Muhammad Budi Setiawan, Direktur Jenderal SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informasi, dalam sejumlah kesempatan terpisah menyatakan bahwa secepatnya per akhir tahun ini LTE akan mulai diuji coba penggunaannya di masyarakat, di mana implementasi secara luas bakal diterapkan di tahun 2014. Penerapan LTE akan dilakukan baik oleh operator seluler maupun oleh penyedia layanan Internet (ISP), di mana ISP yang sebelumnya menggunakan teknologi WiMAX nampaknya akan beralih LTE yang dianggap masa depannya lebih menjanjikan.
Disebutkan bahwa tiga operator seluler besar sudah mengajukan proposal untuk penerapan teknologi LTE, yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Sejumlah ISP sendiri yang mengantongi izin penggunaan WiMAX, seperti First Media, IM2 dan Berca juga sudah siap-siap beralih, ditandai dengan penghentian layanan Sitra WiMAX di seputaran Jabodetabek.
Teknologi LTE sendiri sudah cukup luas digunakan di dunia untuk mengatrol kecepatan akses Internet, di mana kebutuhannya terus melonjak setiap harinya. Dengan teknologi LTE ini, penggunanya bisa merasakan kecepatan riil sekitar 20-70 Mbps sehingga membuat kegiatan berinternet menjadi jauh lebih nyaman. Teknologi 3G di Indonesia saat ini mungkin sudah bisa mengharapkan kecepatan riil antara 512 Kbps hingga 10 Mbps, terutama di kota-kota besar.
Ganjalan penerapan teknologi LTE di Indonesia tentu saja alokasi frekuensi 2.3 GHz yang diberikan. Kami beberapa kali sudah membahas soal hal ini. Untuk sisi ISP hal ini mungkin tidak begitu masalah, tapi untuk penyedia layanan seluler di mana frekuensi 2.3 GHz masih belum lazim digunakan untuk penerapan LTE, belum banyak device/smartphone yang mendukungnya, terutama smartphone yang populer. Untungnya dikabarkan bahwa India juga bakal menggunakan frekuensi ini sebagai salah satu frekuensi LTE pilihannya, sehingga nantinya bakal memperoleh didukung oleh lebih banyak device populer di masa depan.
Tentang masalah siap dan tidak siap, tentu saja transisi teknologi harus menjadi evolusi. Dulu saat kita beralih ke teknologi 3G, tidak serta merta kecepatan dan kualitas yang ditawarkan seperti yang dijanjikan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk teknologi 3G menjadi matang di Indonesia. Saya pikir teknologi LTE (biasa disebut teknologi 4G) juga akan mengalami hal serupa.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan demografi yang cukup sulit, berbeda dengan Amerika Serikat yang lebih mudah membangun infrastruktur berbasis kabel. Tidak heran bahwa Indonesia menjadi negara mobile first country dan teknologi nirkabel menjadi solusi penting untuk peningkatan kualitas akses Internet di penjuru Nusantara.
Yang tak boleh dilupakan saat transisi ini adalah memperkuat kualitas dan jangkauan teknologi 3G yang ada, seperti yang sudah saya tekankan sebelumnya, sehingga konsumen tidak terbuai janji-janji palsu yang berujung kepada kekecewaan karena penerapan teknologi LTE tidak mungkin serta merta langsung menjangkau seluruh daerah mengingat investasi infrastruktur yang tidak murah.
[sumber gambar: Qualcomm]
This mobile channel is brought to you by Samsung Developer Competition 2013. SDC ’13 is an app competition for Android apps that leverage Samsung’s mobile technologies. For more information please visit http://techne.dailysocial.net/