setiaji mengungkap sebagian besar platform tersebut mendapat catatan minor terkait aspek inklusivitas untuk kalangan disabilitas. Misalnya, apakah aplikasinya memiliki fitur text-to-voice atau fitur untuk meningkatkan kontras warna layar untuk kaum tuna netra.
Dihubungi secara terpisah, Setiaji mengungkap bahwa masih ada 17 klaster lagi yang pengujian sandbox-nya akan dibuka pada tahun depan. Misalnya, klaster industrial dan inovasi. “Pada umumnya, aspek pengujiannya tetap sama, akan disesuaikan dengan solusi pada klaster tersebut,” ujarnya lewat pesan singkat kepada DailySocial.id.
Laporan terbaru Media Partner Asia (MPA) bertajuk “Asia Pacific Video & Broadband Industry 2024” menyoroti bahwa industri konten video di Asia Pasifik telah mencapai pendapatan $145 miliar di tahun ini dan diperkirakan akan terus bertumbuh sampai $165 miliar di tahun 2028. Industri video terus mengalami pergeseran signifikan dari TV ke platform online dalam hal konsumsi, keterlibatan, dan monetisasi.
Salah satu bisnis yang terdorong atas tren tersebut adalah SVOD (Subscription Video On-Demand). Dari laporan yang sama, per akhir 2023 ini sejumlah penyedia SVOD yang beroperasi di Indonesia telah mendapatkan jutaan pelanggan berbayar. Menurut MPA, saat ini Vidio memiliki jumlah pelanggan premium terbanyak di Indonesia melebihi 4 juta pengguna orang, disusul Viu, Disney+ Hotstar, dan Netflix.
“Setelah melemah pada Q2 2023, pasar SVOD Indonesia telah pulih dengan permintaan yang lebih berkelanjutan berkat konten olahraga, lokal, dan Korea. Konten olahraga dan lokal tetap menjadi mesin utama bagi Vidio yang telah memimpin pertumbuhan kategori pada Q4 tahun 2023 dan diperkirakan akan tumbuh dengan pesat pada tahun 2024 dengan keseluruhan kategori diperkirakan akan menambah 1,3 – 1,4 juta pelanggan baru pada tahun 2024,” ujar CEO Media Partners Asia Vivek Couto.
Sebelumnya MPA juga merilis laporan pada pertengahan tahun ini, mengindikasikan bahwa ada penurunan derastis pelanggan SVOD yang diakibatkan platform video pendek seperti Tiktok. Asia Tenggara hanya menambahkan 7.000 pelanggan baru SVOD pada paruh pertama 2023. Angka tersebut turun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,7 juta pelanggan, adapun dibandingkan pada paruh kedua 2022, penurunannya jauh lebih tajam sebesar 7 juta pelanggan baru.
Proposisi nilai Vidio
Capaian Vidio ini menjadi preseden baik, pasalnya menjadi satu-satunya platform yang dikembangkan pelaku bisnis lokal (grup EMTEK) yang mampu bersaing di jajaran ranking atas bersama pemain regional dan global. Data MPA sekaligus memvalidasi, bahwa Vidio menjadi satu-satunya platform OTT lokal yang mematahkan dominasi pemain global dengan jumlah subcriber terbesar di seluruh negara Asia (di luar Tiongkok).
“Keberhasilan Vidio untuk dapat mengalahkan dominasi OTT global dan regional sebagai OTT dengan subscriber terbanyak di Indonesia, merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia mampu untuk bersaing dengan pemain kelas dunia, dengan teknologi yang dibangun di dalam negeri dan kemampuan menyajikan ragam konten yang memang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia,” ujar CEO Vidio Sutanto Hartono.
Menurut pernyataan yang disampaikan ke DailySocial.id, saat ini demografi pelanggan Vidio terbilang cukup berimbang. Kekuatan konten olahraga banyak didominasi oleh penikmat dari pengguna laki-laki, sementara konten serial drama didominasi audiens perempuan. Sepanjang tahun 2023 ini, Vidio memproduksi 21 judul original series, menjadi yang terbanyak di antara semua pemain OTT yang ada di Indonesia.
Adapun gabungan dari audiens film seri Open BO, Pertaruhan The Series Season 2, dan Merajut Dendam secara total telah ditonton lebih dari 43 juta kali.
“Vidio berkomitmen menjadi platform OTT yang mengalokasikan investasi terbesar dalam mengembangkan konten lokal sebagai tulang punggung pertumbuhan Vidio ke depan, dan konten lokal ini menjadi pendorong bagi pelanggan untuk terus datang ke platform Vidio. Komitmen ini kami harap bisa turut mendukung pertumbuhan industri konten Indonesia sehingga suatu saat akan mampu untuk menembus pasar internasional,” imbuh Sutanto.
Sebelumnya di awal tahun ini posisi Vidio sempat tertinggal dengan beberapa rivalnya. Mengutip laporan JustWatch, pada Q1 2023 marketshare pasar SVOD lokal dipimpin Netflix dan Disney+ Hotstar dengan masing-masing menggenggam 22%. Sementara Vidio hanya 10%, di bawah iflix+WeTV (16%), dan Viu (12%). Secara umum laporan JustWatch menampilkan lanskap layanan streaming, memeriksa kehadiran pasar, konten, dan keterlibatan pengguna dari berbagai penyedia SVOD.
Strategi mempertahankan pangsa pasar
Industri OTT masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan. Menurut MPA, total pelanggan berbayar OTT per Q3 2023 di Indonesia mencapai 21 juta orang, sementara di Asia Tenggara sebanyak 48 orang. Dengan penetrasi OTT berbayar yang masih di bawah 10% dari populasi, pasar lokal masih terbilang sangat menjanjikan untuk terus dieksplorasi. Sejumlah strategi pun telah direncanakan Vidio untuk mempertahankan pertumbuhan di tahun 2024 mendatang.
Disampaikan, ada dua strategi utama yang terus akan digenjot Vidio guna menghasilkan proposisi nilai yang kuat dalam industri, yakni sebagai berikut:
Mempertahankan positioning “home of local original” sebagai OTT di Indonesia yang merilis original series lokal terbanyak.
Mempertahankan positioning “home of sports” dengan terus menyajikan pertandingan-pertandingan olahraga terbaik; baik lokal maupun internasional.
Tahun 2023 ini, berbagai ajang olahraga unggulan secara live juga ditayangkan oleh Vidio. Mulai pertandingan lokal seperti : BRI Liga 1, Proliga, dan Livoli; hingga ajang internasional seperti Premier League, NBA, UEFA Champions League, Serie A, La Liga, Olimpiade, FIFA World Cup Qatar 2022, dan FIFA U-17 World Cup.
Perusahaan juga terus mengeksplorasi kerja sama strategis bersama para mitranya, termasuk Grab dan Sinarmas yang belum lama ini turut masuk ke putaran pendanaan senilai Rp633 miliar. Salah satu kerja sama yang sudah berjalan berupa paket bundling Vidio yang tersedia di layanan Grab + OVO dan jaringan grup Sinarmas (Smartfren, MyRepublic, dan Dana).