Akamai Dorong Pentingnya Kesadaran Keamanan Awan

Akamai, penyedia jasa security cyber, mengungkapkan semakin banyaknya perusahaan berbasis teknologi di Indonesia menjadi momok baru untuk diserang oleh penyerang siber. Contoh nyata serangan siber terjadi saat flash sale layanan e-commerce. Saat itu jumlah pengunjung dalam waktu tertentu membludak dari biasanya.

Pada saat itu, tidak adanya kesiapan dari perusahaan e-commerce bisa membuat server jadi lumpuh. Kerugian pun akhirnya tidak terelakkan. Hal inilah yang menjadi fokus utama Akamai.

Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) merupakan salah satu serangan siber yang paling sering menghantam dunia siber. DDoS adalah metode serangan siber lewat pemenuhan server dengan trafik tinggi dan bertujuan untuk menghentikan layanan karena server kelebihan kapasitas.

[Baca juga: Tren Serangan Siber yang Terus Meningkat dan Langkah Antisipasinya]

Akamai mengklaim solusi pencegahan serangan siber DDoS dengan fitur kemampuan yang dapat mendeteksi trafik yang berlebih, tidak wajar, yang mengundang kecurigaan. Fitur tersebut dapat mendeteksi alamat Internet Protocol (IP) yang berubah-ubah.

Akamai lalu mencoba menghentikan serangan di ujung saluran server agar tidak masuk ke infrastruktur internal perusahaan dengan membuang trafik DDoS dan mengalihkan pengguna internet ke jalur yang aman.

“Akamai bisa mendeteksi apakah itu serangan DDoS atau bukan, lewat deteksi IP, user agent, cookie, session ID. Kemudian, apakah serangan itu melakukan request yang berkali-kali, akan terlihat wajar atau tidaknya. Lewat parameter itu, secara otomatis Akamai akan mengalihkan serangan ke jalur lain, sehingga pengguna internet jadi tidak terganggu saat mengakses situs,” terang Ali Hakim, Country Manager Akamai Indonesia, Selasa (12/10).

Menurut data Akamai per kuartal II/2016, serangan DDoS naik 129% secara year-on-year (yoy) dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Akamai mengklaim telah menanggulangi sebanyak 4.919 serangan DDoS selama kuartal II/2016.

Kapasitas serangan DDoS terbesar yang dipantau oleh Akamai mencapai 363 Gbps dan terjadi pada 20 Juni 2016. Serangan ini menargetkan sebuah sebuah perusahaan dari sektor media di negara Eropa. Pada saat bersamaan, nilai tengah atau median dari serangan turun 36% menjadi 3,85 Gbps.

Selama kuartal II, Akamai melihat ada 12 serangan yang telah melampaui 100 Gbps dan dua diantaranya mencapai 300 Gbps. Serangan ini menyasar pelaku usaha di industri media dan hiburan.