Jika membicarakan dunia entrepreneurship, tidak ada peta jalan/roadmap yang pasti. Sebab, setiap entrepreneur punya roadmap masing-masing saat mereka hendak melangkah dari titik A ke titik B.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh JD Albert, Direktur Teknik Bresslergroup, diungkapkanĀ ada halangan yang sama dan terus menerus diulangi oleh para pendiri startup. Kebanyakan dari mereka lebih peduli tentang hal-hal yang berkaitan kesempurnaan daripada eksekusinya. Tentu saja, hal tersebut berdampak tidak hanya pada lebih lamanya waktu peluncuran produk, tetapi juga efek samping lainnya seperti produk fit yang lemah. Menurut Albert, ada tiga halangan terbesar dan tips bagaimana menghadapinya:
1. Tahu kapan harus berhenti menambahkan fitur
Selama proses pengembangan produk dan prototipe, seringkali pendiri menambahkan banyak fitur baru entah itu dari keinginan diri sendiri atau saran orang lain. Tapi sebagai pendiri, penting untuk mengatakan tidak atas setiap saran yang masuk. Sebab setiap fitur yang anda masukkan berarti ada tambahan kompleksitas, artinya hal itu akan membuat waktu pengembangan jadi lebih lama.
Sebaliknya, bila produk anda tidak laku tanpa ada penambahan fitur artinya itu bahaya. Itu berarti Anda mungkin belum paham sepenuhnya apa yang bisa membuat produk sukses. Sebaiknya Anda kembali tahap awal yaitu mengembangkan produk yang sederhana dan belajar dari kesalahan sebelumnya. Untuk itu, Anda perlu memposisikan diri sebagai konsumen dan cari tahu apa yang konsumen butuhkan dan apa yang akan mereka beli.
Intinya, Anda tidak perlu memenuhi semua kebutuhan pengguna saat awal produk diluncurkan. Lakukan penambahan fitur bila memang dirasa penting. Perlu Anda ingat bahwa momen terpenting bagi startup adalah saat produk mulai diluncurkan, kemudian berkembang lebih besar lagi ke depannya.
2. Menyeimbangkan pembelajaran produk antara masa pra-peluncuran dan pasca-peluncuran
Anda perlu ketahui apakah mencari produk yang tepat perlu diselidiki secara internal atau perlu bantuan dari pasar. Kemudian, apakah dengan meluncurkan produk yang tidak sempurna bisa membawa pengaruh negatif bagi perusahaan?
Dalam kenyataannya, Anda perlu ketahui ketika produk sampai di tangan konsumen, besar kemungkinannya produk akan disalahgunakan. Banyak produk yang jadi lebih baik setelah diluncurkan di pasar, biasanya terjadi pada versi kedua atau ketiga.
Oleh karena itu, Anda perlu mengembangkan dan meluncurkan produk versi pertama, sekaligus mengatur strategi bagaimana memperbaikinya.
Intinya, yang paling penting ialah bagaimana Anda tahu proses dan memilah seluruh masukan apakah bisa diterapkan ke produk atau tidak. Seluruh proses ini bisa Anda lakukan saat proses pengembangan dari penelitan user atau pasca-peluncuran dari bantuan pasar.
3. Membuat hal-hal jadi benar
Mungkin Anda sering mendengar rencana sebuah startup untuk membuat produknya di luar negeri karena ada pertimbangan biaya yang lebih murah, sehingga solusi tersebut dirasa lebih tepat. Anda perlu tahu, sebenarnya keputusan bisnis itu justru lebih banyak makan waktu karena butuh banyak waktu untuk memastikan selalu kualitasnya. Padahal jarak Anda dengan pabrik jauh sekali. Tentu saja hal ini akan sulit dilakukan.
Solusinya, anda perlu meminimalisir segala detil yang berkaitan dengan kualitas produk. Anda perlu menyediakan uji fungsional untuk memastikan hasil pekerjaan mereka.
Intinya gunakan desain dan spesifikasi. Kedua hal ini selalu bekerja. Selain itu Anda perlu menyediakan metrik sebagai bahasa komunikasi utama. Dengan melakukan hal tersebut, peluang keberhasilan dalam membimbing pabrik untuk bekerja sesuai kemauan Anda akan semakin tinggi.