5 Startup Healthtech di Indonesia

5 Startup Healthtech di Indonesia

Pada era pandemi seperti yang saat ini kita jalani menjadi sebuah momentum yang cukup bagi para pengembang healthtech di Indonesia, kemudahan akses dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat membuat saat ini mulai banyak masyarakat yang mempercayakan kesehatannya pada healthtech.

Berikut adalah 5 daftar startup yang bergerak dalam bidang healthtech di Indonesia:

1. Halodoc

Startup yang didirikan oleh Jonathan Sudharta pada tahun 2016 ini kini resmi meluncurkan aplikasi yang digunakan untuk menunjang pelayanannya, Halodoc memberikan kemudahan bagi para konsumen untuk dapat mengakses beberapa fitur seperti teleconsultation atau konsultasi online, pemeriksaan lab secara on-demand­ dan pembelian dan pengantaran obat melalui apotik.

Saat ini Halodoc sudah menjalin berbagai macam kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya adalah dengan Kemenkes, Gojek, Laboratorium Prodia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk memberikan kemudahan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2018, Halodoc menerima penghargaan “The Most Innovative Start Up” dari Galen Growth Asia dan dipilih langsung oleh Forbes Indonesia sebagai “Choice Startup” untuk tahun itu. Sementara itu pada 2019, Halodoc terpilih sebagai “Startup Pilihan Tempo 2019” dalam kategori People’s Choice.

 2. Klikdokter

Jenis startup healthtech yang kedua adalah Klikdokter, startup ini lebih berfokus sebagai portal informasi dan edukasi terkait dengan isu-isu kesehatan yang ada. Klikdokter dikelola oleh para dokter dan tenaga medis profesional, selain itu ada beberapa fitur yang disediakan oleh Klikdokter seperti daftar rumah sakit, obat, apotek dan direktori daftar dokter.

Saat ini Klikdokter sedang mengembangkan aplikasi yang dapat menunjang edukasi kesehatan dengan basis mobile bersama dengan Lifebuoy.

 3. Alodokter

Sejak pertama kali diresmikan pada 2014 silam kini ada sekitar 18 juta pengguna aktif yang mempercayakan Alodokter sebagai platform konsultasi kesehatan, hal ini dikarenakan pelayanan diberikan Alodokter cukup dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu Alodokter juga terintegrasi secara lengkap untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, semua dokter yang terdaftar pada Alodokter memiliki Surat Tanda Regristrasi (STR) yang artinya sudah memenuhi standarisasi yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia.

 4. Konsula

Selanjutnya adalah konsula, startup healthtech ini termasuk dalam kategori yang cukup unik. Berangkat dari fakta bahwa di Indonesia masih sangat sulit untuk mempertemukan antara kebutuhan pasien dengan dokter yang kompeten untuk menanganinya membuat Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya akhirnya memutuskan untuk membuat Konsula.

Konsula yang berperan sebagai marketplace antara pasien dan dokter ini berhasil mendapatkan pendanaan dari East Ventures pada 2015 dan meresmikan versi penuhnya untuk melayani masyarakat. Pada tahun 2016 lalu Konsula meriliskan platform mobile terbarunya yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan konsultasi dengan dokter.

5. Dokter.id

Kemudian yang terakhir adalah Dokter.id, startup besutan Grace Tahir ini kabarnya berhasil mendapatkan suntikan dana dari RingMD. Ada beberapa fitur utama yang disediakan oleh Dokter.id, salah satunya adalah forum diskusi online ‘Tanya Dokter’. Forum ini akan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melakukan diskusi secara online dengan dokter.

Kabarnya Fitur terbaru yang diberikan oleh Dokter.id adalah berupa ulasan tentang rumah sakit, tentunya fitur ini akan lebih memberikan informasi bagi masyarakat untuk memilih rumah sakit terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan.

Jika melihat dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang cukup besar yang dapat menunjang perkembangan healthtech di wilayah Asia. Saat ini tercatat ada lebih dari 17 perusahaan startup yang bergerak pada bidang healthtech di Indonesia, dan tentunya akan semakin berkembang lagi seiring dengan berjalannya waktu.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Dhea Alif