Argumen: Pengertian, Jenis Komponen, dan Contohnya

Dalam kehidupan sosial, menyampaikan pendapat adalah hal yang tak terelakkan. Agar pendapat ini dapat meyakinkan orang lain, maka harus disertai dengan argumentasi. Dengan demikian, argumentasi dapat diartikan sebagai penguat pendapat, sehingga membuatnya lebih reseptif.

Namun, argumentasi yang kita sampaikan tidak selalu diterima begitu saja oleh lawan bicara kita. Argumen kita bisa dipatahkan oleh argumen lain. Oleh karena itu, konflik tidak dapat dihindari.

Dalam diskusi, adu argumen adalah hal yang wajar. Dengan cara ini, individu atau kelompok orang dapat mengambil perspektif yang berbeda tentang topik yang sedang dibahas.

Pengertian Argumen

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumen adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sementara itu, berargumen diartikan sebagai berdebat dengan saling mempertahankan atau menolak alasan masing-masing.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa argumen memiliki dua tujuan, yaitu memperkuat pendapat sendiri atau melemahkan dan mematahkan pendapat orang lain. Argumen juga bisa digunakan untuk menolak suatu pendirian, ide pikiran atau gagasan.

Mengetahui cara yang benar dan tepat dalam berargumen merupakan sesuatu yang mesti dipahami. Apalagi jika kamu sering terlibat dalam suatu forum diskusi atau mungkin hendak mempresentasikan sesuatu.

Komponen Argumen

Argumen adalah upaya untuk membuat lebih dari sekadar pernyataan. Di dalam argumen terdapat serangkaian pernyataan terkait yang mendukung pernyataan utama. Ini lebih dari meyakinkan orang lain bahwa apa yang dikatakan dan dikonfirmasi adalah benar.

Sebelum berargumen, penting untuk memahami apa saja komponen dasar yang membentuk suatu argumen, yaitu premis, inferensi, dan kesimpulan.

  • Premis: Pernyataan berupa fakta yang menjelaskan alasan dan atau bukti untuk memercayai suatu klaim (inferensi).
  • Inferensi: Adalah apa yang diselesaikan di akhir argumen. Namun, dalam argumen sederhana, bisa jadi tidak ditemukan inferensi, melainkan hanya terdiri atas premis dan kesimpulan.
  • Kesimpulan: Penalaran dari sebuah argumen atau sering juga disebut inferensi akhir.

Mengutip ThoughtCo, untuk mengajukan klaim, orang yang membuat argumen harus memberikan pernyataan lanjutan yang setidaknya secara teoritis dapat mendukung klaim tersebut. Tujuan argumen adalah untuk memberikan alasan dan bukti.

Jenis-Jenis Argumen

Argumen Deduktif

Argumen deduktif adalah argumen yang, jika benar, mengandung bukti konklusif untuk mendukung kebenaran klaim. Premisnya begitu kuat sehingga klaim yang dibuat setelah premis disajikan bukan lagi probabilitas melainkan kepastian.

Dalam argumen deduktif, pernyataan tidak bisa benar kecuali premisnya benar. Beberapa argumen dapat disebut apriori yang tidak valid.

Jika premis-premisnya benar dan berhasil menghasilkan kesimpulan yang pasti, maka argumen tersebut sahih. Namun jika premis-premisnya benar tetapi gagal menghasilkan kesimpulan yang pasti, maka argumen tersebut tidak sahih. Berikut contohnya:

  • Semua mamalia memiliki paru-paru.
  • Semua paus adalah mamalia.
  • Dengan demikian, semua paus memiliki paru-paru.

Argumen Induktif

Argumen induktif ini mengandung premis-premis yang, jika benar, membuktikan kebenaran klaim tersebut. Lalu apa bedanya dengan metode deduktif? Bedanya, masih ada kemungkinan argumen itu benar atau salah.

Dalam argumen induktif, pernyataan yang disimpulkan hanya bersifat spekulatif, dan kepastiannya tidak diketahui. Oleh karena itu, pengamatan dan pengamatan terhadap premis yang ditawarkan harus dilakukan untuk menarik kesimpulan dari diskusi ini.

  • Sebagian besar satpam berangkat pagi untuk bekerja.
  • Budi adalah Satpam.
  • Dengan demikian, Budi berangkat pagi untuk bekerja.

Di atas adalah contoh sebuah Paragraf argumentasi induktif yang cukup baik karena, anggap saja, premis-premisnya benar.

Argumen Ontologi

Argumen ontologi adalah argumen yang menyimpulkan kalau Tuhan itu ada, dengan menarik premis-premis penting, analitis, dan apriori. Apriori sendiri maksudnya sebagai pengetahuan yang tidak didasari oleh pengalaman tertentu.

Argumen politik

Argumen politik sering kita jumpai, tidak hanya di TV tetapi juga media sosial yang anda pakai sehari-hari. Argumen politik biasanya menawarkan serangkaian alasan untuk melakukan sebuah solusi untuk berbagai permasalahan politik.

Memenangkan Argumentasi

Sebuah pernyataan tidak semata-mata disebut argumen tidak peduli seberapa sering seseorang mengulangi pernyataan tersebut. Dilansir dari ThoughtCo, untuk membuat argumen, orang yang membuat klaim harus menawarkan pernyataan lebih lanjut yang setidaknya secara teori, mendukung klaim tersebut.

Apabila klaim didukung, maka argumen tersebut berhasil. Apabila klaim tidak didukung, maka argumen gagal. Tujuan dari sebuah argumen adalah Untuk menawarkan alasan dan bukti.

Untuk menciptakan argumen yang berhasil dan dapat mematahkan pendapat orang lain, maka kamu bisa menerapkan beberapa langkahnya di bawah ini.

  1. Selalu fokus untuk membalikkan pendapat orangnya. Dengan kata lain, saat berargumen, jangan menyerang orangnya. Dengan begitu, kamu akan terlihat lebih banyak wawasan.
  2. Tetap tenang dan sabar karena dengan melakukan hal ini, maka kamu dapat berpikir dengan jernih, sehingga bisa membalas argumen orang lain.
  3. Gunakan bahasa yang sopan dan santun agar tidak menyinggung orang lain.
  4. Argumen yang disampaikan harus berdasarkan bukti atau fakta yang ada.

About Chairunisa

My name is Chairunisa, I am someone who loves to learn and explore new things. Currently, actively becoming a content writer intern in DailySocial.id