Sampai artikel ini ditulis, pengguna smartphone di tanah air memang masih belum bisa menikmati jaringan 5G. Namun hal itu rupanya tidak mencegah pabrikan-pabrikan meluncurkan smartphone yang sudah sepenuhnya mendukung teknologi jaringan seluler generasi kelima tersebut di Indonesia.
Samsung adalah salah satunya. Trio Galaxy S21 Series 5G yang diperkenalkan pada bulan Januari lalu hadir membawa dukungan penuh terhadap jaringan 5G, meski memang untuk sementara masih dikunci via software sampai jaringannya benar-benar sudah tersedia secara resmi.
Harapannya adalah ketika jaringan 5G sudah resmi beroperasi di Indonesia, konsumen Galaxy S21 Series 5G hanya perlu mengunduh pembaruan perangkat lunak guna memaksimalkan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan teknologi 5G. Buat sebagian besar konsumen, ada semacam rasa lega yang didapat ketika membeli perangkat yang future proof, jadi wajar apabila Samsung dan pabrikan-pabrikan lainnya merasa perlu untuk meluncurkan smartphone 5G.
Selain meluncurkan smartphone 5G, pabrikan juga berupaya mengedukasi konsumen lewat semacam ajang sosialisasi. Melalui sebuah workshop bertemakan “5G Myth-busting”, Samsung mengundang Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel sebagai perwakilan dari operator untuk membahas mengenai mitos dan fakta seputar 5G beserta pengaruhnya bagi konsumen di Indonesia.
Menurut Harry, keunggulan 5G dapat dipecah menjadi tiga karakteristik utama: kecepatan yang sangat tinggi (hingga 20 Gbps), latency yang sangat rendah (hingga 1 milidetik), dan kapasitas yang sangat besar (hingga 1 juta perangkat terhubung per kmĀ²). Selain berpotensi mengubah cara kita menjalani rutinitas sehari-harinya, 5G tentu juga bakal membawa perubahan besar terhadap transformasi di berbagai sektor industri.
Namun tetap saja semuanya kembali ke pertanyaan yang paling penting, yaitu kapan 5G akan tersedia di Indonesia. Sayangnya Harry pun juga belum bisa menjawab pertanyaan ini. “Tantangan terbesar penerapan 5G adalah terkait resource, dalam hal ini pengadaan spektrum yang masih dikaji oleh pemerintah,” ucap Harry dalam workshop yang berlangsung via Zoom ini. Menurutnya, kajian sangat perlu dilakukan demi memastikan pengalaman yang didapat konsumen nantinya bisa benar-benar optimal.
Dari pihak Samsung, upaya yang dilakukan adalah memastikan supaya perangkat 5G yang dijual telah mendukung banyak frekuensi sekaligus, termasuk yang kemungkinan besar bakal dipakai di Indonesia. Dengan kata lain, dari segi device-nya sudah benar-benar siap, demikian pula dari pihak operator. Kesimpulan yang serupa juga bisa ditarik dari acara 5G Academy yang diselenggarakan oleh OPPO bulan lalu.
Cukup disayangkan hingga kini masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab, seperti misalnya berapa kira-kira kenaikan harga tarif 5G jika dibandingkan dengan 4G. Semoga saja dengan semakin banyaknya smartphone 5G yang diluncurkan, pemerintah bisa tergerak untuk mempercepat komersialisasi jaringan 5G di tanah air.