Agensi Lokal Flock Dapat Investasi Tahap Awal dari East Ventures

Agensi iklan kreatif asal Jakarta Flock telah mendapatkan investasi tahap awal dari firma modal ventura lokal East Ventures dengan nilai yang tidak disebutkan. Pihak East Ventures menyebutkan suntikan dana ini bertujuan agar Flock bisa meraih pangsa pasar startup Indonesia sebagai konsumen utamanya.

Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures, mengatakan seiring bertambahnya jumlah startup di Indonesia, kategori ini akan menjadi lebih penting. Bahkan, strategi pemasaran digital yang digunakan saat ini bisa jadi tidak relevan lagi di masa depan.

[Baca juga: Talenta Umumkan Perolehan Dana Pra-Seri A yang Dipimpin East Ventures dan Skystar Capital dan Startup Teknologi Pertanian Eragano Peroleh Pendanaan Awal dari East Ventures]

Berdasarkan hasil riset dari PwC, satu dari 10 dollar belanja iklan di Indonesia akan dihabiskan di channel digital -termasuk mobile-, sementara dalam tiga tahun ke depan, pangsa pasarnya akan bergeser menjadi satu dari empat dollar. Sementara itu, eMarketer memprediksikan jumlah iklan belanja digital di Indonesia akan mencapai 257 triliun Rupiah di 2019.

PwC menerangkan jumlah pembelanjaan Indonesia untuk hiburan dan media memiliki Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (Compound Annual Growth Rate) sebesar 10,1%, atau lebih besar dari kebanyakan negara di Asia Pasifik. Peningkatan jumlah belanja, lanjut PwC, dalam dua tahun ke depan akan didorong oleh segala bentuk periklanan digital.

“Startup nantinya akan mencapai titik ujung saat bertumbuh pesat. Ke depannya mereka akan membutuhkan pendekatan kreatif dan berbeda untuk mendapatkan pengguna, mempertahankan pengguna tersebut, dan mengkomunikasikan nilai perusahaan. Kami menilai tim Flock adalah ‘enabler‘ dan memiliki posisi strategis untuk melakukan ini di Indonesia,” ujar Willson dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Senin (15/8).

Ivan Hady Wibowo, CEO Flock, mengatakan saat ini masih banyak startup di Indonesia yang belum memiliki kesempatan untuk bermitra dengan merancang kegiatan pemasaran yang kolaboratif antara perusahaan dengan brand besar atau tokoh publik.

“Kebanyakan startup membutuhkan brand awareness dengan budget terbatas. Dengan adanya mitra yang bisa menangani kegiatan kolaborasi, kami bisa membuat biayanya lebih efektif,” katanya.

Menurut Ivan, dana investasi yang didapat sebagian akan dipergunakan untuk meluncurkan beberapa produk teknologi baru, misalnya platform pembuatan konten untuk video dan platform pemasaran influencer otomatis.

Sekadar informasi, Flock adalah agensi yang khusus menangani perpaduan jasa periklanan dan pemasaran above-the-line (ATL) dan below-the-line (BTL) untuk perusahaan teknologi. ATL merujuk pada kegiatan periklanan dan promosi yang terjadi di media mainstream.

Dengan adanya ATL, media berita dan minat khusus digunakan untuk promosi brand dan menjangkau target konsumen. Hal ini bisa dilakukan dengan metode konvensional seperti iklan TV, radio, dan iklan di media cetak dan online.

Sementara itu, BTL merupakan strategi periklanan atau pemasaran produk yang dipromosikan lewat medium yang lebih modern. Medium tersebut bisa mencakup video viral, kampanye e-mail, aktivitas influencer, dan promosi di media sosial.

‘Visi Flock adalah membantu perusahaan skala besar dan kecil di seluruh Indonesia bisa mendapatkan akses ke mitra pemasaran yang tepat dan platform influencer yang otomatis,’ pungkas Ivan.