Amatil X, Corporate VC dari Coca Cola Amatil resmi hadir di Indonesia. Membidik startup supply chain di tahapan pendanaan Seri A atau B

Amatil X, “Corporate VC” dari Coca Cola Amatil, Resmi Masuk Indonesia

Coca Cola Amatil meresmikan corporate venture capital (CVC) Amatil X di Indonesia untuk membantu proses akselerasi startup lokal dan membangun kapabilitas kewirausahaan untuk karyawan internal lewat Amatil X Academy.

Presiden Direktur Coca Cola Amatil Indonesia Kadir Gunduz mengatakan, Amatil X adalah momentum penting bagi perjalanan transformasi Amatil Indonesia. Sejak beroperasi di Indonesia pada 1992, perusahaan terus berkomitmen untuk menggunakan sistem dan teknologi teranyar di setiap fasilitas manufakturnya. Adopsi teknologi itu sendiri mulai masif dilakukan pada 2015.

“Sebagai salah satu perusahaan penjualan, manufaktur, dan distribusi minuman terbesar di Indonesia, kami telah berinvestasi lebih dari US$1,6 miliar untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat, termasuk dalam hal teknologi dan inisiatif pembangunan kapabilitas,” terangnya, kemarin (10/4).

Menurutnya, Amatil X tidak hanya meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan melalui CVC, namun juga membantu pihaknya dalam mengindentifikasi dan bekerja sama dengan startup lokal yang tepat untuk bisnis Amatil Indonesia.

Program Amatil X

Ada tiga hal yang akan dilakukan Amatil X di Indonesia. Yakni, memulai Amatil X Academy bersama akselerator dari Australia BlueChilli, kemitraan strategis dengan akselerator lokal Digitaraya untuk membuka peluang kerja sama dengan ekosistem startup, dan berinvestasi ke startup yang dapat mengakselerasi bisnis Amatil.

Group Director Partners & Growth Coca Cola Amatil Chris Sullivan menambahkan Amatil X pertama kali dimulai pada tahun lalu di Australia dan Selandia Baru. Hasilnya cukup menggembirakan, pihaknya telah berinvestasi untuk dua startup, yakni Tabsquare dan Doshii.

Amatil X akan mulai mencari startup lokal yang mampu membantu prioritas bisnis Coca Cola Amatil dalam hal on demand delivery, optimasi distribusi, analisa toko, dan kemasan ramah lingkungan. Sullivan untuk sementara enggan menyebut nominal dana yang disiapkan untuk berinvestasi ke startup lokal dan berapa banyak yang akan dibidik.

“Sudah ada dua investasi ke startup yang sudah kita berikan. Tidak ada batasan berapa startup yang kita bidik, namun kita yang akan scouting sendiri. Tahapan pendanaannya sekitar Seri A dan B, minimal startup sudah memiliki revenue, ada produk, dan pasar,” ujarnya.

Bulan April ini menjadi operasi perdana Amatil X dengan proyek awal bersama Coca Cola Amatil dan Digitaraya untuk mendukung industri FMCG. Digitaraya sendiri saat ini sedang melakukan batch terbaru khusus mengenai FMCG dan sudah memilih lima startup sebagai pesertanya, termasuk Foodizz, Hello Beauty, Pomona, dan Recharge.

“Saat ini ada lima startup FMCG dan batch-nya sudah berjalan, terpisah dengan Amatil X, namun Amatil menjadi pertama kalinya mensponsori batch. Ini solusi win win, jadi Amatil bisa masuk ke jaringan kita dan startup dapat mengembangkan pengetahuannya dari tim expert Amatil,” tambah VP of Strategy Digitaraya Nicole Yap.

Head of Disruptive Innovation & New Ventures Amatil X Alix Rimington menambahkan, pihaknya akan mencari sendiri startup mana saja yang layak diajak kerja sama dari setiap batch yang digelar Digitaraya.

Sebelum memulai batch FMCG ini, timnya sudah mulai lebih dahulu lewat batch AI dan women founders. Di situ, ada peluang kerja sama strategis yang bisa dilakukan antara kedua belah pihak, namun belum ada kemungkinan untuk keputusan berinvestasi.

Sullivan juga memastikan, setiap startup yang mendapat pendanaan dari Amatil X memungkinkan untuk dibantu untuk berekspansi ke pasar global. Hal tersebut yang saat ini dilakukan Tabsquare, startup teknologi restoran yang berbasis di Singapura dan mendapatkan pendanaan dari Amatil X tahun lalu. Pihak startup tersebut tengah mempelajari pasar di Australia.

“Kita senang bantu startup lokal untuk ekspansi ke negara lain di mana kita juga beroperasi secara global. Jika suatu startup lokal itu sukses di negaranya sendiri, kita percaya mereka juga bisa sukses di luar.”

Amatil X Academy

Sementara Amatil X Academy adalah program internal khusus untuk karyawan Amatil Indonesia. CEO BlueChilli Sebastien Eckersley-Maslin mengatakan, melalui program Amatil X Academy pihaknya akan membantu Coca Cola Amatil dalam mengidentifikasi para intrapreneur perusahaan dan memberi kesempatan untuk mengembangkan prototipe dan merintis gagasan selama enam bulan secara terstruktur.

Karyawan Amatil dapat memanfaatkan kesempatan tersebut, mengembangkan ide mereka menjadi kenyataan. Ditambah kebebasan untuk mengambil cuti tidak dibayar (unpaid leave) selama program berlangsung.

“Sebagai bagian dari kemitraan ini kami berkomitmen untuk membantu perusahaan terkemuka seperti Coca Cola Amatil menggunakan metodologi lean startup, sehingga dapat beradaptasi dalam menghadapi tantangan, berinovasi dengan cepat, dan mensinergikan strategi bisnis untuk masa depan,” kata Maslin.

Kehadiran program ini, secara otomatis menandakan mulainya ekspansi BlueChilli ke Indonesia. Operasionalnya akan berbasis di Digitaraya. BlueChilli akan perluas kehadirannya di pasar-pasar yang berbeda dalam 12 bulan ke depan.