Apakah Sudah Saatnya Mengembangkan Aplikasi untuk BlackBerry PlayBook?

BlackBerry PlayBook, gadget Tablet terbaru dari Research in Motion (RIM), semakin menunjukkan perkembangannya. Sejak mulai ditawarkan di USA dan Kanada bulan April lalu, RIM telah memberikan sejumlah update berkaitan dengan OS dan aplikasi-aplikasi yang berjalan di atasnya.

Meski tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan iPad yang sekarang mendominasi, secara umum saya melihat bahwa ketimbang Honeycomb milik Android yang sudah diumumkan awal tahun tapi masih terasa adem ayemnya sampai sekarang, PlayBook terasa lebih menggeliat dengan inovasinya.

Berdasarkan pengamatan saya, setidaknya sudah ada empat aplikasi di BlackBerry PlayBook yang kami muat pemunculannya di sini. Mereka adalah Kompas Editor’s Choice dari Kompas, Vroom buatan Elasitas dan Agate, Animal Choirs buatan Tempa Labs dan yang belum resmi dirilis adalah penampakan Koprol untuk PlayBook. Yang jadi pertanyaan sekarang, apakah Anda sebagai pengembang mobile bakal dianggap ketinggalan kereta jika tidak ikut mengembangkan produk untuk BlackBerry PlayBook sekarang?

Menurut hemat saya, ada dua keuntungan kenapa pengembang perlu membuat aplikasi atau permainan berbasis BlackBerry PlayBook:

  1. It’s BlackBerry. Suka atau tidak, label BlackBerry yang melekat dan perilaku konsumen Indonesia yang masih menunjukkan bahwa BlackBerry adalah gadget pilihan membuat nama PlayBook ikutan terangkat. Lebih jauh lagi, PlayBook makin disempurnakan, dari sekedar menggunakan BlackBerry Bridge untuk mengakses Email dan BBM, kini sudah ada aplikasinya tersendiri, meskipun masih di tahap beta. PlayBook yang notabene hanya menyediakan konektivitas Wi-Fi juga bisa menggunakan tethering koneksi BlackBerry Internet Service (BIS) yang sudah ada, jadi konsumen tidak perlu lagi mengaplikasikan koneksi tambahan
  2. Mendukung berbagai macam basis pengembangan. Adobe AIR, Adobe Flash, WebWorks, HTML5, native BlackBerry Tablet app, Java-based BlackBerry app, Android-based app; ada begitu banyak basis yang didukung oleh PlayBook. Kompas Editor’s Choice berbasiskan Adobe AIR, sedangkan Animal Choirs buatan Tempa Labs menggunakan Adobe Flash. Anda tidak perlu khawatir untuk terpaku pada satu basis pengembangan saja
  3. Terbukanya App World untuk aplikasi berbayar. Ini hal yang penting supaya pengembang tidak bekerja untuk “proyek amal” semata. Di Indonesia setahu saya baru Ovi Store, iPhone App Store dan BlackBerry App World yang membolehkan pengembang untuk mendaftarkan aplikasi berbayar. Memang ada metode iklan di dalam aplikasi (in-app advertising), tapi perlu menjadi sepopuler Angry Birds baru Anda bisa memperoleh hasil iklan yang memuaskan

Meskipun demikian, ada hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda buru-buru memvonis bahwa BlackBerry PlayBook pasti akan menjadi gadget berikutnya yang disasar oleh konsumen (terutama di Indonesia). Jika Anda tidak hati-hati, yang ada malah pengembangan selama berbulan-bulan menjadi sia-sia. Kenyataan bahwa BlackBerry PlayBook belum resmi dijual di sini dan secara umum aplikasi yang tersedia belum benar-benar lengkap menjadi perhatian utama. Penjualannya pun meskipun mengalahkan prediksi para analis tapi tetap saja masih belum bisa mendekati pangsa pasar iPad.

BBM, email dan aplikasi Facebook secara native baru saja didemokan di ajang BlackBerry World 2011 lalu. Application player untuk menjalankan aplikasi Android belum resmi dirilis. Tambahan lagi, Angry Birds bakal ada di PlayBook tapi belum pasti tanggal peluncurannya.

Kenyataan-kenyataan tersebut membuat konsumen cenderung untuk wait-and-see. Menunggu sampai PlayBook benar-benar siap di sisi kelengkapan aplikasi. Nah, proses penungguan ini bisa jadi memakan waktu hingga 2-3 bulan lagi. Bisa jadi waktu itu bertepatan dengan peluncuran PlayBook di tanah air. Nah, setelah semuanya terpenuhi, itulah waktu yang tepat untuk mengevaluasi lagi, apakah sudah saatnya untuk menyasar pasar PlayBook sebagai suatu platform potensial.

Hingga milestone-milestone tersebut terpenuhi, jika Anda memang serius untuk pengembangan di ranah Tablet, iOS (iPad) tetap merupakan pilihan yang terbaik. Silakan Anda gunakan PlayBook di masa itu sebagai eksperimen untuk mengetes pasar (testing the water), termasuk mengetes kemampuan hardware dan OS PlayBook itu sendiri. Bagaimana menurut Anda?

[sumber foto: flickr/yum9me]

[English version for this post]

5 thoughts on “Apakah Sudah Saatnya Mengembangkan Aplikasi untuk BlackBerry PlayBook?

  1. Playbook sampai sekarang masih tetap misteri, meskipun sudah beberapakali didemokan.
    Mungkin akan jadi pesaing tab1 Samsung, tapi beda kelas dengan Ipad.
    Benar, semua masih wait and see terhadap kemampuan dan kelebihan PB.
    Aplikasi android yang bagaimana yg jalan di PB juga masih misteri…..

    Koprol untuk PB?
    Enggak ah!

  2. Saat ini aplikasi di App World di PlayBook masih sangat sedikit banget, jadi hal ini tentunya akan menjadi lahan baru bagi pengembang aplikasi terutama para flash developer (adobe air) dan juga web developer (webworks). Sejauh ini aplikasi game saya di PlayBook pun ada aja yang purchase meskipun game tersebut tergolong sederhana. Bagi yang pengin nyobain silakan ke link app world ini : http://appworld.blackberry.com/webstore/content/32335?lang=en *sedikit promo hihihi* :hammer:

  3. Mengembangkan di PlayBook menurut saya sih menjanjikan. Selain pasar ritel, pasar korporat sudah tumbuh dan ada permintaan yang signifikan. Kita berbicara pasar Indonesia yang merek BlackBerry jadi semacam merek ‘wajib’ kalangan pengguna smartphone. 🙂

    Namun untuk koprol for PlayBook, menurut saya sih luncurin dulu yang di iOS ( iphone ), Android dan J2ME. Koprol for PlayBook menurut saya terlalu prematur kalau ingin diluncurkan sekarang. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.