Toko Score Credit Scoring Tokopedia

Afiliasi Tokopedia “Toko Score” Berambisi Permudah Industri Keuangan Nilai Risiko Kredit

Masih besarnya kesenjangan kelompok unbankable dan underserved dalam memperoleh akses finansial, membuka kesempatan untuk para pemain digital untuk terjun menyediakan solusi alternatif skoring kredit. Pemain teranyar yang meresmikan kehadiran adalah Toko Score (PT Semangat Digital Bangsa/SDB) yang merupakan afiliasi dari Tokopedia.

Menurut data Kementerian Keuangan pada April 2021, ada sekitar 132 juta orang dan 46 juta UMKM di Indonesia yang masih tergolong unbanked dan belum memiliki akses terhadap kredit maupun pembiayaan dari lembaga keuangan formal.

Head of Business Development and Marketing SDB Evita Soetjoadi menjelaskan, Toko Score memberikan penilaian kredit dari calon peminjam kepada para mitra strategis, dalam hal ini lembaga jasa keuangan seperti perbankan, multifinance, dan fintech P2P, dengan menganalisis profil risiko peminjam berdasarkan aktivitas dan perilaku transaksi calon peminjam di Tokopedia.

“Saat ini kita masih fokus di sisi buyer, tapi kita berproses mempersiapkan produk penilaian Toko Score untuk para penjual atau seller di Tokopedia. Ini karena kebutuhan kredit di masa sekarang ini masih didominasi oleh kebutuhan konsumtif,” ucapnya dikutip dari Bisnis.com.

Setiap seller dan buyer yang mendaftar di Tokopedia akan terdeteksi oleh Toko Score. Harapannya ketika para pengguna yang masuk ke dalam ekosistem Tokopedia yang masih unbankable dan underserved bisa terbantu di masa depan saat berniat mengajukan akses kredit.

“Jadi kami berupaya membantu menjawab masalah yang dihadapi pemberi pinjaman. Terutama, ketika mereka menerima pengajuan kredit dari tiga kelompok masyarakat unbankable, namun kesulitan menilai credit risk karena tidak menemukan data historis mereka di biro kredit.”

Tiga kelompok yang dimaksud ialah, first jobber, UMKM yang belum memiliki riwayat pinjaman modal kerja, dan pekerja mandiri (freelance/informal) yang butuh akses kredit untuk meningkatkan skill.

Data-data alternatif yang digunakan SDB untuk membentuk penilaian, di antaranya nilai jual-beli barang di Tokopedia, relevansi wishlist & kategori produk yang dibeli dengan kebutuhan pinjaman, perbincangan dengan toko, jumlah device, dan banyak lagi. Data tersebut dianalisis dengan teknologi AI dan algoritma machine learning untuk memperoleh analisa profil risiko calon peminjam.

Skemanya, apabila ada sebuah lembaga jasa keuangan sulit menemukan riwayat peminjam di biro kredit, Toko Score bisa langsung diakses oleh tim credit risk di perusahaan tersebut. Berbagai data points yang dihimpun Toko Score, diharapkan dapat membantu para mitra strategis mendapatkan hasil analisis kredit yang lebih komprehensif. Kelebihan inilah yang menjadi kekuatan SDB dibandingkan pemain sejenisnya.

“Credit score diberikan dalam bentuk nilai (score), sehingga tetap menjaga kerahasiaan dan keamanan data calon peminjam,” ujar Evita saat dihubungi DailySocial secara terpisah.

Selain Toko Score, SDB juga menyediakan pilihan verification score, yaitu Phone Score dan Address Score, untuk membantu lembaga jasa keuangan memverifikasi alamat dan nomor telepon yang digunakan oleh calon peminjam di ekosistem Tokopedia.

“Sama seperti credit score, verification score juga diberikan dalam bentuk nilai (score) demi menjaga kerahasiaan dan keamanan data calon peminjam dan tetap mengedepankan prinsip keamanan dan perlindungan data pribadi berdasarkan peraturan yang berlaku.”

Evita menuturkan, ke depannya SDB akan terus berinovasi dan berkolaborasi dengan sebanyak-banyaknya mitra strategis, termasuk lembaga jasa keuangan agar lebih banyak masyarakat bisa mendapat akses finansial.