Aplikasi “Virtual Assistant” Lenna Resmi Meluncur, Manfaatkan Perintah Suara

Aplikasi virtual assistant Lenna resmi meluncur di bawah PT Sinergi Digital Teknologi. Lenna menawarkan layanan kecerdasan buatan dengan fitur perintah suara untuk membantu kegiatan dan kebutuhan personal.

“Kami lihat masalah yang terjadi dan menawarkan solusi dengan experience yang baru, yakni menggunakan suara daripada model typing. Ini jadi keunikan kami. Kami juga percaya voice command ini akan jadi era teknologi berikutnya,” terang CEO Lenna Rissandi, Selasa (23/1).

Menurut Rissandi, Lenna memanfaatkan NLP (Natural Language Processing) dengan engine yang dikembangkan sendiri oleh tim Lenna, dinamai Brainlethics. Kemudian, menggabungkan teknologi dari Google yakni Google Text-to-Speech untuk menuliskan setiap perintah suara yang dituturkan pengguna.

Menariknya NLP yang dipakai Lenna dapat memahami Bahasa Indonesia dengan kosakata sehari-hari. Lenna merekam setiap tuturan sebagai data untuk meningkatkan kemampuannya. Rissandi mengungkapkan, saat ini Lenna sedang dipersiapkan agar dapat memahami Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

Dia melanjutkan, Lenna tidak hanya dapat menjadi asisten pribadi namun juga bisa diajak berbincang selayaknya berbicara dengan teman sendiri. Pasalnya, Lenna juga dapat memberi informasi terbaru, ramalan cuaca, mesin pencarian, review gadget, hingga pergerakan saham.

Untuk fiturnya sendiri, Lenna dapat melayani pembayaran kebutuhan bulanan seperti pulsa, token listrik, BPJS. Pembelian tiket kereta, bioskop, dan pesawat. Untuk provider penyedia seluruh layanan tersebut, sementara ini Lenna bermitra dengan pemain operator telekomunikasi dan Tiket.com.

“Kami akan menambah mitra e-commerce ke dalam platform kami agar pengguna semakin banyak mendapat pilihan produk yang sesuai keinginan.”

Untuk pembayarannya, dihadirkan Lenna Wallet yang sudah terintegrasi dengan Doku Wallet dan Telkom Finnet untuk sumber dananya. Selain itu juga disediakan pembayaran via ATM dan mobile banking.

Hadirkan produk B2B

Lenna juga dihadirkan untuk menyasar segmen B2B. Untuk segmen ini, teknologi Lenna dapat diintegrasikan untuk meminta laporan penjualan. Pemilik perusahaan dapat mengecek hasil penjualan via perintah suara secara harian, mingguan, hingga bulanan kepada setiap tenaga penjualnya meski beroperasi di luar kota.

Untuk konsumen B2B, mereka bisa memilih opsi apakah ingin menanamkan fitur khusus B2B dalam aplikasi di smartphone. Atau menanamkan teknologi Lenna dalam sistem mereka.

Lini ini menjadi cara Lenna melakukan monetisasi, disamping mengambil komisi dari penjualan produk digital untuk pengguna B2C.

“Jadi aplikasi kita hanya satu, tapi untuk konsumen B2B akan ada tambahan fitur yang hanya bisa diakses oleh mereka,” terang CTO Lenna Alen Boby Hartanto.

Mengenai target, Rissandi akan menambah fitur-fitur lainnya yang dapat berguna bagi setiap penggunanya. Sampai akhir tahun ini diharapkan pengguna Lenna dapat mencapai 500 ribu. Adapun dalam jangka waktu dekat sampai kuartal satu ini ditargetkan bisa mencapai 50 ribu pengguna dengan target nominal transaksi Rp5 miliar.

Rissandi mengaku Lenna dikembangkan kurang lebih selama satu tahun. Sejauh ini Lenna sudah mendapat suntikan investasi tahap awal dari investor lokal dengan nilai dan identitas yang tidak disebutkan.

Sementara ini Lenna baru tersedia untuk versi Android, situs desktop, platform messanging seperti Line, Messenger, dan Telegram.